LAPORAN KASUS
Identitas pasien
No.rekam medis
:-
Nama
: Ny.Sukarmi
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 65 tahun
Agama
:Islam
Satatus pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
: Petani
Alamat
Tanggal masuk RS
: 02 Juli 2015
Tanggal pemeriksaan
: 03 Juli 2015
Ruang perawatan
: Wijaya Kusuma C1
Anamnesis
Dilakukan secara auto anamnesis pada tanggal 3 Juli 2015
Keluhan utama
Anggota gerak kanan berat
Keluhan tambahan
Bicara pelo
Asma (-)
Riwayat kebiasaan
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 03 Juli 2015
Keadaan umum : BAIK
Vital sign
TD
: 140/90 mmhg
Nadi
: 80x/menit
Rr
: 20x/menit
2
Suhu
: 36.5oC
Kepala
luka/massa
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
: Bentuk simetris, tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan, membran
timpani intak, tidak hiperemis.
Leher
Thoraks:
Inspeksi : simetris pada keadaan statis dan dinamis
Palpasi : fremitus tactil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi :
Cor
STATUS NEUROLOGIS
GCS
: E4 V5 M6
Pupil
kanan
Kiri
Bentuk
Bulat
Bulat
Diameter
3 mm
3mm
langsung
Kiri
Kaku kuduk
Brudzinky 1
Laseque
Kernig
Brudzinsky 2
Saraf kranial
Kanan
Kiri
Visus
Normal
Normal
Lapang pandang
Normal
Normal
Warna
Normal
Normal
Funduskopi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
M.rectus medius
Normal
Normal
M.rectus superior
Normal
Normal
N.I
N.II
N.III
M.rectus inferior
Normal
Normal
M.Obliqus inferior
Normal
Normal
M.levator palpebra
Normal
Normal
M.obliqus superior
Normal
Normal
N.IV
Normal
Normal
N.VI
Normal
Normal
Normal
Normal
N.V
Sensorik
V1
V2
V3
Motorik
N.VII
Sensorik
Motorik
N.VIII
Tidak dilakukan
Vestibularis
Tidak dilakukan
Cochlearis
Tidak dilakukan
Rhinne
Weber
Swabach
N.IX & N.X
Arcus faring
Tidak dilakukan
Gag refleks
Tidak dilakukan
Pengecapan 1/3
Tidak dilakukan
post.lidah
N.XI
M.sternocleidomastoideus
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
M.trapezius
N.XII
Motorik
Kanan
Kiri
Kekuatan
Ekstremitas atas
2222
5555
Ekstremitas bawah
2222
5555
Ekstermitas atas
Hipotonus
Normotonus
Ekstremitas bawah
Hipotonus
Normotonus
Ekstremitas atas
Normotrofi
Normotrofi
Ekstremitas bawah
Normotrofi
Normotrofi
Fisiologis
Menurun
Positif/Normal
Biceps
Menurun
Positif/Normal
Triceps
Menurun
Positif/Normal
Patella
Negatif
Positif/Normal
Achilles
Negatif
Positif/Normal
Patologis
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Tonus
Trofi
Refleks
Hoffmann-tromner
Babinski
Sensorik
Kanan
Kiri
Raba halus
Ekstremitas atas
Normoestesia
Normoestesia
Ekstremitas bawah
Hipoestesia
Normoestesia
Ekstremitas atas
Hipoestesia
Normoestesia
Ekstremitas bawah
Hipoestesia
Normoestesia
Ekstremitas atas
Hipoestesia
Normoestesia
Ekstremitas bawah
Hipoestesia
Normoestesia
Getar
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Nyeri
Suhu
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Proprioseptif
(Tidak dilakukan)
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Otonom
Alvi
Normal
Uri
Normal
Hidrosis
Normal
Tidak dilakukan
Disdiadokokinesis
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kiri
Pemeriksaan penunjang
CT Scan Kepala
Resume
Pasien Perempuan usia 65 tahun datang dengan keluhan anggota
gerak dextra terasa berat yang timbul tiba-tiba sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit disertai pelo dan terasa kesemutan anggota gerak dekstra. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sejak 3 tahun dan tidak rutin kontrol.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan hemiparesis dextra dengan
kekuatan motorik atas 2222/5555, motoric bawah 2222/5555. Refleks patologis
tidak didapatkan adanya kelainan. Pada pemeriksaan sensorik didapatkan
hemihipoestesi dextra. Kelainan pada CN VII motorik dextra dan CN XII. Hasil
ct-scan 4 Juli 2015 didapatkan bacaan: Intra Cerebral Infark
Diagnosis kerja
Diagnosis klinik
Diagnosis topis
Diagnosis etiologis
: CVA Infark
Tatalaksana
Non medikamentosa :
1. Tirah baring.
2. Diet lunak tinggi serat.
3. Fisioterapi.
Medikamentosa :
1. Infus PZ 500 cc/hari
2. Injeksi citicolin 2x500
3. Neurociti 500
4. Piracetam
5. Neurosanbe
10
Follow up harian
Tgl
3/07
Tangan dan
GCS 456
Klinis
Terapi
kaki kanan
Paresis N VII, N
neurologis
Citicolin
masih berat
XII dex
mulai
Infus PZ
Motorik
membaik
Neuciti
Td:150/80
2222 5555
Piracetam
mmHg
2222 5555
Neurosanbe
Nadi:
Hemihipoestesi
Saran : CT-scan
80x/menit
dex
Kepala
RR
20x/menit
Suhu : 36oc
4/07
Tangan dan
GCS 456
Klinis
Terapi
kaki masih
Paresis N VII, N
neurologis
Citicolin
berat, tapi
XII dex
membaik
Infus PZ
sudah lebih
Motorik
Neuciti
baik dari
2222 5555
Piracetam
sebelumnya
2222 5555
Neurosanbe
CT-scan: Infark
Td: 140/90
Hemihipoestesi
Nadi:
dex
intraserebral sinistra
80x.menit
RR:
20x/menit
Suhu: 36.6oC
6/07
Tangan dan
GCS 456
Klinis
kaki kanan
Paresis N XII
neurologis
Citicolin
masih terasa
Motorik
membaik
Infus PZ
Neuciti
berat, tetapi
4444 5555
Terapi
11
4444 5555
Piracetam
Neurosanbe
CT-scan: Infark
Td: 130/80
intraserebral sinistra
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE ISKEMIK
Pendahuluan
Stroke menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah
suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal (atau global), dengan gejala gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab
lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan
jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga
mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.
Etiologi
Stroke non Hemoragik dapat dosebabkan oleh :
1. Trombosis otak
2. Emboli otak
3. Pengurangan perfusi sistemik umum
13
Ataksik hemiparesis
16
4. Disfungsi serebral
5. Isolated hemianopia atau buta kortikal
Diagnosis
Penegakan diagnosis stroke melalui :
1. Anamnesis, menggali riwayat keluhan dan sejarah kesehatan
pasien
2. Pemeriksaan klinis umu dan neurologis
3. Pemeriksaan lanjutan guna menegakkan diagnosis :
1. Arteriografi
2. CT scan
3. MRI
Tatalaksana
Penatalaksanaan atau manajemen stroke terdiri dari beberapa fase
yang saling berkaitan dan berurutan yaitu
1. Manajemen umum pada stroke fase akut
Mencegah
infeksi
sekunder
terutama
pada
traktus
17
Obat-obatan
rencana
terapi
multidisipliner
untuk
evaluasi neuromuskuloskleletal
evaluasi fungsional
evaluasi psikososial
Prognosis
Prognosis stroke iskemik dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Tingkat kesadaran: sadar 16 % meninggal, somnolen 39 %
meninggal, yang stupor 71 % meninggal, dan bila koma 100 %
meninggal.
2. Usia: pada usia 70 tahun atau lebih, angka angka kematian
meningkat tajam.
3. Jenis kelamin: laki laki lebih banyak (16 %) yang meninggal
dari pada perempuan (39 %).
4. Tekanan darah: tekanan darah tinggi prognosis jelek.
5. Lain lain: cepat dan tepatnya pertolongan
18
Kepustakaan
1. Hartwig, M. S., L. M. Wilson. 2007. Nyeri. Dalam: Price, S. A., L. M.
Wilson. 2007. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Terjemahan B. U. Pendit, et.al. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp: 1063-1104.
2. Burns, D. K., V. Kumar. 2007. Sistem Saraf. Dalam: Kumar, V., R. S.
Cortran, dan S. L. Robbins. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2.
Terjemahan B. U. Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp:
903-948.
3. http://stroke.ahajournals.org/content/44/3/870.full. 4 Juli 2015.
19