Anda di halaman 1dari 52

Kasus Antasari

Fakta Kejahatan Dibalik Pembunuhan Nasrudin


Kasus Antasari Azhar disebut-sebut merupakan bagian dari sebuah SKENARIO pembenaman sebuah kasus
yang melibatkan pejabat tinggi Negara dan konglomerat hitam. Antasari Azhar dikenal cukup berani dalam
melawan korupsi, sudah begitu banyak orang yang dipenjarakan sejak Antasari Azhar menjabat sebagai
Ketua KPK, tak terkecuali Aulia Pohan besan Presiden pun ia jebloskan ke penjara.
Antasari dituding sebagai otak pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Setelah melalui proses hukum,
Pengadilan Negeri Jakarta akhirnya menjatuhkan vonis 18 tahun penjara terhadap Antasari. Dalam
perjalanan kasusnya, banyak sekali kejanggalan-kejanggaln yang kita lihat mulai dari proses penyidikan
sampai pada putusan. Meski perkara kasasi Antasari Azhar sudah divonis, namun kasus hukum yang penuh
dengan nuansa politik ini terus bergulir dan semakin membesar bagaikan bola salju. Pertanyaannya,
Benarkah Antasari Azhar terlibat kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen ?
Baiklah, mari kita mulai dengan membaca terlebih dulu kutipan artikel yang ditulis oleh seorang yang mengaku
bernama Rina Dewreight pada tanggal 12 November 2009, melalui situsnya. Artikel ini sempat ramai dibicarakan dan
dianggap FITNAH, sebab penulis tidak menampakkan jati dirinya. Walaupun demikian, isi tulisannya cukup mengarah
tajam. Jika kita ikuti perkembangan terakhir kasus Antasar Azhar dari berbagai media online maupun cetak, artikel Rina
Dewreight menjadi informasi penting yang tidak bisa kita abaikan begitu saja dan bisa jadi BENAR. Sebagai bahan
pertimbangan, tidak ada salahnya kita baca kembali..

Berikut artikelnya:

Fakta di Balik Kriminalisasi KPK, dan Keterlibatan SBY


Apa yang terjadi selama ini sebetulnya bukanlah kasus yang sebenarnya, tetapi hanya sebuah ujung dari konspirasi
besar yang memang bertujuan mengkriminalisasi institusi KPK. Dengan cara terlebih dahulu mengkriminalisasi pimpinan,
kemudian menggantinya sesuai dengan orang-orang yang sudah dipilih oleh sang sutradara, akibatnya, meskipun nanti
lembaga ini masih ada namun tetap akan dimandulkan.
Agar Anda semua bisa melihat persoalan ini lebih jernih, mari kita telusuri mulai dari kasus Antasari Azhar. Sebagai
pimpinan KPK yang baru, menggantikan Taufiqurahman Ruqi, gerakan Antasari memang luar biasa. Dia main tabrak
kanan dan kiri, siapa pun dibabat, termasuk besan Presiden SBY.
Antasari yang disebut-sebut sebagai orangnya Megawati (PDIP), ini tidak pandang bulu karena siapapun yang terkait
korupsi langsung disikat. Bahkan, beberapa konglomerat hitam yang kasusnya masih menggantung pada era sebelum
era Antasari, sudah masuk dalam agenda pemeriksaaanya.
Tindakan Antasari yang hajar kanan-kiri, dinilai Jaksa Agung Hendarman sebagai bentuk balasan dari sikap Kejaksaan
Agung yang tebang pilih, dimana waktu Hendraman jadi Jampindsus, dialah yang paling rajin menangkapi Kepala Daerah

dari Fraksi PDIP. Bahkan atas sukses menjebloskan Kepala Daerah dari PDIP, dan orang-orang yang dianggap orangnya
Megawati, seperti ECW Neloe, maka Hendarman pun dihadiahi jabatan sebagai Jaksa Agung.
Setelah menjadi Jaksa Agung, Hendarman makin resah, karena waktu itu banyak pihak termasuk DPR menghendaki agar
kasus BLBI yang melibatkan banyak konglomerat hitam dan kasusnya masih terkatung katung di Kejaksaan dan
Kepolisian untuk dilimpahkan atau diambilalih KPK. Tentu saja hal ini sangat tidak diterima kalangan kejaksaan, dan
Bareskrim, karena selama ini para pengusaha ini adalah tambang duit dari para aparat Kejaksaan dan Kepolisian,
khususnya Bareskrim. Sekedar diketahui Bareskrim adalah supplier keungan untuk Kapolri dan jajaran perwira polisi
lainnya.
Sikap Antasari yang berani menahan besan SBY, sebetulnya membuat SBY sangat marah kala itu. Hanya, waktu itu ia
harus menahan diri, karena dia harus menjaga citra, apalagi moment penahanan besannya mendekati Pemilu, dimana
dia akan mencalonkan lagi. SBY juga dinasehati oleh orang-orang dekatnya agar moment itu nantinya dapat dipakai
untuk bahan kampanye, bahwa seorang SBY tidak pandang bulu dalam memberantas korupsi. SBY terus mendendam
apalagi, setiap ketemu menantunya Anisa Pohan, suka menangis sambil menanyakan nasib ayahnya.
Dendam SBY yang membara inilah yang dimanfaatkan oleh Kapolri dan Jaksa Agung untuk mendekati SBY, dan
menyusun rencana untuk melenyapkan Antasari. Tak hanya itu, Jaksa Agung dan Kapolri juga membawa konglomerat
hitam pengemplang BLBI [seperti Syamsul Nursalim, Agus Anwar, Liem Sioe Liong, dan lain-lainnya), dan konglomerat
yang tersandung kasus lainnya seperti James Riyadi (kasus penyuapan yang melibatkan salah satu putra mahkota Lippo,
Billy Sindoro terhadap oknun KPPU dalam masalah Lipo-enet/Astro, dimana waktu itu Billy langsung ditangkap KPK dan
ditahan), Harry Tanoe (kasus NCD Bodong dan Sisminbakum yang selama masih mengantung di KPK), Tommy Winata
(kasus perusahaan ikan di Kendari, Tommy baru sekali diperiksa KPK), Sukanto Tanoto (penggelapan pajak Asian Agri),
dan beberapa konglomerat lainnya].
Para konglomerat hitam itu berjanji akan membiayai pemilu SBY, namun mereka minta agar kasus BLBI , dan kasuskasus lainnya tidak ditangani KPK. Jalur pintas yang mereka tempuh untuk menghabisi Antasari adalah lewat media.
Waktu itu sekitar bulan Februari- Maret 2008 semua wartawan Kepolisian dan juga Kejaksaan (sebagian besar adalah
wartawan brodex wartawan yang juga doyan suap) diajak rapat di Hotel BELLAGIO

Kuningan. Ada dana yang sangat

besar untuk membayar media, di mana tugas media mencari sekecil apapun kesalahan Antasari. Intinya media harus
mengkriminalisasi Antasari, sehingga ada alasan menggusur Antasari.
Nyatanya, tidak semua wartawan itu hitam, namun ada juga wartawan yang masih putih, sehingga gerakan
mengkriminalisaai Antasari lewat media tidak berhasil.
Antasari sendiri bukan tidak tahu gerakan-gerakan yang dilakukan Kapolri dan Jaksa Agung yang di back up SBY untuk
menjatuhkannya. Antasari bukannya malah nurut atau takut, justeru malah menjadi-jadi dan terkesan melawan SBY.
Misalnya Antasari yang mengetahui Bank Century telah dijadikan alat untuk mengeluarkan duit negara
untuk membiayai kampanye SBY, justru berkoar akan membongkar skandal bank itu. Antasari sangat tahu
siapa saja operator operator Century, dimana Sri Mulyani dan Budiono bertugas mengucurkan duit dari kas

negara, kemudian Hartati Mudaya, dan Budi Sampurna, (adik Putra Sanpurna) bertindak sebagai nasabah
besar yang seolah-olah menyimpan dana di Century, sehingga dapat ganti rugi, dan uang inilah yang
digunakan untuk biaya kampanye SBY.
Tentu saja, dana tersebut dijalankan oleh Hartati Murdaya, dalam kapasitasnya sebagai Bendahara Paratai Demokrat,
dan diawasi oleh Eddy Baskoro plus Djoko Sujanto (Menkolhukam) yang waktu itu jadi Bendahara Tim Sukses SBY.
Modus penggerogotan duit Negara ini biar rapi maka harus melibatkan orang bank (agar terkesan Bank Century
diselamatkan pemerintah), maka ditugaskan lah Agus Martowardoyo (Dirut Bank Mandiri), yang kabarnya (saat itu) akan
dijadikan Gubernur BI ini. Agus Marto lalu menyuruh Sumaryono (pejabat Bank Mandiri yang terkenal lici dan korup)
untuk memimpin Bank Century saat pemerintah mulai mengalirkan duit 6,7 T ke Bank Century.
Antasari bukan hanya akan membongkar Century, tetapi dia juga mengancam akan membongkar proyek IT di KPU,
dimana dalam tendernya dimenangkan oleh perusahaannya Hartati Murdaya (Bendahara Demokrat). Antasari sudah
menjadi bola liar, ia membahayakan bukan hanya SBY tetapi juga Kepolisian, Kejaksaan, dan para
konglomerat , serta para innercycle SBY. Akhirnya Kapolri dan Kejaksaan Agung membungkam Antasari. Melalui
para intel akhirnya diketahui orang-orang dekat Antasari untuk menggunakan menjerat Antasari.
Orang pertama yang digunakan adalah Nasrudin Zulkarnaen. Nasrudin memang cukup dekat Antasari sejak Antasari
menjadi Kajari, dan Nasrudin masih menjadi pegawai. Maklum Nasrudin ini memang dikenal sebagai Markus (Makelar
Kasus). Dan ketika Antasari menjadi Ketua KPK, Nasrudin melaporkan kalau ada korupsi di tubuh PT Rajawali
Nusantara Indonesia (induk Rajawali Putra Banjaran). Antasari minta data-data tersebut, Nasrudin
menyanggupi, tetapi dengan catatan Antasari harus menjerat seluruh jajaran direksi PT Rajawali, dan
merekomendasarkan ke Menteri BUMN agar ia yang dipilih menjadi dirut PT RNI, begitu jajaran direksi PT
RNI ditangkap KPK.
Antasari tadinya menyanggupi transaksi ini, namun data yang diberikan Nasrudin ternyata tidak cukup bukti untuk
menyeret direksi RNI, sehingga Antasari belum bisa memenuhi permintaan Nasrudin. Seorang intel polsi yang mencium
kekecewaan Nasrudin, akhirnya mengajak Nasrudin untuk bergabung untuk melindas Antasari. Dengan iming-iming,
jasanya akan dilaporkan ke Presiden SBY dan akan diberi uang yang banyak, maka skenario pun disusun, dimana
Nasrudin disuruh mengumpan Rani Yulianti untuk menjebak Antasari.
Rupanya dalam rapat antara Kapolri dan Kejaksaan, yang diikuti Kabareskrim. melihat kalau skenario menurunkan
Antasari hanya dengan umpan perempuan, maka alasan untuk mengganti Antasari sangat lemah. Oleh karena itu
tercetuslah ide untuk melenyapkan Nasrudin, dimana dibuat skenario seolah yang melakukan Antasari. Agar lebih
sempurna, maka dilibatkanlah pengusaha Sigit Hario Wibisono. Mengapa polisi dan kejaksaan memilih Sigit, karena
seperti Nasrudin, Sigit adalah kawan Antasari, yang kebetulan juga akan dibidik oleh Antasari dalam kasus penggelapan
dana di Departemen Sosial sebasar Rp 400 miliar.
Sigit yang pernah menjadi staf ahli di Depsos ini ternyata menggelapakan dana bantuan tsunami sebesar Rp 400 miliar.
Sebagai teman, Antasari, mengingatkan agar Sigit lebih baik mengaku, sehingga tidak harus dipaksa KPK. Nah Sigit

yang juga punya hubungan dekat dengan Polisi dan Kejaksaan, mengaku merasa ditekan Antasari. Di situlah kemudian
Polisi dan Kejaksaan melibatkan Sigit dengan meminta untuk memancing Antasari ke rumahnya, dan diajak ngobrol
seputar tekana-tekanan yang dilakukan oleh Nasrudin. Terutama, yang berkait dengan terjebaknya: Antasari di sebuah
hotel dengan istri ketiga Nasrudin.
Nasrudin yang sudah berbunga-bunga, tidak pernah menyangka, bahwa akhirnya dirinyalah yang dijadikan korban,
untuk melengserkan Antasari selama-laamnya dari KPK. Dan akhirnya disusun skenario yang sekarang seperti
diajukan polisi dalam BAP-nya. Kalau mau jujur, eksekutor Nasrudin buknalah tiga orang yangs sekarang
ditahan polisi, tetapi seorang polisi (Brimob ) yang terlatih.
Bibit dan Chandra. Lalu bagaimana dengan Bibit dan Chandra? Kepolisian dan Kejaksaan berpikir dengan dibuinya
Antasari, maka KPK akan melemah. Dalam kenyataannya, tidak demikian. Bibit dan Chandra, termasuk yang rajin
meneruskan pekerjaan Antasari. Seminggu sebelum Antasari ditangkap, Antasari pesan wanti-wanti agar apabila terjadi
apa-apa pada dirinya, maka penelusuran Bank Century dan IT KPU harus diteruskan
Itulah sebabnya KPK terus akan menyelidiki Bank Century, dengan terus melakukan penyadapan-penyadapan. Nah saat
melakukan berbagai penyadapan, nyangkutlah Susno yang lagi terima duit dari Budi Sammpoerna sebesar Rp 10 miliar,
saat Budi mencairkan tahap pertama sebasar US $ 18 juta atau 180 miliar dari Bank Century. Sebetulnya ini bukan
berkait dengan peran Susno yang telah membuat surat ke Bank Century (itu dibuat seperti itu biar seolaholah duit
komisi), duit itu merupakan pembagian dari hasil jarahan Bank Century untuk para perwira Polri. Hal ini bisa dipahami,
soalnya polisi kan tahu modus operansi pembobolan duit negara melalui Century oleh inner cycle SBY.
Bibit dan Chandra adalah dua pimpinan KPK yang intens akan membuka skandal bank Bank Century. Nah, karena dua
orang ini membahayakan, Susno pun ditugasi untuk mencari-cari kesalahan Bibit dan Chandra. Melalui seorang Markus
(Eddy Sumarsono) diketahui, bahwa Bibit dan Chandra mengeluarkan surat cekal untuk Anggoro. Maka dari situlah
kemudian dibuat Bibit dan Chandra melakukan penyalahgunaan wewenang.
Nah, saat masih dituduh menyalahgunakan wewenang, rupanya Bibit dan Chandra bersama para pengacara terus
melawan, karena alibi itu sangat lemah, maka disusunlah skenario terjadinya pemerasan. Di sinilah Antasari dibujuk
dengan iming-iming, ia akan dibebaskan dengan bertahap (dihukum tapi tidak berat), namun dia harus membuat
testimony, bahwa Bibit dan Chandra melakukan pemerasan.
Berbagai cara dilakukan, Anggoro yang memang dibidik KPK, dijanjikan akan diselsaikan masalahnya Kepolisian dan
Jaksa, maka disusunlah berbagai skenario yang melibatkanAnggodo, karena Angodo juga selama ini sudah biasa menjadi
Markus. Persoalan menjadi runyam, ketika media mulai mengeluarkan sedikir rekaman yang ada kalimat R1-nya. Saat
dimuat media, SBY konon sangat gusar, juga orang-orang dekatnya, apalagi Bibit dan Chandra sangat tahu kasus Bank
Century. Kapolri dan Jaksa Agung konon ditegur habis Presiden SBY agar persoalan tidak meluas, maka ditahanlah Bibit
dan Chandra ditahan. Tanpa diduga, rupanya penahaan Bibit dan Chandra mendapat reaksi yang luar biasa dari publik
maka Presiden pun sempat keder dan menugaskan Denny Indrayana untuk menghubungi para pakar hokum untuk
membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).

Demikian, sebetulnya bahwa ujung persoalan adalah SBY, Jaksa Agung, Kapolri, Joko Suyanto, dan para kongloemrat
hitam, serta innercycle SBY (pengumpul duit untk pemilu legislative dan presiden). RASANYA ENDING PERSOALAN INI
AKAN PANJANG, KARENA SBY PASTI TIDAK AKAN BERANI BERSIKAP. Catatan: Anggoro dan Anggodo, termasuk
penyumbang Pemilu paling besar. Source: Rina Dewreight

Beberapa Himpunan Berita Terkait Kasus Antasari Azhar


Fakta-Fakta Kejanggalan Kasus Antasari
11 Februari 2009, mantan Ketua KPK Antasari Azhar divonis 18 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan. Vonis ini jauh lebih ringan dari hukuman mati yang sebelumnya dituntutkan kepada AA oleh Jaksa
Penuntut Umum (JPU). AA didakwa melakukan pembunuhan berencana dan dijerat dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo
Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP pasal 340 dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati.
Majelis hakim menyebutkan Sigit Haryo Wibisono dan Kombes Pol Chaerul Anwar (Kapolres Jakarta Selatan) bertemu
dengan Antasari Azhar di Jalan Pati Unus, Jakarta Selatan pada awal Januari 2009. Dalam pertemuan itu, Antasari
meminta untuk mendeteksi siapa yang telah meneror dirinya itu.

Di tempat yang sama pula, Sigit Hermawan Lo

memperkenalkan dengan Kombes Pol Wiliardi Wizard (terdakwa lainnya) serta Antasari menyatakan dirinya sering
mendapat teror.
Kemudian Williardi Wizard menyatakan siap untuk membantu mencari pelaku teror itu. Williardi meminta Jerry
Hermawan Lo (terdakwa lainnya) untuk dipertemukan dengan Edo (eksekutor). Williardi meminta uang kepada Sigit
untuk mendapatkan uang operasional dalam mencari pelaku teror. Sampai disini, tidak ada perintah sama sekali dari
Antasari untuk membunuh orang yang menerornya (Nasruddin).
Dan selama ini, JPU, Rani Juliani atau keluarga korban meyakini Antasari Azhar sebagai pembunuh Nasruddin atas dasar
bahwa pernah ada sms ancaman dari Antasari. Namun, sampai saat ini, JPU tidak bisa membuktikan secara
faktual bukti sms ancaman tersebut. Dan lebih terkejut lagi, Kombes Pol Wiliardi Wizar dalam persidangan
mengakui adanya rekayasa kasus Antasari Azhar dari petinggi Polri.
Lebih jauh lagi, Komjen Susno Duadji dalam persidanganpun mengungkapkan bahwa sebagai Kabareskrim dirinya tak
dilibatkan dalam tim yang menangani kasus Antasari. Kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen ditangani oleh
Wakabareskrim Irjen Hadiatmoko, yang langsung langsung bertanggungjawab di bawah Kapolri Bambang
Hendarso Danuri (BHD). Dalam testimoninya mengenai kriminalisasi Bibit dan Chandra, SD blak-blakan
mengatakan bahwa Kapolri melalui Wakabereskrim IRJEN POL Drs. Hadiatmoko secara tidak langsung
melakukan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK atas kasus Antasari Azhar. Kesalahan ini berawal ketika
Kapolri mencari muka kepada Presiden SBY untuk mencari motif pembunuhan Nasruddin.Setelah beberapa
bulan kemudian kelima Tim tersebut bekerja tidak menemukan bukti untuk mengungkap motif pembunuhan Nasruddin,
namun Kapolri sudah terlanjur melaporkan kepada Presiden tentang adanya kejahatan suap yang melibatkan Pimpinan
KPK sebagai motif terjadinya pembunuhan NASRUDIN.

Fakta-Fakta Kejanggalan

1. Rani Juliani Diantar Oleh Nasruddin Zulkarnaen dan Rekaman Pertemuan 803: Rani Juliani menemui
Antasari Azhar di kamar 803 Hotel Grand Mahakam Jakarta pada Mei 2008. Pertemuan Rani dengan Antasari
seizin Nasrudin dan bahkan diantar sampai lobby hotel. Anehnya, sekitar 10 menit, Nasrudin menyeruak masuk
kamar 803, memarahi Antasari, dan menampar Rani sampai menangis. Mengapa Nasrudin mengantar Rani ke
hotel lalu merekam pembicaraan antara istrinya dengan Antasari? Mengapa Nasrudin saat itu terkejut ketika
melihat Rani bersama Antasari di dalam kamar?

Lebih lanjut, dalam rekaman tampak sekali Rani Juliani begitu aktif berbicara alias posessif ketimbang AA. Begitu juga
tidak ada intonasi kekerasan yang terjadi dalam rekaman tersebut. Benarkah terjadi tindakan asusila jika pintu kamar
hotel tidak dikunci (dan bahkan terbuka)?

2. Pertemuan dan Rekaman Sigid HW AA: Dalam pertemuan Antasari dengan terdakwa lain Sigid Haryo
Wibisono di rumah Sigid di Jl Pati Unus, Jakarta Selatan, Sigid HW merekam pembicaraan. Sama dengan
kejanggalan sebelumnya, untuk apa Sigid sengaja merekam pembicaraannya dengan Antasari? Untuk apa pula
merekam pembicaran dan gambar di rumah Sigid? Bukankah ini sebuah jebakan?

3. Rekayasa SMS Ancaman Seolah-Olah dari Antasari: Jika dua fakta diatas lebih didasari oleh analisis
logik, maka fakta ketiga merupakan fakta yang sangat kuat menunjukkan adanya rekayasa menjatuhkan
Antasari Azhar. Adalah Agung Harsoyo, Pakar Teknologi Informasi ITB yang membeberkan rekayasa sms
ancaman Nasruddin yang seolah-olah berasal dari ponsel Antasari Azhar.

Pengakuan Saksi Ahli dalam Persidangan Kasus Antasari

Biografi Singkat Dr. Ir. Agung Harsoyo M.Sc, M.Eng


Kepala Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB. Pendidikan
Doktor ditempuh di Universit de Bretagne Sud, France (2003), M.Sc. dan M.Eng. di Ecole Nationale Suprieure des
Tlcommunications de Bretagne, France (1996), serta Sarjana di Teknik Elektro ITB (1993). Saat ini menjadi Partner di
Transforma Institute.
Spesialisasi di bidang IT Master Plan/Blue Print, Disaster Recovery Planning, Integration System, Data warehousing, IT
Security, IT Governance, Telekom Seluler.
Pak Agung Harsoyo merupakan seorang dosen dan akademisi yang kredibel dan kepiawaiannya tidak perlu diragu lagi di
Teknik Elektro ITB. Pada 17 Desember 2009, Pak Agung Harsoyo menjadi saksi ahli dalam persidangan kasus Antasari
Azhar di PN Jakarta Selatan. Kala itu, dia memastikan ponsel mantan ketua KPK tersebut tidak pernah mengirimkan SMS
ancaman kepada Nasrudin Zulkarnaen sebelum terbunuh. Padahal, jaksa mendakwa Antasari mengancam melalui pesan
singkat tersebut.
Berikut, kutipan penjelasan Dr Ir Agung Agung Harsoyo M.Sc, M.Eng yang ditulis di harian Jawa Pos.

MERAYU Dr Ir Agung Harsoyo MSc M.eng untuk berbicara di luar pengadilan perlu proses lama. Doktor bidang optical and
electromagnetic dari Universit de Bretagne Sud, Prancis, itu tak ingin dikesankan membela salah satu pihak. Saya ini
orang kampus. Jadi bicara keilmuan murni. Saya tak mau ikut campur dalam proses hukumnya, kata Agung saat
ditemui Jawa Pos di ruang kerjanya di Departemen Elektro ITB, Bandung, (22/01).
Pria asal Jogjakarta itu baru saja selesai menguji skripsi mahasiswanya. Ruang kerja Agung sederhana, ukurannya hanya
3 x 4 meter ,lengkap dengan komputer dan rak buku. Banyak (media) yang meminta saya bicara. Tapi, kalau saya yakin
dan tidak percaya benar, saya tidak mau, kata Agung.
Doktor muda (41 tahun) itu memang dihadirkan oleh kubu Antasari Azhar sebagai saksi ahli dalam persidangan. Hal itu
terkait dakwaan jaksa yang menyebutkan bahwa Antasari mengirimkan pesan singkat kepada Nasrudin pada Februari
2009. Menurut jaksa, bunyinya, Maaf, Mas. Masalah ini hanya kita yang tahu. Kalau sampai ter-blow up, tahu sendiri
konsekuensinya. Hal itu yang menjadi latar dakwaan bahwa Antasari punya motif menghabisi nyawa Nasrudin.
Sebelum membahas dugaan SMS Antasari itu, Agung meminta Jawa Pos memahami alur kerja telepon seluler. Dia lantas
menghidupkan komputer dan mengambil sebuah kertas kosong. Ada beberapa layanan dalam handphone (HP), bisa
voice mail, SMS, e-mail juga bisa, katanya sembari menggambar grafik di kertas.
Untuk SMS, alurnya dari HP si A ke operator A, lalu masuk ke MSC operator B, baru dikirim ke HP B. Jadi, misalnya, si A
pakai Indosat akan kirim SMS ke B yang pakai Telkomsel, SMS A itu akan masuk ke MSC Telkomsel, baru dikirim ke HP
B, katanya. MSC adalah singkatan dari mobile switching gateway. Semua aktivitas itu, kata Agung, tercatat pada call
detail record (CDR) di setiap operator. Aktivitas apa pun akan direkam, baik itu SMS, miss call, atau telepon, katanya.
Selain itu, isi atau konten SMS akan disimpan oleh operator dalam file terpisah dengan CDR. Jadi, bedakan antara
aktivitas dan isi. Khusus untuk isinya, itu bisa di-recover atau bisa dilihat ulang sepanjang datanya belum tertimpa data
baru, katanya.
Tapi, lanjut dia, mengirim SMS tidak hanya menggunakan prosedur biasa. Menurut Agung, terdapat enam kemungkinan
pengiriman

SMS

dengan

nomor

tertentu. Pertama,

memang

SMS

tersebut

dikirim

oleh

nomor

yang

jelas

diketahui. Kedua, mengirimkan kepada diri sendiri. Ketiga, SMS dikirim oleh server yang terhubung dengan SMS
center. Keempat, dengan menggunakan BTS palsu yang telah menyadap nomor pengirim ketika tidak aktif.Kelima,
mengkloning SIM pengirim, kemudian mengirimkan SMS ketika nomor yang dikloning itu tidak aktif. Keenam, SMS
dikirim oleh oknum operator telepon selular. Kalau pakai website, nomor pengirim bisa diisi siapa saja, tinggal
dimasukkan terserah, katanya. Alur dari website langsung masuk ke operator B dan dilanjutkan ke HP B. Setelah
menjelaskan alur, Agung memaparkan soal base transmitter stations atau BTS. Ponsel kita ini dipegang oleh BTS. Ada
tiga sektor yang setiap sektornya 120 derajat. Jadi, totalnya melingkar 360 derajat, ujarnya. Nah, apa pun aktivitas
ponsel akan diketahui BTS-nya. Ini bisa juga dilacak, namanya cell id, katanya.
Agung menjelaskan, khusus untuk CDR, ada dua jenis. Yakni, roll CDR yang mencatat aktivitas nomor yang tidak akan
terhapus selamanya. Yang kedua, billing CDR yang dihapus tiga bulan sekali. Fungsi billing CDR itu menagih dana. Jadi,

data itu nanti dicocokkan antaroperator. Karena hubungannya dengan uang, CDR akan sangat dijaga dengan baik oleh
operator, katanya.
Nah, bagaimana dengan ponsel Antasari? Agung menegaskan tidak ada. Saya disumpah di pengadilan untuk berbicara
jujur. Maka, sesuai dengan keilmuan saya, itu tidak ada. Di CDR saja tidak ada, apalagi isinya, katanya.
Bagaimana jika Antasari menghapus? Menurut Agung, kalau itu dilakukan, jejaknya pasti akan terlacak di operator.
Hebat sekali bisa meminta CDR orang lain tanpa perintah pengadilan, kok sakti sekali, ucapnya.
Sebab, jika ada, Antasari tidak cukup menghapus CDR atau aktivitas ponselnya. Namun, dia juga harus menghapus CDR
milik Nasrudin Zulkarnaen. Berarti punya kekuasaan yang besar sekali, tuturnya.
Agung mendapatkan hard copy catatan CDR dan aktivitas ponsel Antasari dan Nasrudin beratus-ratus halaman. Saya
tiga hari memeriksa itu, sampai tidak tidur, katanya.
CDR adalah data yang sangat lengkap. Yakni, meliputi waktu, posisi BTS, dan sebagainya. Tidak ada catatan aktivitas
dari enam nomor ponsel Pak Antasari pada Februari 2009 kepada Nasrudin, katanya. Pada telepon Nasrudin memang
ada pesan singkat yang tercatat dari nomor ponsel Antasari. Pesan singkat itu diterima pada 30 Desember 2008 pukul
10.38 WIB. Isinya, langsung ke lantai 3, kata Agung. Pesan singkat yang lain diterima pada Maret 2009.
Hasil bergadang tiga hari itu, Agung menemukan banyak fakta penting. Di antaranya, selama periode Februari-Maret
2009, tidak terdapat SMS yang dikirim dari keenam nomor HP milik Antasari kepada Nasrudin. Pada Februari 2009,
nomor HP Antasari 0812050455 mencatat empat SMS dari nomor HP Nasruddin 0811978245, tapi tidak ada catatan
adanya SMS balasan dari Antasari.
Pada Februari 2009, nomor HP Antasari 08889908899 tercatat menerima panggilan percakapan dari Saudara Nasrudin
dengan durasi percakapan sembilan menit. Nasruddin mendapat 205 SMS incoming yang tidak tercatat nomor pengirim.
Upaya yang dilakukan Agung untuk mendapatkan konfirmasi dari petugas operator mendapatkan jawaban yang tidak
cukup untuk menjelaskan hal tersebut.
Menurut operator data, yang diberikan ke penyidik adalah roll CDR, yaitu sembilan CDR yang paling bawah. Tercatat 35
SMS incoming ke nomor Antasari 08121050455 dengan nomor pengirim yang tidak teridentifikasi pula. Seluruh SMS
tersebut diperkirakan dikirim melalui web server. Selama Februari-Maret 2009, nomor telepon Antasari 08121050455
tidak sekali pun memiliki catatan yang digunakan untuk mengirim SMS atau untuk percakapan baik kepada Nasrudin
maupun Sigid Haryo Wibisono (terdakwa kasus serupa).
Selama Februari-Maret, nomor HP Antasari 08881700466 tidak sekali pun memiliki catatan yang digunakan untuk
mengirimkan SMS atau percakapan kepada Nasruddin. Tetapi, pernah tercatat menerima dua SMS incoming dari Saudara
Sigid melalui nomor 088801005250 dan 08889969688.

Selama Februari-Maret 2009, nomor HP antasari 08889969688 tidak sekali pun memiliki catatan yang digunakan untuk
mengirimkan SMS atau percakapan, baik kepada Nasruddin maupun Sigid. Selama Februari-Maret 2009, nomor HP
Antasari 08889908899 tidak sekali pun memiliki catatan digunakan untuk mengirimkan SMS atau percakapan, baik
kepada Nasruddin maupun Sigid.
Selama rentang waktu itu, nomor HP Antasari 08889501677 tidak sekali pun mengirimkan SMS atau percakapan kepada
Nasrudin dan Sigid. Selama Februari-Maret 2009, nomor HP Antasari 088801005252 memiliki catatan digunakan untuk
mengirimkan SMS kepada Sigid, sebanyak 33 kali SMS out going.
Tidak ditemukan juga catatan yang menunjukkan Nasrudin melakukan komunikasi, baik SMS maupun percakapan
dengan Sigid. Dan, selama Februari-Maret 2009 tercatat beberapa kali pengiriman SMS kepada pemilik yang sama, yakni
HP milik Antasari sebanyak sekali dan HP milik Sigid lima kali.
Tugas saya melaporkan fakta siapa pun yang menganalisis hasilnya akan sama. Nek ana, ya ana. Nek ora, ya ora (Kalau
memang ada, ya pasti ada. Kalau tak ada, ya memang tidak ada). Kalau ada, pasti jejaknya terendus di CDR,
ungkapnya.
Karena yakin benar, Agung mempersilakan orang lain juga menguji CDR itu. Ayo, tunjukkan kalau benar-benar ada,
katanya. Bahkan, kata Agung, untuk melacak data itu tak harus doktor. Mahasiswa saya saja sudah bisa, katanya.
Apakah mungkin ada rekayasa? Wah, saya tidak mau bilang itu. Memang bisa saja lewat website yang paling mungkin,
ujarnya. Saat menjadi saksi di sidang, Agung memang pernah memeragakan kemampuan mengirimkan SMS tanpa
sepengetahuan orang lain. Agung mengatakan tidak punya beban menjadi saksi ahli Antasari. Kalau masalah vonis atau
hukuman, itu jauh di luar kapasitas saya. Biarlah hakim yang memutuskan, tentunya dengan seadil-adilnya, katanya.

Bukti Penting dalam Persidangan Antasari Diabaikan

Pengacara Antasari Azhar menyambut positif kesimpulan Komisi Yudisial (KY) atas
penanganan perkara kliennya dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin
Zulkarnaen. Meski terlambat, pengacara berharap KY bisa mengungkap kejanggalan dalam penanganan
perkara tersebut.

Salah satu masalah yang terus diminta Antasari dan tim pengacara adalah menunjukkan baju almarhum Nasrudin dalam
persidangan. Berkali-kali kami minta baju korban karena ini sangat penting. Tapi tidak pernah dihadirkan
jaksa penuntut umum, kata Juniver Girsang selaku pengacara Antasari Azhar, Rabu 13 April 2011.
Baju ini, kata dia, bisa menunjukkan apakah peluru yang membunuh Nasrudin berasal dari senjata yang selama ini disita
kepolisian atau bukan. Sebab, lanjut Juniver, hakim pun tidak memasukkan pertimbangan ahli forensik Munim
Idris yang menyebutkan bahwa peluru yang bersarang di tubuh korban berbeda dengan senjata yang disita
polisi.Jika hal-hal ini dipertimbangkan, 100 persen kami yakin Antasari pasti bebas, kata Juniver.
Dalam sidang, menurutnya, jaksa juga tidak bisa membuktikan apakah pesan layanan singkat (SMS) kepada korban
memang berasal dari Antasari. Dalam persidangan bisa dibuktikan kalau Antasari tidak pernah mengirim
SMS, kata dia. Hal ini, kata dia, dibenarkan ahli IT dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan nomor
telepon genggam Antasari tidak pernah mengirim SMS seperti yang jaksa tuduhkan. Walaupun telat, mudah-mudahan
KY bisa mengungkap kenapa pertimbangan itu tidak dimasukkan. Tim pengacara, kata dia, sudah menerima undangan
KY untuk datang ke kantor KY.
Sebelumnya, KY menemukan indikasi pelanggaran kode etik dan perilaku hakim yang menangani perkara pembunuhan
berencana dengan terpidana Antasari Azhar, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. KY menduga majelis hakim
tingkat pertama hingga kasasi telah mengabaikan bukti penting.
Meski perkara Kasasi Antasari Azhar sudah diputus Mahkamah Agung, namun kasus hukum yang penuh
dengan nuansa politik ini terus bergulir dan semakin membesar bagaikan bola salju. Dalam Putusan Kasasi
Mahkamah Agung, yang terdiri dari Hakim Agung Dr Artidjo Alkostar SH LLM (Ketua Majelis), Moegihardjo
SH dan Prof Dr Surya Jaya SH MH (Anggota Majelis), menghukum Antasari dengan hukuman 18 tahun
penjara. Meskipun putusan tidak diambil secara bulat, karena Hakim Agung Prof Dr Surya Jaya SH MH
menyatakan pendapat berbeda (dissenting opinion). Sebab menurut pendapatnya, Antasari Azhar wajib
diputus bebas dari segala dakwaan.
Berikut ini wawancara dengan anggota tim pengacara Antasari Azhar, Dr Maqdir Ismail SH., LLM, seputar kasus mantan
Ketua KPK yang sekarang semakin terang benderang setelah ditemukan bukti-bukti baru yang menyatakan
sesungguhnya Antasari menjadi korban kekuasaan.
Bagaimana perkembangan kasus Antasari Azhar ?
Bau bangkai kalau disimpan serapat apapun pasti akan tercium. Kejanggalannya sudah banyak, seperti
peran Rani Juliani yang diberi perlindungan berlebihan oleh penyidik. Menurut pengakuan Rani sendiri,
sejak dijadikan saksi pada 15 Maret sampai Desember 2009 ketika sidang pengadilan dimulai, dia selalu
dibawah penjagaan polisi dengan tinggal di apartemen. Ini kontradiktif sekali dengan Eduardus Noe Ndopo Mbete
alias Edo, orang yang didakwa sebagai pembunuh Antasari. Menurut Edo, dirinya diperlakukan dengan kekerasan bahkan
sampai disetrum, berbeda dengan Rani yang diperiksa di hotel, apartemen dan restoran. Perlakuan terhadap tersangka

sekalipun sebelum terbukti bersalah belum boleh dianggap bersalah. Tetapi terbukti tersangka Edo tetap diperlakukan
tidak patut untuk mengejar pengakuan, seperti diceritakan Edo sendiri.
Apa saja kejanggalan-kejanggalan dalam kasus Antasari ?
Pertama, berhubungan dengan penyitaan anak peluru dan celana jeans almarhum Nasrudin Zulkarnaen tanpa menyita
baju korban. Dan pemeriksaan forensik hanya terhadap anak peluru, tetapi tidak ada pemeriksaan terhadap mobil
korban.
Kedua, tentang luka tembak. Menurut Visum peluru pertama masuk dari arah belakang sisi kepala sebelah kiri dan
peluru yang kedua masuk dari arah depan sisi kepala sebelah kiri. Diameter kedua anak peluru tersebut 9 (sembilan)
milimeter dengan ulir ke kanan. Hal ini menjadi ganjil kalau dihubungkan dengan fakta bahwa bekas peluru ada pada
kaca segita mobil almarhum yang hampir sejajar dan tidak ada bekas peluru yang dari belakang. Dalam kesaksian
Suparmin (sopir), almarhum roboh ke kanan.
Ketiga, tentang sejata api barang bukti. Keterangan Dr Abdul Munim Idris, peluru pada kepala korban 9 mm dan
berasal dari senjata yang baik.
Keterangan ahli senjata Roy Harianto, bukti yang ditunjukkan adalah Revolver 038 Spesial dan rusak salah satu
silendernya macet. Menembak dengan satu tangan dari kendaraan dan sasaran bergerak terlalu sulit untuk amatir, yang
bisa lakukan penembakan seperti ini setelah latihan dengan 3000-4000 peluru. Keterangan terdakwa penjual senjata
Teguh Minarto dalam perkaranya di PN Depok, senjata diperoleh di Aceh sesudah Tsunami dibawah Gardu PLN terapung
dekat Asrama Polri. Pertanyaan penyidik kepada Andreas Balthazar alias Andreas ketika melakukan konfirmasi kebenaran
senjata dan peluru yang menjadi barang bukti di PN Depok adalah peluru 38 Spc.
Keempat, bukti SMS. Tidak jelasnya kepentingan dan hubungan saksi Jeffrey Lumampouw dan Etza Imelda Fitri dalam
bersaksi mengenai SMS ancaman kepada almarhum Nasrudin Zulkarnaen, yang katanya tertulis nama Antasari.
Keterangan kedua saksi ini adalah rekaan dan pendapat hasil pemikiran. Ada sebanyak 2005 SMS ke HP almarhum
Nasrudin Zulkarnaen yang tidak jelas pengirimnya, dan ada sebanyak 35 SMS ke HP Antasari Azhar yang tidak jelas
sumbernya. Ada 1 (satu) SMS yang dikirim dan diterima oleh HP Antasari Azhar dan 5 (lima) SMS yang diterima dan
dikirim ke HP Sigid Haryo Wibisono. Ahli IT Dr Agung Harsoyo menduga pengiriman SMS ini dilakukan melalui Web
server. Ahli IT Dr Agung Harsoyo menyatakan tidak ada SMS dari HP Antasari Azhar kepada almarhum Nasrudin
Zulkarnaen. Chip HP almarhum Nasrudin Zulkarnaen, yang berisi SMS ancaman rusak, tidak bisa dibuka.
Kelima, dalam Keputusan di PN Tangerang dan di PN Jakarta Selatan, ada perbedaan kwalifikasi para terpidana. Karena
dalam pertimbangan PN Tangerang, Eduardus Noe Ndopo Mbete alias Edo dan Hendrikus hanya sebagai penganjur,
sedangkan dalam pertimbangan PN Jakarta Selatan Antasari Azhar, Sigid Haryo Wibisono dan Wiliardi Wizar, mereka
adalah sebagai pelaku dan penganjur.
Keenam, dalam pertimbangan Majelis Hakim perkara Antasari Azhar (hal 175), ada pertimbangan yang tidak jelas
asalnya atau saksi yang menerangkannya, diduga dari pertimbangan perkara lain. Dalam pertimbangannya, Majelis

Hakim menyatakan: Menimbang bahwa Hendrikus mengikuti korban dalam waktu cukup lama, sampai akhirnya,
sebagaimana keterangan saksi Parmin dipersidangan.
Ketujuh, ada penyitaan barang bukti dari kamar kerja Antasari Azhar di KPK yang tidak berkaitan dengan perkara, dan
penyitaan tersebut tidak dilakukan atau dikonfirmasi kepada terdakwa Antasari Azhar. Bukti yang disita ini dikembalikan
kepada Chesna F Anwar.
Kedelapan, ada penjagaan yang berlebihan oleh penyidik terhadap Rani Juliani sejak dimintai keterangan sebagai saksi
dalam penyidikan hingga memberi keterangan sebagai saksi dipersidangan. Dalam mempertimbangkan keterangan Rani
Juliani, Hakim mengabaikan Pasal 185 ayat 6 huruf d yaitu cara hidup dan kesusilaan saksi.
Kesembilan, adanya pengakuan Eduardus Noe Ndopo Mbete alias Edo diperiksa dengan cara dianiaya diluar lingkungan
Polda Metro Jaya, sedangkan Rani Juliani mengaku diperiksa di hotel, restoran dan apartment.
Kesepuluh, Hakim mengizinkan pemeriksaan penyidik dipersidangan, yang serta merta dilakukan sesudah Wiliardi
Wizard mencabut pengakuan adanya keterlibatan Antasari Azhar dalam perkara pembunuhan almarhum Nasrudin
Zulkarnaen.
Adapun yang paling mudah untuk membuka adanya rekayasa terhadap perkara Antasari Azhar adalah dengan menguak
pengirim SMS ancaman terhadap almarhum Nasrudin dan mencari pengirim SMS serta penelpon ancaman dan cerita
tidak benar terhadap keluarga Antasari Azhar.

Misteri Dibalik Kasus Antasar Azhar

Bagaimana sebenarnya sepak terjang Antasari Azhar saat


menjadi Ketua KPK? Lepas dari kekurangannya, Antasari sebenarnya sudah terlihat berani membabat
oknum-oknum pejabat yang koruptor. Ia pun saat menjadi Ketua KPK nekat untuk memenjarakan Aulia
Pohan (besan SBY). Antasari juga berani menyeret para jaksa nakal seperti jaksa Urip Tri Gunawan yang
disuap Artalyta Suryani (Ayin). Untuk itulah, diduga ada konspirasi seperti pergolakan Cicak vs Buaya dan
juga rekayasa kriminalisasi pimpinan KPK.

Maka, tak heran apabila saat itu Antasari Azhar dituntut hukuman mati sebagai shock teraphy bagi para pemberantas
korupsi KPK agar tidak menyeret para penguasa di negeri ini.Ingat! KPK dibentuk saat Megawati jadi
Presiden. Tuntutan JPU untuk Antasari dihukum mati diduga ada pesanan dari bos atasan jaksa, dengan mengabaikan
pendapat para pakar hukum. Keputusan JPU yang menuntut hukuman mati terhadap Antasari sebagai salah satu
terdakwa kasus pembunuhan Narsuddin, merupakan tuntutan sepihak dan dilematis serta berbau nuansa politis terkait
skenario besar yang diduga berujung kepada rekayasa pelemahan KPK. Maklum, KPK yang dianggap sebagai institusi
super body dapat membahayakan para pelaku korupsi kelas kakap termasuk para penyelenggara negara yang terlibat
dugaan korupsi.
Diduga ada dendam dari pihak penguasa terhadap Antasari yang sudah berani dan lancang menangkap
para pejabat, menyeret dan menghantam sana-sini tanpa rasa takut demi penegakan hukum. Kasus besar
pun diproses oleh Antasari, sehingga para penguasa diduga kuat mempengaruhi proses hukum yang sedang
berjalan sekarang ini menyeret Antasari dengan tuntutan hukuman mati.
Terkadang pengaruh penguasa di balik layar sangat kuat dalam menekan proses keputusan hukum yang sebenarnya.
Akhirnya berujung kepada iming-iming jabatan yang lebih tinggi pun sebagai bargaining politik dapat menjadi taruhan
apabila hukuman mati bagi Antasari dapat dijalankan. Apakah dalam sanubari aparat hukum di negeri ini masih
mengandalkan hati nurani? Pasalnya, tuntutan hukuman mati bagi Antasari hanya didasari bukti yang sumir. Bahkan,
pengacara Antasari telah membeberkan 32 bukti bahwa kasus Antasari adalah rekayasa.
Beberapa bukti penting yang dungkapkan pengacara Antasari Azhar, Hotma Sitompul misalnya, antara lain saksi dalam
kasus pembunuhan Nasrudin diperiksa secara paralel, satu saksi untuk banyak tersangka. Saksi-saksi tersebut juga
diperiksa tanpa didampingi penasehat hukum. Ada pula beberapa saksi yang ditemukan di tempat penembakan Nasrudin
di Tangerang, Banten, namun tidak pernah diperiksa apalagi dihadirkan ke persidangan.Bahkan, penyidik tidak
mencantumkan BAP terdakwa Kombes Wiliardi Wizar tanggal 29 April 2009 lalu. Dalam BAP tersebut, Wili
tidak menyebutkan keterkaitan Antasari dalam pembunuhan Nasrudin. Penyidik malah mengiming-imingi
Wili hanya akan dikenai hukuman disiplin bila membuat pengakuan tentang keterlibatan Antasari tersebut.
Apakah itu bukan rekayasa?
Pengacara Antasari juga mengungkapkan, saksi kunci Rhani Juliani (istri siri Nasrudin) cuma diperiksa satu kali di Polda
Metro Jaya. Selebihnya Rhani diperiksa di apartemen, Rumah Makan di SCBD, serta hotel di Ancol. Namun, BAP Rhani
selalu dikatakan diperiksa di Mapolda Metro. Sedangkan Antasari diperiksa pertama kali sebagai tersangka pada 4 Mei
2009, namun telah dibuatkan Bukti Acara Pemeriksaan (BAP) tertanggal 26 April satu bulan sebelumnya. Selain itu,
penyidik tidak menyita baju milik korban. Bukankah itu kunci untuk mengetahui apakah tembakan itu jarak jauh atau
dekat?
Nampaknya, apa yang terjadi selama ini dituduhkan kepada Antasari Azhar sebetulnya bukanlah kasus yang sebenarnya,
tetapi hanya sebuah ujung dari konspirasi besar yang memang bertujuan mengkriminalisasi institusi KPK. Bisa jadi,

dengan cara terlebih dahulu mengkriminalisasi pimpinan, kemudian menggantinya sesuai dengan orang-orang yang
sudah dipilih oleh sang sutradara, akibatnya, meskipun nanti lembaga ini masih ada namun tetap akan dimandulkan.
Kabarnya, sikap Ketua KPK Antasari yang dulu berani menahan besan SBY, sebetulnya membuat SBY sangat
marah kala itu. Hanya, waktu itu ia harus menahan diri, karena dia harus menjaga citra, apalagi moment
penahanan besannya mendekati Pemilu, dimana dia akan mencalonkan lagi. SBY juga dinasehati oleh orangorang dekatnya agar moment itu nantinya dapat dipakai untuk bahan kampanye, bahwa seorang SBY tidak
pandang bulu dalam memberantas korupsi. Konon, SBY terus mendendam apalagi, setiap ketemu
menantunya, Anisa Pohan, suka menangis sambil menanyakan nasib ayahnya.
Saat masih menjabat Ketua KPK, Antasari tidak hanya akan membongkar skandal Bank Century, tetapi dia
juga mengancam akan membongkar proyek IT di KPU, dimana dalam tendernya dimenangkan oleh
perusahaannya Hartati Murdaya (Bendahara DPP Partai Demokrat). Antasari sudah menjadi bola liar, ia
membahayakan bukan hanya SBY tetapi juga Kepolisian, Kejaksaan, dan para konglomerat, serta para
innercycle SBY. Antasari pun pernah berpesan wanti-wanti agar apabila terjadi apa-apa pada dirinya, maka
penelusuran Bank Century dan IT KPU harus diteruskan. Itulah sebabnya saat itu KPK terus akan
menyelidiki Bank Century, dengan terus melakukan penyadapan-penyadapan. Satu catatan, diduga Anggoro
dan Anggodo, termasuk penyumbang Pemilu yang paling besar bagi kemenangan SBY. Jadi mana mungkin
Polisi atau Jaksa, bahkan Presiden SBY sekalipun berani menangkap Anggoro dan menghukum berat
Anggodo meski sudah ditahan?
Akhirnya, sang penegak hukum sejati Antasari Azhar harus meratapi nasibnya. Tidak hanya diputarbalikkan niat
baiknya untuk bertekad membongkar korupsi menjadi si pembunuh Nasruddin Zulkarnaen, tetapi diduga juga difitnah
melakukan kencan atau berselingkuh dengan Rhani Juliani. Sudah saatnya, penegakan hukum di negeri kita ini harus
benar-benar dijalankan dengan terbuka dan transparan, tidak boleh ada yang ditutup-tutupi sehingga bangkai busuk
yang disembunyikan bisa ketahuan jelas. Juga bagi pihak yang merasa sudah berbuat fitnah dan penyesatan hukum,
diimbau hendaknya segera sadar, berhenti dan tobat. Namun, kini jaksa Cirus Sinaga tidak terjangkau proses
hukum secara serius. Ada apa ini?!

Dokumen IT KPU yang Dulu Dipegang Antasari LENYAP


Kala terlibat kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasruddin Zulkarnaen, mantan Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar tengah menangani kasus dugaan korupsi pengadaan
IT KPU. Kini Antasari tidak tahu di mana dokumen itu. Dulu saya sempat ngomong dengan Pak Antasari,
beliau bertanya ada di mana dokumen pengadaan IT suatu lembaga. Ada kehilangan berkas itu, tidak tahu
ke mana, ujar kuasa hukum Antasari, Maqdir Ismail, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (19/4/2011).
Apakah berkas tersebut termasuk yang disita oleh penyidik? Saya nggak tahu. Penyitaan dokumen dari kantor Pak
Antasari ini tidak dikonfirmasi ke Pak Antasari. Saat penyitaan kan Pak Antasari sudah di dalam (tahanan), kata Maqdir.

Berdasar putusan pengadilan, seharusnya semua dokumen yang pernah diambil, dikembalikan ke KPK. Namun, dokumen
pribadi milik Antasari ternyata juga tidak dikembalikan kepada Antasari. Padahal ada dokumen yang menurut
pengadilan dikirim oleh seseorang untuk Antasari dan bertuliskan private dan confidential. Ini juga
dikembalikan ke KPK, padahal itu untuk Antasari. Kami sudah sampaikan kejanggalan ini juga ke Komisi
Yudisial (KY), tutur Maqdir.
Menurut Maqdir, saat dilakukan penyitaan berkas, tidak ada konfirmasi sama sekali kepada Antasari apakah dokumen
berhubungan dengan kasus yang menjerat Antasari atau tidak. Yang saya tahu ada juga berkas tentang kerjasama
negara dengan swasta, yang buat saya tidak penting amat. Ada laporan BLBI yang merupakan kerjaan lama yang sudah
selesai, terang Maqdir.
Dia berpendapat, dokumen yang tidak terkait perkara tetapi diambil untuk disita, maka hal itu melanggar hukum.
Namun pihak kuasa hukum masih belum tahu proses hukum apa yang akan diambil terkait barang-barang yang disita.
Kasus Antasari kembali mencuat setelah Komisi Yudisial pada 13 April menemukan indikasi pelanggaran profesionalitas
hakim yang menangani persidangan Antasari Azhar, setelah mempelajari pengaduan pengacara Antasari. KY mensinyalir
ada sejumlah bukti-bukti penting yang justru tidak dihadirkan hakim. Bukti penting yang diabaikan itu seperti bukti dan
keterangan ahli terkait senjata dan peluru yang digunakan dan pengiriman SMS dari HP Antasari.
Polri

Sita

Dokumen

Kasus

KPK

Pihak mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar penyebutkan Polri telah menyita dokumen
kasus KPK. Penyitaan tersebut saat Polri melakukan penyelidikan terkait kasus pembunuhan Dirut PT Rajawali Putra
Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.
Penyidik menyita tiga dokumen dari ruangan Pak Antasari di KPK. Tiga dokumen yang disita tentang BLBI,
perjanjian swasta dengan BUMN, dan satu bundel pengaduan masyarakat, ya termasuk soal IT, tutur kuasa
hukum Antasari, Maqdir Ismail saat dihubungi, Selasa (19/4/2011).

Antasari Azhar Bersumpah!..


Bismillahirrohmanirrohim
Demi Allah SWT Saya Bersumpah!
Hari ini tanggal 03 Januari 2011, Jaksa selaku eksekutor melaksanakan
putusan Mahkamah Agung/ MA dengan cara menempatkan saya di
Lembaga Pemasyarakatan. Tepatnya di Lembaga Pemasyarakatan yang
mana?, sepenuhnya wewenang Jaksa.
Sebentar lagi, sebagai seorang terpidana walau tidak besalah. Masih ada kesempatan saya melakukan upaya
hukum luar biasa yaitu Peninjauan Kembali (PK) untuk meraih kebenaran yang bermuara pada keadilan.

Dapat dipastikan saya akan mengajukan Peninjauan Kembali (PK). Mengingat upaya meraih keadilan akan
terus saya perjuangkan sekalipun dari balik terali besi, namun dibawah lindungan Allah SWT.
Selama hampir 2 (dua) tahun saya DIAM tidak berarti kami turut merencanakan kejahatan sebagaimana
didakwakan pada saya. Namun sebagai penegak hukum, saya menghormati proses yang dilaksanakan dalam
rangka menjaga kewajiban lembaga penegak hukum. Sampai saat ini saya menilai sejak penyidikan,
penuntutan

sampai

dengan

persidangan,

hakim

telah

dihadapkan

kepada

Fakta/BAP

yang

telah

membelokan proses teknis yuridis. Sehingga putusan yang ada seperti saat sekarang tidaklah berlebihan
jika saya akan mengajukan Peninjauan Kembali (PK) dengan suatu pengharapan peradilan yang jujur,
profesional dan berkeadilan masih ada di Bumi Pertiwi ini.
Adapun dugaan kejanggalan/pembelokkan fakta dimaksud antara lain:

1. Pengiriman SMS mengancam tidak jelas, fakta sidang bukan


terdakwa, barang bukti HP tidak pernah dibuka apalagi di Rollback
untuk melihat siapa pengirim (IMEI) yang menggunakan nomor
saya, atau SMS rekayasa.
2. Baju korban tidak pernah dijadikan barang bukti(?)
3. Senjata yang dijadikan barang bukti dengan Proyektil/ Peluru
yang mengakibatkan korban meninggal, tidak cocok (Revolver 38,
Proyektil diameter 99 mm) dan lain-lain kejanggalan.
Maka seharusnya dalam perkara ini telah terjadi Error in Persona maupun Objekto, menghukum orang yang
tidak bersalah dan telah mengesampingkan Alat Bukti Ahli Balistik maupu Forensik terutama Ahli IT yang
disumpah.
Saya yakin kebenaran akan menampakkan wujudnya di Bumi Merah Putih. Insya Allah. Amin

Jeruji Besi Polda Metro Jaya, 03 Januari 2011


Hormat Saya
Antasari Azhar

Politik Balas Dendam

ADA penilaian, apa yang dikembangkan oleh Presiden Susilo Bambang


Yudhoyono (SBY) terhadap lawan-lawan politiknya sungguh sangat merusak demokrasi, jauh dari etika dan
moralitas. Sebagai orang yang saat ini berkuasa atas jalannya roda pererintahan, termasuk insitusi hukum
dan kejaksaan, SBY dinilai telah melakukan berbagai rekayasa politik atas orang-orang yang berbeda
dengannya. Rekayasa tersebut digemborkan dengan berbagai macam cara, entah isu korupsi atau isu
perempuan.
Aktivis Petisi 28 Haris Rusly menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh SBY dalam penegakan hukum diduga hanyalah
sebuah rekayasa politik semata. Dalam kasus Antasari Azhar misalnya, Haris 100% yakin bahwa sebetulnya Antasari
tidak terlibat. Tetapi nampaknya Antasari tidak berdaya dalam kekuatan politik dan modal yang saat ini sedang
berkuasa. Ia pun akhirnya masuk penjara. Lebih jauh Haris menduga bahwa apa yang terjadi pada Antasari sebetulnya
adalah salah satu bentuk upaya pelemahan KPK demi mengamankan kepentingan Istana. Saya tidak yakin bahwa
orang seperti Antasari bermain perempuan sedemikian rupa sehingga sampai membunuh seorang Nasrudin.
Sepertinya ini hanyalah rekayasa politik semata, ujar juru bicara Petisi 28 yang juga mantan Ketua Umum Partai
Rakyat Demokratik (PRD) ini saat diskusi penegakan hukum era SBY di Doekoen Coffee, Pancoran, Jakarta, Kamis
(8/7/2010).
Lebih jauh ia menyatakan bahwa dalam penegakan hukum SBY sepertinya tebang pilih. SBY diduga mengamankan
kawan-kawan dekat Istana yang diduga terlibat dalam soal korupsi, sementara disisi lain menghajar lawan politik dengan
isu korupsi dan lain-lain. Apa yang dilakukan oleh dalam penegakan hukum dinilai tebang pilih karena juga hanya
berlaku pada orang-orang yang katakanlah sudah tidak punya kekuasanan lagi. Penegakan hukum SBY hanya terjadi
pada orang-orang yang sudah berada di luar kekuasaan.
Hal tersebut dapat menimbulkan dugaan bahwa politik yang dikembangkan oleh SBY selama ini adalah
politik balas dendam semata. Ia menyingkirkan dengan cara-cara yang tidak etis orang-orang yang tidak lagi berada
dipusat kekuasaan dan merugikan kepentingannya. Hal ini diduga akan terus berlanjut dalam politik Indonesia
mendatang. Ketika SBY tidak berkuasa lagi, bisa jadi politik balas dedam tersebut akan menimpa dirinya. SBY
sepertinya saat ini merasa bahwa ia akan berkuasa seumur hidup. Ia akan berkuasa seperti Soeharto. Sehingga ia kini
berbuat sewena-wena saat berkuasa. Jangan salah, ujar aktivis Petisi 28 ini.

Sementara itu, Ali Mukhtar Ngabalin menilai apa yang terjadi di lingkungan Istana juga sebetulnya tidaklah bersih.
Lingkungan Istana banyak juga dipenuhi oleh hal-hal yang merugikan Negara dan merugikan masyarakat secara
keseluruhan. Sebab itu, bila SBY saat ini sewena-wena dengan memperlakukan lawan politiknya, maka hal tersebut juga
bisa jadi menimpa SBY ketika ia tidak lagi berkuasa.
Rakyat Indonesia secara keseluruhan membutuhkan sebuah sikap kepemimpinan SBY yang tidak tebang
pilih dalam pemberantasan korupsi. Penegakan hukum yang tidak saja menimpa lawan-lawan yang lemah,
tetapi juga kerabat Istana. Juga bukan sebuah penegakan hukum yang bukan rekayasa. Bila itu yang kini
dikembangkan SBY, politik Indonesia ke depan akan dipenuhi oleh praktik politik balas dendam. Dan
demokrasi di jurang kehancuran.

Menghabisi Nasrudin Zulkarnaen Adalah Tugas Negara ?

Nasrudin Zulkarnaen
Williardi Wizar, perwira polisi berpangkat Komisari Besar, dituduh berperan mengorganisir tim eksekutor atau
penembak. Ia mengatakan mengambil peran itu karena tugas negara.Karena ada surat perintah dari Kombes
Chairul Anwar, kata Williardi saat bersaksi atas terdakwa Edo di Pengadilan Negeri Tangerang, Senin, 9 November
2009.
Chairul Anwar merupakan ketua tim investigasi yang ditunjuk Kapolri Bambang Hendarso Danuri untuk menindaklanjuti
laporan Antasari Azhar. Laporan itu dibuat sebelum pembunuhan terjadi. Isinya, aduan atas sejumlah teror yang
menyatakan Antasari telah melakukan tindak pelecehan seksual. Williardi menerima surat perintah Chairul Anwar dari
Sigid Haryo Wibisono. Ia kemudian menghubungi kenalannya, Jerry Hermawan Lo. Kami minta kepada Jerry untuk
dicarikan orang untuk menyelidiki seseorang, kata Williardi.

Dalam kesaksiannya, Edo kembali menegaskan bahwa semua ia lakukan demi tugas negara. Selain karena ada surat
tugas, ia semakin yakin itu tugas negara setelah mendengar Sigid berkomunikasi dengan sekretaris pribadi Kapolri
bernama Arif, melalui telepon. Saya juga sudah kroscek langsung. Arif bilang benar ada telepon dari Sigid dan Arif
bilang ke saya tolong dibantu, ujarnya.
Empat orang lainnya yang diduga berperan sebagai eksekutor pembunuhan kini telah ditetapkan sebagai pembunuh
adalah Daniel Daen, Fransiskus, Hendrikus dan Heri Santosa.
Juan Felix Tampubolon, pengacara terdakwa kasus penembakan Direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain,
mengatakan kliennya, Daniel Daen, adalah korban dalam lingkaran kasus pembunuhan yang menyeret nama Antasari
Azhar itu. Sebenarnya dia sempat tidak mau melaksanakan perintah penembakan, tapi karena diancam dihabisikarena
alasan sudah tahu rahasia negara, akhirnya dia mau, kata Juan Felix usai sidang dengan agenda mendengarkan
keterangan Daniel di Pengadilan Negeri Kota Tangerang, Senin 9 November 2009.
Argumentasi lain yang dikemukakan Juan Felix untuk menguatkan posisi Daniel hanyalah korban konspirasi ialah karena
kliennya dibohongi. Yakni dikatakan bahwa dia akan menjalankan tugas negara dengan membunuh Nasrudin. Juga
dikatakan bahwa Nasrudin ini orang yang berbahaya dan akan mengacaukan jalannya Pemilu, kata Juan
Felix.
Sementara itu, Williardi Wizard membantah jika dirinya menugaskan dan memerintahkan para eksekutor untuk
membunuh Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PBR) Nasrudin Zulkarnaen. Malam ini juga saya siap disumpah
mati kalau saya menugaskan itu, saya siap disumpah mati karena ini demi keluarga saya. Tidak ada perintah
dari saya kepada mereka untuk menghabisi orang itu (Nasruddin), kata Williardi di Pengadilan Negeri
Tangerang, Senin (9/11).
Mantan Kapolres Jakarta Selatan ini mengaku, kepada ketua majelis hakim, dalam perencanaan aksi pembunuhan yang
dikoordinator oleh Sigit Haryo Wibisono, ia terlibat karena itu merupakan tugas negara yang diinstruksikan
petinggi kepolisian. Dia mengungkapkan, sebelum pembunuhan itu terjadi, ketika itu ia bertemu Sigit yang sedang
melakukan sambungan telepon dengan Sekretaris Pribadi Kapolri bernama Arif.
Williardi mendengar percakapan Sigit dengan Arif, bahwa Kapolri telah menugaskan kepada mantan Kapolres Jakarta
Selatan Komisaris Besar Chairul Anwar sebagai ketua tim untuk melakukan tugas negara itu dan mengantarkan amplop
coklat itu kepada Sigit. Saya tidak tahu hubungan Sigit dengan petinggi Polri. Saya disuruh untuk melakukan
tugas itu karena instruksi atasan, jadi saya lakukan saja setelah mendapatkan amplop coklat itu berisi
gambar orang yang harus disingkirkan, ujar Williardi.
Dalam tim tugas negara itu dibentuklah empat tim. Ia kemudian ditugaskan Sigit mencarikan beberapa orang diluar
kepolisian dan TNI untuk melakukan tugas negara. Kemudian Williardi mendatangi Jerry Hermawan Lo untuk mencarikan
eksekutor yang bisa menghabisi Nasruddin. Jerry akhirnya mendapatkan Edo dan beberapa temannya untuk
melaksanakan tugas negara itu, kemudian saya bertemu Edo, ungkap Williardi.

Terdakwa Jerry sekaligus saksi Eduardus Ndopo Mbete alias Edo di ruang persidangan mengaku, ia hanya
mempertemukan Williardi dan Edo tidak ikut campur dalam urusan tugas negara itu. Ia tidak mengetahui pasti tugas
negara yang harus dilakukan Edo dan empat eksekutor lainnya.

Kesaksian Williardi & Rekayasa Kasus Antasari


Beginilah Cara Merekayasa Kasus Antasari Azhar.
Cepat atau Lambat Kejahatan Pasti Terungkap!..

Kesaksian Williardi Wizard sungguh berani dalam sidang kasus


pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Ia menyadari, sebagai saksi
mahkota, apa pun pernyataannya sangat memengaruhi nasib mantan Ketua KPK Antasari Azhar yang duduk
sebagai terdakwa dalam sidang tersebut.
Hari Selasa (10/11) ini, ia memutuskan untuk mencabut semua pernyataannya di BAPkarena itu semua dibuat atas
dasar rekayasa penyidik polisi. Saya nyatakan semua BAP tidak berlaku. Yang (akan) kami pakai adalah
BAP tanggal 29 April 2009 dan 30 April 2009 dan yang (kami) katakan di sini, kata Williardi.
Ia memutuskan mencabut keterangannya di BAP karena apa yang ia katakan telah dibuat oleh penyidik, dan ia tinggal
tanda tangan. Alasan lain, pihak penyidik tidak memenuhi janjinya untuk tidak menahannya jika menurut pada penyidik.
Rekayasa itu bermula saat ia dijemput pada satu hari dari rumahnya ke kantor polisi pukul 00.30. Pada dini
hari itu Williardi didatangi dan diperiksa Direktur Reserse Kepolisian Daerah Metro Jaya, Wakil Direktur
Reserse, dan tiga orang kepala satuan.
Menurut Williardi, para petinggi polri memintanya membuat BAP yang harus menjerat Antasari sebagai pelaku
utama pembunuhan Nasrudin. Waktu itu dikondisikan sasaran kita cuman Antasari. (Lalu BAP saya)
disamakan dengan BAP Sigid (Haryo Wibisono), dibacakan kepada saya, ujar Williardi tanpa wajah takut.

Dalam kesaksian berikutnya, Williardi pun menyebut nama Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Irjen Adiatmoko.
Menurut dia, Adiatmoko juga memintanya membuat BAP demi kepentingan menjebloskan Antasari.
BAP yang dibuat Williardi pada tanggal 29-30 April ditolak penyidik karena Antasari tidak tersangkut. Udah bikin apa
saja yang terbaik untuk menjerat Pak Antasari. Dijamin besok pulang. Kami dijamin oleh pimpinan Polri tidak
akan ditahan. Paling sanksi indisipliner, kata Williardi mengulang perkataan Adiatmoko.
Karena jaminan itu, lanjut Williardi, ia bersedia menandatangani BAP yang sudah dibuat penyidik. Namun, yang terjadi
keesokan harinya dalam berita televisi, Williardi diplot polisi sebagai salah satu pelaku pembunuhan Nasrudin. Ia pun
protes kepada Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iriawan yang turut
memeriksanya. Janji mana? Tolong diklarifikasi. Kami tidak sejahat itu, ujar Williardi.
Protes Willardi ini menuai reaksi dari teman sejawatnya. Kembali ia dijemput Brigjen (Pol) Irawan Dahlan dan langsung
dibawa ke kantor Adiatmoko. Sambil minum kopi, ia ditanya apakah kenal dengan Edo, Jerry Hermawan Lo, Antasari
Azhar, dan Sigid Haryo Wibisono. Ia juga ditanya apakah pernah menyerahkan uang Rp 500 juta kepada Edo dari Sigid.
Williardi mengiyakan semua pertanyaan, tanpa tahu ia sedang disidik. Mendengar pengakuan Williardi, Adiatmoko
meminta bawahannya untuk langsung menahan Williardi. Lho kok cuma nyerahin uang ditahan? ujar Williardi kepada
Adiatmoko. Sejak saat itu sampai sekarang Williardi mendekam dalam tahanan.
Dalam sidang yang dipimpin oleh Herri Swantoro di PN Jakarta Selatan, Williardi juga mengaku dicap sebagai
pengkhianat oleh teman-teman sejawatnya ketika ia protes kenapa ia akhirnya jadi terlibat dalam kasus pembunuhan
dan ditahan. Protes kerasnya itu malah ditanggapi dingin oleh penyidik. Itu perintah pimpinan, begitu jawaban yang dia
dapat saat ia mengungkapkan kenapa ia ditahan. Penasaran siapa yang dimaksud dengan pimpinan, Tim Kuasa Hukum
Antasari yang diketuai Juniver Girsang bertanya kepada Williardi siapa yang dimaksud pimpinan. Kalau bicara
pimpinan, pimpinan kami ya Kapolri, jawab Williardi lantang.
Lebih jauh, rekayasa itu juga terjadi saat rekonstruksi. Dalam suatu pertemuan di kamar kerja Sigid, seolah-olah
penyidik membuat adegan Antasari memberikan amplop coklat berisi foto Nasrudin kepada Williardi. Hal ini langsung
dibantah oleh Williardi. Itu tidak benar. Kami menerima amplop itu langsung dari saudara Sigid. Tanpa ada Pak
Antasari, tutur Williardi. Dari awal memberikan kesaksian, Williardi tidak gentar membeberkan pernyataan yang
dianggapnya benar.

KUASA hukum mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


Antasari Azhar, pengacara Maqdir Ismail mendesak agar jaksa Cirus
Sinaga diperiksa dalam posisisnya sebagai mantan jaksa penuntut
umum (JPU) kasus pembunuhan Direktur Utama PT Putra Rajawali
Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen.

Menurut Maqdir, Jaksa Agung Muda Pengawasan (Jamwas) Marwan Effendy tidak perlu lagi menunggu konfirmasi dari
pihak Antasari selaku terpidana. Secepatnya Jamwas melakukan pemeriksaan kepada Cirus Sinaga. Tidak perlu minta
konfirmasi dari kami, kata Maqdir Ismail, Senin (24/1/2011).
Desakan untuk memeriksa Cirus ini menyusul yang testimoni Gayus Tambunan, bahwa Polri tidak berani memeriksa
Cirus dalam dugaan kasus mafia hukum karena takut dugaan rekayasa menyeret Antasari dalam
pembunuhan Nasrudin bakal terbongkar. Hingga saat ini, kubu Antasari masih meyakini bahwa kasus
pembunuhan Nasrudin direkayasa untuk melengserkan Antasari dari jabatannya sebagai Ketua KPK.
Maqdir menuduh Cirus Sinaga menyembunyikan beberapa kejanggalan selama Antasari disidang di Pengadilan Negeri
(PN) Jakarta Selatan. Cirus Sinaga didesak diperiksa dalam posisinya sebagai mantan JPU kasus pembunuhan
Nasrudin. Cirus tidak pernah menunjukkan barang bukti berupa baju korban selama di persidangan. Padahal ,
dengan baju tersebut banyak fakta yang bisa terungkap di antaranya jarak tembak. Argumen apakah ditembak jarak
jauh atau dekat ini bisa terungkap. Sedangkan mayat korban sebelum sampai di RS Tangerang juga sudah dimanipulasi,
ungkap Maqdir.
Karena itu, lanjutnya, perlu ada tim independen yang dibentuk untuk mengungkap adanya dugaan rekayasa kasus
pembunuhan Nasrudin. Ia juga sepakat bila Komnas HAM membentuk Tim Pencari Fakta (TPF). Saya kira ini soal
waktu saja. Kebenaran akan terungkap dengan sendirinya, satu persatu akan terungkap, papar pengacara
Antasari ini.

Cirus, Virus bagi Istana


Pelbagai kejanggalan yang menimbulkan polemik dan sorotan-sorotan masyarakat, terhadap rekayasa kasus Antasari
oleh Cirus Sinaga memasuki babak krusial. Cirus Sinaga yang berubah-ubah status hukumnya, dari tersangka menjadi
saksi, dan kesaktian yang lain, membiarkan masyarakat untuk menghubungkan kesaktian Cirus Sinaga dengan
pecahnya kongsi konspirasi dan rekayasa terhadap Antasari Azhar.
Nyanyian Cirus Bisa Seret Istana? adalah premis dari pelbagai indikasi situasi dilematis dan depresi yang tampak
membuat lembaga Kepolisian dan Kejaksaan tampak tak berdaya menghadapi Cirus Sinaga atau Gayus Tambunan.
Karena Gayus telah menjadi whistle blower tentang keterlibatan Cirus, dan bila benar Cirus telah bekerja sama dengan
Kepolisian dan Kejaksaan merekayasa Kasus Antasari, maka, Cirus Sinaga tidak ingin jatuh sendiri menjadi korban.
Tentu Polisi dan jaksau tidak mau skenario yang dibuat bersama Cirus terungkap. Masalahnya bukan hanya pejabat
tinggi Mabes Polri dan Kejaksaan Agung yang akan terkuak keterlibatannya, tetapi juga bisa menyeret-nyeret istana.
Sebab, banyak orang percaya skenario untuk memenjarakan Antasari sebetulnya tidak lepas dari keinginan istana. Dan
itu juga yang dikaitkan dengan pernyataan mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri yang diungkap Ketua Komisi III
Benny K Harman, bahwa pengungkapan Gayus akan menimbulkan isntabilitas politik.
Pada tahap awal, instabilitas politik itu akan mengguncang Mabes Polri dan Kejaksaan Agung, sebab sejumlah petinggi di
kedua institusi itu pasti terseret masuk bui, jika Cirus Sinaga membuka pembagian dana dari simpanan Gayus. Dalam
hal ini bisa disimak kembali keterangan Susno Duadji.

Tahap berikutnya, jika Cirus Sinaga dan para pejabat Mabes Polri dan Kejaksaan Agung merasa dirinya dikorbankan,
maka mereka bisa membeberkan skenario di balik prestasi pemenjaraan Antasari. Jika itu terjadi, guncangan politik
besar tidak terhindarkan, karena hal ini menyangkut pembuktian hukum dan politik, soal benar tidaknya istana terlibat
dalam pemenjaraan Antasari.
Rencana ekseminasi Kasus Antasari oleh Komnas HAM karena pelbagai novum ini, dapat berakhir dengan sebuah sesi
politik yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Benar tidaknya keterlibatan istana, ada di mulut Cirus Sinaga. Dan,
seperti Gayus Tambunan, Cirus tidak ingin dianggap bodoh dan bersalah sendiri. Nyanyian Cirus mungkin akan menjadi
virus mematikan, juga (teristimewa) bagi istana. Kalau begitu, benar kata BHD, yang diulangi Ketua Komisi III Benny
Kabur Harman.

Cirus Sinaga Pegang Kartu Truf 4 Kasus Besar


Konsorsium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, mengatakan jaksa
Cirus Sinaga diperlakukan istimewa oleh Kejaksaan dan Kepolisian
karena Cirus memegang kasus besar dan mengetahui aliran dana Gayus
Tambunan ke Kepolisian. Mengapa Cirus begitu kuat? Karena dia
pegang empat kasus besar, yakni kasus Munir, kasus Muchdi PR, kasus
Antasari, dan kasus Gayus Tambunan, kata Neta di Gedung DPR RI,
Jakarta, Kamis (27/1).
Neta menyebutkan, meskipun Kejaksaan sudah berupaya menangani kasus Cirus, tapi masih tidak ada ujungnya karena
Cirus mengetahui ada empat aliran dana Gayus Tambunan ke Kepolisian, yakni Rp700 juta, Rp1,5 miliar, Rp2 miliar, dan
Rp3,5 miliar. Cirus mengetahui ini, makanya dia istimewa, tidak dibawa ke pengadilan karena Cirus bisa
nyanyi. Kami melihat pihak Kejaksaan sudah berusaha menangani kasus Gayus, tapi belum serius
menyentuh Cirus padahal Cirus lah sumber persoalan Gayus, kata Neta.
Ia menyebutkan, sedikitnya ada lima perwira tinggi Kepolisian yang harus bertanggung jawab untuk kasus Gayus
Tambunan.
Terkait dengan kasus mantan Ketua KPK Antasari Azhar, Neta mengatakan, Cirus mengetahui kartu truf kasus
ini. Seperti penelusuran kami ada 7 kejanggalan kasus Antasari. Makanya jajaran Kepolisian begitu
khawatir terhadap Cirus bila dibawa ke pengadilan, ujarnya.

Williardi: Atasan Saya Ya Kapolri!


Di dalam persidangan, saksi Williardi Wizard bernyanyi kalau rekannya di kepolisian merekayasa
penyidikan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen yang berujung
pada penahanan mantan Ketua KPK Antasari Azhar.
Nama petinggi Polri pun disebutnya. Pada suatu hari, Williardi berkisah dalam sidang PN Jaksel, Selasa (10/11), ia
dijemput di rumahnya pukul 00.30 oleh Brigjen (Pol) Irawan Dahlan. Kemudian di kantor polisi para penyidik meminta

dia membuat berita acara sesuai dengan kehendaknya. Udah bikin apa saja yang terbaik untuk menjerat Pak
Antasari. Dijamin besok pulang. Kami dijamin oleh pimpinan Polri tidak akan ditahan, paling sangsi indisipliner, kata
Williardi mengulang perkataan Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (waktu itu) Irjen Adiatmoko.
Karena jaminan itu, apalagi langsung dari pimpinan Polri, lanjut Williardi, ia bersedia menandatangani BAP yang sudah
dibuat penyidik. Namun, yang terjadi keesokan harinya dalam berita televisi Williardi diplot polisi sebagai salah satu
pelaku pembunuhan Nasrudin.Janji mana? Tolong diklarifikasi. Kami tidak sejahat itu, kata Williardi dalam
pesan singkat kepada Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad
Iriawan.

Selanjutnya,

penasihat

hukum

Antasari

bertanya, Siapa

pimpinan

Anda?

Pimpinan

saya

ya

Kapolri, kata Williardi.


Setelah protes tersebut, Williardi mengaku ia langsung ditahan. Ia tidak peduli dikatakan penghianat oleh
sejawatnya. Kami memberanikan diri, kami dibilang penghianat, tidak peduli, kata Williardi dalam persidangan.

Williardi Minta Maaf pada Antasari


Setelah memberikan kesaksian, Williardi Wizard membuat pernyataan minta maaf yang dilengkapi dengan tanda tangan
kepada terdakwa Antasari Azhar. Langkah mantan Kapolres Jaksel itu dilakukan setelah ia mencabut BAP-nya yang
memojokkan Antasari. BAP itu diakui Williardi sebagai hasil arahan para penyidik.
Tadi dia (Williardi) sempat membuat tanda tangan. (Ia) merasa berdosa, khususnya kepada Pak Antasari,
karena apa yang ditandatangani (dalam BAP) tidak benar, kata Juniver Girsang, pengacara Antasari, seusai
sidang di PN Jaksel, Selasa (10/11). Dalam sidang ini Antasari duduk sebagai terdakwa.
Pada awal kesaksiannya, Williardi mencabut lima BAP yang ditandatanganinya. Ia hanya mengakui BAP yang dibuatnya
pada tanggal 29 April 2009 dan 30 April 2009. Menurutnya, inilah BAP yang benar. Sayang, selain BAP ini ditolak oleh
penyidik, juga entah mengapa bagian tersebut tidak terlampir dalam BAP keseluruhan. Kalau BAP-nya seperti ini,
Pak Antasari tidak akan terjerat, ungkap Williardi mengulang pernyataan salah satu penyidik.

Kombes Wiliardi, Martir Yang Dikorbankan Institusi

Setengah tahun lamanya, Kombes Wiliardi Wizard


memendam keinginan untuk bisa berkenalan, bertemu dan sekedar mengucapkan terimakasih atas sebuah tulisan yang
dimuat di KATAKAMI bulan Mei 2009 yaitu tulisan yang berjudul, SEPUCUK SURAT UNTUK KOMBES WILIARDI
WIZARD.
Willy demikian Wiliardi Wizard biasa dipanggil menghubungi semua pihak di kalangan terdekatnya untuk
menanyakan apakah kenal dengan Pimpinan Redaksi Mega Simarmata ? Dan kalau kenal, apakah tahu nomor kontak
telepon yang bisa dihubungi. Nova Isteri Wiliardi Wizard serta putri sulung mereka Tika, juga ikut mencari dimana
dan bagaimana caranya untuk bisa berkenalan, bertemu dan berbicara dengan KATAKAMI.COM.
Akhirnya keinginan mereka sekeluarga tercapai pada hari Jumat 13/11/2009. Pemimpin Redaksi KATAKAMI Mega
Simarmata diajak oleh Nova Wiliardi untuk membesuk suami tercintanya didalam tahanan Rutan Bareskrim Mabes Polri.
Dan inilah hasil pertemuan kami.
Tepat jam 13.30 WIB, saya tiba di Gedung Bareskrim Polri. Petugas di pintu depan Bareskrim, sangat sopan dan
profesional. Saya diminta untuk mengisi buku tamu, meninggalkan kartu identitas (KTP) dan menitipkan alat komunikasi
saya yaitu HANDPHONE. Tadinya saya janjian untuk membesuk bersama-sama dengan Nova Wiliardi. Tetapi karena
terhambat oleh kemacetan lalu lintas maka Nova Wiliardi agak belakangan tiba di Bareskrim.
Saya yang masuk lebih dahulu ke dalam ruang tahanan Bareskrim Polri pada jam besuk. Petugas memanggil Wiliardi
Wizard ke dalam sel tahanannya dan saya disuruh menunggu sebentar. Saat Wiliardi Wizard tiba di hadapan saya,
mantan Kapolres Jakarta Selatan ini mengulurkan tangan untuk berjabatan tangan dengan saya. Pak Wiliardi,
perkenalkan nama saya Mega Simarmata. Senang bertemu dengan Pak Wiliardi, bagaimana kabarnya sapa saya
kepada Wiliardi.
Kabar baik Mbak Mega. Saya terharu sekali membaca tulisan Mbak Mega bulan Mei lalu. Berbulan-bulan saya ingin
sekali bertemu dengan Mbak Mega. Saya tanya kemana-mana, begitu juga isteri dan anak saya, semua mencari tahu
nomor kontak Mbak Mega. Saya tidak pernah berhenti mencari dimana Mbak Mega berada. Saya berdoa agar saya bisa
dipertemukan dengan Mbak Mega. Tetapi baru sekarang keinginan saya untuk bisa bertemu itu kesampaian. Mbak, dari

lubuk hati saya yang terdalam, atas nama saya pribadi bahkan atas nama keluarga, kami semua mengucapkan
terimakasih atas dukungan Mbak Mega lewat tulisan itu. Saya terharu sekali. Terimakasih Mbak, terimakasih ungkap
Wiliardi dengan wajah yang sangat serius
Terimakasih kembali Pak Willy, mungkin baru sekarang Tuhan membukakan jalan untuk kita bisa bertemu. Bagaimana
kesehatan Pak Willy selama di tahanan ? Aman semua ? tanya KATAKAMI. Ya beginilah Mbak, semua ribut karena
kesaksian yang terakhir dalam persidangan Pak Antasari kemarin. Saya juga tidak tahu, mengapa tiba-tiba saya dapat
kekuatan dari Tuhan untuk berbicara jujur apa adanya. Itulah yang sesungguhnya terjadi Mbak. Saya diperintah untuk
mengikuti dan menanda-tangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) seperti yang sudah diatur oleh Polisi lanjut Wiliardi.
Pak Willy, mengapa Bapak mau menanda-tangani kalau memang Bapak tidak membunuh Nasrudin Zulkarnaen dan
samasekali

memang

tidak

terlibat

tanya

KATAKAMI.

Mbak, saya ini bawahan, saya percaya pada atasan, pada pimpinan. Yang meyakinkan saya bahwa saya akan dijamin
adalah perwira tinggi berbintang 2, masak saya berani membantah perintah atasan ? ungkap Wiliardi selanjutnya.
Pak Willy, terlibatkah anda dalam pembunuhan itu ? tanya KATAKAMI.
Demi Allah, saya bersumpah Mbak, saya tidak terlibat samasekali. Tuduhan keterlibatan itu hanya karena
berdasarkan saya pernah berkomunikasi dengan Pak Antasari, Sigid, Jerry dan Edo. Lho, kalau memang saya
ada berkomunikasi dengan mereka maka Majelis Hakim harus mempertimbangkan untuk meminta agar semua rekaman
pembicaraan saya dengan mereka-mereka tadi dibuka dalam persidangan jawab Wiliardi.
Pak Willy, anda mengatakan bahwa anda dipengaruhi atasan untuk menanda-tangani BAP. Iya kan ? Nah,
bagaimana kronologisnya ? tanya KATAKAMI.

Jadi tanggal 30 April 2009 itu Mbak, pada pagi


harinya saya didatangi oleh Wakabareskrim Polri Irjen Hadiatmoko. Saya ingat betul, itu terjadi jam 9 atau
jam 10 pagi. Irjen Hadiatmoko bilang ke saya, nanti saya panggil Iwan (Kombes Mochamad Iriawan). Sudah
ikuti saja BAP yang disusun Iwan. Sorenya Kombes Iwan datang menemui saya. Intinya, Kombes Iwan

meminta saya untuk menanda-tangani saja BAP yang sudah disamakan dengan BAP Sigit. Dan puncaknya
pada pukul 23 pada malam hari itu, lewat hp milik orang lain yang ada di tahanan saya saya diminta
bicara dengan Sigid. Sigid mengatakan Mas, ikuti saja penyidik. Sasaran kita cuma ANTASARI kok. Kita
dijamin oleh BHD, ikuti saja Mas. Saya pusing ini demikian kata Wiliardi mengulangi omongan Sigid saat berbicara
dengan Wiliardi Wizard.
Oh begitu kelakuannya WAKABRESKRIM POLRI yang pada saat itu dijabat oleh Irjen Hadiatmoko. Apakah beliau lupa
bahwa patut dapat diduga ada kasus hukum yang sangat memalukan saat beliau menjabat sebagai KAPOLDA RIAU yaitu
kasus bandar judi togel ACIN ? Kan memalukan jika ada kasus hukum seperti itu. Lalu kok bisa-bisanya mengarahkan
bawahan untuk menanda-tangani sebuah BAP yang sepenuhnya disusun oleh penyidik sendiri ? Bayangkan, hanya dalam
satu hari itu saja yaitu tanggal 30 April 2009. ada 3 orang yang membujuk, mempengaruhi, mengarahkan dan menekan
agar Pak Willy mau menanda-tangani BAP yang seluruh isinya 100 persen buatan POLISI ? tanya KATAKAMI.
Iya betul Mbak, tanggal 30 April itu ada 3 orang secara berturut-turut meminta saya tanda-tangan BAP
yang disusun POLISI. Saya kalut Mbak. Saya tidak menyangka akan dikhianati seperti ini. Saya dijanjikan
akan dibebaskan kalau mau mengikuti perintah atasan untuk menanda-tangani BAP buatan POLISI. Saya
tidak menyangka bahwa saya akan dikorbankan dengan cara yang sangat kejam seperti ini. Mengapa semua
ini menimpa saya ? Saya tahu bahwa Sigid memang dekat dengan Kapolri sehingga itu yang membuat saya percaya
kepada dia. Saya bahkan mendengar Sigid berbicara di telepon dan alat pengeras handphone itu sengaja dibuka oleh
Sigid saat ia berbicara dengan Sekretaris Pribadi (Spri) Kapolri yaitu Kombes Arief. Mengapa ada permainan tingkat
tinggi seperti ini yang sengaja mengorbankan diri saya sekeluarga ? Apa salah saya ? Saya tidak mengerti Mbak ungkap
Wiliardi dengan raut wajah yang sangat sedih dan terpukul.
Sabarlah Pak Willy, kebenaran itu ibarat air yang mengalir. Ia akan tetap mengalir walau dibendung. Tuhan tidak tidur.
Perbanyaklah doa dan zikir. Kendalikan emosi dan diri dalam setiap persidangan agar jangan sampai emosi jadi tidak
terkontrol. Apapun yang terucap dan dilakukan dalam persidangan, semuanya menjadi catatan hakim. Jadi katakanlah
yang sesungguhnya. Buka saja. Jangan ada yang ditutupi lanjut KATAKAMI. Iya Mbak, pesannya akan saya ingat
jawab Wiliardi sambil menunduk sedih.
Pak Willy, sepanjang sejarah baru kali inilah ada INSTITUSI yang dengan sengaja menskenariokan dan
menjerumuskan agar anak buahnya jadi MARTIR. Tidak mau tahu bahwa anak buah yang dikorbankan itu hancur
kehidupan dan kariernya. Tindakan menjerumuskan dan mengorbankan anak buah yang tidak bersalah dengan skenario
dan permainan tingkat tinggi seperti ini adalah perbuatan yang berperikemanusiaan. Jadi, gunakan dengan sebaikbaiknya semua kesempatan dalam persidangan. Berkata jujur sejujur-jujurnya kepada hakim. Pasrahkan diri kepada
Tuhan kata KATAKAMI. Terimakasih Mbak Mega, hati dan pikiran saya terpukul sekali setelah dikorbankan seperti ini
kata Wiliardi.
Kombes Wiliardi Wizard lulusan Akpol angkatan tahun 1984 ini memiliki 3 orang anak dari pernikahan dengan seorang
wanita cantik keturunan Minang & Aceh. Nova, isteri Wiliardi berkenalan dengan sang suami saat Wiliardi bertugas di
Nangroe Aceh Darussalam yaitu saat menjadi Kanit Serse tahun 1984. Dari pernikahan mereka, lahirlah 3 orang anak

yaitu Lustika Yunita Wiliardi (22 tahun), M. Resdi Wiliardi (17 tahun) dan Nisya Oktiani Wiliardi (11 tahun). Nova terus
memberikan dorongan dan semangat kepada Wiliardi dalam menjalani semua permasalahan dan proses hukum ini.
Mbak, saya ini pernah dipanggil ke ruangan Wakabreskrim Polri Irjen Hadiatmoko. Ketika itu saya datang
bersama puteri sulung saya, Tika. Kami berdua menghadap Pak Wakabareskrim. Beliau bilang, sudahlah
sampaikan sama suami kamu, ikuti saja BAP yang disusun penyidik.Kami jamin suami kamu. Gampang kok
akui saja. Bilang begini ya betul saya memang diminta untuk membunuh tetapi saya tidak mau dan saya suruh orang
lain. Ya ampun kalau suami saya disuruh oleh POLRI bicara begitu, kan sama saja menjerumuskan suami saya untuk
kena pasal pembunuhan berencana. Suami tidak terlibat tetapi dipaksa oleh INSTITUSI untuk mengakui bahwa
seolah-olah dia arsitek pembunuhan dan memang terlibat dalam kasus pembunuhan itu. Kasus ini bukan kasus mainmain. Ancamannya hukuman mati. Kenapa suami saya dijerumuskan untuk mendapat ancaman seberat itu untuk
perbuatan yang sama sekali tidak dilakukannya ? Demi institusi, maka suami saya yang sangat mencintai POLRI dipaksa
untuk mengakui skenario INSTITUSI bahwa sebenarnya suami sayalah pembunuhnya ? Terlibat dalam sebuah
kasus pembunuhan itu. Ya Allah alangkah jahatnya POLRI kepada kami yang sangat tak berdaya ini ungkap
Nova Wilairdi sampai menitikkan airmata.
Mbak Nova, selain WAKABARESKRIM POLRI Irjen Hadiatmoko, siapa lagi didalam INSTITUSI POLRI ini yang
mengarahkan agar WILIARDI WIZARD mau menjadi martir mengakui di hadapan persidangan bahwa dialah pembunuh
Nasrudin Zulkarnaen ? tanya KATAKAMI.
Selain WAKABARESKRIM POLRI, saya bertemu juga dengan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes
Mochamad Iriawan. Dia sahabat suami saya. Teman seangkatan suami saya. Tapi tega-teganya bilang begini
sudahlah, ikuti saja semua arahan penyidik. Keluarga memang akan terpukul, sedih. Tapi pasti kesedihan itu cuma
seminggu, selebihnya akan merasa terbiasa. Kalau anak-anak merasa terpukul, hadapkan ke saya biar saya yang akan
menjelaskan kepada anak-anak jawab Nova Wiliardi.

Kok tega sekali berbicara seperti itu ? Keterlaluan. Lain kali


Mbak, siapapun pimpinan di POLRI ini yang memanggil keluarga Pak Wiliardi untuk ditekan dan diarahkan seperti ini
rekam semuanya. Bawa perekam. Kalau dibiarkan terus menerus seperti ini, lama-lama POLRI ini akan jadi busuk
karena ulah segelintir orang. Tidak tahu malu semuanya mengarang-ngarang dan menskenariokan BAP. Rakyat

Indonesia harus tahu. Dan Keluarga Wiliardi, jangan mau lagi dikerjai. Mulai saat ini rekam semuanya. Dalam
persidangan, alat bukti sangat menentukan sekali. Jangan lupa, siapapun yang berani-berani lancang mulutnya merayu
dan mengarahkan agar seorang bawahan terjerumus ke dalam semua permasalahan hukum dialah yang harus diseret
ke muka hukum. Dan kalau kami tidak salah ingat, patut dapat diduga ada kasus hukum terkait bandar judi Doni
Harianto yang melibatkan Kombes Mochamad Iriawan bulan Desember 2008 yaitu patut dapat diduga ada
suap sebesar Rp. 700 juta dari bandar judi. Oknum Jaksa Sudono sudah langsung dipecat akibat ketahuan
menerima uang suap ini. Tetapi KAPOLRI BHD justru mengamankan anak buah yang patut dapat diduga
menerima suap.Perilaku apa itu ? Apakah patut dapat diduga KAPOLRI BHD dapat setoran juga sebab dia tidak
menindak anak buahnya yang terlibat dalam kasus penyuapan ? ungkap KATAKAMI.
Pertemuan saya dengan Kombes Wiliardi Wizard memang sangat mengejutkan dan mengharukan. Ia bagaikan pelanduk
yang terjepit diantara gajah-gajah yang bertikai. INSTITUSI seakan tak mau tahu dan tak merasa tak perlu untuk
membela kebenaran yang ada di pihak bawahan. Sungguh menyayat hati dimana patut dapat diduga seorang polisi
terbaik diumpan, dikorbankan dan dijerumuskan secara keji oleh INSTITUSI-nya sendiri.
Hidup seorang bawahan dihancurkan.
Karier yang dibangun puluhan tahun oleh Wiliardi dihancurkan. Wiliardi dijanjikan untuk mendapat jaminan penuh
keselamatan dari para oknum atasan agar bersedia menjadi orang yang dituding menjadi dalang atau arsitek
pembunuhan. Wiliardi tak menyangka bahwa keputusannya untuk bersikap patuh dan tunduk pada atasan terutama
pada KAPOLRI ternyata disalah-gunakan dan disesatkan.
Lalu, apakah ada kepastian dan jaminan bahwa di kemudian tidak akan ada lagi POLISI-POLISI terbaik di Indonesia ini
yang sengaja dikorbankan untuk INSTITUSI ? Wiliardi menangis meraung-raung dan sempat memutuskan untuk
bunuh diri di awal bulan Mei lalu. Ketika itu, keluguannya untuk mempercayai dan mengikuti perintah atasan untuk
menanda-tangani BAP abal-abal buatan PENYIDIK POLISI ternyata berujung kefatalan.
Wiliardi tak bisa lagi lari dari jerat hukum dan pasal yang ditimpakan kepadanya sungguh berat yaitu pasal
pembunuhan berencana dengan maksimal hukuman adalah HUKUMAN MATI !
Apakah ada didunia ini, seorang atasan atau komandan atau panglima yang dengan sadar dan benar-benar sengaja
menjerumuskan bawahannya untuk menanggung hukuman yang sangat mengerikan yaitu hukuman mati ?
Iya kalau ia bersalah. Bagaimana kalau ternyata ia tidak bersalah dan tidak terlibat samasekali ? Patut dapat diduga
Jenderal BHD sudah melampaui kewenangannya bila ternyata secara sadar dan sengaja memang mengorbankan anak
buah. (MS)

Tuhan Tidak Tidur, Kebenaran Mulai Terungkap


Mantan Ketua KPK Antasari Azhar yang menjadi terdakwa dalam sidang pembunuhan Direktur PT Putra
Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen kaget dengan kesaksian Williardi Wizard.

Mantan Kapolres Jaksel itu mengaku tuduhan pada Antasari adalah rekayasa penyidik kepolisian. Memang tingkat
keimanan paling tinggi. Kesabaran, 6 bulan (dipenjara) tidak masalah. (Saya) terkejut kok seperti itu saat memeriksa
WW target Antasari, kata Antasari saat sidang di PN Jaksel ditunda, Selasa (10/11). Diungkapkan bahwa selama ini ia
tegar karena Tuhan tidak tidur. Begitu cara orang menzalimi saya. Kebenaran mulai terungkap, Allahu
akbar, tutur Antasari.
Juniver Girsang, pengacara Antasari, menuturkan bahwa kesaksian Williardi masuk dalam sejarah persidangan. Saat
mendengar persidangan, dia sangat kaget. Pernyataan saksi WW itu membuat seluruh penasihat hukum terkejut dan
menilai bahwa ini merupakan sejarah peradilan, di mana pernyataan saksi membuat pernyataan bahwa ada skenario
yang ditujukan kepada terdakwa Antasari.

Dua Jenderal Polisi Terlibat Kasus Antasari


Ternyata, dua jenderal bintang dua polisi ikut terseret kasus Antasari Azhar. Irjen Pol Hadiatmoko dan Brigjen Pol
Irawan Dahlan dihadirkan dalam sidang Antasari Azhar dalam kasus pembunuhan Direktur PT PRB Nasrudin
Zulkarnaen. Para perwira tinggi Polri ini dijadikan saksi dalam pesidangan akibat namanya telah disebut oleh terdakwa
pembunuhan Nasrudin, Kombes Pol Williardi Wizar.
Menurut Cirus, kesaksian Williardi yang menyebutkan ada rekayasa kasus Antasari tidak bisa berdiri sendiri. JPU siap
membuktikan dakwaan Antasari terlibat pembunuhan Nasrudin benar adanya. Boleh-boleh saja mengatakan seperti
tadi. Tapi fakta-fakta itu harus berdasarkan bukti, tutur JPU.
Sebelumnya, Williardi Wizar membuat pengakuan mengejutkan dalam sidang dengan terdakwa Antasari Azhar. Williardi
menyeret Irjen Pol Hadiatmoko dan Brigjen Pol Iriawan Dahlan yang menekannya dalam proses pemeriksaan. Jam
10.00 WIB pagi saya didatangi oleh Wakabareskrim Irjen Pol Hadiatmoko. Dia katakan sudah kamu
ngomong saja, kamu dijamin oleh pimpinan Polri tidak ditahan, hanya dikenakan disiplin saja,ungkap Wiliardi
dalam sidang di PN Jaksel, Selasa (10/11).
Kemudian, lanjut Wiliardi, pada pagi dini harinya sekitar pukul 00.30 WIB, dia dibangunkan oleh penyidik kepolisian. Di
ruang pemeriksaan, ada istri dan adik iparnya, serta Dirkrimum saat itu Kombes Pol M Iriawan. Dirkrimun bilang ke istri
saya, kamu bilang saja ke suami kamu, semuanya akan dibantu. Jam setengah satu saya diperiksa, dan
disuruh buat keterangan agar bisa menjerat Antasari. Jaminannya saya bisa pulang. Ini saya ngomong
benar, demi Allah, bebernya.
Wiliardi bahkan meminta majelis hakim untuk menelepon M Iriawan. Saya juga mengirim SMS, menagih janjinya.
Katanya saya tidak akan ditahan dan saya juga meminta agar segera diklarifikasi, kalau saya juga tidak sebejat seperti
yang diberitakan sebagai orang yang mencari eksekutor. Tapi hari itu juga saya mau ditahan, terangnya.

Dia mengaku, bila memang ada pertemuan di rumah Sigit, antara dirinya dan Antasari, kemudian ada perintah untuk
membunuh, dia mengaku siap dihukum seberat-beratnya. Jadi itu tidak benar. Silakan cek di CCTV, amplop yang
diterima saya, itu diberikan Sigid bukan Antasari, imbuhnya.
Williardi juga mengaku, pernah suatu waktu dia dijemput oleh Brigjen Pol Iriawan Dahlan, saat itu dia diajak minum kopi
di ruangan Hadiatmoko. Saya ditanya kenal Edo, Antasari, Sigit dan apa pernah menyerahkan Rp 500 juta. Saya
memang menyerahkan ke orang untuk menyelidiki suatu kasus di Citos. Tapi saya tidak tahu kemudian dipakai
membunuh, paparnya.
Kemudian, setelah itu Hadiatmoko menahannya atas tuduhan pembunuhan. Kok saya bingung cuma antar uang
ditahan? Sejak itu saya ditahan. Pak Hadiatmoko bilang ini perintah pimpinan, dan saya diminta mengikuti saja
penyidikan biar perkara cepat P21. Bagaimanapun pimpinan saya Kapolri, sehinga saya tertarik. Saya, keluarga, istri dan
ortu diimingi kebebasan saya, tutupnya.
Sementara itu Hadiatmoko saat dikonfirmasi tidak mau memberikan komentar. Enggak, enggak. Terima kasih, jelas
Hadiatmoko melalui telepon.
Williardi Wizar mengaku, kasus Antasari direkayasa pihak tertentu di Polri. Penahanan mantan Ketua KPK
Antasari Azhar dikondisikan oleh beberapa petinggi kepolisian. Pukul 00.00 WIB saya diperiksa dengan
didatangi oleh Direktur Reserse Polda Metro Jaya yang katanya itu perintah atasan, kata Wiliardi berapi-api.
Williardi menyatakan saat itulah dikatakan bahwa Antasari adalah sasaran mereka. Wiliardi bersumpah bahwa kejadian
itu benar. Di situ dikatakan Demi Allah ini saya bersumpah sasaran kita hanya Antasari. Demi Allah saya
bersumpah, biar mati lampu ini, mati saya Pak, ujarnya.
Williardi mengungkapkan semuanya ini dalam kesaksiannya di sidang dengan terdakwa Antasari Azhar di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera, Selasa (10/11).

Skenario Menjerat Antasari Azhar

PANGGUNG pertunjukan selalu terbuka bagi Antasari Azhar. Dia dikecam


sekaligus disanjung. Ketika menapaki tangga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dia dicibir dan

diragukan. Tetapi tatkala mulai menangkap dan menggiring banyak koruptor ke bui, dia dielukan dan
menjadi idola. Tetapi masa jaya Antasari tidak bertahan lama.
Dia terjerembap dalam perkara pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Dia dituduh
menjadi aktor intelektual kasus pembunuhan itu. Posisinya sebagai Ketua KPK dicopot. Dia dijebloskan ke sel dan
ditahan di tahanan Polda Metro Jaya.
Kasus Antasari tertelan semarak skandal dugaan rekayasa kriminalisasi dua Wakil Ketua nonaktif KPK Bibit Samad Rianto
dan Chandra Hamzah. Polisi dituding telah merekayasa kasus Bibit-Chandra. Bahkan polisi mendapat julukan baru
sebagai penulis skenario yang piawai.
Nama Antasari kembali melambung dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (10/11). Juga
nama polisi kembali tersandung sebagai pembuat rekayasa dan pengarang skenario. Publik terkesima. Polisi kembali
diposisikan sebagai perekayasa kasus Antasari Azhar. Bukan sembarang orang yang membuka adanya skenario
penggiringan Antasari menjadi pesakitan. Bukan pula sembarang sosok yang mengaku ada rekayasa membawa Antasari
ke tahanan.
Pengakuan yang menggemparkan itu datang dari seorang perwira polisi berpangkat komisaris besar. Dialah Wiliardi
Wizard, mantan Kapolres Jakarta Selatan. Dia membongkar skandal rekayasa kasus Antasari di forum terhormat;
pengadilan. Antasari terharu dan menangis. Pengacara keheranan karena pengakuan itu datang dari saksi
yang diajukan jaksa. Dan jaksa? Jaksa pasti sesak napas.
Wiliardi seharusnya memperkuat tuduhan jaksa bahwa Antasarilah aktor di balik kasus pembunuhan itu. Keterangan
saksi yang dipercaya adalah keterangan yang diberikan di depan persidangan. Bukan keterangan dalam berita acara
pemeriksaan (BAP).
Hal itu jelas-jelas diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Pada Pasal 185 ayat (1) disebutkan,
keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Jadi, hakim, jaksa, dan
pengacara memegang keterangan saksi yang diberi di depan persidangan. Saksi yang mencabut BAP di depan
persidangan tidak boleh dipandang sebagai pembohong. Tidak hanya hakim yang bertugas mencari keadilan, tetapi juga
jaksa dan pengacara mengagungkan keadilan, bukan mencari kemenangan.
Kesaksian Wiliardi Wizard telah meruntuhkan bangunan skenario menjerat Antasari sebagai aktor
intelektual kasus pembunuhan. Kesaksian Wiliardi mempertontonkan bahwa sedang berkembang peradilan
sesat di Tanah Air.
Kita mencoba percaya bahwa kegemaran menyusun skenario dan membuat rekayasa sebuah perkara hanyalah ulah
oknum polisi yang mencari jalan pintas. Karena itu harus ditindak. Tetapi jika pimpinan Polri mendiamkannya, tuduhan
itu beralih menjadi kehendak institusi. Kalau sekarang kita dihadapkan dengan panggung saling bantah di antara mereka
yang bertikai, pertanyaannya, siapa sesungguhnya yang berbohong?

Ahli Forensik Beberkan Bukti Kasus Antasari

Ahli
forensik
RSCM
dr
Munim
Idris
mengungkap kejanggalan putusan kasasi Mahkamah Agung (MA)
terkait perkara Antasari Azhar. Kejanggalan ini bisa dipakai sebagai
bukti baru dalam peninjauan kembali (PK) Antasari Azhar. Menurut
Munim, keterangannya sebagai ahli yang diberikannya di persidangan
tidak digunakan oleh hakim agung MA dalam putusan kasasinya.
Saya menulis dalam keterangan saya sebagai ahli forensik, jenis peluru yang bersarang di Nasrudin
(Nasrudin Zulkarnaen) adalah diameter 9 mm kaliber O,38 tipe SNW tapi diminta dihapus oleh polisi, kata
Munim Idris dalam konfrensi pers di RSCM, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu lalu, 5/1/2010.
Keterangan otopsi tertulis ini disampaikan oleh Munim Idris dalam surat otopsi. Namun, pihak Kepolisian meminta
keterangan tersebut dihapus. Yang saya tulis ya yang saya temukan. Yang meminta dihapus langsung saya
lupa yang datang ke sini. Lantas Wadir Serse Polda Metro Jaya menelepon saya minta untuk dihapus. Lalu
saya bilang ini kewenangan saya, tambah Munim.
Selain itu, dia juga menyatakan menerima mayat Nasrudin tidak dalam utuh atau tersegel. Kondisi mayat seharusnya
masih berbalut baju ketika mayat meninggal. Tapi saya sudah menerima tanpa label, tanpa baju dan kondisi
luka kepala sudah terjahit. Seharusnya masih utuh apa adanya, terang Munim.
Fakta ini dipersilakan Munim untuk menjadi bukti baru mengajukan PK Antasari. Itu penglihatan ahli hukum.
Semua sudah saya utarakan di pengadilan. Kalau dipengadilan yang punya kuasa itu hakim. Mau diterima
atau tidak (keterangan ahli) bukan urusan saya, tutup Munim.
Sebelumnya, mantan ketua KPK Antasari Azhar merasa masih ada kejanggalan dalam putusan yang diterimanya hingga
tingkat kasasi. Karena itu, dia akan mengajukan upaya hukum terakhir yaitu Peninjauan Kembali (PK).
Antasari menjadi terpidana dalam kasus pembunuhan Direktur PT PRB Nasrudin Zulkarnaen. Pria asal Palembang
tersebut kemudian divonis 18 tahun penjara di PN Jaksel. Hingga tingkat kasasi, putusannya tetap. Sebentar lagi saya

akan menjadi terpidana. Saya masih punya satu hak untuk meraih kebenaran yang berhubungan dengan rasa keadilan,
yaitu Peninjauan Kembali, kata Antasari sebelum meninggalkan Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta.
Tidak hanya itu, Antasari juga mempertanyakan sejumlah barang bukti yang diajukan oleh jaksa. Masih banyak buktibukti yang hingga kini belum terungkap. Saya akan terus berjuang di mana baju korban, yang sampai hari ini
tidak dijadikan barang bukti, saya akan terus meneliti apa akibat kematian korban. Katanya proyektil 9 mm,
9 mm apakah masih bisa digunakan oleh revolver, itu semua akan saya cari, urainya.

Mayat Nasrudin
Ahli forensik Rumah Sakit Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Abdul Munim Idris mengaku pernah diminta pejabat
Polda Metro Jaya untuk menghilangkan data mengenai lukaDirektur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin
Zulkarnaen.
Dalam pemeriksaan polisi, Munim menyatakan bahwa lebar luka di kepala Nasrudin disebabkan peluru
berdiameter 9 milimeter (mm). Hal ini diungkapkannya dalam sidang pembunuhan Nasrudin di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, Kamis 10 Desember 2009.Saat saya diperiksa dan akan meneken BAP (Berita Acara
Pemeriksaan), Wadir Serse Polda Metro mengatakan, kalau ini (data 9 mm) bisa dihilangkan tidak? kata
Munim mengulang pernyataan pejabat Polda itu di hadapan Majelis Hakim PN Jakarta Selatan. Munim tidak menjelaskan
mengapa polisi ingin data itu hilang. Dia hanya menolak. Itu kewenangan saya sebagai dokter.
Setelah itu, kata Munim pun menerima telepon dari seseorang yang mengaku bernama Kamil. Dalam telepon itu,
Munim mengutip kata-kata Kamil terkait pencantuman diameter luka Nasrudin, Babeh terlalu berani kalau segini (9
mm). Artinya terlalu berani? Saya tidak tahu, saya kan tidak bisa telepati, jawab Munim.
Munim adalah dokter yang memeriksa jasad Nasrudin. Saat memeriksa jasad Nasrudin, Munim mengaku menemukan
dua peluru di kepala Nasrudin, yakni di sebelah kanan dekat telinga dan di batang tengkorak. Meski peluru masih di
dalam, tapi sudah dijahit (lukanya), kata dia. Kondisi seperti ini, kata dia, akan menimbulkan kematian meski tidak
langsung.

Mayat Nasrudin Sudah Dimanipulasi


Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menghadirkan ahli forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
sebagai saksi kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Dalam
kesaksiannya,

Munim

mengatakan

mayat

Nasrudin

sudah

dimanipulasi

saat

ia

terima

untuk

diperiksa. Karena jasadnya sudah berpindah dari rumah sakit ke rumah sakit. Saya menerima kondisinya
sudah dijahit, kata Munim dalam sidang dengan terdakwa Antasari Azhar, Kamis 10 Desember 2009. Selain itu, kata
dia, kepala Nasrudin pun sudah dicukur. Akibatnya (manipulasi mayat) ini akan berkaitan dengan alibi
tersangka nantinya, kata dia.

Munim menjelaskan ada tiga pejabat menelpon dirinya untuk permintaan otopsi Nasrudin. Mereka adalah penyidik kasus
pembunuhan Niko, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda saat itu Komjen M Iriawan, dan Inspektur Pengawasan Umum
(Irwasum) Komjen Jusuf Manggabarani. Mereka minta saya ke RS Gatot Subroto. Tapi saya bilang, (jasad Nasrudin)
bawa ke Cipto saja.
Saat memeriksa jasad Nasrudin, Munim mengaku masih menemukan dua peluru di kepala Nasrudin, yakni di sebelah
kanan dekat telinga dan di batang tengkorak. Meski peluru masih di dalam, tapi sudah dijahit (lukanya), kata dia.
Kedua peluru, jelasnya, mengenai jaringan otak. Sehingga menyebabkan kematian meski tidak langsung.

Siapa Penembak Nasrudin?

Sidang pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen memasuki babak baru. Ahli


forensik RSCM Dr. Munim Idris yang didengar keteranganya sebagai saksi mengungkapkan, mayat Nasrudin
yang divisumnya sudah tidak asli atau telah dimanipulasi oleh dokter lain. Dari sifat luka, penembakan
dilakukan dari jarak jauh.
Mayat sudah dimanipulasi, ini karena korban sebagian besar rambutnya sudah dicukur, lukanya sudah
dijahit dan posisi sudah telanjang saat akan saya visum, ujar Munim dalam persidangan pembunuhan Direktur
PT. Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen dengan terdakwa Antasari Azhar di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, Jl Ampera Raya, Kamis.
Menurut Munim, peluru di bagian tubuh sudah penyok namun bisa dikenali tipenya. Sedangkan penembakan terjadi
dalam jarak jauh.
Selain itu saat dirinya membuat berita acara hasil pemeriksaan tersebut, petugas Puslabfor Mabes Polri pernah
menghubungi dan meminta ucapannya tentang manipulasi mayat dihilangkan dan babe (sebutan dokter ini) dinilainya
terlalu berani. Namun, karena ini masih menjadi kewenangannya, dirinya tidak mau mengubahnya.

Saya nggak mau mengubahnya dan peluru yang digunakan untuk menembak korban diukur besarnya 9
mm, tegasnya sambil menyatakan korban ditembak bukan dari jarak dekat.
Munim mengakui dirinya tidak pernah memeriksa korban di tempat kejadian perkara atau TKP. Menurut dia, kalau
korban ditembak jarak dekat sekitar 50 hingga 60 Cm, butir mesiunya akan menempel di baju korban. Saya saat
memeriksa jasad korban tak melihat adanya butir-butir mesiu yang menempel di bajunya, jelasnya.
Dilanjutkan oleh Munim, biasanya pihaknya yang menggunting baju mayat. Jadi mayatnya sudah tidak asli, sudah
ada tangan-tangan yang menangani sebelumnya,jelasnya.
Akibat mayat korban sudah diutak-atik, menurut ahli forensik ini, dirinya tidak bisa menentukan kapan terjadinya
kematian dan yang paling penting berkaitan dengan alibi tersangkanya.
JAKSA YAKIN
Jaksa yakin bahwa proyektil yang ditemukan di tubuh Direktur PT PRB Nasrudin Zulkarnaen merupakan peluru yang
ditembakkan dari pistol SNW kaliber 38 yang ditunjukkan sebagai barang bukti. Mereka meyakini proyektil 9 mm yang
ditemukan ahli forensik merupakan pecahan peluru kaliber 38. Revolver dengan peluru yang digunakan itu satu
paket. Temuan 9 mm itu pecahan dari peluru kaliber 38, ujar anggota JPU Sutikno usai persidangan Antasari di
PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Kamis.
Sutikno menjelaskan awalnya beberapa jaksa peneliti juga menanyakan mengapa peluru kaliber 9 mm bisa digunakan
pada revolver 38. Tapi setelah dipelajari, mereka yakin bahwa itu merupakan peluru serpihan. Itu ternyata
serpihannya, lanjutnya.
Sutikno juga menjelaskan tidak ditemukan residu atau mesiu di tubuh Nasrudin. Bukan karena penembakan jarak jauh,
melainkan karena sebelum bersarang di kepala Nasrudin, peluru tersebut menembus kaca mobil. Tidak bisa ditemukan,
karena menembus kaca, ungkapnya.
Sebelumnya saksi ahli balistik A Simanjuntak menyebutkan bahwa peluru yang digunakan menembak
Nasrudin tidak cocok dengan jenis pistol yang diperlihatkan JPU. Peluru tersebut merupakan 9 mm,
sedangkan pistol SNW berjenis revolver kalibernya 38.
Sebelumnya, dalam persidangan para eksekutor Nasrudin, salah satu terdakwa Daniel pernah memberikan keterangan
bahwa ada tim lain yang mengawasi mereka saat melakukan penembakan tersebut. Bahkan, para eksekutor lainnya
membantah merekalah yang menembak Nasrudin.

Seorang Ahli forensik RSCM [dr Munim Idris] tidak mungkin berbohong
dalam mengungkap kejahatan. Beliau adalah seorang dokter yang
profesional dan jujur. Dalam kesaksiannya mengatakan, ada pihak
kepolisian yang ingin menghilangkan sebagian keterangan hasil otopsi,
namun ditolak oleh beliau. Jika yang diutarakan oleh dr Munim Idris

tidak benar, seharusnya pihak polri menuntut balik atas pernyataannya.


Tapi nyatanya hingga saat ini tidak ada sanggahan dari pihak polri.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterangan dr Munim
adalah benar dan pihak polri telah dengan jelas berupaya merekayasa
kasus Antasari Azhar.

Jimly Asshiddiqe: Antasari Korban Bobroknya Sistem Hukum


Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie menilai kasus mantan Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi, Antasari Azhar, adalah gambaran bobroknya sistem hukum di Indonesia. Hal itu diungkapkannya
saat memberikan kata sambutan dalam acara peluncuran buku berjudul Testimoni Antasari Azhar untuk
Hukum dan Keadilan di Aula Universitas Al Azhar, Jakarta, Kamis (15/9/2011).
Mari kita jadikan kasus Antasari ini sebagai potret carut marut dan bobroknya sistem penegakan hukum dan peradilan
di negara kita. Dia merupakan korban dari suatu proses peradilan yang saya namakan peradilan sesat, ujar Jimly yang
juga pernah menjabat sebagai Anggota Watimpers ini.
Menurut Jimly, ada grand design yang salah dalam penanganan kasus Antasari. Salah satunya adalah ditolaknya
rekomendasi Komisi Yudisial terkait dugaan pelanggaran kode etik hakim dalam persidangan Antasari oleh Mahkamah
Agung. Menurut dia, seharusnya sesama lembaga negara saling menghormati keputusan satu sama lain.
Dalam kesempatan yang sama, Jimly Assidhiqie mengatakan, bahwa kasus yang melilit mantan Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar adalah potret carut marutnya penegakan hukum di Indonesia. Betapa
tidak, kata Jimly, apa yang menjadi pelaku sebenarnya tidak terungkap secara riil berdasarkan fakta hukum tetapi
korban yang dijadikan sebagai pelaku kejahatan. Artinya negara masih tunduk pada politik bukan hukum.Makanya,
kalau saya jadi hakim tentulah Pak Antasari Azhar akan saya bebaskan,ucap Jimly dalam peluncuran buku
Testimoni Antasari Azhar untuk Hukum dan Keadilan di auditorium Universitas Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis
(15/9/2011).
Ia menilai bahwa kasus pembunuhan terhadap eks Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen yang
menyeret nama Antasari Azhar hingga saat ini masih menimbulkan tanda tanya. Sejumlah fakta tak diungkap hakim di
pengadilan sehingga muncul kesan kasus ini direkayasa. Itu yang membuat Jimly Ashsiddiqie menyebut kasus Antasari
sebagai potret carut marutnya penegakan hukum di Indonesia. Padahal, dari rekomendasi Komisi Yudisial (KY) haruslah
dilaksanakan. Namun, publik dikecewakan karena rekomendasi tersebut ditolak Mahkamah Agung (MA).
Dok/KbrNet/SLM/MI
______________________________________________________________________________________
________________

Yth. Para Pengunjung KabarNet:


Apabila komentar yang Anda kirimkan tidak langsung muncul secara instan, kemungkinan komentar anda:
1] masuk ke dalam antrian traffic internet yang sedang sangat padat di server WP;
atau,
2] terjaring oleh Spam Software yang terpasang di situs KabarNet.
Kalau hal itu terjadi, mohon ditunggu paling lama 24 jam, karena Petugas Admin KabarNet secara berkala
pasti memeriksa komentar pengunjung yang terjaring oleh Spam untuk diloloskan secara manual. Terima
kasih.
KabarNet

Twitter105

Facebook2K+

Google

Pinterest

LinkedIn

Pocket

StumbleUpon

Reddit

Tumblr

Surat elektronik

Cetak

450 Tanggapan to Kasus Antasari

1.

Abba said
05/09/2014 at 09:40

ALLAH SWT telah memperlihatkan bg org2 yg berfikir bhw hukum diluar syariat islam g ada keadilannya

2.

Anonymous said
09/09/2014 at 11:00

Doa saya menertai Pak Antasari Azhar. Jangan meneyerah Pak. Tetap yakin dengan Allah..

3.

Dorand Sidauruk said


10/09/2014 at 09:40

Tuhan tidak pernah tidur melihat pak antasari azar,biarkanlah waktu yang menjawab semua kejadian ini
pak,bapak smakin tabah menerima semua kejadian ini,mungkin bapak antasari tidak terima atas kasus ini.tapi
ingat pak indah pada waktu y.Saya sudah memebaca semua kejadian yang menimpa bapak,itu lah hukum di
Negara kitaini.Dalam kasus bapak ini Hukum di negara kita smakin di tegakan, karna di tempat pengadilan
seklipun tiadak ada keadilan,memeng sakit pak karna saya sdh meraskan sakit y di fitnah sampai saya di
penjara,bersabar ya pak antasari azar,saya slalu berdoa untuk bapak,

4.

Rara Angger Wahyuning Tyas said


10/09/2014 at 19:51

politik itu kejam


tapi melihat Beliau tetap sehat dan ikhlas menjalani semua ini cukup menyenagkan bagi saya

5.

Sinyo said
16/09/2014 at 23:33

tenang saja pak antasari, sekarang dipemerintahan jokowi, SBY dan para pelaku korupsi dan kejahatan didalam
struktur SBY akan mengalami susah tidur krn mereka akan dibui!!
kiranya bapak antasari tetap diberikan ketabahan..dan kebenaran akan menang pada waktuNya..

6.

Nanik Hadi said


18/09/2014 at 18:35

Tenang pak percayakan sama Tuhan hakim yang paling adil tidak ambisi jabatan dan duit, karena Tuhan sudah
melimpah Jabatan dan duitnya.semoga pak President Jokowi dapat mengungkapkan kebenaran rekayasa ini
dan bapak bisa kembali bekerja untuk mengantarkan rakyat Indonesia menuju hidup yang makmur dan
sejahtera amin.

7.

Anonymous said
19/09/2014 at 01:45

CAPEK NO KOMENT

8.

Anonymous said
19/09/2014 at 12:52

Kebenaran akan datang

9.

Anonymous said
21/09/2014 at 06:12

Skeberio menjerat Antasari Azhar kami Publik sudah tahu sebelum membaca ini tapi kami tidak bisa juga
mengungkap kasus Antasri Azhar dan akan mengungkap Allah, Allah, Allah

10.

Fx Hananto said
22/09/2014 at 10:19

Kalau benar Pak Antasari di zolimi maka saya berdoa semua orang yang mencelakakan bpk semoga arwahnya
tidak diterima disisi Allah kelak

11.

Paijo-Painem said
25/09/2014 at 15:39

Semoga Allah memberi ganjaran bagi orang2 yg berbuat zalim kpd pak antasari dan keluarga dan Semoga Allah
memberikan yg terbaik utk Pak Antasari dan keluarga. Amin.

12.

Anonymous said
26/09/2014 at 19:27

iztastaghisu narabbakum fastajabalakum annimumiddukum bialfim minal malaikati murdifiin :jika kamu dalam
kesulitan di jalan kebenaran maka akan di datangkan allah beribu ribu malaikat yg berlipit lipit yang akan
menolong kamu. ya allah penuhilah janjimu pada bapak antasari azhar amin.

13.

Anonymous said
29/09/2014 at 20:13

Tabahkan ya pak Antasari smga doa2 kami akan di kabulkn Allah , percayalah pak kebenaran pasti akan datang
Allah AKN

sll bersama bapak

14.

Gray Naldy said


12/10/2014 at 08:38

Saya yakin pak Jokowi presiden pilihan kita akan melepaskan bapak Anthasari dan Willy dari jeratan hukum yang
disebabkan politik kotor ini. Jaksa Agung dan Kapolri nantinya akan dipilih dan ditugaskan pak Jokowi orang yang
berdedikasi dan bersih dari KKN. Smangat pak dan always Pray.

15.

Demi NKRI said


27/10/2014 at 15:00

memang perlu dibentuknya pasukan silent forces/pasukan senyap yg tugasnya pembersihan koruptor,
konglomerat hitam , kejahatan terorganisasi dll
kenapa ? karena jika melalui hukum maka si penegak hukum itulah yg menjadi korban antasari ashar selaku
pimpinan KPK saja bisa diberangus seperti itu apalagi staf biasa. belajar kasus ini dan kasus lainnya . KPK
mengusut bank century saja pasti akan menemui banyak kendala lebih baik jalan pintas yg diambil demi
NKRI
demi anak cucu kita negara kita yg kayak ini sudah lama dirusak orang2 yg rakus demi kepentingannya
sendiri celakanya mereka juga dilindungi satu sama lain
amati kasus penyerangan di lp cebongan oleh kopassus secara hukum memang mereka salah tapi secara
keadilan mereka benar
ini juga sama dibunuhin satu2 yg orang2 parasit yg ga bisa dijangkau oleh hukum .tapi jangan demi hukum
tapi demi keadlan !!

16.

Anonymous said
01/11/2014 at 16:11

Allah swt tidak tidur & hanya hukum Allah swt yg Adilsabar pak Antasari semoga Allah swt melindungi bapak
sekeluarga tidak di dunia insyaallah di akherat kelak..aamiin

17.

Anonymous said
03/11/2014 at 00:32

semoga kbenaran akan segera trungkap. sbar pak antasari.. kta hrus percaya bahwa alloh tidak tidur

18.

Dela said
07/11/2014 at 05:59

Setuju bila kasus antasari diungkap kembali. Mumpung pemerintahan baru.

19.

Sakti said
13/11/2014 at 17:28

Semoga yang membuat bapak Antasari dihukum, matinya dimain-mainkan oleh Malaikat dan mengakui adanya
kebohongan yang dibuat untuk menjerat bapak Antasari ..

20.

Agus said
13/11/2014 at 23:37

semoga di pemerintahan pak jokowi pak antasari bisa bebas dia salah satu tokoh yang saya banggakan karna
keberaniannya

21.

Anonymous said
16/11/2014 at 21:04

ingatlah Alloh dimanapun engkau berada.ingatdi dunia ini g lama jangan rakus kekuasaan

22.

Anonymous said
17/11/2014 at 17:12

Semoga keadilan masih ada di bumi Indonesia ku tercinta

23.

Dewi said
18/11/2014 at 10:23

dan salam hangat buat bapak mudahan cepat keluar dari jeruji besi ya pak

24.

Pontas Silaen said


19/11/2014 at 09:47

Hari ini pada jaman Jokowi kita harus berani membongkar peristiwa aneh yang terjadi di Kepolisian kita saat itu,
yaitu ditugaskannya preman melakukan tugas negara, pertanyaannya apakah Institusi Kepolisian yakin bahwa
kita rakyat Indonesia percaya terhadap penyidikan, penyelidikan dan pengadilan yang sudah diputuskan kepada
Antasari. Apakah pengetahuan polisi polisi kita demikian rendah sehingga fakta fakta yang diumumkan harus
dipercayai masyarakat?. Betul betul saya malu sebagai bangsa Indonesia, yang mau menerima keadaan seperti
ini.
Permintaan saya kepada Pak Jokowi adalah, persoalan ini harus dibongkar tuntas, agar kita ketahui Aktor
intelektualnya.

25.

Netty said
22/11/2014 at 07:59

Sepandai pandainya tupai melempat pastilah jatuh juga, sesimpan simpannya sampah pastilah tercium dan
terbongkar jg

26.

Mafia Istana said


24/11/2014 at 19:57

Politik yang baik itu didasari dengan hukum, namun berbanding dengan di kita Hukum yang di dasari oleh Politik
(sesat) !!!

27.

Mafia Istana said


24/11/2014 at 20:00

Politik itu didasari dengan hukum. Tp di kita ini yg katanya ingin jd NEGARA HUKUM Justru Politiklah (sesat) yg
mendasari Hukum itu

28.

Alip Saputro said


26/11/2014 at 14:02

saya berdoa jaksa agung baru pak prasetyo diberi kekuatan dari Alloh swt berani dan sanggup mengungkap
kasus ini dengan sejelas2-nya dan benar2 mampu menegakkan keadilan di negeri tercinta ini.

29.

M DAI Ds. Tawang Rejo - Turi - Lamongan - Jatim said


11/12/2014 at 03:20

Kpd. Yth Yang Mulia Bpk Ir. JOKO WIDODO mhn terpidana Bpk Antasari ashar sa di berikan grasi & amnesti. sy
yakin pembunuhan itu hanyalah rekayasa Si Buya alias Sang Demokrat alias Sang Peragu alias Sang Pemalas
dll.

30.

Anonymous said
13/12/2014 at 07:11

allah maha tau pak, apa yang di lakukan hambanya, jadi bersabarlah, bangkai bila ditutupi akan tercim juga
baunya,

31.

Negara Atmaja said


04/01/2015 at 00:38

Negeri ini di urus oleh orang yg salah, tabyat polri tdk pernah berubah dari dulunya yg selalu memback up
penguasa. Seret semua pelakunya yg terlibat dlm konspirasi ini, jahat dan bejat pelaku ini

32.

Anonymous said
15/01/2015 at 09:18

Dulu saya gak tau apa yang sebenarnya terjadi. Dulu juga saya sempat kecewa sama pak antasari. SMP masih
sangat kecil untuk mengerti hal ini. Saya hanya mengerti ketua KPK kok korupsi. Maaf pak . Allah akan segera
menyelesaikan masalah bapak melalui orang yang jujur dan taqwa. Jaga kesehatan ya pak.

33.

Haerunnisa said
17/01/2015 at 07:33

Tlong bebaskan yg tak bersalah dan tahanlah yg brsalah. Bau busuk bangkai tidak akan bisa ditutup, krn pasti
akan trhendus.

34.

Haerunnisa said
17/01/2015 at 07:37

Bebaskan yg benar dan buikanlah yg salah. Sabar pak antasari dan MM semoga cpt kluar dri jeruji penjara. Amin

35.

Anonymous said
17/01/2015 at 13:35

Kami dukung dalam doa moga pak antasari dalam lindungan Tuhan yg maha kuasa, istri dan anak pak antasari
moga punya kekuatan yg luar biasa dalam menghadapi caruk maruk keadilan di negeri ini..

36.

Suara Hati said


17/01/2015 at 13:54

Kebenaran adalah kebenaran dan tak seorangpun.dapat mencegahnya karena cepat atau lambat pasti akan
terungkap. Terkadang pahit yang kita alami sampai kebenaran itu datang utk mengungkap semuanya. Yakinlah
pak Antasari dan juga pak kombes williardi bahwa semua kepahitan yang bapak alami sekarang ini sebentar lagi
akan berbuah manis selama bapak berdua tidak berhenti berjuang menegakkan kebenaran. Amien,

37.

Cinta Indonesia said


20/01/2015 at 10:03

Smoga orang-orang yg benar tetap melawan segala bentuk kejahatan. Karena saya yakin segala kebohongan
akan terungkap.

38.

Son said
20/01/2015 at 21:00

Yakinlah tuhan selalu di pihak yang benar

39.

Anonymous said
20/01/2015 at 21:16

Saya ingin kasus ini diungkap lagi kami rakyat sudah tau yg sebenarnya

40.

Berty Nanta said


21/01/2015 at 09:12

Bagaimanapun keputusan pengadilan yg mengabaikan fakta2 ilmiah setidaknya memberikan petunjuk apa yg
menjdi benteng kokoh yang menjadi kreator utama rekayasa ini. tapi apapun dan bagaimanapun untuk
sementara kita kalah dalam permainan ini. tapi yg pasti harapan pasti tetap ada. pemerintahn yg menjunjing
tinggi kejujuran sy percya bisa menyelesaikn persoaln ini dengan hasil akhir yg bisa diterima dengan logika.
berharap bpk antasari azhar dan rekan2 yg dipenjra segera dibebaskan.

41.

Anonymous said
22/01/2015 at 09:14

ayo bangkit lawan para pembuat skenario yg memenjarahkan antasari

42.

Ironisnya said
24/01/2015 at 22:26

Mari kita doa kan saja orang orang yg pintar memfitnah orang ini biar mereka mendapat Hidayah Dari Allah
SWT , sehingga mereka akan menjadikan kepintarannya itu melawan orang orang yang zalim di negeri ini, dan
mengajak yang lainnya melawan ke zaliman di negeri ini
Amin

43.

Karma said
24/01/2015 at 22:37

Luar biasa konspirasi di negeri ini, ternya manusia lebih jahat dari pada hewan ketika sudah di tempatkan pada
kekuasaan,.
Para pejabat ini tidak lebih baik dari pada orang orang yang jahat dan berada didalam penjara, semua sudah di
butakan oleh uang,.pantas saja bencan banayk terjadi di negeri ini,.
Mari semua kita mendoakan orang orang yang pintar zalim agar mereka di berikan Hidayah oleh Allah SWT, agar
kelak nanti mereka bisa menggunakan kepintaran dan kekompakannya untuk kebaikan dan melawan orang
orang yang zalim
Amin

44.

Anonymous said
25/01/2015 at 23:19

Kebenaran pasti akan diperlihatkan. Benang merah kasus ini mulai jelas dengan kriminalisasi KPK. Semakin KPK
dikriminalisasi, semakin terang kasus ini. Dan kelompok sutradara semua ini harus memilih tidak menganggu
kinerja KPK dengan resiko terbongkarnya dosa-dosa konglomerat hitam atau akan selalu melumpuhkan KPK agar
luka mereka tak terkuak.dengan cara memanfaatkan birokrat dan aparat korup!

45.

Hendra Respiandi said


09/02/2015 at 20:25

Setiap menegakkan kebenaran pasti ada rintangan. Yakinlah bahwa kebenaran pasti menang.

46.

Anonymous said
16/02/2015 at 22:58

anjing2 politik penggembalanyata senang rakyat bahagiapolisi institusi terkorup yg ada di bumi nkri

47.

Bilqist said
18/02/2015 at 17:06

Doa orang yang didzolimi itu akan didengar..musibah dan ujian yang diberikan Allah terhadap Pak antasari azhar
adalah suatu bukti nyata bahwa pak antasari adalah orang yang kuat, yang bisa dan mampu diberi cobaan
seBERAT ini, hanya menunggu waktu saja pak, kebenaran, keadilan akan menang.

48.

Anonymous said
19/02/2015 at 21:06

PEnembakan nazrudin dilakukan dari atas pohon sebelah kiri berjarak plus minus 10 M , mobil yang ada didepan
dan dibelakang hanya untuk menghimpit nya supaya tidak ada ruang gerak ,sedangkan orang yg dikiri gedor
gedor kaca pake pistol cuma menginstruksikan bahwa korban ada didalam mobil
ketika mobil nggak bisa bergerak lagi sang algojo menembak dengan dua butir peluru dari arah samping kiri atas
pelaku penembakan dengan sebuah senapan ,minimal yang bisa melakukan penembakan ini adalah sniper grade
2 ,biasa dipake didalam regu tembak dan biasanya brimob yg punya sniper grade ini , klo kopasus dan tentara
biasanya grade 3

49.

Anonymous said
19/02/2015 at 21:15

PEnembakan nazrudin dilakukan dari atas pohon sebelah kiri berjarak plus minus 10 M , mobil yang ada didepan
dan dibelakang hanya untuk menghimpit nya supaya tidak ada ruang gerak ,sedangkan orang yg dikiri gedor
gedor kaca pake pistol cuma menginstruksikan bahwa korban ada didalam mobil
ketika mobil nggak bisa bergerak lagi sang algojo menembak dengan dua butir peluru dari arah samping kiri atas
pelaku penembakan dengan sebuah senapan ,minimal yang bisa melakukan penembakan ini adalah sniper grade
2 ,biasa dipake didalam regu tembak dan biasanya brimob yg punya sniper grade ini , klo kopasus dan tentara
biasanya grade 3

lalu setelah penembakan terjadi korbaN DIBAWA ke RS mayapada alih alih untuk pertolongan tp ternyata korban
diutak atik untuk hilangkan jejak
sehingga bukti kurang akurat
di persidangan antasari dituduh sebagai dalang pembunuhan nazrudin cuma krn akibat dr cemburu lalu ia
dituduhkan pembunuhan berencana sehingga terancam hukuman mati ironis sekali sampai sekarang kasus ini
ngga bisa terungkap ,padahl dia korban dari konspirasi yg harus ditutupi dengan sandi tugas negara

50.

Alfian said
06/03/2015 at 15:22

Kasus tsb yg melakukan pembunuhan ke Nazrudin adalah cikeas agar pada waktu itu Bank century tidak jadi
untuk di obrak-abrik oleh Antasari.

Anda mungkin juga menyukai