Anda di halaman 1dari 9

JOBSHEET PEMERIKSAAN SISTEM PENGISIAN PADA KENDARAAN

A. TUJUAN
Mempelajari prosedur pemeriksaan meliputi di kendaraan tentang sistem
pengisian (charging-system).
B.

PERSIAPAN ALAT & BAHAN


Repair manual (untuk model yang digunakan pada Training)
SST 09081-00011 Alternator checker
SST 09216-00020 Belt tension gauge
SST 09216-00030 Belt tension gauge cable
Engine tachometer
Circuit tester (volt-ohmmeter, multimeter)
Ammeter (50A)
Battery hydrometer

C. KESELAMATAN KERJA
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
D. LANGKAH KERJA
1. PROSEDUR
Bila alternator pengisiannya terlalu rendah atau terlalu tinggi dan bila diperkirakan
ada kesalahan pada sistem pengisian, alternator atau regulator tidak seharusnya
langsung dilepas dari kendaraan. Terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan di
kendaraan untuk memastikan penyebabnya dari alternator atau regulator, atau
ada penyebab lain. selanjutnya teknisi harus melakukan pemeriksaan komponen
satu persatu.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

ITEM PEMERIKSAAN
Periksa berat jenis spesifik baterai.
Periksa terminal baterai, fusible link dan sekering.
Periksa drive belt.
Periksa alternator wiring secara visual dan dengarkan suara-suara yang abnormal.
Periksa sirkuit lampu charge.
Periksa sirkuit pengisian tanpa beban.
Periksa sirkuit pengisian dengan beban.

3. PERHATIAN PADA SAAT MENANGANI SISTEM PENGISIAN


a. Berhati-hati terhadap polaritas baterai. Usahakan agar tidak menyambung baterai
terbalik.
b. Karena tegangan baterai selalu ada pada terminal B alternator, maka terminal B
tidak boleh berhubungan dengan masa.

c. Bila baterai di-isi cepat dengan quick charger, maka diode dapat rusak. Pastikan
bahwa kabel baterai telah dilepas pada saat menggunakan quick charger.
d. Hati-hatilah agar alternator dan bagian-bagian listrik lainnya tidak terkena air pada
saat mencuci kendaraan.
e. Mesin tidak boleh diputar bila terminal B alternator dilepaskan. Ini dikarenakan
pada saat seperti itu tidak ada pengaturan tegangan, sehingga tegangan terminal
netral (tegangan pada terminal L) dapat naik dan membakar kumparan relay.
f. Masa alternator dan regulator harus baik, bila tidak, dapat terjadi overcharging,
memijarkan lampu atau menggetarkan jarum ammeter dan lain-lain.
g. Untuk mencegah suara dan lain-lain, kondenser tidak boleh dihubungkan dengan
terminal F karena ini dapat mengakibatkan kerak pada titip kontak regulator.
h. Terminal F dan terminal IG tidak boleh dibalik apapun alasannya, hal ini dapat
mengakibatkan wire harness terbakar.
i. Body IC regulator harus mempunyai tegangan masa, pastikan bahwa bautbautnya pada alternator kuat dan memperoleh masa.
4. PEMERIKSAAN SISTEM PENGISIAN PADA KENDARAAN
a. PERIKSA BERAT JENIS
SPESIFIK BATTERY
1) Periksa berat jenis spesifik pada
setiap sel.
Berat jenis spesifikasi standar.
Bila terisi penuh (full charged)
pada 20o C (68oF) : 1,25 1,27
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
2) Periksa banyaknya elektrolit pada
tiap sel.
Bila kurang, tambahkan air
sulingan (murni).
b. PERIKSA TERMINAL BATERAI,
FUSIBLE LINK DAN SEKERING
1) Pastikan bahwa terminal baterai
tidak longgar atau karat.
2) Periksa hubungan fusible link dan
sekering.

c. PERIKSA DRIVE BELT


1) Periksa belt secara visual
kemungkinan perekat karet
dibagikan atas dan di bawah
terlepas, terlepasnya inti dari
samping belt, intinya retak, rib
terlepas dari karet perekatnya, rib
retak atau cacat, rib robek atau
aus. Bila perlu, ganti belt.
2) Periksa defleksi belt dengan
menekan belt pada titik yang
ditunjukkan dalam gambar dengan
tekanan 10 kg (22,0 lb).
Defleksi Drive belt :
Belt baru 5-7 mm (0,20-0,28 in)
Belt lama 7-8 mm (0,28-0,31 in)
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
Bila perlu, setel defleksi belt.
REFERENSI
Dengan menggunakan SST,
periksa kekerasan drive belt SST
09216-00020 dan 09216-00030
Kekerasan drive belt :
Belt baru 53-73 kg
Belt lama 26-46 kg
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
Bila perlu, setel ketegangan drive
belt.
CATATAN :
Belt baru adalah belt yang telah
digunakan pada mesin hidup
selama kurang dari 5 menit.
Belt lama adalah belt yang telah
digunakan pada mesin hidup
selama lebih dari 5 menit.
Setelah memasang drive belt,
periksa apakah belt terpasang
dengan tepat pada groove.
Periksa dengan tangan untuk
memastikan bahwa belt tidak
meleset dari groove pada bagian

bawah pulli poros engkol.


Setelah memasang belt, hidupkan
mesin selama kira-kira 5 menit dan
periksa kembali ketegangan atau
defleksinya.

d. PERIKSA ALTERNATOR WIRING


DAN DENGARKAN SUARASUARA YANG TIDAK NORMAL
1) Periksa bahwa wiring dalam
keadaan baik.
2) Periksa bahwa suara-suara tidak
normal pada alternator tidak ada
selama mesin berputar.
e. PERIKSA SIRKUIT LAMPU
CHARGE
1) Hidupkan mesin dan kemudian
matikan.
2) Matikan semua asesori.
3) Putar kunci kontak ON dan periksa
bahwa lampu charge menyala.
4) Hidupkan mesin dan pastikan
bahwa lampu charge padam.
Bila tidak bekerja seperti yang
ditentukan, cari gangguan pada
sirkuit lampu charge.
f. PERIKSA SIRKUIT PENGISIAN
TANPA BEBAN
CATATAN : Bila ada baterai/alternator
tester, dihubungkan dengan tester dengan
sirkuit pengisian seperti ditunjukkan pada
manufacturers instruction.
1) Bila tidak ada tester seperti itu,
tidak tersedia hubungan volt meter
dan ammeter pada sirkuit
pengisian sebagai berikut :
Lepaskan kabel terminal B
alternator dan sambungkan ke
negatif probe pada ammeter.
Sambungkan test probe dari
terminal positif ammeter ke
terminal B alternator.
Sambungkan positif probe pada

voltmeter ke terminal B alternator.


Sambungkan negatif probe
voltmeter ke masa.

2) Periksa sirkuit pengisian (charging


circuit) sebagai berikut :
Dengan putaran mesin dari idle
sampai 2000 rpm periksa
penunjukkan pada ammeter dan
voltmeter.
Tanpa IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar : 13,8 14,8
pada 25oC (77oF)
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
Bila hasil pembacaan menunjukkan
tegangan tidak seperti standar, setel atau
ganti regulator.

Dengan IC regulator
Amper standar : kurang dari 10 A
Tegangan standar :
Type konvensional
13,8 14,4 V pada 25oC (77oF)
Compact tipe kecepatan tinggi
13,9 15,1 V pada 25oC (77oF)
13,4 14,4 V pada 115oC (239oF)
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
Bila tegangannya melebihi harga
standar, ganti IC regulator.

Bila hasil bacaan tegangannya di bawah


standar, periksa IC regulator dan alternator
sebagai berikut :
Dengan terminal F dihubungkan
pada massa, start mesin dan
periksa penunjukkan tegangan
pada terminal B.

Bila penunjukkan tegangan lebih


besar dari standar, maka gantilah
IC regulator.
Bila penunjukkan tegangan di
bawah harga standar, maka
periksalah alternator.

g. PERIKSA SIRKUIT PENGISIAN


DENGAN BEBAN
1) Dengan mesin keadaan berputar
pada 2000 rpm, hidupkan lampu
besar high-beam dan heater fan
control switch pada posisi Hi.
2) Periksa penunjukkan ammeter.
Ammeter standard : lebih dari 30
A
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................

Bila penunjukkan amper kurang


dari 30 A, lakukan perbaikan pada
alternator.

CATATAN : Dengan baterai keadaan full


charged, penunjukkan kadang-kadang di
bawah 30 amper.

5. PEMERIKSAAN ALTERNATOR REGULATOR


a. LEPASKAN TUTUP
ALTERNATOR REGULATOR

b. PERIKSA PERMUKAAN TITIK


KONTAK : HANGUS ATAU
TIDAK
Bila rusak, ganti regulator

c. PERIKSA TAHANAN ANTARA


TERMINAL-TERMINAL
1) Dengan menggunakan ohmmeter,
ukur tahanan antara terminal IG
dan F.
Tahanan (voltage regulator)
Bebas : 0
Tertarik : kira-kira 11
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
2) Dengan menggunakan ohmmeter,
ukur tahanan antara terminal L dan
E.
Tahanan (voltage regulator)
Bebas : 0
Tertarik : kira-kira 100
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................

3) Dengan menggunakan ohmmeter,


ukur tahanan antara terminal B
dan E.
Tahanan (voltage relay)
Bebas : tak terhingga
Tertarik : kira-kira 100
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
4) Dengan menggunakan ohmmeter,
ukur tahanan antara terminal B
dan L.
Tahanan (voltage relay)
Bebas : tak terhingga
Tertarik : kira-kira 0
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
5) Dengan menggunakan ohmmeter,
ukur tahanan antara terminal N
dan E.
Tahanan : kira-kira 24
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
Bila salah satu dari hasil
pemeriksaan di atas tidak sesuai,
maka ganti alternator regulator.
d. SETEL VOLTAGE REGULATOR
1) Setel voltage regulator dengan
membengkokkan regulator
adjusting arm.
Tegangan kerja relay : 13,8
14,8 V
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................
2) Setel voltage relay dengan
membengkokkan relay adjusting
arm
Tegangan kerja relay : 4,0 5,8 V
Hasil pemeriksaan : ....................
Kesimpulan : ..............................

e. PASANG TUTUP ALTERNATOR

6. PEMERIKSAAN IGNITION MAIN RELAY

a. PERIKSA HUBUNGAN RELAY


1) Periksa bahwa antara terminal 1
dan 3 ada hubungan.
2) Periksa bahwa antara terminal 2
dan 4 tidak ada hubungan.
Bila hubungan tidak seperti yang
ditentukan, ganti relay.
b. PERIKSA KERJA RELAY
1) Berikan tegangan baterai, pada
terminal 1 dan 3.
2) Periksa bahwa antara terminal 2
dan 4 ada hubungan.
Bila hubungan tidak seperti yang
ditentukan, ganti relay.

Anda mungkin juga menyukai