Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF SENYAWA ORGANIK

DENGAN SPEKTROFOTOMETER INFRA-RED AFINITY

Oleh Kelompok PKT-52, XIII-8 :


Farhan Erviansyah, Jeremia Yardon, Livia Nurul dan Tini Octaviani
Abstrak

Spektofotometer ftir adalah alat yang digunakan untuk menentukan suatu gugus fungsi dalam suatu
senyawa dan dapat menentukan suatu kadar senyawa organik. Pada penetapan ini hasil yang diperoleh dalam
bentuk pita panjang gelombang . Dengan membandingkan spektrum IR sampel dan standar maka gugus fungsi
dan kadar sampel dapat ditentukan. Dengan hasil analisis kuantitatif sampel sebesar 13,39% yang dibandingkan
dengan standar Etilasetat 5-20%

Kata kunci: Spektrskopi FTIR, getaran, spektrum infra merah, serapan, gugus fungsi.

Abstract :

FTIR spectrophotometer is a tool used to determine a functional group in a compound and can determine an
organic compound content. By comparing the spectra of samples and standards then the levels of functional
groups can be known. With the results of a quantitative analysis of the same samples 13,39% compared with the
standard Ethylasetate 5-20%

Key word : FTIR spectroscopy, vibration, specrtum infra-red, absorption, functional group

PENDAHULUAN

Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier TINJAUAN PUSTAKA


Transform Infra Red (FTIR) adalah sama dengan
Spektrofotometer Infrared dispersi, yang Spektrofotometri infrared
membedakannya adalah pengembangan pada sistem
optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati Spektrofotometri infrared (IR) merupakan
contoh. Analisis dengan FTIR dapat dilakukan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
dengan dua cara yaitu analisis kualitatif dan menganalisa senyawa kimia. Spektra inframerah
kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan
suatu senyawa dapat memeberikan gambaran dan
melihat bentuk spektrumnya yaitu dengan melihat
puncak-puncak spesifik yang menunjukan jenis struktur molekul senyawa tersebut. Spektra IR dapat
gugus fungsional yang dimiliki oleh senyawa dihasilkan dengan mengukur absorbsi radiasi,
tersebut. Sedangkan analisis kuantitatif dapat refleksi atau emisi didaerah IR. Daerah inframerah
dilakukan dengan menggunakan senyawa standar pada spektrum gelombang elektromagnetik
yang dibuat spektrumnya pada berbagai variasi mencakup bilanagan gelombang 14.000/cm hingga
konsentrasi. Oleh karena itu siswa-siswi dilatih agar 10/cm, daerah infrared sedang (4000-400/cm)
dapat mengoperasikan dan mengolah data dengan
berkaitan dengan transisi energi vibrasi dari molekul
FTIR.
yang memeberikan informasi menegenai gugus
Analisis ini bertujuan untuk: gugus fungsi dalam molekul tersebut. Daerah
infrared jauh (400-10/cm) bermanfaat untuk
1. Untuk mengetahui caran menentukan menganalisis molekul yang mengandung atom
senyawa dengan melihat kromatogram. atom berat seperti senyawa anorganik namun
2. Untuk memahami cara kerja alat
membuthkan teknik khusus yang kebih baiik.
Spektrofotometer Infra-red dengan baik
dan benar.
Daerah infrared dekat (12.500-4000/cm)yang peka
terhadap vibrasi overtone.(Schechter,1997).

Teori absorpsi Infrared

Syarat suatu gugus fungsi dalam suatu senyawa


dapat terukur pada spektra IR adalah adannya
perbedaan momendipol pada gugus tersebut. Vibrasi
ikatan akan menimbulkan fluktuasi momendipol
yang menghasillkan gelombang listrik. Untuk
pengukuran menggunakan IR biasanya benda pada
daerah bilangan gelombang 400-4500/cm . daerah
pada bilangan gelomabang itu disebut daerah IR
sedang, dan merupakan daerah optimum untuk
penyerapan sinar IR bagi ikatan ikatan dalam
senyawa organik (Harjono,1992) Gambar 3.Sistem optik spektrofotomter FTIR

Suatu ikatan kimia dapat bervibrasi sesuai dengan Pada sistem optik Fourier Transform Infra
level energinya sehungga memberikan frekuensi Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification
yang spesifik. Hal ini yang menjadi dasar by Stimulated Emmission of Radiation) yang
pengukuran spektroskopi infrared. Jeni jenis berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan
vibrasi molekul biasanya terdiri 6 macam yaitu dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra
symetrical,asymetrical, scissoring,rocking,wagging merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan
dan twisting. (Ellis,D.I, 2006). lebih baik.

Spektrofotometri Fourier Trannsform Infrared Detektor yang digunakan dalam


(FTIR) Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
adalah Tetra Glycerine Sulphate (disingkat TGS)
Sistem optik Spektrofotometer Fourier atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat
Transform Infra Red seperti pada gambar disamping MCT). Detektor MCT lebih banyak digunakan
ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih
radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif,
jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak ( lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur,
M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima
jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang dari radiasi infra merah.
selanjutnya disebut sebagai retardasi (). Hubungan
antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor Pada umumnya identifikasi suatu senyawa
terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. didasarkan oleh vibrasi bengkokan, khususnya
Sedangkan sistem optik dari Spektrofotometer Infra goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah
Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer bilangan gelombang 2000 Spektrofotometer IR
disebut sebagai sistem optik Fourier Transform Infra dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu
Red. senyawa. Yang menjadi parameter kualitatif pada
spektrofotometer IR adalah bilangan gelombang
dimana muncul akibat adanya serapan oleh gugus
fungsi 400 cm-1. Karena di daerah antara 4000
2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang
berguna untuk identifkasi gugus fungsional.

Daerah ini menunjukkan absorbsi yang


disebabkan oleh vibrasi regangan. Sedangkan
daerah antara 2000 400 cm-1 seringkali sangat
rumit, karena vibrasi regangan maupun bengkokan
mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut. .
Dalam daerah 2000 400 cm-1 tiap senyawa
organik mempunyai absorbsi yang unik, sehingga 2. Labu ukur 10 ml
daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah 3. Pipet tetes
sidik jari (fingerprint region). Daerah finger print ini
untuk setiap senyawa tidak akan ada yang sama Bahan bahan yang digunakan adalah:
sehingga merupakan identias dari suatu senyawa. 1. Sampel etil asetat
Berikut adalah contoh serapan yang khas dari 2. Etanol pa.
beberapa gugus fungsi : 3. kertas saring

GugusJenis Senyawa Daerah


Serapan (cm- Sampel diteteskan pada alat FTIR lalu
1) diukur absorbansinya. Deret standar etil asetat 5-
20% diukur absorbansinya. Bandingkan absorbansi
C-H alkana 2850-2960,
1350-1470 sampel dan standaruntuk mengetahuin konsentrasi
sampel.
C-H alkena 3020-3080,
675-870

C-H aromatik 3000-3100,


675-870

C-H alkuna 3300


HASIL DAN PEMBAHASAN
C=C Alkena 1640-1680

C=C aromatik (cincin) 1500-1600 No. No. Bil. Gugus Ket.


Puncak gelombang Fungsi
C-O alkohol, eter, asam 1080-1300 1. 13 1735,93 Karbonil C=O
karboksilat, ester 2. 14 2908,65 Alkana C-H
C=O aldehida, keton, asam1690-1760 Analisis kualitatif :
karboksilat, ester

O-H alkohol, fenol(monomer 3610-3640


) Analisis kualitatif dan kuantitaif senyawa
oragnik dengan menggunakan spektrofotometer
O-H alkohol, fenol (ikatan H)2000-3600 afinity ini dilakukan dengan dengan
(lebar) membandingkan sampel dengan derat standar etil
asetat 5-20%. Sampel yang telah dianalisis
O-H asam karboksilat 3000-3600
(lebar) menggunaka alat FTIR mengandung ethyl asetate
dengan konsentrasi sebesar 13,39%.
N-H amina 3310-3500
KESIMPULAN
C-N Amina 1180-1360
Hasil analisis pada sampel organic dengan metode
-NO2 Nitro 1515-1560, spektroskopi fourier transform infra red, diketahui
1345-1385 bahwa sampel mengsndung senyawa etil asetat
dengan konsentrasi 13,39%

METODE ANALISIS SARAN


Sebaiknya dilakukan analisis dan
Praktikum analisis kulitatif dan kauntitatif pengukuran lanjutan dengan FTIR sehingga lebih
senyawa oragnik dnegan FTIR dilakukan di memahami lagi cara penggunaaan dan
pengoperasian alat. Dalam mengolah data
Laboratorium Anailisi Instrumen SMK SMAK
pengetahuan dan sumber referensi masih kurang,
Bogor pada tanggal sebaiknya diberikan penjelasan mengenai
pengolahan data FTIR.
Alat alat yang digunakan ialah :

1. Alat FTIR Afinity


DAFTAR PUSTAKA https://www.google.co.id/search?
hl=inID&biw=320&bih=508&noj=1&q=
Hernawan, Arief Fahmi dkk.2014.Analispis tinjauan+pustaka+ftir&oq=tinjauan+pu
Kuualitatif Senyawa Organik dengan staka+ftir&aqs=mobile-gws-lite..0I5
Spektorfotomer Infrared. Bogor: SMK-
SMAK Bogor

Anda mungkin juga menyukai