Anda di halaman 1dari 5

Pemeran :

1. Rahayu
2. Ringga
3. Messy
4. Kak Fitria
5. Aulia
Jika kamu malas untuk membaca semua ceritanya, kamu bisa membaca dahulu
sinopsisnya berikut ini:

Ringga, seorang gadis yang tinggal bersama Kakaknya, Fitria di sebuah rumah di
tengah kota. Ringga menjalin persahabatan dengan Rahayu dan Messy. Namun, suatu
hari terjadi sesuatu yang membuat persahabatan mereka berjauhan bahkan
berpisah karena kematian Ringga, yang merupakan perpisahan yang sangat berat
dihadapi oleh Rahayu dan Messy.

Terpisahkan Oleh Takdir


Rahayu, Ringga, dan Messy saling bersahabat. Meskipun begitu, Rahayu dan Ringga
lebih dekat karena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sedangkan Messy bersahabat
dengan Rahayu dan Ringga baru lima bulan yang lalu atau tepatnya saat kelas dua SMP.

Pada hari itu Ringga tidak masuk sekolah.


Rahayu :Eh, Ringga kemana ya ? Kok dia nggak masuk sekolah?.
Messy :Aku nggak tau. Tapi kan nggak biasanya Ringga nggak masuk. Jangan-
jangan Mala kenapa-napa lagi?
Rahayu :Bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita jenguk Ringga di rumahnya.
Kamu mau nggak?
Messy :Tapi tunggu dulu. Hari ini kan ada ekskul Basket. Jadi kita pulangnya
jam setengah empat.
Rahayu : Oh iya, kalau begitu nanti saja setelah ekskul Basket selesai, kita baru
ke rumah Ringga.
Messy : OK! Siap.
Sepulang sekolah, Rahayu dan Messy pun mengikuti ekskul Basket. Jam setengah
empat ekskul selesai dan mereka segera ke tempat parkir kenderaan untuk pulang.
Namun di tengah perjalanan ke tempat parkir, mereka melihat sesosok gadis yang
sedang berdiri di pinggir lapangan basket.
Messy :Dia siapa ya ?
Rahayu :Murid pindahan mungkin. (memerhatikan gadis yang sedang membelakangi
mereka)
Messy :Kalau dia murid pindahan, kenapa dia ada di sekolah saat jam ekskul
basket?
Rahayu :Tau. Kita samperin yuk!
Messy : Bentar-bentar.

Tiba-tiba handphone Messy berdering.

Messy : Duh, Rahayu. sepertinya aku nggak bisa ikut jenguk Ringga. Soalnya
kakakku SMS, katanya dia mau ke bandara jemput temannya yang datang
dari luar kota. Aku disuruh menemani adikku dirumah. Maaf ya.
Sampaikan salamku untuk Ringga ya.
Rahayu : Ya sudah deh. Nggak apa-apa kok.
Messy : Kalau gitu, aku pergi dulu ya..
Rahayu : Ya. Hati-hati di jalan.

Rahayu menghampiri gadis yang ada di pinggir lapangan tersebut untuk


menjawab rasa penasarannya.

Rahayu : (Bergumam karena penasaran) Kok dia mirip Ringga ya? Ringga! (memanggil
gadis tersebut)
Ringga : (berbalik) Rahayu?
Rahayu : Ringga, kamu kok nggak masuk sekolah? terus kenapa kamu jam segini di
sekolah?
Ringga : (Menggenggam secarik kertas) Aku datang kesini karena aku mau kasih
tahu sesuatu ke kamu.
Rahayu : Kasih tahu apa?
Ringga : Aku mau ngucapin terima kasih karena selama ini kamu sudah baik banget
sama aku. Kamu sudah mau jadi sahabat aku, pengertian sama aku, dan aku
juga minta maaf kalau aku punya salah sama kamu.
Rahayu : Kamu kenapa Ngga? Kenapa kamu ngomong begitu? Apa yang kamu
sembunyiin dari aku?
Ringga : (Menangis tersedu-sedu) Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan
untuk ngebalas kebaikanmu di sisa-sisa waktuku ini.
Rahayu : Sisa-sisa waktu? Maksudnya? Memangnya kamu mau kemana Ngga?
Ringga : Kamu tahu kan kalau kepala aku itu sering sakit?
Rahayu : Iya. Terus kenapa memangnya?
Ringga : Karena aku sudah nggak tahan sakitnya, kemarin aku periksa ke dokter,
terus saat itu juga dokter menyuruhku untuk dironsen, dan tadi pagi aku
ambil hasil ronsennya.
Rahayu : Terus, bagaimana hasil ronsennya?

Ringga tak menjawab pertanyaan Rahayu. Langsung saja Rahayu merebut kertas
yang sedari tadi digenggam oleh Ringga.

Rahayu :Apa? Ini nggak mungkin. Saudari Ringga positif mengidap kanker otak?
Kamu bohong kan Ngga?
Ringga : Kamu bisa lihat sendiri kan Rahayu. Itu semua bukan rekayasa. Hidup aku
sebentar lagi berakhir. Sebentar lagi aku akan ninggalin kamu untuk
selama lamanya. Harapan hidup aku sudah kecil banget.
Rahayu : Nggak, kamu nggak boleh bilang begitu, kita nggak boleh pisah, nggak
boleh.
Ringga : Tapi Rahayu, setiap ada pertemuan, di situ juga pasti ada perpisahan.
Rahayu : Nggak, aku nggak mau Ngga. Aku nggak mau pisah sama kamu.

Tiba tiba Ringga merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya. Lalu kemudian
pingsan.

Ringga : (Memegangi kepalanya) Aw, sakit. Kepalaku sakit.


Rahayu : Ringga, kamu kenapa? (Menopang tubuh Ringga yang pingsan)
Ngga bangun Ngga! Bangun! Ya Tuhan, Ringga kenapa? Tolong tolong

Ringga pun segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian, Ringga segera ditangani
oleh Dokter Aulia, Rahayu pun menelfon kakak Ringga, Kak Fitria agar segera datang
melihat keadaan Ringga.

Rahayu : Hallo Kak Fitria


Kak Fitria : Hallo. Ada apa Rahayu?
Rahayu : Kakak bisa datang ke rumah sakit Sehat Sejahtera, tidak Kak?
Kak Fitria : Memangnya ada apa?
Rahayu : Ringga pingsan Kak. Dan saat ini ada di rumah sakit.
Kak Fitria : Iya. Kakak secepatnya kesana. Terima kasih ya sudah memberi tahu.
Aulia : Iya Kak. Sama-sama.

Tak berapa lama kemudian, Kak Fitria pun datang. Setelah satu jam menunggu,
akhirnya Dokter Aulia pun telah selesai memeriksa keadaan Ringga. Namun, Dokter
Aulia terlihat tidak bahagia.
Kak Fitria : Dokter, bagaimana keadaan Ringga?
Dokter Aulia :Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya, saya sudah
bekerja dengan semaksimal mungkin, tapi saya bukanlah Tuhan
yang bisa mengubah jalan hidup seseorang. Maaf, adik anda tidak
bisa di selamatkan. Kondisinya sudah sangat kritis, dan sel
kanker tersebut telah menyebar keseluruh tubuhnya.
Kak Fitria : Maksud Dokter, Ringga sudah meninggal?
DokterAulia : Saya sudah berusaha tapi ini sudah takdir.
Kak Fitria : Ringga, ini tidak mungkin. tidak mungkin.

Dokter Aulia pun pergi meninggalkan Rahayu dan Kak Fitria. Rahayu pun
menghampiri Kak Fitria yang sedang meratapi kepergian Ringga.

Rahayu : Kakak yang sabar ya Kak. Saya yakin di balik semua ini pasti ada
hikmah yang bisa dipetik.
Kak Fitria :Terima kasih selama ini kamu sudah menjadi sahabat terbaik Ringga .
Rahayu : Sudah Kak, saya juga sedih karena kepergian Ringga. Tapi nasi sudah
menjadi bubur. Dan semua itu sudah tisak bisa kembali.
Kak Fitria : Ya, kamu benar. Semoga saja Ringga tenang disisi-Nya.
Rahayu : Amin

Keesokan harinya, jenazah Ringga sudah sampai di pemakaman.

Messy : Rahayu (berlari dengan terengah-engah) Aku sudah dengar dari


teman- teman kalau Ringga meninggal karena kanker otak.
Rahayu : Iya. Hari ini dia akan dimakamkan.
Messy : Kalau begitu, ayo kita ke pemakaman Ringga. Aku ingin melihat Ringga
meski untuk yang terakhir kalinya.
Rahayu : Ya. (bergegas menuju pemakaman)

Sesampai di pemakaman, Rahayu dan Messy melihat Kak Fitria yang berlinang air
mata.

Rahayu :Ringga, kenapa kamu cepet banget tinggalin aku? Aku nggak mau pisah
sama kamu.
Messy :Sudahlah Rahayu, kita harus relakan kepergian Ringga. Ini semua
sudah takdir Tuhan.
Rahayu : (Menangis sambil memandangi batu nisan Ringga )Ringga, kenapa kamu
pergi sebelum aku bisa bikin kamu bahagia. Asal kamu tahu Ngga, di
hatiku nggak ada sahabat sebaik kamu. Kamu itu sahabat sejatiku
yang selalu bisa menemaniku dalam suka ataupun duka. Ngga, semoga
kamu tenang di alam sana. Aku harap, kamu nggak akan lupakan aku dan
Messy, karena kami juga nggak akan pernah lupakan kamu. Selamat
jalan ya sobat! (Beranjak pergi meninggalkan rumah abadi milik
sahabatnya)

** J TAMAT J **

Anda mungkin juga menyukai