BAB I
PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pokok
penulisan ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Pembangunan Masyarakat
Kepulauan?
3. Tujuan Penulisan.
Sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pengkajian tentang pembangunan
masyarakat Kepulauan, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1) Memahami konsep Pulau dalam rangka pembangunan masyarakat
Kepulauan.
2) Mengkaji alasan-alasan tentang pentingnya pembentukan Propinsi
Kepulauan.
3) menganalisa hambatan-hambatan dalam proses pembangunan
masyarakat Kepulauan
4) Pendekatan pembangunan masyarakat Kepulauan
4. Metode Penulisan.
Guna pengkajian yang lebih baik dan mendalam, maka studi kepustakaan
digunakan oleh kelompok sebagai metode penulisan. Metode ini dipergunakan
sebagai metode penulisan didasarkan pada suatu argumentasi bahwa ada
terdapat cukup hasil penelitian yang dihasilkan serta dipublikasikan dalam
berbagai pustaka yang ada sebagai sumber informasi ilmiah yang bermanfaat
bagi pembahasan dan kajian terhadap makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
7) Gugus Pulau VII yaitu Pulau-Pualu Lease (Ambon Saparua, Nusalaut, Haruku
dan Molana), Kepulauan Penyu dan Lucipara. Kekayaanya ikan hias, kerapu,
rumput laut dan batulaga.
8) Gugus Pulau VIII yaitu Pulau-Pulau kecil yang sekarang masuk dalam
wilayah Administratif Maluku Tenggara, dengan kekayaannya antara lain
budidaya rumput laut, kerapu, ikan hias dan lola.
9) Gugus Pulau IX, yaitu Pulau-pulau yang masuk dalam wilayah administratif
Kepulauan Aru dengan produk unggulannya seperti budidaya rumput laut,
udang, kerapu, kepiting dan teripang.
10) Gugus Pulau X yaitu Kepulauan Tanimbar, Larat, Selaru, Sera, Wuliaru dan
Molu. Dari gugus ini terdapat hasil mutiara, rumput laut, teripang dan lola.
11) Gugus Pulau XI yaitu Kepulauan Babar dan Pulau Sermata. Disini kaya
rumput laut, teripang lola dan kerapu, serat terakhir.
12) Gugus Pulau XII meliputi kepulauan Damar, Romang, Leti, Moa, Lakor, kisar,
Wetar, Liran dan Reong, dengan hasilnya antara lain kerapu, tirang dan batu
laga.
Pengelompokan Gugus Pulau ini dilakukan berdasarkan karakteristik wilayah,
misalnya kedekatan geografis, kesamaan budaya, kesatuan alam, kecendrungan
orientasi, kesamaan perekonomian dan potensi sumber daya alam. Pembagian
Gugus Pulau juga, dimaksudkan sebagai strategi Pemerintah Propinsi Maluku
dalam mengembangkan segenap potensinya, terutama berbasis laut dan
pembangunan Kepulauan.
Pengelompokan yang dibuat dalam rangka pembangunan masyarakat Kepulauan
seperti yang tertera di atas, lebih menjurus pada potensi sumber daya alam
yang dimiliki oleh gugus-gugus tersebut. Hal lain yang nampaknya merupakan
bagian yang terpenting dalam pembagian Gugus Pulau pemaknaan terhadap
terhadap pulau itu sendiri yang mana turut berimplikasi terhadap pembangunan
seperti yang dialami pada Gugus Pulau VIII sampai dengan Gugus Pulau yang ke
XII. ataupun pada Gugus-Gugus Pulau lainnya.
Kurangnya pemahaman terhadap konsep pulau yang baik, tentunya akan
menjurus kepada suatu pandangan-pandangan yang negatif ataupun image
tertentu seperti yang dialami oleh Gugus-Gugus tertentu misalnya:
1) Adanya pandangan-pandangan steriotype seperti: Seram belakang tanah,
Buru pedalaman ataupun Tenggara jauh.
2) Pulau sebagai tempat pembuangan.
Dalam konteks ini pulau sering dihubungkan sebagai tempat buangan atau
hukuman bagi orang-orang yang bermasalah, sehingga siapapun yang dibuang
jauh dari tempat tugasnya akan mendapatkan cemohan secara psikologis
sebagai akibat dari perbuatannya. Namun perlu diingat bahwa bagaimanapun
juga masyarakat kepulauan adalah suatu masyarakat secara hakiki memaknaan
sebuah istana diri dan bukan sebagai tempat pembuangan.
3) Seringkali Masyarakat yang berada dikawasan gugus-gugus tertentu,
dianggap tak bertuan ataupun tanpa penghuni.
1. Kesimpulan
Berdasarkan kepada uraian yang dikemukakan dalam kajian terhadap
pembangunan masyarakat kepulauan maka dapatlah ditarik beberapa
kesimpulan penting, antara lain:
1) Setiap Negara secara Makro dan Provinsi Kepulauan secara Mikro, selalu
mengalami hambatan dalam proses pembangunan.
2) Dalam perencanaan pembangunan yang berbasis pada masyarakat
kepulauan, tidak saja diperlukan strategi pembangunan yang baik tetapi juga
pemahaman yang benar dan menyeluruh terhadap konsep pulau.
2. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan oleh kelompok sehubungan dengan
penulisan makalah ini adalah perlu dihilangkannya stigma-stigma terhadap
masyarakat kepulauan oleh pemerintah pusat pada umumnya dan pemerintah
daerah pada khususnya yang pada gilirannya akan berdampak kepada
penyususnan perencanaan pembangunan terhadap masyarakat kepulauan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, 2007, Model Pengelolaan Pulau-
pulau Kecil Berbasis Minawisata Bahari di Provinsi Maluku, (Model Pembelajaran
di Pulau Dullah, Kabupaten Maluku Tenggara.
Ralahalu Karel Albert, 2007, Pembangunan Daerah Kepulauan dan Visi Maluku
2030, Menjadikan Maluku Sebagai Daerah Industri Barbasis Sumber Daya
Kelautan Paling Kompetitif di Indonesia, PT. Bintang Ilmu, Jakarta.
, 2008, The Wonderful Island Maluku, Membangun
kembali Maluku Dengan Nilai-nilai dan Khasanah Lokal, Serta Prinsip
Entrepreneurial, Beragam Potensi dan Peluang Investasi, Gibon Group
Publiccation, Jakarta.
Tjokroamidjojo H. B dan A. R Mustopadidjaja, 1988, Teori dan Strategi
Pembangunan Nasional, Haji Masagung, Jakarta.
Watloly Aholiab, 2007, Filosofi Masyarakat Kepulauan Sebuah Telaah Filsafat
Dalam Rangka Indigenisasi Sosioologi Kepulauan, Orasi Ilmiah Pada Dies Natalis
Universitas Pattimura Ke 44 Tanggal 5 Mei Tahun 2007.
, 2010, Buku Ajar Filsafat Masyarakat Kepulauan.