Anda di halaman 1dari 9

Analisis perusahaan kfc

OLEH:

KELOMPOK 2

Belinaoktaviani 1206305131

Yustina asnad hobrow 1206305211

Fakultas ekonomi

Universitas udayana 2014


PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia,
didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh
waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada bulan
Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan telah memperoleh sukses. Kesuksesan outlet ini
kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan perluasan area
cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia, antara lain Bandung, Semarang, Surabaya,
Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek
menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.
Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan
pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di
Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya. Kepemilikan
saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT Gelael
Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group;
sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.
Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Restaurants International (YRI),
sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah perusahaan publik di Amerika
Serikat yang juga pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, Taco
Bell, A&W, dan Long John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan yang
sama ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan terbaik di
dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan
kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding. Untuk kategori produk daging ayam cepat saji,
KFC tak terkalahkan.

B. Perkembangan KFC

Memasuki 28 tahun keberhasilan Perseroan dalam membangun pertumbuhannya,


posisi KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji tidak diragukan lagi. Untuk
mempertahankan kepemimpinan, Perseroan terus memperluas area cakupan restorannya dan
hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan persaingan ketat di kota-kota
metropolitan. Perseroan baru saja meresmikan pembukaan outlet KFC yang ke 300 di Cireundeu
pada bulan Oktober 2007, bertepatan pada bulan yang sama ulang tahun KFC Indonesia yang ke
28. Perseroan mengakhiri tahun 2007 dengan total 307 outlet termasuk mobile catering, yang
tersebar di 78 kota di seluruh Indonesia, mempekerjakan total 11.835 karyawan dengan hasil
penjualan tahunan di atas Rp. 1,590 triliun.
Produk unggulan Perseroan, Colonels Original Recipe dan Hot & Crispy, tetap
merupakan ayam goreng paling lezat berdasarkan berbagai survei konsumen di Indonesia.
Sebagai produk unggulan lainnya, dalam beberapa tahun ini Perseroan juga menawarkan
Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan yang baru-baru ini diluncurkan, Colonel Yakiniku.
Selain produk-produk unggulan ini, KFC juga memenuhi selera lokal dengan menu pilihan lain
seperti Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Untuk memberikan produk bernilai tambah
kepada konsumen, berbagai menu kombinasi hemat dan bermutu seperti Super Panas dan
KFC Attack terus ditawarkan. Perseroan juga meluncurkan Goceng, yakni beberapa varian
menu seharga Rp. 5.000, untuk semakin menghadirkan penawaran bernilai tambah kepada
konsumen dan memberikan sesuatu yang berbeda dari merek KFC.
Perseroan senantiasa memonitor posisi pasar dan nilai KFC secara keseluruhan,
mengevaluasi berbagai masukan dari konsumen untuk meningkatkan kualitas produk, layanan,
dan fasilitas yang tersedia di KFC. Semua informasi ini diperoleh melalui survei rutin yang
disebut Brand Image Tracking Study (BITS) dan CHAMPS Management System (CMS), yang
dilakukan oleh perusahaan survei independen. BITS adalah survei untuk mengetahui persepsi
konsumen dan brand image KFC sebagai acuan dari merek utama lainnya di bisnis restoran
cepat saji. Hasil dari BITS menunjukkan bahwa KFC secara konsisten masih menempati posisi
tertinggi di benak konsumen untuk Top of Mind Awareness, dibandingkan dengan merek
utama lainnya. CMS adalah survei untuk menilai langsung kualitas produk, layanan, dan
fasilitas yang tersedia di KFC, dibandingkan dengan yang diharapkan.
Kinerja Perseroan dalam pertumbuhan penjualan same store menjadikannya salah
satu KFC franchise market terbaik di Asia dengan pertumbuhan rata-rata 8,5% pada tahun
2007 dan akan terus mempertahankan posisi ini. Pengembangan merek yang kontinu melalui
strategi pemasaran yang inovatif, keunggulan operasional, dan pertumbuhan dua digit yang
konsisten dalam penjualan dan pengembangan restoran, telah menganugrahi Perseroan
berbagai penghargaan dari Asia Franchise Business Unit dari Yum! Restaurants International.
Perseroan berkomitmen tinggi untuk mempertahankan visi kepemimpinan dalam
industri restoran cepat saji, dengan terus memberikan kepuasan Yum! di wajah konsumen.
Dukungan dari para pemegang saham, keahlian manajemen yang terbina baik, dedikasi dan
loyalitas karyawan, dan yang terpenting adalah kontinuitas kunjungan konsumen, memastikan
Perseroan dapat mencapai visi ini. Perseroan percaya bahwa dengan menciptakan dan
mengembangkan budaya yang mendalam dan kuat dimana setiap karyawan memberikan
perbedaan, menghidupkan Customer and Sales Mania di restoran-restoran KFC, memberikan
perbedaan merek KFC yang sangat kompetitif, menjalin kesinambungan proses dan hubungan
antar karyawan, dan meraih hasil-hasil yang konsisten, akan secara pasti membangun KFC
bukan saja menjadi merek yang paling digemari di Indonesia, juga KFC sebagai sebuah
perusahaan yang hebat.
C. Strategi Kentucky Fried Chicken dalam mempertahankan posisinya sebagai market leader
Master

Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan per kapita yang
tergolong tinggi merupakan potensi yang sangat besar bagi industri makanan olahan, termasuk
fast food. Ketersediaan makanan yang cepat saji (quick service) semakin dibutuhkan sejalan
dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, terutama di kawasan perkotaan yang dinamis.
Makin maraknya bisnis restoran kategori fastfood yang menyediakan menu utama ayam
goreng dan burger, khususnya yang dikembangkan melalui sistem franchise memacu kondisi
persaingan yang semakin ketat. Selain akibat masuknya merek baru, pemain-pemain lama
juga terus melakukan perluasan janngan pemasarannya. Apalagi kategori makanan pokok
sehari-hari juga menghadapi subtitusi yang kuat dan luas, baik dari menu dan merek.
Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang mengalami krisis semakin mempersulit
perusahaan yang bergerak dalam industri restoran fast food franchise untuk dapat bersaing
baik melalui produknya, harga, distribusi maupun promosinya. Melemahnya nilai Rupiah
menyebabkan kenaikan harga bahan baku dan operasi perusahaan yang memaksa
perusahaan untuk menaikkan harga produknya. Dan bagi perusahaan yang memiliki hutang
jangka pendek dalam dollar akan mengalami kesulitan pembayaran. Kondisi tersebut
diperparah dengan terjadinya gejolak politik yang mengakibatkan kerusuhan dimana-mana.
Hal ini berdampak langsung terhadap industri restoran fastfood franchise, banyak
outlet mereka mengalami kerusakan parah bahkan terbakar, tidak sedikit perusahaan yang
terpaksa menutup outletnya. KFC merupakan restoran cepat saji franchise yang hak eksklusif
waralabanya dipegang oleh PT.Fast Food Indonesia. KFC menjadi pemimpin pasar restoran
cepat saji yang dominan di Indonesia selama 20 tahun sejak tahun 1979. KFC menspesialisasikan
pada menu ayam goreng dan memposisikan dirinya sebagai Jagonya
ayam..
Segmen KFC adalah keluarga segala usia dengan pengeluaran diatas Rp.500.000 tiap
bulannya dan target fokusnya adalah anak-anak usia 3 s/d 14 tahun.
Dalam kondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis ini KFC sebagai market leader
menerapkan
strategi moble defense yaitu strategi pertahanan bergerak Dalam kondisi bertahan dengan
cara meningkatkan penjualan dan menekan biaya, KFC tetap melakukan perluasan pada pasar
yang potensial sebagai pertahanan ataupun penyerangan dimasa depan. Strategi promosi dan
pemasaran diarahkan untuk meningkatkan penjualan dan transaksi seketika itu juga, didukung
dengan strategi produk berupa paket-paket hemat serta penetapan harga yang relatif lebih
murah dibandingkan dengan pesaingnya dan distribusi melalui layanan pesan antar
ditingkatkan dengan penambahan armada. Strategi-strategi tersebut dijalankan untuk
merealisasikan visi perusahaannya yaitu untuk mempertahankan kepemimpinannya dan agar
dikenal sebagai brand yang paling digemari dalam usaha restoran cepat saji di Indonesia.
Deskripsi Alternatif : Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan per kapita
yang tergolong tinggi merupakan potensi yang sangat besar bagi industri makanan olahan,
termasuk fast food. Ketersediaan makanan yang cepat saji (quick service) semakin dibutuhkan
sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, terutama di kawasan perkotaan yang
dinamis. Makin maraknya bisnis restoran kategori fastfood yang menyediakan menu utama
ayam goreng dan burger, khususnya yang dikembangkan melalui sistem franchise memacu
kondisi persaingan yang semakin ketat. Selain akibat masuknya merek baru, pemain-pemain
lama juga terus melakukan perluasan janngan pemasarannya. Apalagi kategori makanan
pokok sehari-hari juga menghadapi subtitusi yang kuat dan luas, baik dari menu dan merek.

Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang mengalami krisis semakin mempersulit


perusahaan yang bergerak dalam industri restoran fast food franchise untuk dapat bersaing baik
melalui produknya, harga, distribusi maupun promosinya. Melemahnya nilai Rupiah
menyebabkan kenaikan harga bahan baku dan operasi perusahaan yang memaksa perusahaan
untuk menaikkan harga produknya.
Bagi perusahaan yang memiliki hutang jangka pendek dalam dollar akan
mengalami kesulitan pembayaran. Kondisi tersebut diperparah dengan terjadinya gejolak
politik yang mengakibatkan kerusuhan dimana-mana. Hal ini berdampak langsung terhadap
industri restoran fastfood franchise, banyak outlet mereka mengalami kerusakan parah bahkan
terbakar, tidak sedikit perusahaan yang terpaksa menutup outletnya. KFC merupakan restoran
cepat saji franchise yang hak eksklusif waralabanya dipegang oleh PT.Fast Food Indonesia.
KFC menjadi pemimpin pasar restoran cepat saji yang dominan di Indonesia selama 20 tahun
sejak tahun 1979. KFC menspesialisasikan pada menu ayam goreng dan memposisikan
dirinya sebagai Jagonya ayam. Segmen KFC adalah keluarga segala usia dengan
pengeluaran diatas Rp.500.000 tiap bulannya dan target fokusnya adalah anak-anak usia 3 s/d
14 tahun.
Dalam kondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis ini KFC sebagai market
leader menerapkan strategi moble defense yaitu strategi pertahanan bergerak Dalam kondisi
bertahan dengan cara meningkatkan penjualan dan menekan biaya, KFC tetap melakukan
perluasan pada pasar yang potensial sebagai pertahanan ataupun penyerangan dimasa
depan. Strategi promosi dan pemasaran diarahkan untuk meningkatkan penjualan dan
transaksi seketika itu juga, didukung dengan strategi produk berupa paket-paket hemat serta
penetapan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya dan distribusi
melalui layanan pesan antar ditingkatkan dengan penambahan armada. Strategi-strategi
tersebut dijalankan untuk merealisasikan visi perusahaannya yaitu untuk mempertahankan
kepemimpinannya dan agar dikenal sebagai brand yang paling digemari dalam usaha restoran
cepat saji di Indonesia.

Arus sumber-sumber keuangan internasional perusahaan kfc dapat terwujud dalam dua bentuk.
Yang pertama adalah penanaman modal asing yang dilakukan oleh pihak swasta (private foreign
investment) dan investasi portofolio, terutama berupa penanaman modal asing langsung (PMI).
Penanaman modal seperti ini juga dapat disebut Foreign Direct Investment (FDI). FDI (Foreign
Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem
ekonomi perusahaan kfc . Ia bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan
modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini
perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut home country) bisa mengendalikan
perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut host country) baik sebagian atau
seluruhnya. Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah
ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli
sahamnya sekurangnya 10%.
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau
konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi peralatan
atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman kembali modal
(reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka pendek dan panjang
antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya juga dikategorikan sebagai
investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru dalam FDI seperti pemberian lisensi
atas penggunaan teknologi tinggi. Sebagian besar FDI ini merupakan kepemilikan penuh atau
hampir penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki
bersama (joint ventures) dan aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures
yang melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau syndicates) dan biasanya
dibentuk untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan umum yang
melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan sumberdaya.

Kendala-kendala perusahaan kfc di daerah fiji

Para pejabat Fiji mengatakan dua kartun telur dan susu tertunda pengirimannya karena KFC
perlu memberikan dokumentasi resmi.Mereka menuduh perusahaan itu membesar-besarkan
sengketa dan bahwa KFC menarik diri karena operasi mereka bangkrut.Menteri Pertanian
Kolonel Mason Smith mengatakan perusahaan itu menggunakan taktik pemasaran
tersendiri."Masalahnya ada pada KFC untuk memberikan kami sertifikat, itu saja yang kami
minta," katanya.

Membantah KFC

KFC mengatakan pemerintah militer menghentikan impor rempah-rempah, susu, dan telur akhir
tahun lalu."Faktanya adalah BAF hanya sementara waktu menahan bahan adonan susu dan telur
karena KFC tidak memiliki dokumentasi yang diperlukan."

Elvis Silvestrini

Perusahaan yang memiliki tiga gerai di Fiji mengatakan masalah impor dan juga naiknya harga
bahan pengan menyulitkan mereka mendapatkan keuntungan.

Namun Elvis Silvestrini, dari badan keamanan bio Fiji (BAF), menyanggah pernyataan KFC itu.

"Faktanya adalah BAF hanya sementara waktu menahan bahan adonan susu dan telur karena
KFC tidak memiliki dokumentasi yang diperlukan," katanya seperti dikutip surat kabar
pemeritnah Fiji Times.

"Kami menunggu sertifikat veteriner sejak awal Mei (2011). Karena sertifikat tidak diberikan,
kami tidak bisa mengeluarkan kartun berisi bahan adonan itu."

Mengatasi kendala-kendala tersebut dengan cara bagaimana pemrintah Fiji menimalisir produk-
produk bahan Kentucky fried chiken dalam kenaikan harga-harga tersebut.sehingga tidak adanya
sengketa-sengketa bahan-bahan tersebut

Anda mungkin juga menyukai