Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SENI BUDAYA

N.A.D (Nangroe Aceh Darussalam)

Kelas X-1
Tahun 2012-2013
Lembar Pengesahan

Makalah ini disusun oleh :


Tyas auva parevi (27)
Tansa sinta (25)

Disahkan oleh Guru Seni Budaya

(HELMI AGUS ZUHRI,ST)

Kata Pengantar
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang
atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul Makalah seni budaya

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan


persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran
Kesenian di SMA Tamiriyah Surabaya.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak


kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan


imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
Gambar peta daerah
Lambang daerah dan semboyan
Kultur budaya dan masyarakat
Letak geografis
Tempat wisata dan kuliner
Upacara adat

I. SENI BUDAYA
Seni musik
- Lagu daerah
- Alat musik tradisi daerah
- Rombongan musik tradisi daerah

Seni rupa
- Kerajinan tangan
- Rumah adat
- Sejarah tradisi
- Pakaian adat
Seni tari
- Gambar tari-tarian daerah

Seni peran

III. FUNGSI & PERANAN


IV.KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

BAB I
Semakin hari bumi semakin tua , karna itu di perlukan kita yang penghuni bumi
ini slalu menjaga bumi dan isi-isi di dalam bumi ini . dan kita harus menjaga
keragaman di bumi ini .

Gambar peta daerah


Lambang daerah dan semboyan
KULTUR BUDAYA MASYARAKAT
1. Latar Belakang
Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya galibnya wilayah Indonesia
lainnya. Aceh mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya
seperti:

2. Budaya aceh

Tari Seuadati : Merupakan sebuah karya seni yang sangat klasik dan khas di tanah aceh manapun
juga,yang dilakukan oleh jumlah peserta tari 6 sampai dengan 9 orang tergantung tempat atau
keadaan. Di Kendalikan oleh seorang syeh atau vokalis tari sehingga menmghasilkan sebuah
karya seni yang begitu indah.

Rapai Daboih : Merupakan adat yang tak pernah mati di kehidupan rakyat aceh,rapai yang disebut
juga rebana yang terbuat dari kulit lembu yang menjadi sebuah alat atau sarana untuk
memadukan suara syair sayair dalam bahasa aceh dan diiringi daboih atau kata lain debus
dilakukan dengan jumlah peserta tak tertentu bias 4 bisa juga 9. Daboih adalah seseorang yang
melakukan unjuk kebolehan di atas panggung rapai dengan menggunakan benda tajam seperti
pisau,parang,beling atau kaca bekas dan juga bara api.

Tarian Ranup Tari Lampuan merupakan tarian yang pernah melalang buana di tingkat Nasioanal
dan internasional,hasil buah karya anak aceh asli dengan paduan yang begitu indah di iringi
musik khas aceh yaitu suruenee kalee yang sekarang diganti dengan musik buatan yaitu
organ atau piano.Tari ini dipadu oleh enam orang peserta yang cantik-cantik dengan pakaian asli
khas aceh.

Dalail Adalah sebuah karya seni yang berasal dari negeri seribu satu malam atau negeri arab,
yang dipadu dengan syair2 islam dan tujuan utama dalail adalah untuk memperlancar membaca
ayat suci alquran. Pesertanya tidak terbatas bisa 20 orang bisa juga 100 orang. kelebihan dari
dalail adalah yang pertama di tinjau dari segi agama islam adalah pahalanya yang sangat besar
kedua kekompakan dalam melantunkan nada nada indah yang sangat luar biasa.

Geudeu- Geudeu Merupakan suatu karya seni yang lucu,unik dan keras pertarungan fisik satu
lawan satu di dalam sebuah lingkaran.Geude-geude tidak aneh lagi bagi masyarakat aceh
khususnya aceh pidie apalagi bagi kita yang sering nonton smack donw ala barat.
Geude-geude dilakukan oleh dua orang layak halnya SUMO di negeri matahari terbit atau jepang
peserta tidak lebih karena dalam arena yang kecil.
Letak geografis
Ditulis oleh: commothio

Kategori: Latest

Keberadaan wilayah geografis Kota Banda Aceh terletak antara 050 16' 15" -
050 36' 16" Lintang Utara dan 950 16' 15" - 950 22' 35" Bujur Timur dengan
tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut. Luas wilayah administratif
Kota Banda Aceh sebesar 61.359 Ha atau kisaran 61, 36 Km2 dengan batas-
batas sebagai berikut :

Utara Selat malaka

Kecamatan Darul Imarah Dan


Selatan Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten
Aceh besar

Kecamatan Barona jaya Dan


Timur Kecamatan Darussalam Kabupaten
Aceh Besar

Kecamaan Peukan Bada


Barat
Kabupaten Aceh Besar

Kota Banda Aceh terdiri dari 9 Kecamatan, 17 Mukim, 70 Desa dan 20


Kelurahan. Berikut tabel luas wilayah dalam hitungan Km2 dan nilai
persentasinya dari masing-masing Kecamatan :

No. Luas
Persentase
Kecamatan Wilayah
(%)
(Km2)

1. Meuraxa 7.258 11,85

2. Jaya Baru 3.780 6,16

3. Banda Raya 4.789 7,80

4. Baiturrahman 4.539 7,40


5. Lueng Bata 5.341 8,70

6. Kuta Alam 10.047 16,37

7. Kuta Raja 5.211 8,49

8. Syiah Kuala 14.244 23.21

9. Ulee Kareng 6.150 10,02

Jumlah 61.359 100,00

Sumber : Banda Aceh Dalam Angka Tahun 2008 (BPS Kota Banda Aceh)

Tempat wisata dan kuliner

Wisata .

wisata.tokobunganusantara.com

wisataalamgomgom.blogspot.com
acehforum.or.id

Kuliner

banyumurti.net
content.rajakamar.com

Seni budaya

Lagu daerah
Tradisi Meunineum/Keumaweueh (Nujuh Bulan)
Aceh memiliki sebuah tradisi pihak keluarga dari suami akan mengunjungi keluarga pihak istri sekaligus
penghormatan terhadap calon ibu yang sedang mengandung cabang bayi. Tradisi ini dikenal dengan Tradisi
MEUNINEUM atau biasa juga disebut KEUMAWEUEH. Pada saat hamil pertama seorang istri, ketika usia
kehamilan mencapai 5 bulan, oleh pihak orang tua perempuan yang hamil tersebut diadakan sedikit kenduri dengan
disertai nasi ketan dan dipanggil ahli famili dari pihak istri yang hamil. Setelah ahli famili dari pihak istri berkumpul,
maka diadakan upacara basuh Kepala (Rhah Ulee). Upacara (keumaweuh)meunieum ini ada juga dilakukan sewaktu
seorang istri hamil setelah 7 bulan.
Bahan makanan yang dibawa oleh pihak orang tua si suami ialah Bu Kulah yaitu nasi putih yang dibungkus
dengan daun pisang berbentuk Piramid di dalam hidang, bu leukat (nasi ketan) untuk peusunting meunantu yang
sedang hamil, disertai Ayam Panggang dan Tumpou.Lauk pauk nasi ialah Ikan, Daging yang dimasak berbagai
macam, Telur Ayam dan Telur Itik rebus, Telur asin (boh itek Jreuk) dan lain-lain masakan yang disusun di dalam
hindang berlapis-lapis (hiding meulampoh).Buah-buahan yang dibawa ialah segala macam buah-buahan yang ada,
termasuk buah-buahan untuk rujak (seunicah) sebanyak satu keranjang besar.Selain itu juga ada dibawa kue-kue
(Peunajoh) basah dan kering. Maksud tujuan dari upacara adat Meunineum ini pada mulanya ialah lebih menguatkan
rasa persaudaraan antara kedua belah pihak (suami-istri) dan utnuk lebih menguatkan silaturrahmi antara sesama ahli
famili.

Upacara adat peucicap

Tradisi Upacara Adat Peucicap Aneuk ini dilakukan pada hari ke-7 setelah bayi dilahirkan, yaitu kepada bayi
tersebut dicicipi Madu Lebah, Kuning Telur dan Air Zam-zam.Oleh pihak orang tua si suami dibawakan seperangkat
keperluan bayi tersebut, yaitu ija (kain) ayunan, ija geudong (kain pembalut) bayi, ija tumpe (popok), tilam, bantal
dan tali ayun (tali ayunan). Kalau dikalangan kaum hartawan ada juga yang membawa tali ayun dari emas. Selain itu
juga diberikan sepersalinan pakaian kepada si istri yang baru melahirkan, yang diberikan oleh ibu mertuanya. Pada
hari itu juga diadakan Akikah, yaitu menyembelih seekor kambing, cukur rambut bayi dan pemberian nama kepada si
bayi, dengan upacara peusijuek dan sebaran beras- padi serta doa selamat.
Masyarakat Aceh memiliki adat tersendiri dalam memperlakukan anak yang baru lahir. Adat peucicap dan
peutron bak tanoh salah satunya.
Selama 44 hari sejak lahir, ibu bayi banyak menjalani pantangan-pantangan. Ia harus tetap berada di
kamarnya, tidak boleh berjalan-jalan apalagi keluar rumah. Tidak boleh minum yang banyak, nasi yang dimakan juga
tanpa gulai dan lauk pauk. Begitu juga dengan makanan yang peda-pedas sangat dilarang. Selama pantangan tersebut
ibu bayi selalu dihangatkan dengan bara api yang terus menerus di samping atau dibawah ranjang tidurnya. Masa
pantangan inu disebut madeung.
Setelah masa madeung selesai, ibu bayi akan dimandikan oleh bidan yang merawatnya dengan air yang
dicampur irisan boh kruet (limau perut). Acara mandi ini disebut manoe peu ploh peut, yang bermakna mandi setelah
44 hari menjalani masa madeueng. Pada hari ini mertuanya akan datang membawakan nasi pulut kuning, ayam
panggang, dan bahan-bahan untuk peusijuek ro darah (keluar darah) menantunya pada saat melahirkan.
Setelah masa 44 hari ibunya menjalani madeueng, bayi akan diturunkan untuk menginjak tanah pertama
kalinya. Prosesi adat ini disebut peutron bak tanoh. Ada juga yang melakukannya dengan mengadakan pesta besar-
besaran untuk, apalagi pada kelahiran anak pertama.
Upacara Sunat Rasul

Sunat Rasul atau sering disebut Khitan merupakan sebuah upacara dimana seorang anak akan memasuki jenjang
Baligh atau dewasa. Di Aceh, Sunat Rasul dilakukan setelah anak berumur antara 10 sampai 13 tahun. Untuk
melangsungkan Sunat Rasul, anak yang hendak di khitan di peusijuek terlebih dahulu (ditepung tawar). Sang anak
diberi pakaian adat, didudukkan diatas pelaminan layaknya pengantin yang akan menikah, namun di upacara ini sang
anak ditempatkan sendiri saja tanpa pasangan.

Upacara Adat Perkawinan Aceh


Tiga hari sebelum naik Pengantin (Woe Linto) terlebih dahulu oleh pihak pengantin laki (Linto) diantar
kepada pihak pengantin perempuan (dara baro) sirih inai (Ranub Gaca), Ranub lipat/Ranub Gapu 1 hidang, 1 hidang
alat-lat pakaian Dara Baro, 1 Hidang Breueh Pade, 1 hidang telur rebus yang diberi berwarna, setawar sedingin, dan
daun inai (Gaca) untuk inai Dara Baro. Di rumah Dara Baro diadakan acara Koh Andam.
Ba Ranup merupakan suatu tradisi turun temurun yang tidak asing lagi dilakukan dimana pun oleh
masyarakat Aceh, saat seorang pria melamar seorang perempuan.
Bila lamaran diterima, keluarga pihak pria akan datang kembali untuk melakukan peukeong haba yaitu
membicarakan kapan hari perkawinan akan dilangsungkan, termasuk menetapkan berapa besar uang mahar yang
diterima (disebut jeunamee) yang diminta dan berapa banyak tamu yang akan diundang. Biasanya pada acara ini
sekaligus diadakan upacara pertunangan (disebut jakba tanda).
Pesta pelamina dilakukan setelah melangsungkan pernikahan antara sang calon pengantin laki-laki dengan
pengantin perempuan, hal ini suatu tradisi atau kebiasaan yang tidak pernah hilang di dalam kultur budaya Aceh
Pidie.

Upacara Petujoh

Upacara Petujoh, yaitu Linto pulang ke rumah Daro Baro dengan rombongan kira-kira 25 orang. Di halaman
rumah Daro Baro diadakan Upacara penanaman Kelapa yang dilakukam oleh Linto bersama Dara Baro. Pada
Upacara Peutujoh oleh ibu Dara Baro diadakan teumeutuek (pemberian) uang kepada Linto disertai sepersalinan
pakaian. Pemberian dari pihak orang tua Dara Baro, oleh Linto dibawa pulang untuk diperhatikan kepada ibu Linto.
Selanjutnya boleh ibu Linto membawa nget tujoh dan peukayan tujoh kepada Dara Baro.

Anda mungkin juga menyukai