Riya
Riya
Misalnya dengan menampakkan kekurusan dan wajah pucat, untuk menampakkan bahwa ia rajin berpuasa.
Misalnya, mengenakan pakaian jenis tertentu agar dikatakan sebagai orang alim atau seorang ulama.
Umumnya, riya seperti ini dilakukan oleh orang-orang yang menjalankan agama. Yaitu dengan memberi nasihat,
memberi peringatan, menghafalkan hadits-hadits dan riwayat-riwayat, dengan tujuan untuk berdiskusi dan
melakukan perdebatan, menampakkan kelebihan ilmu, berdzikir dengan menggerakkan dua bibir di hadapan orang
banyak, menampakkan kemarahan terhadap kemungkaran di hadapan manusia, membaca Al-Quran dengan
merendahkan dan melembutkan suara. Semua itu untuk menunjukkan rasa takut, sedih, dan khusyu (kepada Allah,
pent).
Seperti riyanya seseorang yang shalat dengan berdiri sedemikian lama, memanjangkan ruku, sujud dan
menampakkan kekhusyuan, riya dengan memperlihatkan puasa, perang (jihad), haji, shadaqah dan semacamnya
- -
.
Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya yang
paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik ashgor. Para sahabat bertanya, Apa itu
syirik ashgor, wahai Rasulullah? Beliau bersabda, (Syirik ashgor adalah) riya. Allah Taala berkata
pada mereka yang berbuat riya pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan
mereka: Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya di dunia. Lalu lihatlah
apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka? (HR. Ahmad 5: 429. Syaikh Syuaib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).