Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

Menurut Kementrian Kesehatan RI tahun 2004, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Puskesmas memiliki tujuan yaitu mendukung tercapainya
tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, puskesmas merupakan lini pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat
dimana diatur dalam KEPMENKES RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004. Upaya-upaya yang dilakukan puskesmas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat yaitu upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.

Salah satu upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap puskesmas ialah upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) serta KB. Upaya
kesehatan ibu dan anak (KIA) serta KB merupakan upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu menyusui, bayi dan balita serta anak prasekolah.

Upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) serta KB menjadi salah satu upaya yang wajib dijalankan oleh Puskesmas sebab berdasarkan data
WHO angka kematian ibu dan bayi di dunia , khususnya asia tenggara masih terbilang tinggi yaitu terhitung pada 2010 untuk kawasan asia
tenggara terdapat 150 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup sedangkan untuk kematian bayi tercatat 40 kematian bayi per 1000 kelahiran
hidup. WHO melalu MDGs memiliki target untuk menekan angka kematian ibu harus mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk
angka kematian bayi harus mencapai 34 per 1000 kelahiran hidup.

1
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, secara umum akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan bayi
cenderung semakin membaik namun masih menjadi perhatian khusus karena masih dibawah standar yang dianjurkan oleh WHO. AKI di
Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi penyumbang kematian ibu tertinggi sebesar
781. Angka kematian bayi di Indonesia sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup dan Jawa Barat merupakan provinsi penyumbang kematian bayi
tertinggi sebesar 4521 kasus.

Berdasarkan informasi tersebut, maka diperlukan analisis lebih lanjut mengenai program KIA/KB di Indonesia pada umumnya dan Jawa
Barat pada khususnya untuk menurunkan AKI dan AKB. Berdasarkan lokasi penugasan, maka tim peneliti melakukan analisis Upaya kesehatan
ibu dan anak (KIA) serta KB di Puskesmas Neglasari.

2
BAB II
ANALISIS UPAYA KIA/KB DI PUSKESMAS NEGLASARI

2.1 Analisis P1 P2 P3
2.1.1. Perencanaan ( P1 )
Ada dua jenis perencanaan yang dilakukan oleh puskesmas Neglasari yaitu perencanaan tahunan dan perencanaan yang berifat insidental.
Perencanaan berlangsung sesuai standar yang berlaku dan mencakup penyusunan ganchart, pengajuan ke DKK hingga penyusunan POA yang
melibatkan seluruh staff puskesmas.
2.1.2. Pelaksanaan dan Pegendalian (P2)
a. Pengorganisasian
Dilaksanakan melalui pembagian habis beban kerja Puskesmas diikuti dengan penggalangan kerjasama tim lintas sektoral.
b. Penyelenggaraan
Dilaksanakan dengan penyelenggaraan kegiatan puskesmas yang berpedoman kepada kendali mutu (SPM) dan kendali biaya.
c. Pemantauan
Dilaksanakan dengan melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai melalui telaahan internal SIMPUS dan
Lokakarya Bulanan (Lokbul) telaahan eksternal serta LokBul tribulan.
2.1.3. Penilaian
Dilaksanakan dengan penyusunan laporan tahunan yang berisi penilaian serta evaluasi penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai
serta penyusunan saran peningkatan penyelenggaraan. Bentuk lain dari penilaian terhadap kinerja puskesmas adalah penyusunan PKP ,
PKP (Insert), Laporan bulanan, dan laporan BP Swasta .

2.1 Analisis Kesenjangan Cakupan Program KIA / KB Tahun 2012


3
Upaya KIA/KB di Puskesmas Neglasari selama Tahun 2012 menunjukkan kinerja sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 1 di bawah.
Banyak sub upaya masih belum mencapai target. Kesenjangan terbesar terdapat pada sub upaya cakupan pelayanan neonatus dan cakupan
pelayanan anak balita.

Tabel 1. Analisis Kesenjangan Upaya KIA/KB di Puskesmas Neglasari Tahun 2012


No. Indikator Target 2012 Cakupan 2012 Kesenjangan
(%) (%) 2012 (%)
1. Akses pelayanan antenatal KI 100 100 0
2. ANC Bumil Standar K4 95 95 0
3. Jumlah Pertolongan 90 86,6 -3,4
persalinan oleh tenaga
kesehatan
4. Cek penjaringan ibu hamil 100 88,3 -11,7
dengan komplikasi (DKn)
5. Cek penanganan komplikasi 80 88,3 +8,3
obstetric (PK)
6. Pelayanan kesehatan neonates 90 95 +5
2 kali (KN 1)
7. Pelayanan kesehatan bayi 4 90 43,3 -46,7
kali (KN Lengkap)
8. Cakupan pelayanan 80 1,6 -78,4
komplikasi neonatus
9. Cakupan pelayanan anak 90 13,1 -76,9
balita
10. Cakupan peserta KB aktif 75 72,4 -2,6

Berdasarkan data analisis kesenjangan tersebut, maka tim peneliti melakukan analisis dengan metode SWOT untuk mencari penyebab tidak
tercapainya target sub upaya sebagaimana ditunjukkan tabel 2 .
4
Tabel 2. Analisis SWOT Puskesmas Neglasari dalam upaya KIA / KB
Keterangan Analisis
STRENGHT Puskesmas memiliki banyak Posyandu dengan jumlah kader yang cukup untuk upaya KIA/KB
Wilayah kerja Puskesmas tidak terlalu luas .
Lokasi Puskesmas mudah dicari .
Kader sudah memiliki pembagian tugas yang baik
Tersedia alokasi waktu lebih dan dana untuk kelas-kelas ibu hamil setiap minggu.
Fungsi Puskesmas terbantu oleh sejumlah bidan praktek swasta, dokter praktik swasta, dokter
spesialis praktik swasta, serta klinik bersalin swasta yang jumlahnya cukup memadai di wilayah
kerja Puskesmas.
Sudah memiliki alur rujukan yang jelas untuk setiap tindakan persalinan.
Seluruh kegiatan dalam upaya KIA/KB direncanakan (P1) melalui kegiatan perencanaan kegiatan
tahunan untuk jenis kegiatan serta program yang akan dilaksanakan puskemas dalam satu tahun
kedepan dan perencanaan kegiatan yang bersifat sewaktu dengan metode POA .
Seluruh kegiatan dalam upaya KIA/KB dipantau (P3) melalui kegiatan pencatatan data bulanan
baik berupa laporan tertulis dari bidan praktek mandiri dan kader atau pun saat kunjungan
lapangan ke posyandu / rumah .
Peralatan KIA KB dalam keadaan baik dan tidak berkarat.
Akses transportasi ke Puskesmas mudah.
Jumlah tenaga kesehatan KIA/KB ideal dan selalu ada pelatihan rutin setiap tahun yang diikuti

5
oleh SDM KIA/KB .
Pendanaan puskesmas sudah mencukupi.

WEAKNESS Belum memiliki sistem perawatan dan pemeliharaan alat-alat penunjang pelayanan sehingga terkadang
menggunakan biaya sendiri dalam penggantian alat.
Kualitas kader meragukan karena tidak ada sistem rekrutmen khusus beserta standarisasi berkala.
Tidak ada poster/ spanduk/ media lain yang memadai untuk sosialisasi upaya KIA/KB
Tidak ada kegiatan sosialisasi KIA/KB yang dilakukan di luar gedung
Pelayanan terlalu cepat tutup , hal ini dipengaruhi juga oleh jumlah kunjungan pasien yang sedikit
sehingga di bawah pukul 12 pun puskesmas sudah sepi .
Pencahayaan kurang terutama di daerah pelayanan pasien.
Ruang konseling ASI tidak fungsional.
Tidak ada upaya promotif yang dilakukan puskesmas terkait upaya KIA/KB, kecuali pada kegiatan
puskesmas harian dan posyandu bulanan .
Pencatatan belum optimal , seringkali kader / bidan praktek mandiri lupa melaporkan data .

OPPORTUNITY Sudah ada kerjasama yang cukup baik dengan lintas sektoral dan BKKBN untuk menunjang
program KIA/KB.
Kerjasama yang cukup baik dengan puskesmas yang memiliki wilayah kerja berdekatan.
Struktur keluarga di wilayah kerja puskesmas rata-rata adalah keluarga nuklir / inti .Ini
mencerminkan kesadaran terhadap program KIA/KB cukup baik .
Jumlah PUS tidak melebihi kalkulasi proyeksi PUS.
Kerjasama dengan tokoh masyarakat dan perangkat kecamatan beserta struktural di bawahnya
baik .

6
THREAT Kesadaran masyarakat wilayah Puskesmas Neglasari masih rendah terhadap keberadaan
puskesmas terutama upaya KIA/KB , contohnya masih banyak ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya tidak sesuai program K1/K4 .
Poster, banner, dan spanduk dari pemerintah sebagai bentuk upaya media pencerdasan dan
informasi masih terlalu sedikit.
Latar belakang pendidikan sebagian warga di wilayah kerja puskesmas adalah tidak tamat SD. Ini
dapat memengaruhi rendahnya kesadaran akan kesehatan beserta upaya yang menunjangnya.
Kepadatan penduduk over crowded, memudahkan transmisi penyakit .
Lokasi puskesmas tidak strategis, cakupannya cukup luas dan tidak ditunjang oleh adanya
puskesmas jejaring. Wilayah kerja UPT Puskesmas Neglasari adalah kecamatan cibeunying kaler
yaitu mencakup 4 kelurahan. Dengan cakupan yang begitu luas ada kemungkinan upaya utama
puskesmas di bidang promotif dan preventif tidak berjalan efektif.
Pelaporan dari kader atau bidan praktek mandiri masih sering terlambat.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan belum ada upaya proaktif dari elemen-elemen lain di
masyarakat seperti kecamatan, tokoh agama, atau warga masyarakat dalam membantu upaya
KIA/KB, terlepas dari adanya lokakarya 3 bulanan untuk mempertemukan puskesmas dengan 3
elemen tersebut.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi yang tim peneliti lakukan di puskesmas UPT Neglasari dapat disimpulkan bahwa:
1. Lokasi puskesmas tidak strategis sehingga tidak seluruh masyarakat cakupan mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Hasil analisis dari Perencanaan (P1), Pelaksanaan dan Pengendalian (P2) dan Penilaian (P3) dinilai telah baik dilaksanakan
oleh Puskesmas Neglasari.
3. Program KIA/KB memiliki banyak kendala di bidang media sosialisasi program, kesadaran masyarakat mengenai program
KIA/KB, kurangnya peran aktif dari lintas sektoral (tokoh agama dan tokoh masyarakat) serta masih lemahnya pencatatan
yang dilakukan oleh puskesmas karena masih menunggu hasil dari kader atau bidan praktek mandiri untuk melaporkan
kegiatan di posyandu.

3.2 SARAN
STRENGHT WEAKNESS

Untuk Puskesmas : Untuk Puskesmas

Melakukan pelatihan kader berkala mencakup : Menginisiasi LSM peduli kesehatan ibu dan
anak yang melibat tokoh-tokoh masyarakat /
a. Upaya kesehatan dasar seperti upaya promotif dan
agama serta masyarakat di wilayah kerja
preventif .
puskesmas Neglasari .
b. Edukasi mengenai program KIA KB dan kesehatan
OPPORTUNITY
ibu anak secara global .

c. Standarisasi sistematika pencatatan dan


8
pelaporan .

Pemberian reward khusus bagi mitra kerja seperti


bidan praktik mandiri dan kader , sehingga dapat
menimbulkan motivasi untuk mambantu upaya KIA /
KB puskesmas , khususnya di bidang pendataan .

Pembinaan BPM berkala

Pengajuan serta pengalokasian dana khusus kepada Memanfaatkan kemajuan teknologi dan
DKK untuk pembuatan media promosi (poster , banner informasi untuk mengatasi keterbatasan saran
, leaflet ) KIA / KB secara mandiri . publikasi. Bisa melalui media sosial atau pun
THREAT pesan pendek dengan membentuk suatu
Melakukan forum-forum diskusi kecil yang dilakukan
secara rutin bersama lintas sektoral (tokoh agama/ jaringan komunikasi.antar kader.
masyarakat, kecamatan dan masyarakat) dengan
Lomba serta penghargaan bagi RT / RW yang
penekanan bahwa merekalah yang memegang peranan
utama dalam upaya upaya kesehatan puskesmas memiliki metode khusus dalam membantu
neglasari. program KIA / KB
Melakukan pengecekan alat secara berkala agar
mampu merencanakan penggantian alat sebelum alat Pembentukan puskesmas pembantu .
tidak bisa digunakan (rusak).
Pembentukan sistem informasi yang
terintegrasi antara puskesmas , posyandu , dan
BPM .

9
Kerjasama lintas sektoral dengan dinas
pendidikan . Untuk mengetahui penyebab serta
rekomendasi solusi untuk mengatasi tingkat
pendidikan warga di wilayah kerja puskesmas
neglasari yang masih rendah . Karena pendidikan
memiliki dampak langsung terhadap kesehatan .

10

Anda mungkin juga menyukai