Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN ANTARA SSR (SOLIDS STATE RELAY) DAN

EMR (ELEKTROMECHANICS RELAY)

1.EMR ( ELEKTROMEKANIK RELAY)

Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara elektronik (elektro magnetik).
Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat diberikan energi elektro magnetik
pada armatur relay tersebut. Relay pada dasarnya terdiri dari 2 bagian utama yaitu saklar mekanik dan
sistem pembangkit elektromagnetik (induktor inti besi). saklar atau kontaktor relay dikendalikan
menggunakan tegangan listrik yang diberikan ke induktor pembangkit magnet untuk menrik armatur
tuas saklar atau kontaktor relay. Relay yang ada dipasaran terdapat berbagai bentuk dan ukuran
dengan tegangan kerja dan jumalh saklar yang berfariasi, berikut adalah salah satu bentuk relay yang
ada dipasaran.

Contoh Relay Elektro Mekanik

Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan
sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya. Secara fisik antara saklar atau
kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah.
Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai berikut.

Kumparan elektromagnet
Saklar atau kontaktor
Swing Armatur
Spring (Pegas)

Konstruksi Relai Elektro Mekanik Posisi NC (Normally Close)

Dari konstruksi relai elektro mekanik diatas dapat diuraikan sistem kerja atau proses relay bekerja.
Pada saat elektromagnet tidak diberikan sumber tegangan maka tidak ada medan magnet yang
menarik armature, sehingga skalar relay tetap terhubung ke terminal NC (Normally Close) seperti
terlihat pada gambar konstruksi diatas. Kemudian pada saat elektromagnet diberikan sumber
tegangan maka terdapat medan magnet yang menarik armature, sehingga saklar relay terhubung ke
terminal NO (Normally Open) seperti terlihat pada gambar dibawah.
Konstruksi Relai Elektro Mekanik Posisi NO (Normally Open)

Relay elektro mekanik memiliki kondisi saklar atau kontaktor dalam 3 posisi. Ketiga posisi saklar atau
kontaktor relay ini akan berubah pada saat relay mendapat tegangan sumber pada
elektromagnetnya. Ketiga posisi saklar relay tersbut adalah :

Posisi Normally Open (NO), yaitu posisi saklar relay yang terhubung ke terminal NO (Normally
Open). Kondisi ini akan terjadi pada saat relay mendapat tegangan sumber pada
elektromagnetnya.

Posisi Normally Colse (NC), yaitu posisi saklaar relay yang terhubung ke terminal NC (Normally
Close). Kondisi ini terjadi pada saat relay tidak mendapat tegangan sumber pada
elektromagnetnya.

Posisi Change Over (CO), yaitu kondisi perubahan armatur sakalr relay yang berubah dari posisi
NC ke NO atau sebaliknya dari NO ke NC. Kondisi ini terjadi saat sumber tegangan diberikan ke
elektromagnet atau saat sumber tegangan diputus dari elektromagnet relay.
Kelebihan EMR

Pada Elektromekanik relay terdapat bagian yang bergerak saat transisi perpindahan kontak Nc
menjadi No hal ini bisa menjadi keuntugan yang bisa kita jadika indikator bahwa relay tersebut
berfungsi normal namun dilain sisi jika terus berbunyi maka bunyi tersebut sangatlah mengganggu .

Harganya Murah

Sangat mudah dan banyak digunakan di kalangan umum , sehingga banyak orang mengetahui prinsip
kerja relay konvensional ini .

Kekurangan EMR

Terdapat bounce, karena Pada EMR terdapat Bagian kontak yang bergerak pada EMR . peristiwa
bounce yaitu peristiwa terjadinya pantulan kontaktor pada saat terjadi perpindahan keadaan.
Dengan kata lain dengan adanya bounce maka bisa terjadi percikan bunga api pada saat kontaktor
berubah keadaan.

relay mekanik dapat dengan mudah berubah bila terkena goncangan/getaran yang cukup kuat pada
body relay tersebut.
2.SSR ( SOLIDS STATE RELAY)

1.Pengertian

Pengertian dan fungsi solid state relay sebenarnya sama saja dengan relay elektromekanik yaitu
sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau diaplikasikan di industri-industri sebagai device
pengendali. Namun relay elektro mekanik memiliki banyak keterbatasan bila dibandingkan dengan
solid state relay, salah satunya seperti siklus hidup kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang,
dan besarnya daya kontaktor relay. Karena keterbatasan ini, banyak produsen relay menawarkan
perangkat solid state relay dengan semikonduktor modern yang menggunakan SCR, TRIAC, atau
output transistor sebagai pengganti saklar kontak mekanik. Output device (SCR, TRIAC, atau transistor)
adalah optikal yang digabungkan sumber cahaya LED yang berada dalam relay. Relay akan dihidupkan
dengan energi LED ini, biasanya dengan tegangan power DC yang rendah. Isolasi optik antara input
dan output inilah yang menjadi kelebihan yang ditawarkan oleh solid state relay bila dibanding relay
elektromekanik.

Solid state relay


itu juga berarti relay yang tidak mempunyai bagian yang bergerak sehingga tidak terjadi aus. Solid
state relay juga mampu menghidupkan dan mematikan dengan waktu yang jauh lebih cepat bila
dibandingkan dengan relay elektromekanik. Juga tidak ada pemicu percikan api antar kontak sehingga
tidak ada masalah korosi kontak. Namun solid state relay masih terlalu mahal untuk dibuat dengan
rating arus yang sangat tinggi. Sehingga, kontaktor elektromekanik atau relay konvensional masih
terus mendominasi aplikasi-aplikasi di industri saat ini.

Salah satu keuntungan atau kelebihan yang signifikan dari solid state relay SCR dan TRIAC adalah
kecenderungan secara alami untuk membuka sirkuit AC hanya pada titik nol arus beban. Karena SCR
dan TRIAC adalah thyristor, dengan sifat hysteresisnya mereka mempertahankan kontinuitas sirkuit
setelah LED de-energized sampai saat AC turun dibawah nilai ambang batas (holding current).
Secara praktis apa artinya semua ini, artinya adalah rangkaian tidak akan pernah terputus ditengah-
tengah puncak gelombang sinus. Waktu pemutusan seperti yang ada dalam rangkaian yang
mengandung induktansi besar biasanya akan menghasilkan lonjakan tegangan besar karena
runtuhnya medan magnet secara tiba-tiba di sekitar induktansi. Hal seperti ini tidak akan terjadi saat
pemutusan dilakukan oleh sebuah SCR atau TRIAC. Kelebihan fitur ini disebut zero-crossover
switching.

Salah satu kelemahan dari solid state relay adalah kecenderungan mereka untuk gagal menutup
kontak output mereka. Jika relay elektromekanik cenderung gagal saat membuka, solid state relay
cenderung gagal saat menutup. Selain harganya mahal mungkin karena kelemahan gagal menutup
inilah yang menjadi pertimbangan untuk memakai solid state relay. Dan karena gagal saat membuka
dianggap lebih aman dari pada gagal saat menutup, relay elektromekanik masih lebih disukai
dibanding solid state relay dalam banyak aplikasi di industri.

2. Kelebihan Dan Kekurangan Solid State Relay (SSR)

Solid State Relay (SSR) adalah relay atau saklar elektronik semikonduktor yang memiliki kelebihan dan
kekurangan dibandingkan dengan relay konvensional (elektro mekanik). Sistem isolasi pada solid state
relai pada umumnya terisolasi secara optik sedangkan relay konvensional (elektro mekanik) terisolasi
secara fisik, akondisi ini akan memberikan keuntungan dan kerugian tersendiri antara solid state relay
dan relay konvensioanl. Kelebihan dan kekurangan antara solid state relay dengan relay konvensional
(elektro mekanik) dapat dilihat dari sisi pengoperasiannya dan performasinya. Beberapa kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki solid sate relay (SSR) diantaranya sebagai berikut.

Kelebihan Solid State Relay (SSR)

Pada solid-state relay tidak terdapat bagian yang bergerak seperti halnya pada relay. Relay
mempunyai sebuah bagian yang bergerak yang disebut kontaktor dan bagian ini tidak ada pada solid-
state relay. Sehingga tidak mungkin terjadi no contact karena kontaktor tertutup debu bahkan karat.

Tidak terdapat bounce, karena tidak terdapat kontaktor yang bergerak paka pada solid-state relay
tidak terjadi peristiwa bounce yaitu peristiwa terjadinya pantulan kontaktor pada saat terjadi
perpindahan keadaan. Dengan kata lain dengan tidak adanya bounce maka tidak terjadi percikan
bunga api pada saat kontaktor berubah keadaan.

Proses perpindahan dari kondisi off ke kondisi on atau sebaliknya sangat cepat hanya membutuhkan
waktu sekitar 10us sehingga solid-state relay dapat dengan mudah dioperasikan bersama-sama
dengan zero-crossing detektor. Dengan kata lain opersai kerja solid-state relay dapat disinkronkan
dengan kondisi zero crossing detektor.

Solid-State relay kebal terhadap getaran dan goncangan. Tidak seperti relay mekanik biasa yang
kontaktornya dapat dengan mudah berubah bila terkena goncangan/getaran yang cukup kuat pada
body relay tersebut.
Tidak menghasilkan suara klik, seperti relay pada saat kontaktor berubah keadaan.

Kontaktor output pada solid-state relay secara otomatis latch sehingga energi yang digunakan untuk
aktivasi solid-state relay lebih sedikit jika dibandingkan dengan energi yang digunakan untuk aktivasi
sebuah relay. Kondisi ON sebuah solid-state relay akan di-latc sampai solid-state relay mendapatkan
tegangan sangat rendah, yaitu mendekati nol volt.

Solid-State relay sangat sensitif sehingga dapat dioperasikan langsung dengan menggunakan level
tegangan CMOS bahkan level tegangan TTL. Rangakain kontrolnya menjadi sangat sederhana karena
tidak memerlukan level konverter.

Masih terdapat couple kapasitansi antara input dan output tetapi sangat kecil sehingga arus bocor
antara input output sangat kecil. Kondisi diperlukan pada peralatan medical yang memerlukan isolasi
yang sangat baik.

Kekurangan Solid State Relay (SSR)

Resistansi Tegangan transien. Tegangan yang diatur/dikontrol oleh solid-state relay benar-benar tidak
bersih. Dengan kata lain tidak murni tegangannya berupa sinyal sinus dengan tegangan peak to peak
380 vpp tetapi terdapat spike-spike yang dihasilkan oleh induksi motor atau peralatan listrik lainnya.
Spike ini level tegangannya bervariasi jika terlalu besar maka dapat merusakkan solid-state relay
tersebut. Selain itu sumber-sumber spike yang lain adalah sambaran petir, imbas dari selenoid valve
dan lain sebagainya.

Tegangan drop. Karena solid-state relay dibangun dari bahan silikon maka terdapat tegangan jatuh
antara tegangan input dan tegangan output. Tegangan jatuh tersebut kira-kira sebesar 1 volt.
Tegangan jatuh ini menyebabkan adanya dissipasi daya yang besarnya tergantung dari besarnya arus
yang lewat pada solid-state relay ini.

Arus bocor-Leakage current. Pada saat solid-state relay ini dalam keadaan off atau keadaan open
maka dalam kondisi yang idel seharusnya tidak ada arus yang mengalir melewati solid-state relay
tetapi tidak demikian pada komponen yang sebenarnya. Besarnya arus bocor cukup besar untuk jika
dibandingkan arus pada level TTL yaitu sekitar 10mA rms.

Susah untuk dimplementasikan pada aplikasi multi fasa.

Harga solid state relay jauh lebih mahal dari relay konvensional (elektro mekanik) dengan
kemampuan sama dengan relay konvensional.

Anda mungkin juga menyukai