Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA DI UNIT EKSPEDISI

KOPERASI KARYAWAN REDRYING BOJONEGORO

FADHILATUL MUKAROMAH
13020039

DOSEN PEMBIMBING : Hafidza N. Amrina, SPd., MPd.


NIDN : 07004058702

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


STIE CENDEKIA BOJONEGORO
TAHUN 2017
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan ini, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Instruktur Lapangan dan Ketua
Program Studi menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Nyata yang disusun oleh :

Nama : Fadhilatul Mukaromah

NIM : 13020039

Program Studi : Akuntansi

Judul Laporan : Laporan Praktek Kerja Nyata di Unit Ekspedisi Koperasi

Karyawan Redrying Bojonegoro.

Yang telah dilaksanakan mulai tanggal 01 Januari 2017 s/d 31 Januari 2017 telah

disetujui dan disahkan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Disahkan oleh :

Bojonegoro, 05 Februari 2017


Dosen Pembimbing Lapangan Instruktur Lapangan

Hafidza N. Amrina, SPd., MPd

Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi

Hermawan B. Prasetyo.,SE.,MSA
NIDN : 0713108403
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk Laporan Praktek Kerja Nyata ini.

Praktek Kerja Nyata ini merupakan bagian dari kegiatan perkuliahan yang bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman dan pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama
masa perkuliahan. Laporan Praktek Kerja Nyata ini disusun sebagai pelengkap program
Praktek Kerja Nyata yang telah dilaksanakan selama 30 hari.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa
keterlibatan dari berbagai pihak yang berkenan membantu, memberikan pemikiran,
kritik, dan saran-saran. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Sriyadi Purnomo, selaku Direktur Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro
yang memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan praktek kerja nyata di
Unit Ekspedisi Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro.
2. Bapak Hendra Fatkur Rohman, selaku Kasi Akuntansi yang telah membantu
menjawab pertanyaan-pertanyaan pra pelaksanaan praktek kerja nyata.
3. Bapak Mohammad Maulan selaku pengelola unit ekspedisi yang telah memberikan
data-data aktivitas usaha angkutan.
4. Ibu Laely Ayu Rosyida selaku staf akuntansi yang telah menjawab pertanyaan-
pertanyaan mengenai alur penagihan piutang di Unit Ekspedisi Koperasi Karyawan
Redrying Bojonegoro.
5. Ibu Henik, Puji dan Laily, sebagai staff akuntansi yang memberikan pengetahuan
praktis tambahan bagi penulis dalam bidang pengelolaan piutang.
6. Ibu Nina, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan ini.
7. Kaka Ina, selaku alumni yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam
penyusunan laporan ini.
8. Seluruh dosen dan asdos Fakultas Ekonomi STIE Cendekia Bojonegoro yang telah
memberikan pengetahuan dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis.
Semoga ilmu tersebut penulis gunakan dengan baik dan dapat memberikan manfaat
bagi bangsa dan negara Indonesia.
9. Ibu Bapak, selaku orang tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan
doa yang tidak dapat dihitung besarnya.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih atas
segala bantuan, dukungan, semangat dan doa yang diberikan kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah
mendampingi penulis dan membantu penulis hingga saat ini. Akhirnya, penulis berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu.

Bojonegoro, 05 Februari 2017

Fadhilatul Mukaromah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Nyata


Untuk menghadapi dunia kerja nyata, mahasiswa harus memiliki kemampuan
tidak hanya pengetahuan teoritis saja. Pengalaman praktis, softskill dan kemampuan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam dunia kerja nyata menjadi faktor
penting dalam kompetensi. Hal ini menjadi pertimbangan yang mendesak perguruan
tinggi sebagai tempat lahirnya para sarjana untuk menciptakan sebuah sistem
pendidikan yang mendukung mahasiswanya untuk mendapatkan pengetahuan baik
konseptual maupun praktikal yang dapat mendorong kompetensi mahasiswa untuk
dapat bersaing dalam mendapatkan lapangan kerja.
Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cendekia Bojonegoro
membuka kesempatan bagi para calon sarjana untuk mempelajari ilmu terapan dari
konsep akuntansi yang telah didapatkan di bangku kuliah serta mendapatkan
pengalaman kerja nyata melalui Program Praktek Kerja Nyata. Selama praktek ini,
mahasiswa berkesempatan untuk memproyeksikan konsep-konsep yang telah dipelajari
ke dalam tugas yang diberikan dan bagaimana menyiapkan solusi atas masalah yang
timbul baik sesuai maupun di luar ekspektasi, sehingga mahasiswa mendapatkan
gambaran sesungguhnya dari dunia kerja nyata. Selain itu, mahasiswa akan berinteraksi
dengan berbagai pihak dengan latar belakang berbeda, sehingga mahasiswa diharapkan
dapat mempelajari bagaimana komunikasi bisnis dan kehidupan sosial di lingkungan
kerja.
Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro telah dikenal masyarakat luas karena
unit usahanya yang menyebar di berbagai daerah di Bojonegoro misalnya MPS/SKT
Kapas, Redrying dan Toserba. Semakin banyak usaha yang dijalankan tentunya semakin
banyak pengalaman yang akan didapat mahasiswa dalam melaksanakan Praktek Kerja
Nyata di Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro. Pengalaman yang didapat
mahasiswa dari program praktek kerja nyata diharapkan dapat membantu mahasiswa
dalam pemahaman dunia kerja yang sesungguhnya.
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Nyata
1.2.1 Tujuan Praktek Kerja Nyata

1. Praktek Kerja Nyata memberikan gambaran praktik kerja yang


sesungguhnya kepada mahasiswa sehingga dapat menilai tentang
pengembangan dari ilmu akuntansi, sistem informasi akuntansi, manajemen
dan lain sebagainya yang telah didapat dari bangku perkuliahan.

2. Mengaplikasikan teori-teori akuntansi, sistem informasi akuntansi dan


manajemen yang diperoleh dibangku kuliah ke tempat kerja sehingga
mengetahui perbedaan antara teori dengan praktik yang pada akhirnya akan
memberikan pengalaman bagi masing-masing mahasiswa.

3. Meningkatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan instansi.


Praktek Kerja Nyata dapat menjadi media promosi lembaga terhadap
institusi kerja. Kualitas lembaga perguruan tinggi dapat terukur dari kualitas
para mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja lapangan tersebut. Selain
itu praktek kerja nyata juga dapat membantu institusi kerja untuk
mendapatkan tenaga kerja akademis yang sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja yang dimilikinya.

4. Lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis di dunia kerja. Praktek


kerja nyata akan memberikan pendidikan berupa etika kerja, disiplin, kerja
keras, profesionalitas, kerjasama antar tim dan lain-lain.

1.2.2 Manfaat Praktek Kerja Nyata

1. Bagi Mahasiswa STIE Cendekia Bojonegoro


a. Referensi pengaplikasian pengetahuan teoritis ke dalam dunia kerja nyata
yang menjadi faktor penting dalam pengembangan kompetensi. Melalui
praktek kerja nyata mahasiswa mendapatkan bentuk pengalaman nyata
serta permasalahan yang dihadapi dunia kerja .
b. Melalui praktek kerja nyata mahasiswa mendapatkan bentuk pengalaman
nyata serta permasalahan yang dihadapi dunia kerja .

2. Bagi STIE Cendekia Bojonegoro

a. Laporan ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lain


dengan topik dan materi yang berkaitan.
b. Lembaga dapat menjalin kerjasama dengan dunia usaha, Lembaga
BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, dan Instansi Pemerintahan.
c. Praktek Kerja Nyata dapat mempromosikan keberadaan Akademik di
tengah-tengah dunia kerja.
3. Bagi STIE Cendekia Bojonegoro
a. Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan alternatif solusi dalam
pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja
pengendalian internal baik pada sistem informasi akuntansi maupun pada
pengelolaan piutang usaha.
b. Sebagai wadah kerjasama antara perusahaan dan pendidikan.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata


Penulis melaksanakan praktek kerja nyata di Koperasi Karyawan Redrying
Bojonegoro yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmat Nomor 07 Sukorejo Bojonegoro.
Kegiatan praktek kerja nyata ini berlangsung selama 30 hari terhitung sejak 01 Januari
2017 sampai dengan 31 Januari 2017.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


2.1.1 Sejarah Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (UU RI
no 25 tahun 1992). Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Fungsi dan peran koperasi
adalah : (1) membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya unutk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya, (2) berperan serta secara aktif dalam upaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, (3) memperkokoh
perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional
dengan koperasi sebagai sokogurunya, (4) berusaha untuk mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan badan usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Berawal dari proyek tertunda milik Pemerintah/Departemen Perindustrian,
dilanjutkan dengan berdirinya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) denggan nama
Perum Pengeringan Tembakau Bojonegoro (PPTB) pada taggal 1 April 1971.
Pada tahun 1976 Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro berdiri dengan unit
usaha Konsumsi Kredit dengan anggota saat itu 76 orang, keanggotaan para karyawan
Perum Pengeringan Tembakau Bojonegoro dengan modal simpanan pokok dan
simpanan wajib serta mendapat donasi dari perusahaan Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah).
Pada tahun 1979 Koperasi Kareb mendapat pengesahan dari pemerintah dengan
Badan Hukum nomor 4151/BH/II/79 tanggal 10 Februari 1979.
Pada tahun 1980 Koperasi KAREB membeli 1(satu) unit mesin Green Leaf
Threshing (GLT) processing/pengeringan tembakau dari PT.ITP Indonesia Tobacco
Processor Pasuruan dengan dana pinjaman perbankan dengan menyerap tenaga kerja
800 orang, sehingga terbentuklah kontrak managemen antara Koperasi KAREB dengan
PPTB serta mendapatkan persetujuan Menteri Peindustrian dengan Kepmen
No.91/M/1981 tanggal 17 Januari 1981.
Tahun 1981 terbentuklah Unit Usaha Angkutan/Transportasi dan tahun 1988
Unit Industri Kecil serta Unit Developer.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1990. Mengeluarkan kebijakan
melepas Badan Usaha Milik Negara yang dianggap kurang potensial sehingga :
Perum Pengeringan Tembakau Bojonegoro (PPTB) dapat dibeli Koperasi
KAREB dengan pola pembayaran diangsur selama 5 (lima) tahun dan tidak melakukan
PHK terhadap karyawan sebanyak 300 karyawan.
Pada tahun bersamaan PT Perkebunan XIX Persero khususnya unit GLT
Tobacco-Solo dengan pola pembayaran kontan dengan catatan tidak melakukan PHK
terhadap karyawan 350 orang, namun dalam perkembanganya asset tersebut kita
masukan sebagai share atas pendirian joint venture PT BAT-KAREB dengan komposisi
modal 30% Koperasi KAREB 70% PT BAT Indonesia dan pada tanggal 20 Januari
2006 asset tersebut kita lepas sesuai dengan kondisi perekonomian saat itu serta rencana
pengembangan usaha dan kerja sama dengan PT. HM Sampoerna.
Pada tahun 1994 Koperasi KAREB mendapat predikat Koperasi Mandiri,
kemudian pada tahun 1994 Koperasi KAREB resmi menjalin kemitraan dengan PT HM.
Sampoerna Tbk yang menyerap tenaga kerja sebanyak 1.800 orang dalam jasa
pembuatan rokok Sigaret Kretek Tangan sampai dengan saat ini.
Sampai awal tahun 2017 terdapat 7 unit usaha yang dioperasikan oleh
manajemen yaitu:
1. Unit Processing-Thressing
Memisahkan dari daging daun dan gagang, merupakan persiapan awal bagi
produsen rokok dalam menyiapkan bahan setengah jadi dengan kapasitas 5.000
kg/jam.
2. Unit Processing-Redrying
Mengeringkan kembali tembakau dengan kandungan kadar air yang merata,
mempromofir aroma dan keamanan penyimpanan dengan kapasitas 4.500 kg/jam.

3. Unit MPS (Mitra Produksi Sigaret)


Unit ini merupakan kerjasama denga PT. HM. Sampoerna Tbk untuk memproduksi
rokok sigaret kretek merk SAH 12 mulai tahapan giling, gunting, packing dan
bandrol dengan memperkerjakan 1800 orang.
4. Unit Simpan Pinjam
Unit Simpan Pinjam merupakan unit usaha dalam memberikan pelayanan khusus
karyawan Koperasi KAREB yang membutuhkan pinjaman baik berupa uang
maupun voucher yang dapat dibelanjakan di unit pertokoan.
5. Unit Pertokoan-Distribution
Unit Pertokoan-Distributor Koperasi KAREB melayani distribusi barang baik grosir
maupun ritel disemua koperasi baik di wilayah bojonegoro dan sekitarnya. Dengan
armada truk box dan tossa siap melayani dengan baik. Koperasi KAREB juga
bekerja sama dengan berbagai principle sebagai distributor resmi.
6. Unit Pertokoan-Toserba
Unit pertokoan Koperasi KAREB bekerjasama dengan AKRINDO, dalam
memenuhi kebutuhan retail dan grosir masyarakan, menyediakan kebutuhan sehari-
hari baik sembako, pakaian, makanan, minuman, palen tentu saja dengan harga
bersaing. Motto kami Belanja Tepat Harga Hemat, ayo segera buktikan sendiri di
Toserba KAREB yang sudah tersedia di beberapa daerah antara lain di :
a. Jl. Basuki Rahmat No 07 Sukorejo Bojonegoro
b. Jl. KH. Rosyid Ngumpakdalem Dander
c. Desa Campurejo Perempatan Desa Ngampel
d. Desa Temayang RT.04 RW.02 Kec. Temayang Bojonegoro
e. Jl. Raya Dander No 775 Dander Bojonegoro
7. Unit Ekspedisi/Transportasi
Pada akhir tahun 2012 direksi memutuskan untuk membuka unit usaha baru
dibidang jasa angkutan barang, tersedia 23 unit kendaraan terdiri dari 12 truk bak
dan 11 dam truk yang beroperasi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Unit Ekspedisi telah melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar
antara lain PT. Semen Indonesia, PT. Petrokimia Gresik, K3PG dan perusahaan
lainnya untuk pengiriman barang.

Jenis Customer Jenis Muatan Tujuan Bongkar


Truk
Bak PT. Semen Indonesia Semen Gresik Jawa Tengah
(Yogyakarta, Bantul,
Wonosari dan Sleman )
PT. Focon Interlite Bata Ringan Wonogiri dan Emogiri
PT. Petrokimia Gresik Pupuk Pacitan
PT. Tripilar Beton Mas Asbes Blitar, Magelang dan
Tulungagung

Dam PT. Samudra Jaya Klinker OPC Gresik


SISKA Clay, BN1, Pon Gresik dan Mojokerto
Lasem, Pasir Silica
dan Pasir Kwarsa
PT. Petrokopindo Cipta Selaras Gypsum Purified Tuban
PT. Semen Indonesia Klinker OPC Gresik
K3PG Gypsum Purified Tuban

Visi dan Misi Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro


Visi
Mewujudkan Usaha Koperasi di bidang jasa dan bidang perdagangan yang terpercaya
dan terbaik di tingkat nasional maupun Internasional.

Misi
1. Meningkatkan kesejahteraan anggota dan karyawan.
2. Memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan/mitra kerja.
3. Terus membangun dan mengembangkan semua unit usaha dengan sistem
managemen efektif dan efesien.
2.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro
2.1.2 Bidang Kerja/Job Description
Job description (deskripsi pekerjaan) atau deskripsi posisi adalah pernyataan
tertulis yang menjelaskan mengapa pekerjaan ada, apa yang dilakukan pemegang
pekerjaan sebenarnya, bagaimana mereka melakukannya dan dalam kondisi apa
pekerjaan itu dilakukan. Tidak ada format standar yang digunakan untuk menulis
deskripsi pekerjaan; format, pada kenyataannya, tergantung pada preferensi manajemen
dan bagaimana deskripsi pekerjaan akan digunakan (Stone, 2005).
Berikut ini Job Description Praktek Kerja Nyata di Unit Ekspedisi Koperasi KAREB :
1. Membantu membuat perjanjian kerja sama muatan dengan vendor/customer.
Perjanjian kerja sama muatan harus disepakati oleh direktur Koperasi KAREB dan
customer. Perjanjian kerja sama paling tidak berisi jangka waktu perjanjian, ongkos
jasa dan jenis muatan.
2. Membantu mengontrol rute muatan driver dengan bantuan GPS. Setiap truk
dilengkapi dengan GPS dapat membantu mencegah kecurangan driver dalam proses
pengiriman barang, misalnya pengiriman barang yang tidak sesuai dengan surat
perintah jalan yang dikeluarkan dan penggunaan truk untuk keperluan pribadi.
3. Menerima surat perintah jalan asli dan nota pembelian bbm dari driver. SPJ yang
telah disetorkan kemudian disalin. Setiap driver wajib menyetorkan surat perintah
jalan asli setiap seminggu sekali. Setiap penyerahan surat perintah jalan, penerima
harus menandatangani buku muatan masing-masing driver sebagai bukti SPJ telah
disetorkan.
4. Input data SPJ ke dalam komputer kemudian mencetak tagihan setiap customer.
Tagihan yang telah dicetak diteliti oleh kepala administrasi terlebih dahulu guna
memastikan keakuratan data.
5. Meminta nomor surat ke bagian sekertariat.
6. Input nomor surat ke dalam komputer kemudian mencetakknya dalam bentuk surat
resmi.
7. Meminta otorisasi pejabat terkait atas surat penagihan yang akan dikirimkan ke
customer.
8. Mengirim tagihan yang telah diotorisasi dengan SPJ asli kepada masing-masing
customer.
9. Meminta otorisasi pejabat terkait untuk setiap pengeluaran.
10. Mencocokkan rekening koran dengan SPJ, faktur maupun nota.
11. Membuat dan mencetak bukti penerimaan kas atas angsuran dan pelunasan piutang
masing-masing customer.
12. Meminta otorisasi atas transaksi penerimaan kas.

2.2 Pelaksanaan
2.2.1 Jenis dan Bentuk Kegiatan
Dalam melaksanakan praktek kerja nyata di unit ekspedisi. Kegiatan yang
dilakukan oleh penulis, antara lain :
1. Menerima surat perintah jalan dari driver dan mencetak bukti pendukung
(kwitansi dan rincian ongkos).
2. Meminta otorisasi atas pengeluaran ongkos dan pengeluaran lain kepada kepala
administrasi.
3. Input data surat perintah jalan ke dalam komputer dan mencetak surat penagihan
piutang masing-masing customer.
4. Mengisi nomor surat penagihan dari sekertariat untuk kelengkapan pengiriman
surat penagihan.
5. Meminta otorisasi surat penagihan kepada Direktur Koperasi KAREB.
6. Mengirim surat penagihan yang telah diotorisasi oleh direktur melalui email, fax
atau jasa pengiriman.
7. Mengarsip lembar ke-2 surat penagihan dan mengarsipnya sebagai bukti
pendukung kartu piutang.
8. Input piutang usaha ke dalam kartu piutang.
9. Mencetak kartu piutang masing-masing customer setiap bulan.
10. Membuat daftar umur piutang dan menyerahkan kepada kepala administrasi.
11. Membantu kepala administrasi dan marketing memonitor rute pengiriman bak
truk dan memberikan instruksi pengiriman selanjutnya.
12. Mencetak bukti penerimaan kas dan pengeluaran kas dan meminta otorisasi
pejabat yang berwenang.
13. Input transaksi pengeluaran dan penerimaan tunai ke dalam komputer.
14. Memastikan mutasi semua rekening koran, pengeluaran dan penerimaan tunai
sudah terlampir faktur, nota, sppd, spj, dan lain-lain.
2.2.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam pelaksanaan praktek kerja nyata yang dilaksankan di Unit
Ekspedisi Koperasi KAREB adalah seagai berikut :
1. Prosedur Absensi Mahasiwa
a. Mahasiswa melakukan absensi sebanyak dua kali yaitu setiap datang dan
pulang. Jam datang adalah jam 07.00 WIB dan pulang pada jam 16.00 WIB.
Apabila mahasiswa berhalangan masuk,l mahasiswa wajib meminta ijin
melalui telepon atau mengirimkan surat ijin kepada perusahaan yang
ditujukan kepada Kepala SDM Koperasi KAREB.
b. Setelah melakukan absensi, mahasiswa langsung menuju tempat praktek
kerja nyata.
2. Prosedur Pengiriman Tagihan
a. Surat Perintah Jalan yang diterima harus asli dan tidak ada coretan. SPJ yang
diterima disalin dan dan diinput ke dalam komputer. Apabila SPJ yang
disetorkan tidak asli atau ada coretan, penerima harus mengembalikan
kepada driver untuk dimintakan SPJ yang baru dari perusahaan yang
bersangkutan. SPJ hilang, rusak, atau dikembalikan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab driver dan harus disetorkan secepatnya maksimal 3 hari.
b. Mencetak surat penagihan dari input data yang telah dimasukkan ke dalam
komputer kemudian harus di crosscheck oleh kepala administrasi untuk
memastikan keakuratan data yaitu tonase, harga jasa dan ketepatan
penjumlahan.
c. Sebelum surat penagihan dikirimkan, surat penagihan harus dimintakan
nomor surat dari bagian kesekertariatan dan diotorisasikan kepada Direktur
Koperasi KAREB. Apabila Direktur tidak ada di tempat, otorisasi akan
diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan. Surat penagihan dibuat rangkap 3,
lembar 1 (asli) dikirimkan kepada customer, lembar dua (copy) diberikan
kepada bagian kesekertariatan, lembar tiga (copy) diarsip oleh unit ekspedisi
untuk bukti pendukung kartu piutang dan akan dilampirkan ke bukti
penerimaan kas pada saat terjadi pembayaran piutang dari customer.
d. SPJ asli dan lembar 1 (asli) dikirimkan kepada masing-masing customer
melalui jasa pengiriman dimasukkan ke dalam amplop resmi Koperasi
KAREB.
3. Prosedur Pencatatan
a. Surat Penagihan masing-masing customer di input kedalam kartu piutang
masing-masing customer.
b. Pengeluaran tunai harus dilengkapi dengan kwitansi yang telah diotorisasi
oleh kepala administrasi, nota, faktur, sppd, dan bukti transfer. Pengeluaran
tunai diinput kedalam buku besar kas. Saldo kas catatan komputer harus
cocok dengan fisik uang.
c. Pelunasan piutang dari customer diinput ke kartu piutang dan mengurangi
saldo piutang. Bukti penerimaan kas atas pelunasan piutang di lampiri data
fax.
2.2.3 Kendala yang dihadapi dan Upaya Memecahkannya
Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan praktek nyata di Unit Ekspedisi
Koperasi KAREB adalah ketepatan pengiriman tagihan kepada customer. Driver tidak
menyetorkan SPJ tepat waktu sehingga penagihan menjadi tertunda. Penagihan yang
dikirimkan tepat waktu akan mempercepat pelunasan dari customer. Semakin lama
penagihan dikirimkan maka jangka waktu pelunasan akan semakin lama, sedangkan
arus kas masuk sangat dibutuhkan guna pembayaran kewajiban kepada pihak luar
seperti pembayaran angsuran bank dan pembayaran pembelian persediaan (ban, oli dan
sparepart).

Kendala tersebut dapat dipecahkan dengan cara lebih mendisplinkan driver


untuk menyetorkan SPJ secara tepat waktu. Kepala Administrasi Unit Ekspedisi bisa
mengingatkan driver dengan komunikasi langsung melalui telepon atau pengiriman
pesan. Selain itu perlu diberlakukannya kuota maksimal SPJ yang harus disetorkan,
kondisi bongkar muat barang memang tidak bisa diprediksi, terkadang membutuhkan
waktu yang cukup lama sehingga driver tidak bisa menyetorkan SPJ dengan tepat
waktu. Untuk meminimalisir risiko tersebut perlu sekali menerapkan kuota maksimal
SPJ yang harus disetorkan misalnya, maksimal SPJ adalah 5. Jadi, apabila driver sudah
memegang 5 SPJ, driver wajib menyetorkannya sehingga driver bisa mengatur waktu
penyetoran tanpa menghambat proses pengiriman muatan.
2.2.4 Pembahasan
Unit Ekspedisi Koperasi KAREB merupakan unit usaha yang terbilang baru,
selama 4 tahun beroperasi belum ada penambahan unit kendaraan baik dam atau bak
truk. Kebijakan tersebut diambil karena pengelola masih mencoba mempelajari
bagaimana mengendalikan biaya yang timbul tanpa mengurangi target muatan.
Beberapa perubahan yang terjadi dalam Unit Ekspedisi Koperasi KAREB terkait biaya
adalah :
1. Kerjasama Resmi dengan Bengkel di Tuban
Perubahan ini sangat menguntungkan karena pemeliharaan kendaraan semakin
terkendali. Bengkel yang ditunjuk telah memenuhi kriteria yang sangat
menguntungkan diantaranya : harga bersaing, jasa servis yang memuaskan disertai
garansi dan keaslian sparepart yang digunakan.
2 Surat Kesepakatan Kesepahaman Bersama
Perjanjian ini secara garis besar berisi tanggungjawab masing-masing pihak
(perusahaan dan driver) atas segala pengeluaran yang bersangkutan dengan truk
yang dioperasikan masing-masing driver. Perjanjian ini bertujuan untuk menjelaskan
proporsi tanggungjawab atas pengeluaran yang relatif besar (dengan ketentuan yang
telah ditetapkan) atas truk, sehingga dapat menjadi alat pencegahan risiko kerusakan
yang fatal yang pada akhirnya mengakibatkan kerugian. Dengan perjanjian tersebut
driver lebih menjaga stabilitas kecepatan truk, memelihara performa kendaraan
dengan servis rutin dan menjaga keamanan truk dimanapun berada.
Dalam melaksanakan praktek kerja nyata ini penulis selalu meluangkan waktu untuk
sharing dengan staf dan kepala administrasi, sehingga penulis dapat mengetahui
bagaimana manajemen biaya yang ada di Unit Ekspedisi Koperasi KAREB. Disamping
itu penulis pada akhirnya dapat menguasai bagaimana proses pengiriman barang dan
menentukan pengiriman selanjutnya dengan rute pengiriman yang paling
menguntungkan, untuk mengetahui rute pengiriman penulis mempelajari GPS masing-
masing truk setiap hari.
Kerjasama tim sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek tak terkecuali di Unit Ekspedisi
Koperasi KAREB, setiap bagian mempunyai keterkaitan yang membuat personil harus
memahami job deskripsi masing-masing. Seperti bagian gudang dan pengawas, kedua
bagian ini harus senantiasa bekerja sama dalam hal penggantian ban truk. Ban truk yang
sudah tipis memperbesar risiko kecelakaan yang pada akhirnya dapat memperlambat
proses pengiriman barang. Untuk itu kedua bagian ini harus selalu berkomunikasi.
Kemudian dalam proses pengadaan, bagian gudang berhubungan dengan kepala
administrasi, bagian gudang menyerahkan order pembelian ban kepada kepala unit
administrasi untuk proses pembelian. Kepala administrasi membeli dan menyerahkan
bukti transaksi kepada staf akuntansi. Jadi kerjasama tim sangat dibutuhkan agar semua
proses baik itu proses pengiriman maupun proses pelaporan lancar tanpa adanya
hambatan yang berarti.
Dalam semua keputusan besar yang akan diambil, semua unit harus memperoleh
persetujuan dari manajemen puncak. Dalam hal ini penulis telah memahami bahwa
otorisasi sangat penting, otorisasi membuktikan bahwa setiap langkah yang diambil
telah diketahui oleh manajemen puncak. Jadi manajemen puncak adalah
penanggungjawab kebijakan maupun keputusan yang dilakukan oleh pelaksana dalam
hal ini Unit Ekspedisi Koperasi KAREB.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan dan Saran


3.1.1 Kesimpulan
Prosedur yang ada telah dijalankan dengan baik sehingga tidak ada masalah
yang berarti. Semua transaksi sudah dilampiri bukti pendukung dan otorisasi
pejabat yang berwenang. Pengarsipan bukti juga sudah terstruktur dengan
adanya penomoran pada setiap odner arsip, setiap odner dilengkapi tanggal
transaksi sehingga mudah saat melakukan pencarian, dan arsip disimpan di
almari masing-masing unit sehingga terjaga keamanannya.
Komunikasi dengan customer harus senantiasa ditingkatkan untuk mengetahui
kuota tonase. Apabila Kebijakan harus senantiasa ditingkatkan guna mencapai
efesiensi operasional, kebijakan yang telah diambil oleh Unit Ekspedisi dalam
mengurangi biaya sangat menguntungkan tetapi kurang efektif dan efisien
karena
Dalam melaksanakan administrasi Unit Ekspedisi Koperasi KAREB sudaSecara
keseluruhan, pengendalian intern terhadap piutang usaha Unit Ekspedisi
Koperasi KAREB cukup efektif, lingkungan pengendalian terhadap piutang
usaha di Unit Ekspedisi sudah berjalan efektif ditandai dengan sudah
diterapkannya SOP (standard operating procedures) yang telah ditetapkan
manajemen. Risiko terhadap piutang usaha yang tak tertagih sangat kecil karena
kolektabilitas customer sudah dianalisa sebelum menandatangani perjanjian
kerja sama. Transaksi pelunasan piutang dilakukan dengan transfer bank dan
pengiriman rincian pelunasan melalui fax dan email. Sedangkan, untuk
pencatatan piutang usaha sudah sangat tersistem karena masing-masing bagian
yang berhubungan dengan piutang usaha selalu melakukan crosscek saldo setiap
bulannya. Aktivitas pengendalian juga sudah efektif karena pengiriman barang
dilengkapi dengan surat perintah jalan resmi, SPJ disetorkan kepada Staf
Administrasi kemudian di salin dan dilengkapi bukti pendukung dan diotorisasi
Kepala Administrasi dan Marketing. Staf administrasi selalu membuatkan surat
penagihan dan mengarsipnya sebagai bukti pendukung kartu piutang. Setiap
akhir tahun masing-masing unit di Koperasi KAREB diaudit oleh auditor
eksternal dimana piutang usaha akhir tahun akan dikonfirmasi kepada masing-
masing customer, hal tersebut dapat menghindari kecurangan dalam pengelolaan
piutang usaha oleh staf unit ekspedisi.
Informasi dan komunikasi antar staf berjalan efektif sehingga setiap temuan
akan diselesaikan saat itu juga. Pemantauan terhadap piutang berjalan baik
karena SPI perusahaan aktif memeriksa saldo piutang dan daftar umur piutang.

3.1.2 Saran
Prosedur yang ada telah dijalankan dengan baik sehingga tidak ada masalah
yang berarti. Semua transaksi yang sudah dilampiri bukti pendukung dan
otorisasi pejabat yang berwenang.Pengendalian internal atas piutang usaha
memang sudah cukup efektif, tetapi apabila melihat jangka waktu pembayaran
piutang yang cukup lama yaitu sekitar 3 bulan, hal tersebut akan mempengaruhi
kelancaran kas. Pengumpulan piutang yang cukup lama akan mengakibatkan
dana yang ada tidak mencukupi untuk operasional dum dan bak yang cukup
tinggi, sehingga risiko unit ekspedisi mencari pinjaman dari pihak luar
perusahaan semakin besar, akhirnya unit ekspedisi akan menanggung biaya
bunga dan memperkecil laba usahanya. Oleh sebab itu, kepala staf administrasi
harus secara rutin mengadakan pertemuan dengan customer apabila piutang
segera jatuh tempo dan mengurangi jangka waktu pelunasan apabila
memungkinkan.
DAFTAR PUSTAKA

Sawyer, Lawrence B. Sawyers Internal Auditing. Salemba Empat. Jakarta. 2005


Kurniawan, Ardeno. Audit Internal Nilai Tambah Bagi Organisasi. BPFE. Yogyakarta.
2012.
Agoes, Sukrisno. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntn oleh Akuntan Publik.
Salemba Empat. Jakarta. 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). ALFABETA. Bandung.
2014.
COSO Enterprise Risk Management - Internal Control Integrated Framework, 2013.
http://www.theiia.org
Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
1992. Jakarta, Indonesia. 31 Januari 2017.
Hartati, 2006. Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT. SFI Medan,
Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8951/1/10E00425.pdf. Diunduh
tanggal 31 Januari 2017.
Runtu, Donald Runtu dan Elim, Inggriani. Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha
Pada PT. Bussan Auto Finance (BAF) Manado. http: . Diunduh tanggal 31 Januari
2017.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai