Makalah Paticcasammupada1
Makalah Paticcasammupada1
TENTANG PATICCASAMUPPADA
KELOMPOK II
OLEH :
Meithalia Chandra (153304020280)
Natasia Andini (153304010181)
Natasya (153304020713)
Cindy Claudia (153310010049)
Terpujilah Sanghyang Adi Buddha Tuhan Yang Maha Esa, Sang Tri Ratna, serta
Boddhisatva-Mahasatva karena berkat pancaran cinta kasih yang tanpa batas serta
dukungan karma baik akhirnya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Agama Buddha yang diampu oleh
Lilies Anie, S.Ag., M.Pd
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca, sehingga dalam penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik dari
sekarang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama
mahasiswa Universitas Prima Indonesia
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Pemahaman Paticcasamuppada
B. Dasar Dasar Paticcasamuppada
C. Rumusan Patticcasamuppada
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kitab suci Tripitaka banyak dituliskan saat-saat ketika Sang Pertapa
Sidharta Gotama berhasil memahami hukum sebab musabab yang saling
bergantungan (Paticcasamuppada), akhirnya Beliau berhasil mencapai
penerangan sempurna (Samma-Sambuddha). Akan tetapi hal yang terpenting
adalah proses pemahaman hukum itu sendiri yang terjadi sesaat sebelum
pencapaian penerangan sempurna. Para Buddha telah mencapai penerangan
sempurna mereka melalui proses ini.
B. Rumusan Masalah
permasalahannya yaitu:
a. Pengertian paticcasamuppada.
b. Dasar-Dasar paticcasamuppada.
c. Rumusan paticcasamuppada.
C. Tujuan Makalah
a. Mengetahui pengertian paticcasamuppada.
A. Pengertian Paticcasamuppada
1. Pengertian dasar
Paticca : Tinggal/menempati
Sam : Siap
Uppada : Timbul
Samuppada : Siap timbul/muncul bersamaan
Dengan adanya ini, adalah itu; dengan timbulnya ini, timbullah itu.
Dengan tidak adanya ini, tidak adanya itu; dengan lenyapnya ini, lenyaplah itu.
Contoh: bila digoreskan sebatang korek api, timbullah api dan bersamaan api itu muncul juga:
Hawa panas
Cahaya terang
Asap api
Dengan memahami seluruh fenomena seluruh kehidupan ini, agama Buddha memandangnya s
Tidak dapat dipikirkan akhir roda tumimbal lahir, tidak dapat dipikirkan lagi asal mula makhluk
Sehubungan dengan masalah asal mula dan sebab pertama (kausa prima) ini, Sang Buddha Go
Di pihak lain dalam Paticcasamuppada itu diperlihatkan pula berhentinya segala rangkaian per
Paticcasamuppada ini adalah untuk memperlihatkan kebenaran dari keadaan yang sebenarnya
C. RUMUSAN PATICCASAMUPPADA
1. Hukum Paticcasamuppada
a) Tayo-addha : 3 masa
b) Dvadasangani : 12 faktor
c) Visatakara : 20 cara
d) Tisandhi : 3 hubungan
e) Catusankhepa : 4 bagian
f) Tini-vattani : 3 lingkaran
g) Dve-mulani : 2 akar
PENJELASAN
Addha merupakan waktu yang lama dan tidak ada berakhir dari Paticcasamuppada yang terba
1) Atita-addha atau Atita-kala dimaksudkan waktu yang telah lalu, termasuk pula waktu dala
Lokiya-kusala. Moha disini adalah Avijja itu sendiri. Berbuat baik atau jahat, tentunya disertai c
3) Anagata-addha atau anagata-kala dimaksudkan waktu yang akan datang. Anagata addh
manusia, dewa, brahma sesuai dengan kusala-karma yang dimiliki yang disebut Jati atau Upatt
Dvasangani adalah 12 faktor, dari Avijja sampai Jaramarana yang akan menyebabkan timbulny
Yang akan menjadi sebab utama adalah adanya Avijja (kebodohan batin) yang akan bergabung
Dengan adanya Avijja timbullah Sankhara atau lebih dikenal dengan sebutan Avijja Paccaya Sa
b) Sammohana Rasa: keadaan orang dalam kebodohan (moha) sebagai pengendali pikirann
Sankhara yang telah menjadi akibat adanya Avijja ini dibagi menjadi tiga bagian:
a) Apunnabhisankhara:kehendak yang jahat. Yang menjadi sebab adanya cetana dari kekua
b) Punnabhisankara: kehendak yang baik. Yang menjadi sebab adanya cetana yang terbeba
c) Anenjabhisankhara: kehendak yang tidak tergoyahkan. Sebagai akibat dari pikiran samad
Sankhara sebagai hasil dari Avijja juga ada tiga bagian lain yaitu:
a) Kaya Sankahra: kehendak yang terbentuk dari kayaduccarita (kejahatan badan jasmani)
b) Vaci Sankhara: kehendak yang terbentuk dari vaciduccarita (kejahatan dari perkataan) da
c) Citta Sankhara: kehendak yang terbentuk dari manoduccarita (kejahatan dari pikiran) dan
Dalam Sutta Pitaka diterangkan, sankhara 3 adalah:
a) Kaya-Sankhara: pembentukan badan jasmani, yaitu assasa, passasa (keluar dan masukny
b) Vaci- Sankhara: pembentukan kata-kata yaitu Vitaka dan Vicara (pikiran dan perenungan
c) Citta-Sankhara: pembentukan pikiran, yaitu sanna dan vedana (pencerapan dan perasaan
Kesimpulannya adalah Avijja adalah sebagai sebab yang terbentuk dari moha dan menjadi akib
Dengan adanya sankhara (bentuk-bentuk karma), maka muncullah vinnana (kesadaran) atau s
Dengan adanya Vinnana (kesadaran), maka muncullah nama-rupa (batin-jasmani) atau Vinnan
b) Pubbangama Rasa: menjadi pemimpin dari cetasika dan kammaja rupa sebagai pekerjaa
Dengan adanya nama-rupa (batin-jasmani), maka muncullah salayatana (6 indera bagian bada
Nama mempunyai Lakkhanadicatukkha (4 macam pembawaan) sebagai berikut:
b) Sampayoga Rasa: bersekutu dengan vinnana dan timbul bersama sebagai pekerjaan.
c) Abhyakata Paccupatthana: ada keadaan netral, yaitu tidak tahu obyek sebagai hasil.
Dengan salayatana (6 indera bagian dalam), maka muncullah phassa (kesan-kesan) atau salay
a) Ayatana Lakkhana: ada persentuhan atau ada menimbulkan lingkarang tumimbal lahir ya
d) Nama-rupa Padatthana: ada cetasika dan kammajarupa sebagai sebab yang terdekat.
Dalam perjalanan ini, salayatana yang menjadi sebab menimbulkan phassa adalah ajjhattikaya
Phassa yang menjadi paccayupanna dharma dari salayatana adalah passa 6 yaitu:
Dengan adanya phassa (kesan-kesan), maka muncullah vedana (perasaan) atau phassa paccay
Phassa yang menjadi sebab menimbulkan vedana itu, mempunyai Lakkhanadicatukka (4 maca
b) Sanghattana Rasa: ada kerjasama antara citta dengan arammana sebagai perkerjaan
c) Sangati Paccupatthana: ada hubungan dekat antara vatthu, arammana dan vinnana seba
Bila menurut dvara ada 6, yaitu vedana yang timbul melalui cakkhu, sota, ghana, jivha, kaya d
Vedana yang timbul melalui cakkhu disebut cakkhusamphassajavedana, demikian pula seterus
Dengan adanya vedana (perasaan), maka muncullah tanha (keinginan rendah) atau vedana pa
Vedana yang menjadi sebab tanha itu mempunyai lakkhanacatuka (4 macam pembawaan) seb
Dengan adanya tanha (keinginan rendah), maka munculla Upadana (kemelekatan) atau tanha
Tanha yang menjadi sebab menimbulkan upadana itu mempunyai lakkhanacatukka (4 macam
a) Hetu lakkhana: menjadi sebab menimbulkan derita sebagai sifatnya.
c) Vibhava tanha: keinginan untuk memusnahkan diri berdasarkan kepercayaan, bahwa set
Dengan adanya Upadana (kemelekatan), maka muncullah Bhava (penjelmaan) atau Upadana P
Upadana yang menjadi sebab menimbulkan bhava itu mempunyai lakkhanadicatukka (4 macam
c) Tanhadalhatta ditthi paccupatthana: ada tanha yang mempunyai tenaga yang mantap da
Dengan adanya Bhava (penjadian), maka muncullah Jati (tumimbal lahir) atau bhava paccaya j
Bhava yang menjadi sebab menimbulkan kati itu mempunyai lakkhana catukka (4 macam pem
Bagian kamma-bhava:
Dengan adanya jati (tumimbal lahir), maka muncullah jara-marana (ketuaan dan kematian) ata
Jati yang menjadi sebab menimbulkan jara-marana itu mempunyai lakkhanacatukka (4 macam
a) Tattha tattha bhave pathamabhinibbatti lakkhana: ada timbul yang pertama dalam kehid
b) Niyyatana rasa: ada penerusan dari khanda 5 dan mempunyai batas dalam suatu kehidu
c) Atittabhavato idha unmajjana paccupatthana : ada kebangkitan dalam kehidupan ini dari
d) Upacita namarupa padatthana: ada nama rupa yang timbul pertama sebagai sebab terde
Jara marana yang menjadi faktor keduabelas ini, tidak dapat menjadi sebab menimbulkan pacc
I. Nidana kehidupan yang lalu yang mempengaruhi kehidupan yang sekarang adalah:
1. Avijja adalah kegelapan batin, tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tid
2. Sankhara adalah bentuk-bentuk karma yang baik dan tidak baik, akibat dari avijja. Kehendak
II. Bagian (IIa) Nidana kehidupan yang lalu yang membuat nidana kehidupan sekarang:
3. Vinnana adalah kesadaran, permulaan dari kehidupan dalam bentuk buah/akibat (vipaka) be
4. Nama-rupa adalah batin dan jasmani. Dengan batin (nama) disini dimaksud tiga khandha pe
6. Passa adalah hubungan antara enam landasan indriya dengan suatu obyek/kesan-kesan.
7. Vedana adalah perasaan, yang muncul dari kesan-kesan mati, kesan lidah, kesan telinga, ke
Bagian (IIb) Nidana kehidupan sekarang yang mempengaruhi kehidupan yang akan datang :
8. Tanha adalah kehausan yang tiada habis-habisnya, mencari kepuasan di sana-sini. Kehausan
c) Attavadupadana yaitu kemelekatan akan kepercayaan adanya roh yang kekal dan terpisa
d) Ditthupana yaitu kemelekatan pada pandangan salah, umpamanya: memberi sedekah tid
10. Bhava yaitu arus penjelmaan, yang merupakan proses rangkap, yaitu:
b) Proses tumimbal lahir (upapattibhava) yaitu buah-buah kamma (vipaka). Proses penjelma
III. Nidana kehidupan yang akan datang, disebabkan Nidana yang sekarang:
11. jati yaitu kelahiran, penitisan baru (tumimbal lahir) sebagai akibat dari arus karma dan aru
12. jara-marana yaitu jara = lapuk, umur tua; marana = mati. Jara-marana ialah mata rantai d
peranan hukum karma, yaitu: kedudukan lampau yang mempengaruhi, kehidupan sekarang ya
Tiga lipat terjalin oleh sebab akibat. Terdiri dari empat tahap dan dua puluh jari roda tumimba
Selama babak roda (kilesa vatta) tidak dimusnahkan, semua syarat tidak akan musnah dan ak
Catatan:
Tahap dan IIb adalah kesunyataan asal mulanya dukkha (kesunyataan tahap II)
Tahap IIa dan III adalah kesunyataan tentang dukkha (kesunyataan pertama).
Pokok permulaan sebab akibat yang saling bergantungan atau muncul bersamaan karena syar
Hukum paticcasamuppada ini adalah tidak sama dengan hukum sebab akibat dari Aristoteles, s
Tiada sesuatu kejadian di alam semesa ini yang berdiri sendiri secara mulak. Sesuatu sebab tid
Penggunaan Hukum paticcasamuppada untuk menjelaskan adanya derita, dimana Buddha Got
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paticca Samuppada hanya merupakan suatu ajaran tentang proses kelahiran dan
kematian, bukan suatu teori mengenai asal mula kehidupan. Paticca Samuppada
menguraikan sebab musabab tumimbal lahir dan penderitaan, tetapi sama sekali
bermaksud menerangkan evolusi dunia.
Proses sebab dan akibat ini berlangsungan terus menerus. Awal pertama proses
ini tak bisa ditentukan karena tidaklah mungkin untuk membayangkan suatu
saat ketika aliran kehidupan ini tidak diliputi ketidak tahuan. Tetapi jika ketidak
tahuan ini diganti dengan kebijaksanaan dan aliran kehidupan ini memahami
Nibhana Dhatu, pada saat itulah proses tumimbal lahir berakhir.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://seberkassinardharma.co.id/2011/03/paticcasamuppada.html?m=1
http://bijouieka.co.id/2013/05/tilakkhana-dan-paticca-samuppada.html?m=1
http://perbandinganagamaagamabuddha.blogspot.co.id/2012/06/makalah-
kelompok-iii.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Paticcasamuppada
Panjika, Rampaian Dhamma, Vihara Buddha Metta, Jakarta,2004