Anda di halaman 1dari 23

BIOLOGI FOLIKEL RAMBUT

George Costasarelis, Vladimir Bothkarev


Terjemahan Buku Ajar Pitzpatick: Biology Hair Follicles Chapt. 84 page 738
739

EVOLUSI FUNGSI RAMBUT

Rambut dijumpai pada mamalia, dimana selama evolusi terjadi umumnya


sebagai peran primer sebagai bagian pelindung. Pada manusia kontenporer, rambut
berevolusi dengan tujuan peran interaksi sosial. Rambut rontok (alopesia) dan
pertumbuhan rambut tidak merata (hirsutisme dan hipertrikosis) dapat memancing
perubahan psikologis dan distres emosional yang membutuhkan jutaan dollar untuk
mengembalikan ke kondisi semula.

Banyak progres yang terjadi pada pertumbuhan rambut, dan menghasilkan


pengobatan baru untuk alopesia. Kemajuan ini dihasilkan dari ketertarikan
pengembangan biologis dan investigasi lainya pada folikel rambut sebagai model luas
proses biologis. Seperti regenerasi siklus folikel, hal ini dapat diperthitungkan dari
perkembangan awal. Banyak faktor pertumbuhan dan reseptor penting selama siklus
perkembangan folikel rambut. Proses keratinosit dan melanosit sel punca folikel
rambut (MSCs), saraf, dan vaskulasi penting untuk kulit sehat. Apresiasi terbaik pada
informasi ini adalah penilaian rambut rontok dengan mengetahui anatomi folikel
rambut secara alami.

EMBRIOLOGI

Morphologi, perkembangan folikel rambut telah dibedakan dalam delapan


tingkatan konsukutif, beberapa diantara (diilustrasikan pada gambar 1). Setiap
tingkatan memiliki karater dengan susunan ekpresi unik untuk faktor pertumbuhan
serta reseptornya, faktor antagonis reseptor, molekul adhesi, dan komponen
transduksi. Kemamjuan pemahaman mekanisme perkembangan folikel rambut yang

1
menjanjikan ini diungkap dalam bagian perubahan gen mamalia (homologus) sangat
penting untuk perkembangan Drosophila yang juga mempengaruhi perkembangan
folikel. Gen Decpentaplegic, Engrailed(en), Homeobox, hedgehod/patched (hh/ptc),
nocth wingled/armadilo (wg/wnt/catenin) adalah gen-gen penting dalam
perkembangan vertebrata secara umum. Gen-gen ini pertama kali ditemukan pada
Drosophila nama yang ditulis untuk mendeskripsikan tampilan pecular (fenotipe)
pada mutasi gen ini

Pembentukan folikel dimulai dari kepala, dan bergerak menuju kebawah


bagian badan utero. Rambut pertama yang terbentuk adalah rambut lanugo, tidak
berpigmentasi, lembut, dan halus. Lanugo bisanya menghilang diantara ke tiga puluh
atau ke tiga puluh enam minggu, walaupun pastinya satu hingga 3 bayi baru lahir
lanugo menempel beberapa minggu setelah lahir.

Susunan gen, yang disebut gen homebox, dimana disusun genome yang
mengekpresikan susunan rantai temporal dan spasial sewaktu berkembang,
bertanggung jawab penyebabran simetris folikel rambut diseluruh tubuh. Pada tikus
dewasa, ekpresi homembox muncul pada folikel rambut dan menjaga produksi
rambut normal. Engrailed, adalah tipe gen homeobox yang bertanggung jawab
susunan dorsal-ventral, dan tikus terdapat permasalahan pada engrailed tumbuh
rambut pada telapak tangan.

2
Walaupun folikel dan rambut tersebar merata diseluruh anatomi,
pertumbuhan, ukuran, bentuk, pigmentasi, dan karakterlainya sangat berbeda,
berdasarkan lokasi tubuh dan variasi diantara individu. Banyak sifat-sifat ini terjadi
selama perkembangan namun selajutnya dipengaruhi oleh hormonal. Sedikit yang
kita ketahui tentang determinasi rambut ikal, panjang, bervolume muncul dari gen
yang bertanggung jawab untuk merubah satu folikel ke bentuk yang lain. Perubahan
penotif pada ukuran pada folikel yang sama terjadi beberapa kali dalam kehidupan.
Sebagai contoh, rambut lanugo dimana terlihat panjang hanya ada di beberapa bagian
permukaan tubuh. Selanjutnya, folikel vellus pada jenggot laki-laki membesar
menjadi folikel terminal menjadi rambut tebal dan panjang. Pada kulit kepala, dengan
presdisposisi genetik folikel mengecil dan mudah rontok.

EPITELIAL PLACODE ATAU BENIH RAMBUT PRIMER

Pada janin manusia, folikel rambut berkembang dari kumpulan sel kecil, yang
disebut epitelial placode, dimana memiliki respon tingkat 1 prkembangan folikel
rambut dan pertama kali muncul usia gestasi 10 munggu (lihat gambar 2). Epitelial
placode kemudian menyebar dalam bentuk benih rambut primer dimana tumbuh
diseluruh porsio epitelial folikel rambut. Sel-sel placode rambut dan benih rambut
diekspresikan oleh kaderin di plasenta dan menjadi luruh, menanggalkan
dermosomnya, hemidesmosom, dan epitel kaderin dengan cara menurunkan adhesi.
Sel-sel plakode rambut tumbuh dari bentuk kelompok-kelompok folikel yang
nantinya berkembang menjadi papila dermal.

3
Pembentukan folikel rambut bergantung pada seri mesensimal atau interaksi
epitelial. Sinyal pertama muncul pada mesenkim (dermis primitif) dan betumpuk
pada lapisan epitelium membentuk suatu susunan yang mengidikasikan kemunculan
ruang plakode (lihat gambar 3). Sinyal kedua muncul dari plakode epitelial dan
menyebabkan agregasi sel pada mesenkim yang kebetulan membentuk papila dermal.
Akhirnya, sinyal dari dermal primitiv mengawali proliferasi dan diferensiasi sel
plakode, pembentukan folikel matur dimulai. Sinyal resiprokal muncul melalui sinyal
membran dasar, dimana terjadi penyimpangan dalam bentuk serta komposisi kimia
yang mungkin memiliki kemampuan menyusun faktor pertumbuhan dan mengikat
protein, modulasi terjadi akibat mesenkim atau interaksi epitelial.

Banyak dari molekul regulator ini penting dalam pembentukan folikel rambut
telah diidentifikasi, namun bagaimana cara mereka berinteraksi untuk membuat
folikel rambut masih belum dapat dideterminasi. Pada suatu model, ukuran dan ruang
plakode diatur oleh sinyal dermal, dimana variasi karater berbeda disetiap regio.
Sinyal dermal terjadi serentak dimana setiap regio dan aktivasi pemicu menghasikan

4
pertumbuhan folikel reguler. Perbedaan pada level perncetus dan aktivasi dapat
dihitung pada jumlah regional dalam ukuran serta ruang folikel. Konsisten dengan
contoh ini, beberapa regulator positif dan negatif folikel rambut mengekspresikan
secara serentak di lapisan epidermis dan menjadi plakode lokal.

Salah satu awal mokuler pathway regulasi positif folikel rambut adalah
WNT/-catenin adalah mediator aliran bawah untuk sinyal WNT. Protein WNT
berikatan pada reseptor membran sel, menghambat degradasi sitoplasmik catenin.
-catenin kemudian berpindah lokasi ke nukleus, membentuk kompleks LEF/TCF
sebagai faktor transkripsi dan menghasilkan ekspresi gen-gend downstream.
Kemunculan aktivasi -catenin ini sangat penting dalam menstabilkan kompetensi
epitelial dalam membentuk folikel rambut. Normalnya, pathway -catenin tidak aktif
pada epidermis orang dewasa, namun dijumpai aktivasi -catenin pada sel basal tikus
dewasa transgenik, folikel rambut berkembang menjadi de novo. Temuan yang
bermakna ini bisa secara kebetulan menjadi implikasi terapeutik, walaupun aktivasi
langsung pada pathway ini juga menghasilkan pilamatricomas dan trichofoliculomas,
dua tipe relatif langka pada tumor kulit.

Ectodisplasin (EDA), adalah suatu molekul yang berhubungan dengan tumor


nekrosis faktor, dan reseptornya (EDAR) juga bagian dari pathway utama yang
menstimulasi perkembangan folikel awal pada tikus dan manusia. Mutasi gen EDA
menyebabkan displasia anhidrotik ectodermal X-link, suatu sindroma berkurangnya
jumlah folikel rambut, dan defek dari kelenjar keringat (lihat bab. 143) gen EDAR
bermutasi dalam autosomal resesif dan displasia hipodrontik ectodermal,
menyebabkan identifikasi fenotipe menghasilkan mutasi EDA. Gen tikus EDAR
mengekspreikan epitelium sebelum tebentuknya plakode, dimana tidak terbentuknya
plakode dan lebih banyak ekspresi gen EDAR setelah plakode terbentuk. Tikus
dengan mutasi gen ini memiliki fenotipe yang sama seperti manusia dengan
kemiripan bentuk mutasi, serta gen tikus terlalu mengekpresikan EDA di epidermis
menunjukan fusi folikel akibat kehilangan ruang antara rambut.

5
Yang mencolok dari EDA dan EDAR, dimana perkembangan folikel rambut
dipromosikan oleh family BMP yang menghambat pembemtukan folikel rambut.
Bmp2 mengekpresikan difusi pada ectoderm namum di lokasi plakode awal dan
mesemkim, ketika Bmp4 diekpresikan pada awal kondensasi dermal. Sinyal BMP
menghambat pembentukan plakode. Dimana aktivasi neutralisasi BMP dilakukan olej
antagonis Noggin sebagai regulasi postif ekpresi faktor-1 (Lef-1) limfoid. Tikus yang
memiliki permasalahan pada Noggin memiliki sedikit folikel rambut dan
perkembangan folikel rambut yang rusak. Tempelan Nocth juga mucul memainkan
peran determinasi susunan folikel. Ligasi -1 normalnya diekspresikan oleh plakode
mesenkim, dan terjadi permasalahan ekpresi pada sebagian kecil epitelium, membuat
percepatan akselerasi pembentukan plakode yang mengelilingi sel.

Protein lain yang dikeluarkan terlihat pada plakode folikuler memainkan


peran utama sinyal epitelial mesensimal adalah sonic hedgehod (shh). Tikus yang
memiliki permasalahan pada Shh memiliki folikel rambut dengan perkembangan
papila dermal yang sangat buruk. Tempelan 1 (Ptc 1) adalah resepto Shh, yang
mengekpresikan benih didalam papila dermal, menyiratkan bahwa Shh diinduksi oleh
autokrin dan paracrin yang penting unttuk benih rambut dan pembentukan papila. Ptc
adalah gen sindroma nevus pada sel basal.

PASAK BULBOSA ATAU BANTALAN RAMBUT

Pada perkembangan stadium selanjutnya, bantalan rambut (atau stage 2


perkembangan folikel rambut, lihat gambar 4) terbentuknya elongasi benih rambut di
badan sel epitel. Sel mesekim pada sisi bantalam akan berkembang menjadi susunan
fibrosa folikel rambut, dan ujung dari bantalan akan berkembang menjadi papilla
dermal. Porsio bantalan folikel terdalam membentuk stuktur bulbosa yang
mengelilingi sel mesenkim dan menjadi papilla dermal. Sel epitel ini akan menjadi
matrik folikel, dimana menjadi pembungkus rambut dan pembungkus akar rambut.
Pembungkus akar terluar terbentuk dari dua tonjolan pada sisi pembentukan folikel

6
rambut dengan sudut tumpul permukaan kulit. Tonjolan superfisial akan berkembang
menjadi glandula sebasea. Tonjolan yang lebih dalam melayani generasi stem sel
epitelial menjadi folikel baru selama siklus pemebentukan folikel. Otot arektor pili
biasanya menempel pada area tonjolan, kontraksi pada otot menyebabkan rambut
menjadi tegak seperti bulu angsa. Pada bagian axial, region anogenital, areola,
periumbilikal, alis mata (khusu glandula mol) dan saluran telinga luar tiga tonjolan
berkembang menjadi glandula sebasea dan bantalan rambut memberikan
pembentukan glandula apokrin.

Sama seperti munculnya folikel muncul selama tingkatan bulbosa, paling


tidak ada delapan lapisan sel berbeda untuk menyatukan komponen ini menjadi
folikel matur. Memahami gen mana yang determinasi sel spesifik masih dalam tanda
tanya. GATA-3 adalah akar terdalam dari pembelahan pembungkus folikel. Nocth1,
adalah membran protein yang melibatkan interaksi sel-sel serta tranduksi sinyal
intrraseluler, dan ligasi serata 1 dan serata 2 diekspresikan didalam sel matriks yang
ditakdirkan menjadi pembungkus akar dalam dan batang rambut. Notch 1 muncul
sebagai control penotipe keratinosit meninggalkan matriks dan membelah menjadi sel
bertipe spesifik.

FOLIKEL SEL MATUR

Ditengah lumen dimana batang rambut akan menjadi nekrosis dan kornifikasi
sel epitel didalam infundibulum. Sama seperti terbentuknya batang rambut, beberapa
sinyal pathway terlibat pada control diferensiasi. WNT/ -catenin/Lef-1 memiliki
peran penting pada pembentukan batang rambut, ekpresi ektopik Wnt3 didalam
folikel rambut mengakibatkan batang rambut menjadi rapuh. Gen keratin batang
rambut mengandung sisi pengikatan Let-1, dimana translokasi ke nukleus setelah
aktivasi pathway WNT/ -catenin. Sinyal WNT/ kemungkinan meregulasi ekpresi
di gen keratin, dikarenakan hampir semua gen ini mengandung sisi pengikatan Let-1
pada setiap region.

7
Sinyal BMP juga menjadi diferensiasi alami akar dalam untuk pelindung
rambut dan batang rambut, dikarenakan kondisi delesi reseptor BMP tipe 1A dalam
keratinosit menghasilkan penyimpangan pada pembentukan pembungkus rambut dan
batang rambut. Beberapa transkripsi kontrol difrensiasi batang rambut, termasuk
HOXC13, protein homeobox, dan gen WHN, dimana bermutasi pada tikus dan jarang
terjadi pada manusia mengakibatkan defek pada rambut, kuku, dan imunologis.

Proses pembentukan folikel rambut diulangi dalam beberapa gelombang,


dimana pembentukan folikel sekunder terjadi di tempat pembentukan folikel awal.
Folikel umumnya dikelompokan dalam beberapa kelompok dan berorientasi dalam
sudut yang sama.

ANATOMI

TIPE RAMBUT

Setelah pembentuan rambut lanugo yang berkarakteristik dalam periode


prenatal, ada dua tipe utama klasifikasi mengacu pada ukuran (lihat gambar 5).
Terminal rambut tipikalnya diameter lebih besar dari 60 um, terletak ditengah
meduka dan tumbuh dengan ukuran panjang hampir 100 cm. terminal akar rambut
anagen berlokasi pada lemak subkutan. Yang mencolok, rambut velusa tipikal
berukran diameter 30 um, tidak terletak di medulla, dan tumbuh dengan ukuran
kurang dari 2 cm. kepala rambut velusa angen berlokasi di reticular dermis. Rambut
terminal ditemukan pada kulit kepala, alis mata dan bulu mata. Rambut vellusa dapat
ditemukan disemua tempat genitalia, axial, dada, dan jenggot pada laki yang
merupakan transformasi dibawah pengaruh hormon. Folikel terminal pada kulit
kepala berubah mirip venula atau foliker rambut mengecil selama terkena alopesia
andrgenik.

Variasi kurva rambut berbeda pada setiap individu dan ras, dengan rentang
jenis rambut lurus hingga keriting. Batang rambut keriting muncul dari folikel rambut

8
keriting. Rambut keriting saat dibelah terlihat lebih elips atau datar dibandingkan
rambut lurus, diman terlihat lebih bulat. Beberapa gen mempengaruhi bentuk rambut
dan telah diidentifikasi. Mutasi pada pathway factor reseptor pertumbuhan epidermal
(EFGR) dan factor pertumbuhan seperti insulin menghasilkan rambut keriting pada
tikus.

ANATOMI MIKROSKOPIS

Folikel teratas terdiri dari infundibulum dan ismus, folikel bawah terdiri dari
suprabulbar dan area bulbas (gambar 6) folikel atas permanen, namjn pada folikel
bawah terdapat diregenerasi pada setiap siklus pembentukan folikel. Kompartemen
utama rambut dari paling luar sampai paling dalam termasuk jaringan penyokong
batang rambut, akar batang rambut bagian luar, akar batang rambut bagian dalam,
kutikula, dan kortek batang rambut serta medulla batang rambut, tiap-tiapnya
memiliki karakter ekspresi berbeda.

AKAR BATANG RAMBUT BAGIAN LUAR

Akar batang bagian luar adalah diteruskan epidermis (lihat gambar 7) di


infundibulum diteruskan ke kepala rambut. Sel terluar berubah berdasarkan
perubahan folikel. Akar batang terluar didalam infundibulum tersusun atas epidermis
dan terbentuk dari lapisan-lapisan granular sewatu keratinisasi terjadi. Didalam
ismus, lapisan sel keratinisasi dilindungi oleh balutan trisilemal. Keratinisas trisilemat
terjadi dimana bagian dalam batang rambut menjadi rapuh. Ekpresi desmolegin
menandai perubahan trisemal atau kista pilar menandakan sifat khusus lapisan ini.
Keratinosit pada lapisan luar batang rambut terbentuk dari tonjolan dengan dasar
ismus. Sel ini umumnya terdiri atas ratio sitoplasmik yang dibandingkan dengan area
lainya pada folikel. Bergerak ke bagian bawah, sel terluar menjadi lebih besar dan
mengandung glikogen pada folikel suprabulbar. Pada kepala rambut ini, lapisan
terluar terdiri dari folikel tunggal, lapisan sel mendatar yang dibedakan dari dasar
folikel.

9
AKAR BATANG RAMBUT BAGIAN DALAM

Akar batang rambut bagian dalam terdiri dari empat bagian dari terluar hingga
terdalam. Lapisan companion, lapisan henle, lapisa huxleym dan kutikula bagian
dalam. Lapisan companion (lihat gambar 7) terletak pada lapisan paling dalam,
namun bukti terkini mengindikasikan bahwa lebih terlihat seperti lapisan luar
dibandingkan lapisan dalam. Lapisan companion melekat dengan lapisan henle dan
bergerak keatas kearah akar batang rambut. Lapisan ini menbagi antara batang
rambut dalam dan luar, dimana pusatnya dilapisan dalam. Lapisan companion lebih
menonjol di sebagian folikel (contohnya: pada jenggot) dibandingkan dengan yang
lain. Sel lapisan companion lebih datar dibandingkan lapisan terluar yang berbentuk
kuboid dan mengekpresikan sitokeratin II, K6hf. Lapisan henle adalah salah satu
lapisan tebal dan berkembang menjadi granula pada keratinisasi pertama. Lapisan
Huxley terdiri dari dua hingga empat lapisan sel tebal dan berkeratinisasi disekitar
lapisan henle dibagian yang dikenal sebagai Adamson fringe. Sebagian lapisan sel
Huxley berdekatan dengan lapisan henle dan langsung menempel pada lapisa
companion. Sel ini disebut dengan fluegelzellen atau wings sel. Sel kutikula pada
bagian bagian dalam sebagianya bertumpang tinding, berbentuk tampilan atap
bersarung, dan berukuran presisi dengan sel kutikula di batang rambung. Lapisan akar
dala, terdiri dari keratin keras dan bergabung dengan protein (lihat gambar 8). Faktor
tanskripsi, GATA-3 sangat penting untuk difrensiasi lapisan dalam. Permasalahan
pada gen tikus membuat gen gagal membentuk lapisan dalam.

BATANG RAMBUT

Batang rambut muncul secara cepat sebagai proliferasi keratinosit matriks


pada kepala akar rambut, dimana memiliki salah satu ploriferasi tertinggi di tubuh.
Permasaslahan sel terjadi pada posisi apex papilla dermal dan akan membentuk
medulla, korteks, dan kutikula batang rambut (lihat gambar8). Sel matriks secara
cepat mulai mengekpresikan keratin pada zona prekeratigenosa. Pembelahan pada sel

10
rambut zona ini bergantung factor transkripsi Lef-1. Lef-1 mengikat sisi yang terlihat
pada sebagian gen keratin. Reseptor BMP tipe 1 juga penting dalam difensiasiasi sel
matriks menjadi batang rambut, dikarenakan kehilangan pencegah factor pencegah
difrensiasi.

Kutikula batang rambut melindungi rambut dengan intregritas kuat dalam


dampak pada tampilan rambut. Sekali rambut tercabut dari kulit kepala, kutikula akan
mengkerut dan tercabut secara keseluruhan dimulai dari ujung distal rambut panjang.
Didalam kutikula, konteks berfungsi sebagai bagian terbesar dari rambut dan
mengandung melanin. Korteks disusun dalam struktur seperti kabel yang disebut
makrofibril. Dalam hal ini mikrofibril berubah tersusun dari filament intermediate.
Medulla pada bagian tengah rambut yang lebih besar, memiliki keratin spesifik yang
diekpresikan didalam lapisan sel ini dibawah kontrol androgens.

PAPILA DERMAL

Papila dermal (lihat gambar 9) adalah badan mesenkim yang membagi selimut
jaringan oleh matrik epitel. Hal ini mengandung fibroblast, tonjolan kolagen,
mukopolisakarida yang kaya akan stroma, saraf halus, dan kapiler tunggal. Bagian
ini meneruskan bagian pembungkus rambut (lapisan dermal) dengan jaringan
penyokong yang menyelimuti folikkel bagian bawah. Penelitian ekperimen
rekombinan jaringan menunjukan bahwa papilla dermal memiliki induksi kuat,
termasuk kemampuan mengiduksi pembentukan folikel rambut dengan
mentransplantasi bantalan epidermis. Hal ini menunjukan bahwa susunan lapisan
menjadi stabil selama periode fetal namun dapat berubah dibawah kondisi
menyimpang. Pada folikel manusia, volume papilla dermal berkorelasi dengan jumlah
sel matriks dan menghasilkan ukuran batang rambut. Pada tikus, ukuran kepal rambut
dan diameter rambut bergantung secara kuat dari aktivitas proliferative matriks
keratinosit.

11
Banyak factor pertumbuhan berasal dari papilla dermal yang muncul sebagai
tahapan pasti lapisan matriks sel epitel. Lebih spesifik lagi, factor pertumbuhan
keratinosit (KGF) diproduksi oleh papilla dermal anagen, dan reseptornya factor
pertumbuhan reseptor 2 (FGFR2), ditemukan lebih dominan pada matrik keratinosit.
Injeksi KGF pada payudara tikus membuat pertumbuhan rambut pada sisi yang
diinjeksikan, menyiratkan bahwa KGF mungkin penting dalam siklus pertumbuha
rambut. Secara mengejutkan KGF membuat perkembangan morfologi folikel rambut
normal menjadi lebih rapuh atau kasar. Efek KGF dalam morfogenesis folikel serta
siklusnya muncul tidak dapat diperlambat atau digantikan oleh factor pertumbuhan
lain.

INERVASI FOLIKEL RAMBUT

Saraf sensoris bermielin tersebar secara parallel hingga ke folikel rambut,


mengelilingi folikel dan membentuk jaringan. Jaringan saraf kecil membentuk lapisan
sirkuler luar, dimana berkonsentrasi disekitar tonjolan folikel terminal dan folikel
kepala rambut. Beberapa tipe perbedaan ujung saraf, termasuk ujung saraf bebas
,ujung saraf lanceolat, sel merkel, dan korpuskel pilo-rufini ditemukan disekitar
folikel rambut. Setiap ujung saraf mendeteksi tekanan dan stimulus yang berbeda.
Ujung saraf bebas memindahkan rasa nyeri, ujung saraf mendeteksi tekanan, sel
mekel dapat merasakan tekanan. Sarat perifolikular mengandung neuromediator dan
neuropeptida, seperti bahan P atau gen kalsitonin yang berhubungan dengan peptida,
yang mempengaruhi keratinosit folikuler dan perubahan siklus folikel. Mudahnya,
keratinosit folikel rambut memproduksi factor neutrofik yang mempengaruhi saraf
perifolikular dan menstimulasi remodeling. Sel merkel dipertimbangkan sebagai sel
neuroendokrin yang memproduksi faktor neutropik, sitokin, atau molekul regulator
lainya. Dikarenakan sel Merkel berkonsentrasi pada area tonjolan, sebagian
berpendapat bahwa skresi factor ini mungkin dapat mempengaruhi siklus folikel
rambut

12
PERIFOLIKULAR BATANG RAMBUT

Perifolikular batang rambut diselimuti oleh komponen epitel dan terdiri dari
membrane dasar yang disebut dengan hialin atau membrane vitrous serta lapisan luar.
Lapisan membrane dasar folikel diteruskan dengan membrane interfolikular dasar.
Hal ini sangat terlihat disekitar lapisan luar didalam anagen rambut kepala. Selama
katagen, membrane dasar menebal dan tidak terintregrasi.

Disekitar membrane dasar adalah jaringan penyokong yang terdiri dari


kolagen tipe III. Disekitar folikel atas dijumpai lapisan penyangga mengelilingi
papilla dermis dan tersusun secara longitudinal. Disekitar folikel bawah, jaringan
penyangga lebih terlihat, dengan lapisan serat kolagen melingkari folikel dan
dikelilingi oleh sususnan serat kolagen.

Jika ditransplantasikan dibawah kulit, jaringan perifolikuler telah ditandai


dengan kemampuan pembentukan suatu papila dermal baru dan menginduksi
pembentukan folikel. Bahkan jika lapisan penyokong ditransplantasikan pada
individu lain, folikel ini dapat bertahan tanpa bukti penolakan imunologis.

SIKLUS FOLIKEL RAMBUT

Setiap individu terdiri dalam 3 stage: pertumbuhan (anafen), involusi


(catagen), dan istirahat (telogen). Masa anagen diperikrakan berakhir pada ukuran
rambut paling panjang dan berbeda pada setiap lokasi tubuh, durasi catogen dan
telogen bervariasi bergantung termpat. Rambut kepala adalah masa angen paling
palam sekitar 2 tahun hingga lebih dari 8 tahun. Durasi anagen pada lak-laki muda
pada bagian lain lebih singkat, kaki 5 sampai 7 bulan, lengan 1,5 sampai 3 bulan, bulu
mata 1 sampai 6 bulan dan jari, 1 sampai 3 bulan. Yang mencolok adalah pada
mamalia, termasuk tikus, dan bayi baru lahir, pada manusia dewasa rambut tumbuh
tidak simetris. Dipastikan 90 persen hingga 93 persen folikel kulit kepala adalah
anagen dan fase istirahat umumnya telogen. Penggunaan contoh ini: 100.000 helai

13
rambut hingga 150.000 helai rambut pada kulit kepala mengindikasikan bahwa
sekitar 10.000 helai rambut dikulit kepala masuk dalam waktu telogen. Walaupun,
dikarenakan kita kehilangan sekitar 50 hingga 100 helai rambut per hari. Hal ini
mengindikasikan bahwa telogen dalam status heterogen. Folikel yang banyak gugur
masuk dalam masa eksogen dimana dipastikan 1 persen folikel masuk dalam fase
telogen. Rambut yang tumbuh pada kulit rata-rata 0.37 nm hingga 0.44 nm/hari atau
sekitar 1 cm /bulan

SEL PUNCA FOLIKEL RAMBUT

Dikarenakan porsi regenerasi siklus, sel punca folikel rambut mengatur


pertumbuhan ini. Sejarahnya, folikel rambut diasumsikan sebagai benih sekunder
(lihat gambar 9) berlokasi pada dasar folikel rambut telogen. Hal ini dipikirkan bahwa
benih ini berpindah kebawah selama anagen dan memproduksi sel rambut baru. Pada
akhir fase anagen, bibit sekunder pindah keatas ke papilla dermal selama katagen dan
menjadi isntirahat didasar folikel telogen. Scenario sel punca ini bergerakan diantara
siklus folikel ketika preasumsi populasi hidup panjang umur sel punca telah

14
didentifikasi pada area folikuler dikelilingi telogen. Hal ini menunjukan benih
sekunder memiliki struktur transient yang terbnetuk di akhir catagen dari sel tonjolan
bawah. Konsep bahwa sel punca secara permanen berada di tonjolan sekarang
dikonfirmasi menggunakan analisis yang menunjukan bahwa tonjolan memberikan
pelayanan ke semua lapisan epitel folikel rambut. Ablasi pada tonjolan menhasilkan
kerusakan folikel. Temuan ini mendukung bahwa kehilangan tonjolan folikel rambut
mengakibatkan sikatrik permanen atau alopesia tipe sikatrik.

Semua sel tonjolan memiliki sel punca dengan kulit epitel. Sebagai contoh,
apakah sel ini meregerenerasi epidermis dan glandula sebaseous selama homestasis
dan setelah penyembuhan luka ? untuk menjawab pertanyaan ini, digunakan kembali
analisis dan teknik transgenic. Sama seperti yang diilustrasikan, tonjolan tidak
bergerak secara normal ke epidermis, namun setelah eksisi kulit sel besar bermigrasi
ke tempat luka selama reepitelisasi. Sel ini dipastikan 30 persen meregenetrasi
epidermis. Peran sel pada tonjolan ini masih tidak jelas, namun dalam investigasi.

15
ANAGEN

Pembentukan folikel bawah dan rambut dalam rekapitulasi onset anagen


terjadi pada foliculogenesis janin. Anagen dapat dibedakan dalam tujuh tingkatan:
tingkat I pertumbuhan papilla dermal dan aktivitas onset mitotik benih disepanjang
epithelium, tingkat II- matrik besar berkembang sebagai selimut papilla dermal dan
memulai difrensiasi, akar rambut mulai menipis disepanjang aliran fibrosa. Tingkat
III sel akar rambut mulai berdifrensasi menjadi seluruh komponen folikuler. Tingkat
IV- reaktivasi matriks melanosit. Tingkat V batang rambut mulai tumbuh dan
menggantikan rambut telogen. Tingkat VI rambut tumbu dari permukaan kulit dan
tingkat VI adaah pertumbuhan stabil.

Selama proliferasi dan migrasi keratinosit menjadi dermis dan kembali


kebentuk folikuler baru, enzim seperti protease dan kolagenase muncul di sisi bawah,
dan factor pertumbuhan dan reseptonya tidak merugulasi pada epitel yang sama.
Pathway difrensiasi keratinosit yang terlihat pada epidermis selama penyembuhan
luka, seperti ekpresi keratin 6, telah diaktifkan. Permasalah pada Stat3 tikus, suatu sel
regulator migrasi sel di epitel kulit, menunjukan defek penyembuhann luka dan
gagalnya folikel folikel rambut memasuki anagen. Ditandai dengan degradasi papilla
dermal yang bertaham dan bergerak kebawah. Jaringan neurokutaneous dan vascular
terbentuk. Proliferasi melanosit terjadi serta memperbanyak jumlah akar rambut baru.
Akhirnya proliferasi dan angiogenesi pada papilla derma ditandai dengan waktu
ketika folikel bawah selesai dikembalikan dan memproduksi batang rambut baru.

CATAGEN

Onset katagen ditandai dengan aktivitas mitotic pada sel matriks dan
berkodinasi dengan apoptosis pada porsio folikel rambut. Pigmen diproduksi oleh
melanosit sebelum proliferasi sel matriks berhenti, hal ini menyebabkan bagian
proximal tidak berpigmentasi pada telogen (lihat gambar 10). Melanin sangat sering
ditemukan disekeliling dermis dan papilla dimana dikerumuni oleh makrofag. Saat

16
pembungkus rambut mati, dan membrane vitreous menebal dan folikel bawah
melekat keatas dengan papilla dermal.

Selama masa catagen, folikel besar di kulit kepala sebagai contohnya


memendek dengan ukuran 2 5 mm dengan struktur portio panjang, pada bagian akar
rambut cenderung kebawah masuk kebagian lemak subkutan dan tertanam dengan
kedalaman 0.25 hingga 0,5 mm di dalam folikel telogen. Sama seperti membrane
dasar yang dikeliling penebalan folikel, dermal papilla yang dilindungi oleh apoptosis
desktruksi (kemungkinan ekpresi Bcl-2, suatu factor anti-apoptosis) dimulai dari atas
menjadi fase istirahat dinatara tonjolan selama fase telogen. Migrasi papilla dermal
dari lemak subkutan ke dermis selam katagen sangat penting melanjutkan siklus
folikel. Hal ini diilustrasikan oleh sindroma artrichia dengan papula. Pasien ini
memiliki mutasi pada rambut meraka atau pada gen mereka, atau pada reseptor
vitamin D mereka, dimana terjadi pada kasus riketsia.tikus dengan mutasi yang sama
memiliki fenotipe sedikit rambut. Kami tahu dari tikus ii bahwa folikulogenesis
normal walaupun folikel masuk kedalam catagn untuk pertama kali, porsio renda
folikel tidak berubah dan berkontraksi dengan baik, dan papilla derma membutuhkan
pegangan pada lemak subkutan. Walaupun sel tonjolan masih dijumpai, tidak ada
folikel anagen yang baru terbentuk, diasumsikan karena sel punca tidak berinteraksi
dengan papilla dermal.

Penelitian pada tikus mutasi juga menghasilkan beberap kunci penemuan


bahwa meningkatkan pemahaman kita pada kejadian molekuler dalam onset catagen.
Herbert et.al mengungkap permasalahan pada gen Fgf5 tikus 50 persen rambut lebih
panjang dibandingkan tikus liar, dan mutasi pada gen ini bertanggung jawab fenotipe
jenis angora yang telah dijelaskan 30 tahun yang lalu. Walaupun temuan ini tidak
terduga, evaluasu epkresi Fgf5 pada siklus menunjukan bahwa ekpresi tidak
diregulasi pada akar bagian luar dan sel matirk terbentuk sebelm katagen,
menyiratkan bahwa gen Fgf5 menjadi pencetus onset catagen. Menariknya, folikel
masuk kedalam catafe, bahkan jika gen FGF-5 tidak ada, menyiratkan bahwa

17
kemampuan dari proliferative sel matriks. Penelitian lebih lanjut juga menunjukan
bahwa anggota familial FGF serta reseptornya berekspresi selama masa anagen, dan
kemungkinan juga memainkan pera sebagai siklus folike rambut. Fenotipe rambut
pada tikus denficiensi gen FGF-5 merupakan kembalikan dari ekpresi ektopik gen
anti-apotosis bcl-xl pada lapisan luar, menyiratkan bahwa regulasi sel pada lapisan
atas mungkin berperan sebagai siklus pertumbuhan rambut.

Walaupun hal ini sudah diketahui dalam beberapa tahun sebelumnya bahwa
EGF eksogen pada domba menghasilkan induksi catagen, hanya pada jenis transgenic
dan penelitian pada tikus lebih penting dalam mempelajari system EGFR pada siklus
regulasi yang dilakukan. Sebagai contoh, tikus yang bermasalah pada factor
pertumbuhan factor-a (TGF-a) sebagai ligasi utama untuk EFGR memiliki
perkembangan folikel rambut abnormal dan bermanifestasi pada fenotipe rambut
bergelombang. Ketika fungsi regulasi pada lapisan bawah epidermis dan folikel
menggunakan strategi transgenic dominan negative, menghasilkan rambut yang tidak
hanya bergelombang namun juga lebih oanjang dibandingkan yang normal. Transisi
folikel rambut dari anagen ke katagen terlambat pada tikus ini. Folikel rambut pada
kulit tikus memiliki permasalahan EFGR komplit dan juga tidak terjadi progress
anagen ke telogen. EFGR adalah ligasi yang dibutuhkan pada perkembangan folikel
normal. Memiliki kompleksitas family EFGR, dimana termasu empat reseptor
(ERBB1-4) dan paling tidak enam ligasi, penelitian masa depan dibutukan klarifikasi
atas peran anggota keluarga atas siklus folikel.

Sebagai tambahan FGF-5 dan EGF, neutrophin serta TGF- diinduksi leh
katagen preamatur. Neutrophin-3 dan derivasi otak sebgai factor transgenic
menunjukan katagen premature, serta factor ekpresi berlebihan yang memendek
sepangjang 15 persen, kebanyakan stimulasi melalui via sinyal pro-apoptosis p75 kd
reseptor neutrotrophin. TGF-1 menginduksi katagen premature yang diisolasi dari
folikel rambut manusia dan pada kulit tikus in vivom serta tikus TGF-1 menunjuka
onset perlambatan.

18
TELOGEN DAN EKSOGEN

Sekali involasi katagen selesai dan terbentuk rambut (lihat gambar 10), folikel
rambut mempersiapkan ekpulsi di kulit kepala. Sekitar 1 persen folikel telogen gugur
setiap hari. Milner et al. telah mengajukan perbedaan rambut yang dibagi pada fase
exogen. Eksogen yang dikontrol dan pada mamalia yang tumbuh rambut di musim
tertentu. Bahwa eksofen adalah tingkatan aktif yang didukung oleh penjelasan
Headdington pada salah satu tipe telogen effluvium dia member istikah imeiate
telogen release. Tipe pada kerontokan rambut dapat terlihat segera setelah dimulainya
pengobatan, seperti minoksidik atau respon fluktuasui siklus. Hal ini sama dengan
peningkatan pertumbuhan rambut pada minggu-minggu kejadian presipasi
menyiratkan bahwa rambut terikat pada folike dan dapat mengaktifkan batang
rambut. Telogen heterogen masa depan didukung oleh kera Guarrera dan Rebora,
yang mengikuti rambut individu in situ menggunakan makrophotograph lebih dari 2
tahun dapat mempelihatkan proses tumbuh kembali rambut. Periode keterlambatan
ini normal tidak terlihat sangat pendek, namun setelha itu beberapa bulan selanjutnya
pasien mengalami alopesia androgenic

PIGMENTASI RAMBUT

Rambut menjadi berpigmentasi sebagai hasil dari program kordinasi ketat


antara sintesis melanin dan perpindahan melanosit dari akar rambut saat difrensiasi
batang rambut. Proses ini terjadi saat proses katagen dan telogen. Jumlah sinyal
molekul, co-factor, dan regulator transkripsi pigmentasi rambut.

PERKEMBANGAN MELANOSIT RAMBUT

Melanosit dapat diidentifikasi pada epidermis embrio manusia 50 hari umur


gestasional sebelum onset morphogenesis. Folikuler melanosit ini berasal lipatan
neural yang bermigrasi pertama kali ke dermis kemudia epidermis. Komitmen lipatan
sel neural menjadi melanosit diregulasi oleh Pax3 dan transkripsi factor mikrothamia

19
(Mitf), dimana ekpresi ini menstimulasi dopakrom tautomerase, suatu enzim yang
melibatkan biosintesis melanin yang juga berfungsi sebagai perkembangan penanda
melanoblast. Langkah perkembangan melanoblast (migrasi ke epidermis dan dermis)
dikontrol oleh mekanisme sinyal yang aktif di reseptor endothelium tipe B dan
reseptor c-kit onkogen, dimana mutasi pada manusia terjadi pada penyakit hisprung
disease, menghasilkan rambut tidak berpigmentasi.

Setelah memasuki fase placode perkembangan folikel rambut, proliferasi


melanoblast menjadi melanogen aktif secara sinkron dengan onset pembentukan serat
rambut. Penelitian dan data genetis menyiratkan migras malonoblast kedalam folikel
rambut serta perkembanganya mengacu pada bentuk melonogenik aktif bergantung
pada faktor sel punca (SCF)/sinyal c-kit. SCF adalah suatu ligasi yang berikatan pada
reseptor c-kit. Blockade farmakologi c-kit selama embrigenesis menjadi ablasi
genetic SCF atau c-kit berdasarkan peneitian pada tikus mutan yang menghasilkan
rambut tidak berpigmentasi.

SEL PUNCA MELANOSIT DAN MELANOSIT PENGHASIL PIGMEN

MSCs berlokasi pada tonjolan folikel yang bergenerasi memperbanyak


melanosit pada akar rambut yang terbentuk saat onset anagen. MSCs mengekresikan
Trp2, Bcl-2, Pax3 dimana enzim melanosit (tirosinase,Trp1) dan molekul sinyal (c-
kit, reseptor endothelium tipe B, SOX10, Mift, dan Lef-1) diekspresikan pada level
rendah. MSCs dapat dideteksi pertama kali pada area tonjolan selam fase akhir
morfogenesis folikel rambut dan mirip dengan sel epithelium yang memperlihatkan
bromodeoxyuridin. Bcl-2 memainkan peran MSCs, dan Bcl-2 pada tikus menunjukan
progresitas rambut bewarna abu-abu akibat deplesi MSCs. Walaupun, defisiensi Bcl-2
dapat berkompensasi oleh ekpresi berlebih dari SCF, dengan menyelamatkan MSCs
pada tonjolan folikel rambut tikus Bcl-2.

Melanogen mengatifkan melanosit yang berlokasi pada akar rambut didekat


papilla dermal. Sel ini mensintesis dan memindahkan melanin pada keratin batang

20
rambut dan mengekpresikan semua enzim dan protein lainya yang melibatkan
biosintesis melanin termasuk tiroksinase, TRP1, TRP2 (pada tikus) dan pMel17 (pada
manusia)

SIKLUS RAMBUT BERGANTUNG PERUBAHAN PADA MELANOSIT

Melanosit folikel rambut adalah remodeling substansial selama siklus folikel


rambut. Pada masa telogen, folikel melanosit ditemukan pada tonjolan, selanjutnya di
benih rambut, dan jaringan penyokong. Pada manusia, melanosit pada masa telogen
tidak mengkpresikan Trp1 atau tiroksinase dan tidak berproliferasi. Melanost dapat
digambarkan oleh ekpresi pMel17. Sebagian dari sel ini dapat mengekpresikan
reseptor c-kit negative yang muncul pada MSCs.

Selama masa anagen awal, melanosit beristirahat berproliferasi, difrensiasi


dan migrasi dengan sinkronisasi dengan regenerasi akar rambut, melanosit folikel
rambut berproliferasi maksimal selam masa pertengahan anagen, dan transisi
kompentensi melanogenik bekerja sama dengan tampilan Trp1 dan protein
tiroksinase.

Mirip dengan emrionik dan perkembangan post natal, SCF/c-kit meminkan


peran penting pada repopulasi akar rambut dengan produksi pigmen melanosit. C-kit
mengekpresikan proliferasi, difrensiasi, dan melanogentik mengaktifkan melanosit,
dimana ekpresi berlebihan pada SCF di epidermis tikus transgenic jumlah folikel
rambut sangat meningkat, dan mengaktifkan proliferasi. Pemberian ACK45 dapat
mengurangi jumlah melanosit pada foliel rambut anagen, menghasilkan rambut
depigmentasi. Walaupun, pada siklus selanjutnya binatang yang diberikan antibody
memliki pertumbuhan rambut yang berpigmentasi dengan jumlah dan distribusi
normal, menyiratkan bahwa MSCs tidak bergantung pada SCF/c-kit

Selama masa katagen, aktivitas melanogenik pada folikular melanosit


mengalami perubahan. Pemeriksaan imunohistochemical dan mikroskopik electron

21
menyiratkan bahwa sebagian melanosti penghasil pigmen berlokasi pada papilla
follicular apoptosis, dimana yang lainya berada pada papilla dermal.

KONTROL MOLEKULER WARNA RAMBUT

Sintesis pigmen melanosit folikuler melalui kaskade perubahan enzimatis dari


phenlalanin atau tiroksin mnjadi wana coklat-kehitaman atau pheomelamin kuning
yang membutuhkan enzim melanogenik (tiroksinase, Trp , glutamil transpetidase,
pperoksidase) dan ko-faktor esensial, seperti 6-tetahidiopterin. Keseimbagan antara
sintesis pigmen warna hitam dan kuning (eulamin dan pheomelanin) diregulasi oleh
sinyal resepto melanocortin tipe 1 (MC-1R) yang berimplikasi pada kontrol warna
rambut.

Setelah berikata pada MC-1R, hormone stimulasi melanosit


menstimulasisiklus adenilil, menghasilkan peningkatan siklus intraseluler level
adenosine monofospat. Hal ini meningkatkan aktivitas transkripsi Mift yang
menstimulasi sintesis enzim melanogenik (tiroksinase, Trp ) yang melibatkan
formasi eumelanin. Sintesis pheomelanin pada melanosit folikel rambut tikus terjadi
ketika MC-1R member sinyal inhibitasi oleh sinyal protei Agouti (ASO) yang
menjadi kompetesi dengan MSH berikatan dengan MC-1R. Pada tikus, ekspresi ASP
diregulasi oleh sinyal BMP dan pada tikus transgenic ekspresi belrlebihan antagonis

22
BMP Niggin menunjuka rambut yang lebih gelap. Walaupun ekpresi ASP terjadi pada
manusia, peran ini masih tidak jelas.

KESIMPULAN

Folikel rambut dibentuk dari hasil peran kompleks antara sinyal, mesemkim,
dan epithelium. Sinyal alami ini menjadi elsuidasi dengan banyak pathway molekuler
yang penting dalam perkembangan dan juga berperan sebagai pembentukan folikel.
Produksi pada proses ini seperti mengatur organ kecil divisi co-sentris. Sel punca
epitel dan MSCs keduana sangat penting pada folikel sebagai penerus regenerasi pada
folikel

23

Anda mungkin juga menyukai