Anda di halaman 1dari 21

Keanekaragaman Familia

Mangnoliaceae di Indonesia

Di Susun Oleh:

Elania Zoela Saputri


1800008049

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN TINGKAT TINGGI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019

0
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur alhamdulillah penulis haturkan kepada sang maha kuasa Allah SWT, atas
karunia, nikmat dan kesempatannya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas tengah
semester Keanekaragaman Familia Magnoliaceae di Indonesia
Rasa terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Hendro Kusumo eko Prasetyo
Moro, M.Sc., selaku dosen pengampu matakuliah Kenanekargaman Tumbuhan Tingkat
Tinggi yang selalu memberi arahan dan masukan serta saran yang bermanfaat dalam proses
pembuatan makalah ini. Rasa terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah memberikan bantuan dan motivasi baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis berharap makalah yang telah disusun ini dapat memberikan sumbangsih dalam
menambah pengetahuan para pembaca. Meskipun penulis sangat berharap agar makalah tidak
memiliki kekurangan, tetapi penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk makalah ini agar menjadi lebih baik dan tujuan dari penyusunan makalah
ini dapat tercapai.
Yogayakarta, 31 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................I
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
BAB II MENGENAL TANAMAN Magnoliaceae.........................................................................................8
1. Magnolia champaca..................................................................................................................8
2. Magnolia alba..........................................................................................................................11
BAB III MANFAAT DAN PERANAN Magnoliaceae.................................................................................13
1. Manfaat Secara Langsung........................................................................................................13
2. Manfaat Tidak Langsung..........................................................................................................13
3. Potensi Spesies Magnolia champaca dan Magnolia alba di Indonesia....................................14
BAB IV PANDUAN BUDAYA...................................................................................................................15
1. Persyaratan Tempat Tumbuh...................................................................................................15
2. Persiapan Lokasi Penanaman dan Penanaman........................................................................15
3. Pemeliharaan...........................................................................................................................15
4. Penyakit dan Hama..................................................................................................................15
5. Pemanenan..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................17
LAMPIRAN...........................................................................................................................................18

ii
BAB I PENDAHULUAN
Magnoliaceae adalah salah satu suku tumbuhan primitif di dunia. Mengetahui dan
mempelajari anggota suku ini merupakan sesuatu yang esensial untuk studi asal‐usul,
evolusi, dan sistematika dari Angiosperma. Terdapat 223 jenis yang tercatat sebagai
anggota suku ini dan 25 jenis di antaranya dapat ditemukan di Indonesia. Dalam
tulisan ini akan dijelaskan mengenai status taksonomi, distribusi dan status konservasi
untuk jenis‐jenis dari Suku Magnoliaceae yang ada di Indonesia (Rozak, 2012).
Tidak seperti kebanyakan angiospermae, yang bagian bunganya berbentuk
lingkaran (Magnolia), Magnoliaceae memiliki benang sari dan putik dalam bentuk
spiral pada wadah berbentuk kerucut. Susunan ini ditemukan di beberapa tanaman
fosil dan diyakini sebagai kondisi awal atau awal untuk angiospermae. Bunga-bunga
juga memiliki bagian yang tidak dibedakan secara jelas menjadi sepal dan kelopak,
sementara angiospermae yang berkembang kemudian cenderung memiliki sepal dan
kelopak yang berbeda. Bagian perianth yang berdiferensiasi buruk yang menempati
kedua posisi dikenal sebagai tepal.
Keluarga ini memiliki sekitar 223 spesies dan rentang di Amerika Utara
subtropis timur, Meksiko dan Amerika Tengah, Hindia Barat, Amerika Selatan
tropis, India selatan dan timur, Sri Lanka, Indocina, Malesia,Cina, Jepang dan
Korea. Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman jenis‐jenis dari Suku
Magnoliaceae. Menurut Nooteboom (1985, 1987, 1988), Frodin dan Govaerts (1996),
Figlar dan Nooteboom (2004) dan Cicuzza et al. (2007) J,di Indonesia terdapat 25
jenis Magnolia dari 223 jenis yang ada di dunia, yaitu:
a. Magnolia ashtonii Dandy ex Noot.
Distribusi : Sumatera (Riau, Indragiri), Borneo (Sarawak, Brunei, Sabah,
Kalimantan Barat).
Ekologi : Tumbuh pada tanah berpasir kekuningan dari dataran rendah
sampai 500 m dpl.
b. Magnolia banghamii (Noot.) Figlar & Noot. (Sinonim: Michelia banghamii
Noot.)
Distribusi : Endemik di Aceh (Takigeum, Trilit).
Ekologi : Tumbuh pada ketinggian 1.000 m dpl.
c. Magnolia bintuluensis (Agostini) Noot.

1
Distribusi : Sumatera (Indragiri, Belitung), Semenanjung Malaya (Johor),
Borneo (Sarawak, Brunei, Sabah, Kalimantan).
Ekologi : Tumbuh di daerah pesisir yang berawa dan hutan kerangas. Di
Kalimantan Timur, jenis ini tumbuh di hutan Agathis pada
tanah berpasir sampai ketinggian 1.000 m dpl.
d. Magnolia blumei Prantl (Sinonim: Manglietia glauca Blume)
var. sumatrana Dandy
Distribusi : Endemik di Sumatera Barat (Gunung Singgalang, Gunung
Talang, Gunung Marapi, Gunung Silit dan Padang Panjang).
Ekologi : Tumbuh di hutan pada ketinggian 600 – 1.300 m dpl.
e. Magnolia borneensis Noot.
Distribusi : Borneo (Sarawak, Sabah, Kalimantan Timur), Filipina
(Palawan).
Ekologi : Tumbuh di hutan primer pada tanah lempung berpasir atau
tanah ultrabasic di dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m
dpl.
f. Magnolia calophylloides Figlar & Noot. (Sinonim: Manglietia calophylla
Dandy)
Distribusi : Endemik di Sumatera Barat (Pesisir Barat, Gunung Kerinci).
Ekologi : Tumbuh di hutan primer pada ketinggian 2.000 – 2.200 m dpl.
g. Magnolia carsonii Dandy ex Noot. var. drymifolia Noot.
Distribusi : Borneo (Sarawak, Sabah, Crocker Range, Kinabalu,
Kalimantan Barat, Tengah, Timur, Gunung Palimasan).
Ekologi :Tumbuh di hutan pegunungan primer dan sekunder pada
ketinggian 1.000 – 2.850 m dpl.
h. Magnolia champaca (L.) Baill. ex Pierre (Sinonim: Michelia champaca L.)
var. champaca
Distribusi : India sampai China, Malesia (Sumatera, Semenanjung
Malaya, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil)
Ekologi : Tumbuh di hutan primer pada ketinggian 250 – 1.500 m dpl.
Di Jawa biasanya ditemukan pada ketinggian 1.000 – 1.200
m dpl.
(Gambar Terlampir)

2
i. Magnolia elegans (Blume) H.Keng
Distribusi : Sumatera, Bangka, Semenanjung Malaya (Penang, Selangor,
Perak, Singapura), Jawa Barat.
Ekologi :Ditemukan pada hutan hujan dataran rendah sampai
ketinggian 1.200 m dpl. Di Aceh (Gunung Leuseur), jenis
terdapat sampai ketinggian 1.850 m dpl. dan di Jawa sampai
ketinggian 1.200 m dpl.
j. Magnolia gigantifolia (Miq.) Noot.
Distribusi : Sumatera (Padang, Palembang, Lampung, Bangka), Borneo
(Sarawak, Sabah, Sandakan, Tawao, Kalimantan Timur,
Blu‐u, Nunukan, Berau).
Ekologi : Tumbuh di hutan primer pada tanah berpasir (liat) di bawah
ketinggian 300 m dpl.
k. Magnolia koordersiana (Noot.) Figlar (Sinonim dengan Michelia
koordersiana Noot.)
Distribusi : Sumatera (Pesisir barat, Padang, Pesisir timur, Palembang),
Semenanjung Malaya (Selangor).
Ekologi : Tumbuh di hutan primer dataran rendah sampai ketinggian
1000 m dpl.
l. Michelia longifolia Blume (Sinonim dengan Michelia alba D)
Distribusi : Ini adalah tanaman berbunga yang berasal dari hibrida yang
umumnya dibudidayakan di Asia Tenggara dan daerah tropis
di Asia Timur.
Ekologi : Tumbuhkan yang terbaik di Zona 7-10, tergantung pada
varietasnya, dengan beberapa kultivar yang kuat di zona 5.
Matahari penuh untuk naungan parsial. Tanah yang lembab
dan gambut dapat membantu Magnolia mentolerir sinar
matahari penuh.
(Gambar Terlampir)
m. Magnolia lasia Noot.
Distribusi : Borneo (Sarawak, Divisi Kelima, Lawas, Sabah, Tenom,
Mostyn, Kalimantan Timur dekat Long Bawan).
Ekologi : Tumbuh di hutan primer, sekunder, payau dan kerangas pada
ketinggian 950 – 1.100 m dpl.
3
n. Magnolia liliifera (L.) Baill. (Sinonim dengan Magnolia candollii (Blume)
H.Keng)
var. liliifera (sinonim dengan var. candollii)
Distribusi : Sikkim, Assam, Thailand, Kamboja, Pulau Andaman,
Indonesia (Gunung Salak, Nusa Kambangan, Bantam,
Parang, Lolong, Sulawesi, Muara Enim, Sandakan, Padang,
Brastagi, Sumba‐Bundohero), Filipina (Pulai Dinagat), New
Guinea (Etappenberg).
Ekologi : Tumbuh di hutan pada berbagai jenis tanah (ultrabasic,
berpasir, limestone, lempung) dengan ketinggian 0 – 1.700 m
dpl. Di Sumatera, jenis ini tumbuh sampai ketinggian 2.500
m dpl., di Borneo dan Sulawesi sampai ketinggian 2.000 m
dpl. dan di New Guinea sampai ketinggian 2.700 m dpl.
o. Magnolia macklottii (Korth.) Dandy var. macklottii
Distribusi : Sumatera (Pesisir barat, Gunung Singgalang, Palembang),
Jawa Barat, Borneo (Sabah, Tawau).
Ekologi : Tumbuh di hutan primer pada ketinggian 80 – 1.500 m dpl.
p. Magnolia montana (Blume) Figlar & Noot. (Sinonim dengan Michelia
montana Blume)
Distribusi : Sumatera (Aceh, Pesisir barat, Lampung, Palembang,
Bangka), Semenanjung Malaya (Perak, Pahang, Dataran
Tinggi Cameron), Borneo (Sabah, Kalimantan Timur), Jawa.
Ekologi : Tumbuh di hutan primer pada berbagai jenis tanah mulai
dataran rendah sampai 1.700 m dpl.
q. Magnolia phaulanta Dandy ex Noot.
Distribusi : Sulawesi (Masamba, Malili, Rantelemo, Rantepao, Palu).
Ekologi : Tumbuh di hutan pegunungan pada ketinggian 1.250 – 2.200
m dpl.
r. Magnolia praecalva (Dandy) Figlar & Noot. (Sinonim dengan Pachylarnax
praecalva Dandy)
Distribusi : Annam (Bana dekat Tourane), Sumatera (Pesisir),
Semenanjung Malaya (Kedah, Penang, Selangor).
Ekologi : Tumbuh di hutan primer pada ketinggian 360 – 1.800 m dpl.

4
s. Magnolia sarawakensis (Agostini) Noot.
Distribusi : Borneo (Sarawak, Batang Lupar, Sabah, Kinabalu Tenggara,
Bukit Kulung, Kalimantan Barat, Singkajan, Kalimantan
Timur, Lilit Buan, Teputse).
Ekologi : Tumbuh di hutan Dipterokarpa pada tanah ultramafic dengan
ketinggian 750 m dpl
t. Magnolia scortechinii (King) Figlar & Noot.
Distribusi : Sumatera (Pesisir barat, Bengkulu, Palembang), Semenanjung
Malaya (Perak, Pahang, Dataran Tinggi Cameron).
Ekologi : Tumbuh di hutan primer pada ketinggian 650 – 1.300 m dpl.
u. Magnolia sumatrae (Dandy) Figlar & Noot. (Sinonim dengan Michelia
sumatrae Dandy)
Distribusi : Sumatra (Pesisir barat, Gunung Singgalang, Aceh, Gunung
Leuseur).
Ekologi : Tumbuh pada ketinggian 1.500 – 2.000 m dpl.
v. Magnolia tsiampacca (L.) Figlar & Noot. (Sinonim dengan Elmerrillia
tsiampacca (L.) Dandy)
ssp. tsiampacca var. tsiampacca
Distribusi : Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara, Maluku (Ambon, Buru),
New Guinea (termasuk Biak, Yapen), New Britain.
Ekologi : Tumbuh di hutan sampai ketinggian 1.400 m dpl.
w. Magnolia uvariifolia Dandy ex Noot.
Distribusi : Sarawak (Kapit, Divisi Ketiga), Sabah (Gunung Alab,
Tambunan, Penampang, Kinabalu), Kalimantan Tenggara,
Berau.
Ekologi : Tumbuh di hutan primer dan sekunder pada ketinggian 180 –
1.800 m dpl.
x. Magnolia villosa (Miq.) H.Keng
Distribusi : Sumatera Barat Payakumbuh), Semenanjung (Taram, Malaya
(Penang, Perak, Tanah Tinggi Genting, Malaka, Kepulauan
Lingga), Borneo (Sabah, Lamang).
Ekologi : Tumbuh di hutan primer pada ketinggian 450 – 1.000 m dpl.

5
y. Magnolia vrieseana (Miq.) Baill. ex Pierre (Sinonim dengan Elmerrillia
ovalis (Miq.) Dandy)
Distribusi : Sulawesi (termasuk Muna), Maluku (Morotai, Ambon).
Ekologi : Tumbuh di hutan dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m
dpl.
Jumlah jenis Suku Magnoliaceae berdasarkan checklist yang dipublikasikan oleh
Kew Botanic Gardens adalah 223 jenis (Frodin dan Govaerts, 1996). Sekitar 2/3 dari
jenis Suku Magnoliaceae terdapat di Asia, mulai dari Korea, Jepang, China, India,
Srilanka, Indochina dan Malesia. Sedangkan 1/3 dari jenis Suku Magnoliaceae lainnya
terdapat di Amerika Utara bagian timur, Meksiko dan Amerika Tengah.
Magnolia champaka berasal dari Berasal dari ecozone Indomalaya, terdiri
dari Asia selatan , Asia Tenggara (Indocina), dan Cina selatan . Beberapa pustaka
menyebutkan bahwa penyebaran Magnolia champaca meliputi India, Myanmar, Cina,
Bangladesh, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Indoensia (Sosef, et al.,1998; Clifford,
2010). Penyebarannya di Indonesia meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
dan Kepulauan Sunda Kecil dengan (Sosef, M.S.M, 1998).
Magnolia alba, tanaman berbunga yang berasal dari hibrida yang umumnya
dibudidayakan di Asia Tenggara dan daerah tropis di Asia Timur. Meskipun asal
pastinya tidak pasti, itu dianggap sebagai hibrida dari Magnolia
champaca dan Magnolia montana tersebar pula di beberapa pulau di kawasan
Pasifik. Meski terkenal sebagai flora identitas Jawa Tengah, pohon cempaka putih
tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Habitat tanaman ini meliputi daerah
beriklim tropis pada dataran rendah hingga ketinggian mencapai 1.600 mdpl dengan
Zona kekerasan USDA 8ehingga 11b: dari 10 ° F (−12,2 ° C) hingga 50 ° F (+10 °
C). (Pradan, 2019)
Kayu cempaka adalah salah satu kayu komersial primadona, di Sulawesi Utara.
Permintaan terhadap kayu cempaka terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga
keberadaanya di habitat alam semakin berkurang dan terancam, sebagai akibat
eksploitasi terhadap jenis kayu ini yang berlangsung terus-menerus. Kayu cempaka di
Sulawesi Utara banyak digunakan sebagai bahan meubel, bahan konstruksi rumah
(papan, balok, lantai, kusen, pintu dan jendela). Kayu cempaka merupakan unsur yang
wajib ada, pada sebuah rumah tradisional atau rumah panggung dan tidak tergantikan
oleh jenis kayu lainnya pada beberapa daerah di Minahasa, Sulawesi Utara. Hal ini

6
dikarenakan kayu ini memiliki nilai historis serta nilai prestise lebih bagi pemiliknya.
Kayu cempaka di Indonesia diperdagangkan dalam kategori Michelia
spp., dan Magnolia spp. (Langi, 2007). Cempaka termasuk dalam kelompok kayu
indah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 707/Kpts- V/1997 tentang
Penyempurnaan Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 574/KPTS-
IV/1997, tentang Pengelompokan Jenis Kayu sebagai Dasar Pengenaan Iuran
Kehutanan. Cempaka di Indonesia dikenal dengan beberapa nama daerah seperti
minjaran (Sumatera), arimot (Biak), cempaka hutan kasar (Sulawesi), uru (Toraja),
cempaka, wasian, adow, dan ta’as (Sulawesi Utara) (Langi, 2007).
Di Indonesia Magnolia champaca memiliki beberapa nama daerah di Indonesia
seperti cempaka kuning, cempaka koneng, campaga, jeumpa, kepaka, sampakak,
bambang atau medang bambang (Indriani, 2010; Lukman, 2011). Sedangkan,
Magnolia alba Nama Lokal: Kantil (Jawa) Jeumpa gadeng (Aceh); Cempaka putieh
(Minangkabau); Campaka bodas (Sunda); Pecari putih, Cempaka putih
(Jawa); Campaka pote (Madura); Cempaka mawure (Sulawesi Utara); Bunga eja
kebo, Patene (Ujung Pandang); Bunga eja mapute (Bugis); Capaka bobudo
(Ternate); Capaka bobulo (Tidore).

7
BAB II MENGENAL TANAMAN Magnoliaceae
1. Magnolia champaca
a. Taksonomi dari spesies Magnolia champaca
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Subdivisi : Magnoliosida
Ordo : Magnoliales
Familia :Magnoliaceae
Genus : Magnolia
Spesies : Magnolia champaca (Cempaka Kuning)
b. Ciri dan Sifat Morfologi dari spesies Magnolia champaca
Dalam kisaran aslinya Magnolia champaca tumbuh hingga 50 meter (160
kaki) atau lebih tinggi. Batangnya bisa mencapai 1,9 meter (6,2 kaki) dengan
diameter. Pohon itu memiliki mahkota umbelliform yang sempit .Magnolia
champaca memiliki bunga yang sangat harum dalam berbagai warna krim ke
kuning-oranye yang mekar selama Juni hingga September. The obovoid-
ellipsoid karpel menghasilkan 2-4 biji selama bulan September hingga Oktober
(“Magnolia champaca,” 2019).
- Morfologi Daun dan Buah
Daun cempaka kuning berbentuk oval lanset, ujung dan pangkal daun
meruncing dengan panjang berkisar 2,5-11 cm. Berkas daun penumpang pada
tangkai daun panjangnya lebih dari pada setengah tangkai daun. Buah
cempaka berbentuk bola memangjang dan sedikit bengkok. Pda mulanya,
buah berwarna hijau, lalu kemudian berubah menjadi abu-abu pucat dan
tertutup dengan jerawat. Biji yang masak berwarna merah tua.
- Morfologi Bunga dan Bunga
Ciri utama dari bunga cempaka ini yaitu warna mahkota bunga
berwarna orange atau kuning dan aromanya sangat harum. Daun dengan
tenda bunga cempaka kuning panjangnya sekitar 3-5 cm, yang bagian
terdalam lebih sempit dan lebih runcing dari pada yang terluar. Bakal buah
berjumlah lebih dari 20, letaknya berjejal-jejal, berbentuk telur yang pipih,
mempunyai rambut-rambut, dan masing-masingnya memiliki bakal biji yang
banyak.

8
Selain bunganya yang wangi, v=cempaka kuning juga mempunyai manfaat
untuk mengobati bat
c. Fisiologi Perkembangan Tumbuhan
Michelia champaca diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang bagus.
Antioksidan pada tanaman bisa dideteksi dengan pemeriksaan kadar MDA yang
berfungsi sebagai penanda dalam penilaian radikal bebas. Flavonoid pada
tanaman Michelia champaca terbukti memiliki aktivitas antioksidan dengan
perubahan kadar MDA yang awalnya 90.72% menjadi 9.28%. Selain asam galat,
kandungan lain Michelia champaca seperti fenolik, asam galat dan tanin juga
memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan dari senyawa tersebut
disebabkan oleh sifat redoks mereka, yang memainkan peran penting dalam
menyerap dan menetralisir radikal bebas, serta sebagai pengurai peroksida.
Antibakteri Ekstrak heksana dan etil asetat Michelia champaca terbukti memiliki
aktivitas antibakteri.
Aktivitas antibakteri pada Michelia champaca dapat dibuktikan dengan
mengukur diameter zona hambat pada bakteri gram positif dan negatif. Pada
ekstrak Etil asetat ditunjukkan aktivitas tertinggi terhadap bakteri S. aureus, B.
subtilis, S. typhi dan S. dysentry dengan zona hambat 12, 12, 14, dan 8 mm.
Sedangkan, ekstrak heksana menunjukkan aktivitas yang baik sampai sedang
terhadap semua strain bakteri yang digunakan dengan zona inhibisi yang berbeda
Minyak atsiri yang terkandung dalam Michelia champaca terbukti memiliki
aktivitas antimikroba yang dideteksi dengan Durham’s Method. Terdapat
penghambatan sebanyak 25% terhadap Staphylococcus aureus oleh uji tabung
difusi Durham yang menunjukkan prinsip antimikroba potensi rendah.
Alkaloid Liriodenine telah dilaporkan memiliki aktivitas anti mikroba Diuretik
Michelia champaca memiliki potensi aktivitas diuretik. aktivitas tersebut dilihat
pada dosis 500 mg/kg BB ekstrak kulit batang maupun ekstrak daun, baik dalam
hal konsentrasi elektrolit urin maupun volume urin yang diekskresikan. Dosis
tersebut memberikan aktivitas yang sama dengan obat standar Furosemide pada
dosis 10 mg/kg BB. Antiulser Untuk menentukan adanya aktivitas antiulcer pada
Michelia champaca dapat dilakukan dengan menginduksi tikus dengan obat
aspirin agar terjadi ulkusogenik. Hewan dari semua kelompok diberi aspirin 200
mg / kg dalam 1% CMC selama 5 hari untuk menginduksi ulkus. Hewan
kelompok I mendapat 0,9% saline, kelompok II menerima 50 mg / kg Cimetidine,
9
kelompok III menerima 14 mg / kg ekstrak air bunga dan kelompok IV menerima
300 mg / kg ekstrak bunga beralkohol. Ekstrak bunga Michelia champaca dapat
mengurangi ulkus yang terbentuk akibat induksi aspirin. Antihiperglikemik
Ekstrak Michelia champaca Linn. diuji untuk aktivitas antihiperglikemik pada
tikus dengan glukosa tikus hiperglikemik. Ekstrak etanol dari Michelia champaca
menunjukkan aktivitas antihiperglikemik yang signifikan tetapi tidak
menghasilkan hipoglikemia pada tikus normal puasa. Terlepas dari ini, ditemukan
bahwa ekstrak eter aktif hanya pada akhir jam pertama. Pengobatan tikus diabetes
dengan ekstrak etanol memulihkan parameter biokimia tinggi secara signifikan
dan aktivitas ditemukan tergantung dosis.
Antifibrotik Ekstrak bunga Michelia champaca efektif dalam melakukan
reverse fibrosis hati yang menunjukan adanya aktvitas antifibrotik pada tanaman
Michelia champaca. Perlakuan CCl4 menghasilkan peningkatan ekspresi gen
MMP-8 dan protein TIMP1. Ekstrak bunga Michelia champaca menekan ekspresi
MMP-8 dan TIMP1 setelah pengobatan CCl4. Temuan ini mengungkapkan
bahwa efek anti fibrotik dari Michelia champaca pada fibrogenesis hati mungkin
disebabkan oleh kehadiran aldehid.
Antihiperlipidemia Ekstrak etanol dari bunga Michelia champaca
menunjukkan efek antihiperlipidemia. Administrasi ekstrak metanol dengan dosis
500mg / kg menunjukkan efek hipolipidemik yang kuat dari Ekstrak metanol
terbukti dengan penurunan yang signifikan dalam tingkat kolesterol serum, LDL,
VLDL dan trigliserida pada hewan yang dirawat Triton dan juga ditandai dengan
peningkatan HDL.
Antimalaria Ekstrak n-heksan, kloroform dan metanol kulit batang M.
champaca memiliki aktivitas antimalaria terhadap protozoa jenis Plasmodium
falciparum 3D7. Didapatkan hasil ekstrak kulit batang Michelia champaca yang
mampu menghambat pertumbuhan dari parasit dengan persentase sebesar 100%
pada konsentrasi 100 µg/ml. Dari ketiga ekstrak tersebut yang memiliki aktivitas
antimalaria terbesar dalam menghambat pertumbuhan parasit adalah ekstrak
kloroform pada konsentrasi 0,1 µg/ml. Adanya kandungan kimia terpenoid dan
flavonoid inilah yang memberikan efek antimalaria. Analgesik Aktivitas
analgesik dari ekstrak metanol Michelia champaca dilakukan dengan
menginduksi tikus menggunakan asam asetat (Widia I., marline A., 2018; XU, F.
PJ, 2006).
10
d. Ekologi spesies Magnolia champaca
Secara ekologis Magnolia champaca tumbuh tersebar di hutan hujan dataran
rendah hingga pegunungan sampai ketinggian 2.100 mdpl, dengan suhu
maksimum 35-400 C dan suhu minimum 3-100 C (Sosef, M.S.M, 1998).
Magnolia campaka tumbuh pada ketinggian 921 mdpl di kawasan wisata Watu
Pinabetengan, Kawangkoan. Penyebarannya di Sulawesi Utara : meliputi
Manado; Tomohon dan Kawangkoan (Minahasa) (Kimho & Irawan, 2011).
2. Magnolia alba
a. Taksonomi dari spesies Magnolia gigantifolia
Kingdom : Plantae
Class : Angiospermae
Ordo : Magnoliales
Familia : Magnoliaceae
Subfamilia : Magnolioideae
Genus : Magnolia
Species : Magnolia alba
b. Ciri dan Sifat Morfologi
- Daun
Daun tanaman cempaka putih adalah daun tunggal, berselang-seling atau
spiral dan kadang-kadang bercuping. Bagian tepi daun setara dan daun
penumpang menyelaraskan daun kuncup. Bentuk daun cempaka putih,
berbentuk bulat oval memangjang dengan bagian pangkal dan ujung daun
runcing.
- Batang
Tanaman cempaka putih adalah tanaman pohon dan berkayu dengan
ketinggian mencapai kira-kira 30 meter. Kayu cempaka putih berkualitas
cukup baik dan sering digunakan dalam industri mebel karena memilliki
struktur yang idah. Di Indonesia kayu cempaka putih lebih mahal karena
masyarakatnya lebih suka bunganya yang harum. Kayu yang diguanakan di
dalam tanaman cempaka putih daru pohon yag sudah tidak berbunga lagi.
- Morfologi Bungan Cempaka Putih
Perbungaan tanaman ini yaitu terminal bunga tunggal yang berseksual,
aktinomorf dengan resentrakulum yang memanjang. Daun cenderung

11
mengubah 6 hingga banyak, terlihat jelas, kadang-kadang 3 tenda tarluar
istilah midifikasi seperti daun kelopak dan menyirip.Benang sarinya lebih
tebal dengan tangkau sari tebal dan pendek, serta serbuk sari monosulkat.
c. Fisiologi dan Perkembangan Tumbuhan
Tanaman Maagnolia alba memiliki beberapa kandungan kimia di dalamnya,
anatara lain: Alkaloid, zat organik yang berguna untuk menghasilkan xeronine
untuk mengaktifkan enzim- enzim dan mengatur pembentukan protein. Digunakan
untuk berbagai penyakit degeneratif seperti kanker dan juga berfungsi sedative
( baik bagi penderita insomnia). Minyak atsiri, bersifat anti bekteri, dan anti
septik, mengurangi gerak usus yang kuat hingga mampu mencegah diare. Selain
itu bisa meredam batuk dan anti kejang, serta antiradang.
d. Ekologi Spesies Magnolia alba
Pohon cempaka putih tersebar mulai dari daratan Asia yang beriklim tropis
hingga beberapa pulau di kawasan Pasifik. Meski terkenal sebagai flora identitas
Jawa Tengah, pohon cempaka putih tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Habitat tanaman ini meliputi daerah beriklim tropis pada dataran rendah hingga
ketinggian mencapai 1.600 mdpl (Pradan, 2019).

12
BAB III MANFAAT DAN PERANAN Magnoliaceae
1. Manfaat Secara Langsung
a. Magnolia champaca
- Bunga
Digunakan untuk ibadah di kuil-kuil, baik di rumah atau di luar, dan lebih
umum dipakai di rambut oleh gadis dan wanita sebagai alat ornamen
kecantikan serta parfum alami. Bunga-bunga melayang di mangkuk air untuk
mengharumkan ruangan, sebagai hiasan yang harum untuk tempat tidur
pengantin, dan untuk karangan bunga, selain itu karena aromanya, bunga dari
Magnolia champaca diguanakan sebagai bahan dasar pembuatan parfum.
- Batang
Tanaman ini memilliki kayu yang bertekstur halus, berwarna coklat tua yang
sering digunakan dalam pembuatan konstruksi dan kabinet.
b. Magnolia alba

Secara medis, bunga, batang, dan daun cempaka putih mengandung alkaloid
mikelarbina dan liriodenina. Zat tersebut mempunyai khasiat
sebagai ekspektoran dan diuretik. Karena kandungannya itu, cempaka putih
dipercaya dapat menjadi obat alternatif untuk mengobati berbagai penyakit
seperti bronchitis, batuk, demam, keputihan, radang, prostat, infeksi saluran
kemih, hingga sulit kencing.
2. Manfaat Tidak Langsung
Di tengah masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah, bunga cempaka putih
(Magnolia alba )memiliki nilai tradisi yang sangat kuat. Bunga ini kerap digunakan
dalam upacara pernikahan, terutama sebagai hiasan sanggul mempelai perempuan dan
keris. Di samping itu, juga digunakan dalam upacara kematian dan tabur bunga atau
biasa disebut nyekar.
Dalam Bahasa Jawa, kantil berasal dari kata 'kemantil-kantil', yang berarti
menggantung. Memiliki makna selalu ingat di manapun berada atau tetap mempunyai
hubungan yang erat meski alamnya sudah berbeda. Filosofi inilah yang kemudian
menjadikan bunga cempaka putih sangat erat kaitannya dengan upacara pernikahan di
Jawa. Pasangan pengantin yang memakai bunga cempaka putih diharapkan dapat
bersama selamanya, meskipun sudah berbeda dunia. Filosofi itu juga yang menjadi
kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jawa, salah satu bentuk apresiasinya mereka
tunjukkan dalam bentuk karya seni yang beragam seperti dalam ukiran, lukisan batik,
dan sebagainya.

13
3. Potensi Spesies Magnolia champaca dan Magnolia alba di Indonesia
cempaka kuning Magnolia champaca memiliki potensi sebagai tanaman
herbal. Berdasarkan penelitian Zumaidar (2009) pada jurnal Floratek, dijelaskan
bahwa bunga cempaka kuning digunakan oleh masyarakat Aceh sebagai bahan herbal
untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti rematik, asam urat, masuk angin,
keputihan, malaria dan masih banyak lagi.
Dari 21 jenis khasiat tumbuhan cempaka kuning, 11 jenis diantaranya
menggunakan bunga. Hasil pengujian fitokimia terhadap bunga cempaka kuning
menunjukkan bahwa terdapat kandungan senyawa metabolit sekunder terpenoid
(Murniana et al., 2003 dalam Zumaidar, 2009). Menurut Harbone (1987) dalam
Zumaidar (2009), minyak atsiri yang terdapat pada bunga cempaka kuning
mengandung senyawa terpenoid dan fenol yang menimbulkan bau harum yang khas.
Kemudian organ tanaman yang paling banyak digunakan setelah bunga adalah
daunnya. Organ daun cempaka kuning mengandung bahan aktif saponin dan beberapa
turunannya yang dapat menghambat pertumbuhan jamur.
Sedangkan apabila menurut letak geografis, Indonesia merupakan salah satu
negara yang cocok ditanami beberapa jenis tanaman dari suku Magnoliadeceae. Hal
ni dapat dibuktikan dengan kandungan tanah yang cocok untuk penanaman, suku dan
keadaan tropis Indonesia yang sangat mendukung. Maka dari itu, indonesia menjadi
pusat pertumbuhan jenis-jenis bunga cempaka.

14
BAB IV PANDUAN BUDAYA
1. Persyaratan Tempat Tumbuh
Antara Tumbuhan Magnolia champaca dan Magnolia alba memiliki kemiripan
dalam proses penanaman dan perawatannya, berikut adalah syarat tempat tumbuh,
2. Persiapan Lokasi Penanaman dan Penanaman
- Menanam Magnolia camphaca dan Magnolia alba dalam pot
Pot yang telah dipersiapkan lengkap dengan tanah, pasir dan kemudian pupuk
kandang matang dengan penggantian 1: 1: 1. Pengisian media tanam dalam pot
secu kupnya saja agar tidak tumpah saat bibit bunga kantil akan ditanam, kira -
kira sisakan setinggi 15 cm. Sabut pembungkus bibit baik itu cangkokan atau
polybag stek dilepas dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran bibit. Jika
sudah ditatam, letakkan pot sementara ditempat yang teduh, lakukan pergantian
1/3 media tanam setiap tahun.
- Menanam Magnolia champaka dan Magnolia di Lahan Pekarangan Rumah
Pada cara ini buatlah lubang tanam dengan ukuran sekita 50 cm X 50 cm X 50
cm. Selanjutnya setiap lubang tanam ditanami satu tanaman. Setelah penanaman,
lakukan penyiraman secukupnya.
3. Pemeliharaan
- Penyiraman
Baik pada tanaman Magnolia champaca dan Magnolia alba yang masih muda
perlu perawatan yang intensif, penyiraman dilakukan pada musim kemarau,
sedangkan pada tanaman dewasa dilakuka penyemprotan seperlunya saja.
- Pemupukan
Waktu pemupukan yang tepat yaitu awal musim hujan dan musim kemarau,
untuk petunjuk dalam pemberian pupuk yaitu untuk hama, penyakit atau
parasit.
4. Penyakit dan Hama
Kelompok hama yang menyerang tanaman ini adalah buah atau penggerak buah
yang dikenal dengan hama dari sejenis ulat batik Phyllocnites sp., Penggerak daun
(penampang bercak daun) adalah sejenis ulat daun Papilo memron, kumbang, walang
sangit, kutu dan juga berbagai penyakit lainnya yang ditandai dengan bercak-bercak
coklat yang ditimbulkan banyak parasit dan benalu.

15
5. Pemanenan
Tanaman Magnolia champaca dan Magnolia alba yang sudah berummur satu
tahun sudah dapat dipanen. Cara pemanenan bunga kantil ini dengan cara memetik
bunga dengan tangan atau dapat pula dengan menggunakan galah. Pemetikan
disesuaikan dengan kondisi pasar atau permintaa dari pembeli, Pemetikan yang paling
baik adalah sore haru. Pemasaran tanaman ini dapat di lakukan dengan cara tradisonal
yaitu menjual bunga tersebut dipasar tradisional, pasar bunga atau pasar kembang,
tanaman hias atau bisa juga di jual di penggumpul barang-barang bekas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Indriani, D. . (2010). Michelia champaca. Retrieved January 27, 2012, from


http:/www.toiusd.multiply.com/journal/item/167/Michelia_champ aca.

Kimho, J., & Irawan, A. (2011). Studi keragaman jenis cempaka berdasarkan karakteristik morfologi di
Sulawesi Utara. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPK Menado, 61–78. Retrieved from
ttps://www.researchgate.net/publication/260478723_STUDI_KERAGAMAN_JENIS_CEMPAKA_B
ERDASARKAN_KARAKTERISTIK_MORFOLOGI_DI_SULAWESI_UTARA/link/02e7e53160fe9a28540
00000/download

Langi, Y. A. R. (2007). Model Penduga Biomassa Dan Karbon Pada Tegakan Hutan Rakyat Cempaka
(Elmerrillia ovalis) dan Wasian (Elmerrrillia celebica) di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara.
institut Pertanian Bogor.

Lukman, A. . (2011). Sebaran, Potensi dan Penggelolaan Michelia champaca L. In P. L. K. dan R. B. L. K.


B. dengan ITTO (Ed.), Lokakarya Nasional Status Konservasi dan Formulasi Strategi Konservasi
Jenis-Jenis Pohon Yang Terancam Punah (Ulin, Eboni dan Michelia). Bogor: CV. Biografika.

Magnolia champaca. (2019). Retrieved from Wikipedia website website:


https://en.wikipedia.org/wiki/Magnolia_champaca

Pradan, W. R. H. (2019). Cempaka Putih. Retrieved November 1, 2019, from Tribunnows website:
Widi Pradana Riswan Hermawan

Rozak, A. H. (2012). Taxonomy , distribution and conservation status of Magnoliaceae. Buletin Kebun
Raya, 15(2), 81–91. Retrieved from http://oaji.net/articles/2015/2109-1440464614.pdf

Sosef, M.S.M, L. . H. dan S. P. (1998). Plant Resources of South-East Asia. Plant, 5(3).

Widia I., marline A., A. Y. C. dan taufik R. (2018). Farmaka Farmaka. Farmaka Suplemen, 16(3), 213–
221. Retrieved from http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/17295/pdf

XU, F. PJ, R. (2006). 1 Kebun Raya Tiongkok Selatan , Academia Sinica , Guangzhou , Cina. Sistematika
Anatomi Tumbuhan, 258(1–2), 1–15. https://doi.org/10.1007 / s00606-005-0361-1

17
LAMPIRAN

Gambar 1. Sebaran Magnoliaceae di dunia

Gambar 2. Magnolia champaca

Gambar 3. Magnolia alba

18

Anda mungkin juga menyukai