BAB I
PENDAHULUAN
terbuka dan sembuh, selain tuberkulosis (paling sering), proses infeksi dengan
nekrosis, sarkoidosis, fibrosis kistik, dan bulla emfisema dapat menjadi penyebab
terjadinya aspergilloma. Fungus ball yang tumbuh di dalam kavitas dapat
bergerak dan menyebabkan terjadinya hemoptisis yang berulang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Aspergilloma, juga dikenal sebagai mycetoma atau bola jamur (fungus ball),
adalah koloni jamur yang terdapat dalam kavitas tubuh seperti paru-paru.
Mycetoma biasanya terdiri dari Aspergillus fumigatus (spesies aspergillus yang
paling sering ditemukan), dan merupakan bentuk non-invasif aspergillosis paru
Aspergilloma paru dapat berkembang pada individu yang sebelumnya telah
memiliki penyakit paru dengan kavitas pada paremkim parunya yang disebabkan
berbagai kondisi seperti tuberkulosis, sarkoidosis, silikosis, atau bronkiektasis.
Gambar 2.1. Aspergilloma merupakan bola jamur yang terbentuk akibat koloni jamur di
dalam kavitas paru paru yang selalu didasari oleh penyakit paru sebelumnya
sedangkan paru sebelah kanan mempunyai tiga lobus, Lobus bagian bawah
dipisahkan oleh fissure oblik dengan posisi yang sama terhadap lobus inferior kiri,
sisa paru lainnya dipisahkan oleh fissure horizontal menjadi lobus atas dan lobus
tengah. Setiap lobus dibagi menjadi segmen-segmen yang disebut
bronkopulmoner yang dipisahkan satu sama lain oleh sebuah dinding jaringan
konektif, masing masing satu arteri dan satu vena. Masing masing segmen dibagi
menjadi unit-unit yang disebut dengan lobulus.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang menjadi bronkus lobaris
dan kemudian bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi
bronkus yang ukurannya semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkious
terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli.
Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan, tetapi disusun oleh
muskulus, fibrosa dan jaringan elastik yang dihubungkan dengan kuboit
epithelium. Bronkiolus terminalis bercabang-cabang hingga akhirnya membentuk
saluran yang disebut duktus alveolar.
Thorax merupakan bagian superior batang badan, antara leher dan perut.
Didalam thoraks berisi rongga thoraks, rongga thoraks dibatasi oleh dinding
thoraks dan diafragma ,diafragma terbagi menjadi dua kompartemen utama, yaitu:
Cavum pleura dan mediastinum .10
Pleura
merupakan selaput
serosa yang
membentuk sebuah
kantong tertutup
yang
terinvaginasi oleh paru. Bagian pleura yang melekat pada permukaan paru dan
fissura interlobaris disebut pleura viseralis atau pleura pulmonalis. Pleura yang
melapisi permukaan dalam separuh dinding thoraks, menutupi sebagian besar
diafragma dan sruktur yang menempati daerah tengah thoraks disebut pleura
parietalis. Ruang potensial antara pleura parietalis dan pleura viseralis disebut
cavum pleura. Cavum pleura meluas di atas ketinggian iga 1, kedalam pangkal
leher.
7
2.3. Etiologi
Organ tubuh yang paling umum terkena aspergilloma adalah paru-paru.
Aspergillus fumigatus, spesies yang paling sering ditemukan, biasanya dihirup
sebagai mikrospora (2-3 m) yang tidak mengenai orang-orang tanpa penyakit
paru-paru yang mendasarinya atau penyakit sistem kekebalan tubuh. Namun,
orang yang telah memiliki kelainan paru, terutama adanya kavitas, yang biasanya
disebabkan oleh TB, berisiko untuk menderita aspergilloma. Jamur berdiam di
8
kavitas dan mampu tumbuh bebas dari gangguan karena sistem kekebalan tubuh
tidak dapat menembus ke dalam rongga. Ketika jamur bermultiplikasi, mereka
membentuk sebuah bola yang terdiri dari jaringan yang mati dari paru-paru
sekitarnya, mukus, dan debris lainnya.
2.4. Patofifiologi
Hifa jamur Aspergillus memiliki bentuk yang berbeda dibanding jamur
lainnya. Dengan pewarnaan perak, akan terlihat hifanya bercabang 45 o yang
tumbuh pesat pada suhu tubuh normal manusia. Sistem imun alamiah akan
berusaha menyingkirkan spora mulai dari lapisan mukosa dan gerakan silia pada
saluran pernapasan. Selanjutnya, jika spora sudah terlanjur masuk, akan ada
perlawanan dari makrofag dan netrofil melalui fagositosis. Beberapa spesies
Aspergillus memproduksi metabolit toksin yang menghambat proses fagositosis
ini. Kortikosteroid (terutama pada penderita asma) juga akan melemahkan proses
fagositosis ini. Keadaan imunosupresi lainnya (mis. AIDS, penyakit
granulomatosa kronik, imunosupresi farmakologis) juga menyebabkan disfungsi
atau menurunkan jumlah netrofil. Pada pasien imunokompromais, invasi vaskular
lebih sering terjadi dan menyebabkan infark, perdarahan, serta nekrosis jaringan
paru. Individu dengan CNPA umumnya akan mengalami pembentukan granuloma
dan konsolidasi alveolar yang di sela-selanya terdapat hifa.
Aspergilloma terbentuk dari kolonisasi noninvasif pada rongga atau
kavitas yang sudah ada sebelumnya, kista, bula, atau ektasis bronkus. Kondisi
paling sering yang mendasarinya yang adalah tuberkulosis, sarkoidosis, dan
bronkiektasis. Penyebab lainnya bisa berupa fibrosis kistik, spondilitis ankilosa,
kista bronkogenik, pneumonokoniasis, sekuestrasi pulmonal, keganansan dengan
kavitas, dan pneumatokel sekunder karena Pneumocystis carinii pneumonia. 1,7...
..... Secara
histologis, aspergiloma merupakan gambaran dari adanya fungus ball (misetoma),
yakni sebuah konglomerasi seperti massa dari hifa yang tumpang tindih dengan
fibrin, debris selular, mukus, dan produk darah lainnya. Misetoma ini dapat
mengalami kalsifikasi menjadi gambaran amorf atau seperti cincin dari foto
9
2.6. Diagnosis
2.6.1. Anamnesis
Dari anamnesis pada kebanyakan kasus, aspergilloma tidak menunjukkaan
gejala yang khas. Dari anamnesis yang didapatkan adanya keluhan berupa : batuk,
sesak, demam,dan hemoptisis. Dispnue, malaise, dan penurunan berat badan
adalah keluhan tambahan pada aspergilloma yang mungkin disebabkan oleh
penyakit paru yang mendasarinya, demam adalah temuan yang tidak biasa pada
aspergilomma yang mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri yang bersamaan,
serta adanya hemoptisis yang masif.
Foto polos
Aspergilloma biasanya muncul sebagai massa tipis jaringan lunak bulat atau
bulat lonjong yang terletak di dalam sekitar kavitas dan digariskan oleh suatu
crecent of air. Dengan mengubah posisi pasien biasanya menunjukkan bahwa
massa tersebut dapat bergerak, sehingga dapat mengkonfirmasikan diagnosis.24
CT Scan
Gambaran pada CT scan berupa kavtias yang terbentuk dengan baik dengan
massa jaringan lunak bulat tipis yang ditengahnya dikelilingi oleh air crescent
sign atau monod sign. Massa ini berbentuk bola atau bulat telur dan dapat
13
bergerak jika terjadi perubahan posisi. Massa tersebut dapat sepenuhnya mengisi
kavitas sehingga mengambil bentuk kavitas tersebut dan gambaran crecent of air
disekitarnya dapat menghilang dan massa tidak dapat bergerak lagi.
Kalsifikasi tidak jarang terjadi, yang bisa berkisar dari tidak ada hingga
keadaan yang berat. Karena peradangan dan pembentukan jaringan granulasi
vaskular, arteri bronchial yang mensuplai dinding kadang kadang dapat dilihat
sebagai pembesaran yang nyata. Pleura yang berdekatan mungkin akan menebal.
Kista Paru
19
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang ditandai dengan pembentukan
granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Gejala yang timbul berupa demam,
batuk, sesak nafas, nyeri dada, malaise. Tanda-tanda yang ditemui berupa
penurunan berat badan, anoreksia, dispnue, dan sputum purulen/hijau,
mukoid/kuning.
2.8.
Tatalaksana
Sebagian besar kasus aspergilloma tidak memerlukan pengobatan.
Pengobatan penyakit yang meningkatkan resiko aspergilloma, seperti :
tuberkulosis, dapat membantu mencegah terjadinya aspergilloma. Dalam kasus-
kasus yang rumit karena hemoptisis yang berat, jamur mungkin dapat dimatikan
dengan suntikan ketokenazole ke rongga paru, obat anti jamur oral atau parenteral
jarang efektif seperti bola jamur yang tidak mempunyai vaskularisasi. Adanya
gejala hemoptisis yang masif pada aspergilloma, dengan pemberian ampoterisin B
telah memberikan gambaran keberhasilan 50% , dan 75- 100% untuk kontrol akut
hemoptisis. Aspergilloma dapat berespon terhadap kemoterapi anti jamur spesifik.
Pembedahan mungkin dapat dilakukan untuk membuang aspergilloma dan
menghentikan perdarahan.
Pada hemoptisis yang masif, angiografi dapat dilakukan karena merupakan
keadaan emergensi dan embolisasi arteri bronkial selektif dapat menyelamatkan
kehidupan. Jika prosedur ini gagal, atau pada kasus-kasus hemoptisis berulang,
bedah eksisi dengan lobektomi merupakan gold standard.
2.9. Prognosis
Apapun pengobatannya, prognosisnya sangat tergantung pada penyakit
kronis yang mendasarinya. Kebanyakan pasien tidak perlu untuk dioperasi dan
23
hanya dilakukan terapi konservatif. Namun, angka kematian pada pasien ini bisa
mencapai 50-55% dibandingkan dengan tingkat kematian setelah terapi
pembedahan.
BAB III
PENUTUP
24
3.1. Kesimpulan
Aspergiloma merupakan fungus ball (misetoma) yang terjadi karena
terdapat kavitas di parenkim akibat penyakit paru sebelumnya. Penyakit yang
mendasarinya bisa berupa TB (paling sering) atau proses infeksi dengan nekrosis,
sarkoidosis, fibrosis kistik, dan bula emfisema.
Gambaran klinis aspergilloma sering asimptomatik, tetapi dapat juga
dijumpai batuk yang kronis, malaise, dan berat badan yang menurun. Haemoptisis
merupakan gejala klinis yang sering dijumpai pada sekitar 50-80% kasus.
Misetoma ini dapat dilihat pada kedua foto polos dan CT sebagai massa
intrakaviti dikelilingi oleh crecent of air (udara berbentuk bulan sabit).
Kebanyakan pasien tidak perlu untuk dioperasi dan hanya dilakukan terapi
konservatif. Namun, angka kematian pada pasien ini bisa mencapai 50-55%,
dibandingkan dengan tingkat kematian setelah terapi pembedahan, yaitu 1-23%.
DAFTAR PUSTAKA
25