Anda di halaman 1dari 16

LP KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh: Ns. Liana Sriulina Br S, S.Kep

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA


a. Defenisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain
(Harmoko, 2012).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997) keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya
dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
b. Struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri atas:


1. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ayah.
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan ibu.
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari istri.
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari suami.
5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri.

Ciri-ciri struktur keluarga:


1. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi struktur keluarga
menjadi empat elemen, yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma keluarga, dan
kekuatan keluarga.
1. Struktur komunikasi keluarga.

Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional, komunikasi verbal
dan non verbal, komunikasi sirkular. Komunikasi emosional memungkinkan setiap individu
dalam keluarga dapat mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantara
para anggota keluarga. Pada komunikasi verbal anggota keluarga dapat mengungkapkan apa
yang diinginkan melalui kata-kata yang diikuti dengan bahasa non verbal seperti gerakan
tubuh. Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga,
misalnya pada saat istri marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasi kepada istri apa
yang membuat istri marah.
2. Struktur peran keluarga.

Peran masing masing anggaota keluarga baik secara formal maupun informal, model peran
keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.
3. Struktur nilai dan norma keluarga.

Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau bermanfaat bagi
dirinya. Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya terkait.
Norma mengarah kepada nilai yang dianut masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak
kecil. Nilai merupakan prilaku motivasi diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan
pengetahuan. Nilai memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga diri (Susanto,
2012, dikutip dari Delaune, 2002). Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan
yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola prilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga.
4. Struktur kekuatan keluarga

Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain berubah kearah positif. Tipe struktur
kekuatan dalam keluarga antara lain: hak untuk mengontrol seperti orang tua terhadap anak
(legitimate power/outhority), seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli dan lain-
lain (resource or expert power), pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima (reward power), pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya (coercive power),
pengaruh yang dilalui dengan persuasi (informational power), pengaruh yang diberikan
melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual (affective power).
c. 5 Tugas Keluarga

Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:


1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan,
yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
d. Tahap perkembangan keluarga

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga yang
meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya disepanjang waktu.
Tahap perkembangan tersebut disertai dengan fungsi dan tugas perawat pada setiap
tahapan perkembangan.
1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri)
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga
baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan
1) Membina hubungan intim dan memuaskan.
2) membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri dan
keluarga sendiri.
2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).

Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30
bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1. Persiapan menjadi orang tua
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan
merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan
hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).

Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun.
Tugas perkembangan
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).

Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat anak
berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga
keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat
sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.

Tugas perkembangan keluarga.


1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan
untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk
nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya
untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan
1. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak
untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.

6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center family).

Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit
karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak- anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Tahap VIII keluarga usia lanjut

Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal.
Tugas perkembangan
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Melakukan life review.
6. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap
ini.
Pengambilan Keputusan dalam Perawatan Kesehatan Keluarga
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan
dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang di tuakan,
merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan keluarga.
Dasar pegambilan keputusan tersebut adalah :
a. Hak dan Tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
b. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga
c. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau anggota
keluarga yang bermasalah.

Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga antara lain (Suprajitno, 2004)
1. Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:
a. Sandang, Pangan dan papan
b. Hubungan seksual suami istri
c. Reproduksi atau pengembangan keturunan
2. Fungsi ekonomi: Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban menafkahi
keluarganya (istri dan anaknya)
3. Fungsi pendidikan: keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau mediator sosial
budaya bagi anak)
4. Fungsi sosialisasi: Keluarga merupakan penyamaan bagi masyarakat masa depan dan
lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas generasi
yang akan datang
5. Fungsi perlindungan: Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari gangguan,
ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan (fisik, psikologis) para
anggotanya
6. Fungsi rekreasi: Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi kenyamanan,
keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya
7. Fungsi agama (religius): keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak
agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar

Keluarga Kelompok Risiko Tinggi


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama
adalah keluarga-keluarga yang risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut:
Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah
Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri
Kelurga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan
b. Keluarga dengan ibu risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil:
Umur ibu (kurang 16 tahun atau lebih 35 tahun)
Menderita kekurangan gizi atau anemia
Menderita hipertensi
Primipara atau multipara
Riwayat persalinan dengan komplikasi
c. Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena:
Lahir prematur atau BBLR
Lahir dengan cacat bawaan
ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga:
Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
Tidak ada kesesuaiana pendapat antara anggota keluarga dan sering cekcok dan
tegang.
Ada anggota keluarga yang sering sakit.
Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, atau lari meninggalkan keluarga.

Data Yang Akan dikaji lebih Lanjut.


1. Pengkajian tahap I
Data umum:
a. Identitas kepala keluarga (nama, alamat, pekerjaan, pendidikan).
b. Komposisi keluarga (daftar anggota keluarga dan genogram).
c. Tipe keluarga: Tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan
jenis tipe keluarga tersebut.
d. Suku bangsa (etnis): identifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
e. Agama: kaji agama yang dianut serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
f. Status sosial ekonomi: tentukan pendapatan keluarga, serta kebutuhan dan penggunaannya.
g. Aktifitas rekreasi keluarga: rekreasi dirumah (nonton TV, mendengarkan radio), jalan-jalan
ke tempat rekreasi.

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
c. Riwayat penyakit keluarga: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
keluarga, status kesehatan anak (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa
digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

Lingkungan
a. Karakteristik rumah: luas, tipe rumah, jumlah ruang, pemanfaatan rumah, peletakan perabot
rumah tangga, sarana eliminasi (tempat, jenis, jarak dari sumber air), sumber air minum.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW: kebiasaan, lingkungan fisik, nilai, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
d. Mobilitas geografis keluarga: ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
e. Sistem pendukung keluarga: jumlah anggota yang sehat, fasilitas untuk penunjang kesehatan,
fasilitas kesehatan.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap semua anggota keluarga serta interpretasi hasil pemeriksaan fisik
tersebut.
Harapan Keluarga
Keinginan keluarga terhadap perawat keluarga terkait permasalahan kesehatan yang dialami
keluarga.
2. Pengkajian Tahap II
a. Kaji pengetahuan, kemampuan, kemauan keluarga terhadap tugas keluarga
b. Pengkajian terhadap tugas keluarga, apakah ada ketidakmampuan dalam mengenal masalah,
mengambil keputusan, merawat anggota keluarga,memelihara lingkungan dan
ketidakmampuan menggunakan fasilitas kesehatan.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat
yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data, analisis yang memberikan dasar
untuk menetapkan tindakan keperawatan. Hal ini berhubungan dengan adanya masalah dalam
tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur, fungsi keluarga dan koping.
Tipologi atau sifat dari diagnosa keperawatan keluarga adalah aktual, risiko dan sejahtera.
Actual berarti terjadi deficit atau gangguan kesehatan dalam keluarga. Diagnosa keperawatan
keluarga bersifat resiko (ancaman kesehatan) berarti sudah ada data yang menunjang tapi
namun belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan yang kurang bersih atau pola makan
yang tidak adekuat. Diagnosa yang bersifat keadaan sejahtera merupakan suatu keadaan
sejahtera merupakan suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera, sehingga
kesehatan perlu ditingkatkan.
Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang ditentukan oleh
perawat bersama keluarga untuk dilaksanakan. Dalam perencanaan keperawatan keluarga ada
beberapa hal yang harus dilakukan keluarga bersama perawat keluarga yaitu menyusun
tujuan, mengidentifikasi sumber, memilih intervensi dan menyusun prioritas.
1. Menetapkan Prioritas Masalah Keperawatan.

Menetapkan prioritas masalah atau diagnose keperawatan keluarga adalah dengan


menggunakan Skala menyusun prioritas dari Bailon dan Maglaya, 1978:
Skala untuk menentukan prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga (bailon dan Maglaya,
1978):
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala: Aktual 3
Risiko 2 1
Keadaan sejahtera/diagnosis sehat 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala: Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala: Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala: Masalah dirasakan dan harus segera ditangani. 2
Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani. 1 1
Masalah tidak dirasakan 0

Scoring:
a. Tentukan skore untuk setiap criteria.
b. Skore dibagi dengan makna tertinggi dan dikalikan dengan bobot
c. Jumlahkan skore untuk semua kriteria.
2. Menetapkan Tujuan Keperawatan.

Tujuan merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari tindakan
keperawatan yang terdiri dari jangka panjang dan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang adalah target dari kegiatan atau hasil akhir yang diharapkan dari
rangkaian proses penyelesaian masalah keperawatan dan berorientasi pada perubahan prilaku
seperti pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Misalnya: keluarga mampu merawat anggotanya
(Tn.S) yang menjalani TBC Paru.
Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang diharapkan dari setiap akhir kegiatan yang
dilakukan pada waktu tertentu disesuaikan dengan penjabaran jangka panjang. Misalnya:
setelah dilakukan satu kali kunjungan, keluarga mengerti tentang penyakit TBC. Pada tujuan
juga perlu direncanakan evaluasi yang merupakan criteria dan standar tingkat penampilan
sesuai tolak ukur yang ada. Misalnya:
a. Berat badan anak akan naik minimal 1Kg setiap bulan.
b. Setelah kunjungan rumah ibu akan mengunjungi puskesmas minimal 4x selama kehamilan.

Implementasi
Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat.
2. Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan kebutuhan kesehatan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit.
4. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis.
5. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat.
6. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

Contoh Diagnosa keperawatan keluarga:


1. Gangguan parenting pada keluarga X khususnya dalam perawatan anak Y berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam pemenuhan tugas
pertumbuhan dan perkembangan anak remaja.

Tujuan Umum:
setelah dilakukan 5x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
penampilan parenting keluarga optimal dalam perawatan anak remaja.
Tujuan Khusus: 1.
setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mengenal tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja.
Kriteria Evaluasi:
1.1 Kriteria:menyebutkan pengertian tugas perkembangan keluarga pada tahap remaja dengan
bahasa yang sederhana.

Standar: perkembangan keluarga dengan remaja merupakan suatu fase perkembangan


keluarga dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir dengan 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberikan tanggung jawab serta pada tahap sebelumnya.
Rencana Tindakan:
1.1.1 diskusikan dengan keluarga tentang pengertian tugas perkembangan keluarga dengan remaja.
1.1.2 Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali pengertian tugas perkembangan keluarga
dengan remaja.
1.1.3 Beri pujian atas kemampuan keluarga.

1.2 Kriteria: Menjelaskan dua ciri-ciri keluarga dengan remaja

Standar: tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja merupakan tahapan yang paling
sulit, karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab.
Rencana Keperawatan:
1.2.1 diskusikan dengan keluarga tentang cirri-ciri perkembangan keluarga dengan remaja.
1.2.2 Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali ciri-ciri perkembangan keluarga dengan remaja.
1.2.3 Berikan pujian atas kemampuan keluarga.

1.3 Kriteria: Mampu menyebutkan 3 dari 4 tugas perkembangan keluarga dengan remaja.

Standar: Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja: memberikan kebebasan yang
seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah tambah dewasa dan
meningkat otonominya, mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga,
mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari permusuhan dan
kecurigaan, perubahan system aturan tumbuh kembang keluarga.
Rencana Keperawatan:
1.3.1 identifikasi tugas yang sudah dilakukan oleh keluarga pada remaja.
1.3.2 Berikan penjelasan setiap tugas yang sudah dilakukan orang tua pada remaja.
1.3.3 Diskusikan dengan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga dengan remaja.
1.3.4 Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali tugas perkembangan keluarga dengan remaja.
1.3.5 Beri pujian atas kemampuan keluarga.

Tujuan khusus 2:
Setelah dilakukan 1x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mampu mengambil keputusan dalam memfasilitasi perkembangan keluarga dengan
anak remaja.
Kriteria evaluasi:
Kriteria:
2.1 menjelaskan akibat yang terjadi bila keluarga tidak mencegah masalah anak remaja.
Standar: sering muncul konflik antara remaja dan orang tua karena anak menginginkan
kebebasan melakukan aktivitasnya, sementara orangtua mempunyai hak untuk mengontrol
anak.
Rencana Keperawatan:
2.1.1 jelaskan akibat yang bisa terjadi bila keluarga tidak mengambil keputusan untuk mencegah
kenakalan remaja.
2.1.2 Beri kesempatan keluarga bertanya.
2.1.3 Dorong keluarga untuk mengungkapkan kembali penjelasan yang diberikan.
2.1.4 Beri pujian atas kemampuan keluarga.
2.2 Mengambil keputusan yang tepat untuk segera melakukan tindakan pencegahan masalah
anak remaja.

Standar: dalam hal ini orang tua perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari
kecurigaan dan permusuhan sehingga hubungan orang tua dan anak harmonis.
Rencana keperawatan:
2.2.1 gali pendapat keluarga bagaimana cara mencegah masalah pada remaja.
2.2.2 Bimbing dan bantu keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat
2.2.3 Beri kesempatan keluarga memikirkan kembali keputusan yang diambil.
2.2.4 Beri pujian atas keputusan yang diambil.

Tujuan khusus 3:
Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mampu merawat keluarga dengan perkembangan anak remaja.
Kriteria evaluasi:
Kriteria ;
3.1 Mengidentifikasi tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam memenuhi tugas
perkembangan remaja.

Standar: kesibukan dalam pekerjaan sehari-hari mengakibatkan adanya gangguan komunikasi


atau interaksi sosial dalam keluarga.
Rencana keperawatan: konseling
3.1.1 identifikasi bersama keluarga tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam memenuhi
tugas perkembangan remaja.
3.1.2 Jelaskan tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam memenuhi tugas
perkembangan remaja.
3.1.3 Perhatikan respon verbal dan non verbal.
3.1.4 Beri solusi pada orang tua
3.1.5 Kaji ulang kemampuan keluarga tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam
memenuhi tugas.
3.1.6 Beri pujian atas kemampuannya.

3.2 Menyebutkan cara mengatasi peran orang tua yang belum tercapai.

Standar: peran orangtua: memberi waktu luang pada keluarga, meluangkan waktu untuk
berlibur bersama keluarga, membuat jadwal pertemuan rutin keluarga. Memberi keleluasaan
anak untuk menyampaikan pendapat, dan pengambilan keputusan secara demokratis.
Rencana keperawatan: konseling
3.2.1 identifikasi bersama keluarga
3.2.2 jelaskan tentang cara mengatasi peran orang tua yang belum tercapai
3.2.3 perhatikan respon verbal dan non verbal.
3.2.4 Berikan solusi positif bersama dalam memenuhi ntugas peran orang tua terhadap anak
remaja.
3.2.5 Kaji ulang kemampuan keluarga
3.2.6 Beri pujian positif atas kemampuannya.

Tujuan khusus 4:
Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mampu memelihara lingkungan keluarga dengan perkembangan anak remaja.
Kriteria evaluasi:
4.1 Kriteria:menyebutkan lingkungan yang kondusif untuk mendidik anak remaja.

Standar: lingkungan dalam pertumbuhan remaja mencakup dukungan dalam memberikan


perkembangan secara fisik, psikologis, social, dan spiritual.
Rencana keperawatan:
4.1.1 anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi remaja rajin belajar.
4.1.2 Tanyakan perasaan anak remaja saat ini.
4.1.3 Lakukan kunjungan rumah tidak terjadwal
4.1.4 Diskusikan dengan keluarga lingkungan yang kondusif
4.1.5 Identifikasi dengan keluarga lingkungan yang ada kegiatan yang mendukung remaja.
4.1.6 Dorong keluarga untuk menyebutkan kembali penjelasan
4.1.7 Beri pujian atas kemampuan keluarga menjawab pertanyaan yang benar.

Tujuan khusus 5:
Setelah dilakukan 1x kunjungan rumah selama 45 menit setiap kunjungan, diharapkan
keluarga mampu menggunakan pelayanan kesehatan untuk menunjang perkembangan anak
remaja.
5.1 kriteria: menggunakan pelayanan kesehatan dan social dalam menunjang tumbuh kembang
remaja.

Standar: keluarga dapat mendapat bantuan dari pelayanan social seperti LSM ataupun
pelayanan kesehatan seperti puskesmas dalam rangka memenuhi kesehatan reproduksi anak
remaja terkait pertumbuhan dan perkembangan remaja sehingga informasi yang didapat
akurat dan dapat dipertcaya dalam mengambil keputusan.
Rencana keperawatan:
5.1.1 diskusikan jenis fasilitas pelayanan social yang tersedia di lingkungan keluarga
5.1.2 bantu keluarga memilih fasilitas kesehatan social yang sesuai dengan kondisi keluarga
5.1.3 anjurkan keluarga mendapatkan fasilitas pelayanan social sesuai pilihan
5.1.4 berikan pujian positif atas kemajuan keluarga.

Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik dan
harapan keluarga
2. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
3. Media : Format pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik
4. Waktu : perjanjian dengan keluarga
5. Tempat : Rumah keluarga
6. Strategi Pelaksanaan :
Orientasi :
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan kunjungan
Memvalidasi keadaan keluarga
Kerja :
Melakukan pengkajian
Melakukan pemeriksaan fisik ( khususnya bagi anggota keluarga yang beresiko)
Mengidentifikasi masalah kesehatan
Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan keluarga
Terminasi ;
Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
Mengucapkan salam.

DARTAR PUSTAKA
Harmoko. (2012 ). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik asuhan keperawatan
Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
Suharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkurtural.
Jakarta : EGC

Suprajitno, (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai