Patofisiologi Fraktur
Patofisiologi Fraktur
Tulang adalah suatu jaringan dan organ yang terstruktur dengan baik, tulang
terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut dengan korteks dan
bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan dilapisi oleh
periosteum pada bagian luarnya sedangkan yang membatasi tulang dari cavitas
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 1
a. Komponen sel :osteocytus, osteoblastocytus dan osteoclastocytus
fundamentalis.
a. Tulang panjang
Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan
humerus, dimana daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan
dengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan suatu daerah
yang sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit, oleh karena daerah
b. Tulang pendek
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 2
Contoh dari tulang pendek antara lain tulang vertebra dan tulang-tulang
karpal.
c. Tulang pipih
Yang termasuk tulang pipih antara lain tulang iga, tulang skapula dan
tulang pelvis.
organik (35%) meliputi sel-sel tulang serta matriks kolagen dan sisanya adalah
asam hialuronat dan kondroitin asam sulfur; substansi inorganik (45%) meliputi
kalsium (99% dari seluruh kalsium tubuh) dan fosfor (90% dari seluruh fosfor
tubuh) serta sisanya adalah magnesium, sodium, hidroksil, karbonat dan fluorida;
air (20%). Sementara enzim tulang adalh alkali fosfatase yang diprouksi oleh
Fraktur adalah terputusnya atau hilangnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan dan vaskularisasi disekitarnya karena adanya trauma baik yang
adekuat maupun yang tidak adekuat atau karena danya kelainan yang bersifat
patologis.
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 3
1. Klasifikasi etiologi
Fraktur stres, terjadi akibat trauma yang terus menerus pada suatu tempat
tertentu.
2. Klasifikasi klinis
hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak,
terbagi atas :
minimal.
fragmen jelas.
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 4
Fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya malunion, delayed
3. Klasifikasi Radiologi
Menurut lokalisasi
a. Diafisial
b. Metafisial
c. Intra-artikuler
Menurut konfigurasi
a. Fraktur transversal
Suatu fraktur komplit yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu
tulang.
b. Fraktur oblik
c. Fraktur spiral
d. Fraktur kupu-kupu
e. Fraktur komunitif
f. Fraktur segmental
g. Fraktur depresi
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 5
Menurut ekstensi
a. Fraktur total
II.4 Patofisiologi
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 6
Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana trauma
yang mengenai tulang, arah dan kekuatan), intrinsik (meliputi kapasitas tulang
lain trauma (langsung dan tidak langsung), akibat keadaan patologi serta secara
spontan. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi
fraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung terjadi apabila trauma
dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, pada keadaan ini
biasanya jaringan lunak tetap utuh. Tekanan pada tulang dapat berupa teknan
terjadi di dalam tulang. Akibat trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma,
kekuatan dan arahnya. Sementara fraktur spontan terjadi akibat stress tulang yang
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 7
Hal yang tak kalah pentingnya adalah proses penyembuhan fraktur, yang mana
merupakan proses biologis yang menakjubkan. Tidak seperti jaringan lain, tulang
yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut. Proses penyembuhan
fraktur (tulang kortikal pada tulang panjang) terdiri atas lima fase, yaitu :
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 8
1. Fase hematoma (dalam waktu 24 jam timbul perdarahan)
Apabila terjadi fraktur maka pembuluh darah kecil yang melewati kanalikuli
dalam sistem harvesian mengalami robekan pada daerah fraktur dan akan
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 9
robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat terjadi
terletak eberapa milimeter daridaerah fraktur akan kehilangan darah dan mati,
yang akan menimbulkan suatu daerah cicin avaskuler tulang yang mati pada
cepat melebihi sifat tumor ganas. Jaringan seluler tidak terbentuk dari
minggu kalus dari fraktur akan membentuk satu massa yang meliputi jaringan
dasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuk
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 10
dan perlekatan polisakarida oleh garam-garam kalsium membentuk tulang-
tulang yang imatur. Bentuk tulang ini disebut woven bone (merupakan
bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan diubah menjadi
tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadi struktur
Perlahan perlahan terjadi resorbsi secara osteoklastik dan tetap terjadi proses
intermediet berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem haversian
dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk membentuk ruang
sum-sum.
panjang atau tulang-tulang pendek terjadi secara cepat karena beberapa faktor,
yaitu : adanya vaskularisasi yang cukup, terdapat permukaan yang lebih luas,
berlokalisasi pada metafisis tulang panjang, tulang pendek serta tulang pipih
diliputi oleh korteks yang tipis. Penyembuhan fraktur pada daerah tulang
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 11
berproliferasi membentuk woven bone primer di dalam daerah fraktur yang
fraktur.
rawan hialin ternyata mempunyai terbatas dalam regenerasi. Pada fraktur intra-
artikuler penyembuhan tidak terjadi pada tulang rawan hialin tetapi terbentuk
melalui fibrokartilago.
imobilisasi.
Gerakan minimal pada ujung pecahan patah tulang di tengah otot dan di
dalam lingkaran kulit dalam gips, yang misalnya disebabkan oleh latihan
perkembangan kalus. Hal ini berlaku nutuk atah tulang yang ditangani gips
maupun traksi.
2. Infeksi
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 12
3. Ruang diantara kedua fragmen serta Interposisi oleh jaringan lunak
Interposisi jaringan seperti otot atau tendo antara kedua fragmen patah tulang
6. Kehilangan tulang
8. Keganasan lokal
penyembuhan biasanya tanpa komplikasi akan tetapi bila salah astu sisi
menghambat penyembuhannya.
12. Fraktur intra artikuler (cairan sinovial mengandung fibrolisin, yang akan
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 13
Waktu penyembuhan tulang pada anak-anak jauh lebih cepat daripada
dengan proses remodeling tulang pada bayi sangat aktif dan makin
steroid anabolic
Vertebra 12 mgg
Komplikasi yang terjadi setelah fraktur menurut waktu yang disesuaikan dengan
lokalisasi dibagi menjadi tiga yaitu komplikasi segera, komplikasi awak dan
komplikasi lanjut.
1. Komplikasi umum
Syok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri, koagulopati diffus dan
dapat terjadi dalam 24 jam pertama pasca trauma dan beberapa hari atau
2. Komplikasi lokal
a. Komplikasi Dini
sering terjadi pada fraktur terbuka atau pasca operasi yang melibatkan
degenerasi.
- Lepuh, kulit yang melepuh adalah akibat dari elevasi kulit superficial
karena edema. Terapinya adaah dengan menutup kasa steril kering dan
oleh karena itu perlu diberikan bantalan yang tebal pada daerah-daerah
yang menonjol.
Pada otot
terganggu. Hal ini terjadi karena serabut otot yang robek melekat pada
serabut yang utuh, kapsul sendi dan tulang. Kehancuran otot akibat trauma
dan terjepit dalam waktu yang cukup lama akan menimbulkan hal yang
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 16
Pada pembuluh darah
Pada jaringan distal dari lesi akan mengalami iskemi bahkan nekrosis.
trombus. Pada pembuluh vena yang putus perlu dilakukan repair untuk
Sindroma kompartemen
Terjadi akibat tekanan intra kompartemen otot pada tungkai atas maupun
Fenomena ini disebut ischemi volkmann. Ini dapat terjadi pula pada
Paralisis.
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 17
Pada saraf
identifikasi nervus.
b. Komplikasi Lanjut
Pada tulang dapat berupa malunion, delayed union ataun non union. Pada
Delayed union
ujung fraktur
Non union
sebagai kapsul sendi beserta ronga cairan yang berisi cairan, proses
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 18
Beberapa faktor yang menimbulkan non union seperti disrupsi
Mal union
Osteomielitis
otot.
Kekakuan sendi
Mega Prawithasari
Lubis_Patofisiologi Fraktur | 19