I. DEFINISI
dari 200 orang atau 1 dari 300 orang di Eropa pada jaman dahulu, para klinisi
berpendapat bahwa ini merupakan penyakit yang jarang. Diagnosisnya sulit untuk
dipahami karena gejala yang muncul tidaklah spesifik (Paul c adam, 2003).
Menurut data statistik banyak ditemukan pada kaum pria daripada wanita
Spelberg. 20 : 1. Pada wanita timbulnya penyakit ini pada usia lebih lanjut
terutama setelah menopause. Hal ini mungkin karena pada kaum pria mempunyai
intake yang jauh lebih tinggi dan besi tidak dapat melepaskan dir setelah
absorbsi, sedang pada kaum wanita besi yang telah diserap dapat dikeluarkan
Trosseaus adalah orang yang pertama kali mengangkat kasus ini pada
sebuah literature patologi Perancis pada tahun 1865. Reclinhhausen pada tahun
yang berarti suatu penyakit yang berasal akibat adanya kelainan darah sehingga
besi pada organ-organ. Pada tahun 1960 ada pendapat kontroversi yang
penyakit kelainan nutrisional akibat alkohol. Pada tahun 1976 Simon dan
kromosom 6, hal ini menunjukkan adanya pengaruh genetik pada penyakit ini
membuka pemandangan mengenai penyakit ini dan strategi diagnosis yang baru.
Persoalan mendasar yang muncul saat ini terutama adalah apakah penyakit ini
ferritin, biopsi hepar, konentrasi besi pada hepar atau pemindahan besi dengan
Eropa ini berhubungan dengan adana mutasi C282Y pada gen HFE dan
genetik pada penyakit ini maka banyak orang mengkombinasikan kriteria fenotip
dan genotip untuk menegakkan diagnosis penyakit ini, ini sangat penting
II. KLASIFIKASI
1. Hemochromatosis idiopatik
hemosiderin di hati, pancreas, kulit dan berbagai organ, akibatnya akan terjadi
gejala-gejala atau keluhan sekitar usia 45-55 tahun. Kaum pria lebih banyak
2. Hemochromatosis eksogen
karena itu sering disebut pula transfusion hemosiderosis. Dapat dijumpai pada
semua umur, umumnya ditemukan sama baik pada kaum pria maupun wanita.
Didapatkan penimbunan besi di dalam hati, pancreas dan kulit. Tapi juga
ditemukan penimbunan di limpa dan ginjal, bahkan lebih banyak daripada tempat
organ.
Ditemukan penimbunan zat besi dari jaringan pada beberapa organ, tapi
tidak timbul kerusakan pada jaringan tersebut. Ditemukan pada usia dibawah 40
tahun. Kaum pria ditemukan sama dengan kaum wanita. Banyak dijumpai pada
bangsa Afrika Selatan yang makanan pokoknya banak mengandung zat besi. Rata-
rata intake setiap harinya 200 mg. Sebagai akibat defisiensi nutrisi akan
berhubungan dengan HLA dan secara genetik diartikan sebagai suatu peningkatan
absorbsi besi pada usus. Istilah lama yaitu primer atau idiopathic
hemochromatosis harus tidak lagi digunakan sebab telah jelas bahwa ini adalah
suatu kelainan turunan. Ini dipikirkan bahwa kelainan genetik primer pada
beberapa aspek terletak pada transport besi pada usus, tapi satu sudut pandang
alternative lain adalah mungkin terjadi suatu kelainan pada metabolisme besi pada
reticuloendothelial. Dan sebaliknya, ada dua teori tidak dapat dipisahkan sebab
keduanya dapat disebabkan oleh adanya abnormalitas protein yang sama, hal ni
memacu peningkatan absorbsi besi oleh usus dengan tempat predisposisi utama di
sel parenchymal. Hati adalah penerima terpenting dari mayoritas besi yang
dengan penyakit hati, pasien dengan intake besi tinggi, dan yang paling jarang
adalah kondisi atransferrinemia sejak lahir. Baik HHC dan berbagai macam
kelebihan besi sekunder harus dibedakan dengan yang mana, yaitu iatrogenic dan
terjadi suatu stimulus absorbsi besi yang berlebihan disamping itu individu
tersebut juga mendapat besi dari transfusi RBC. Suatu sindrom kelebihan besi
pada neonatal telah terurai dan tampak berbeda dari klasifikasi saebelumnya. Pada
dengan istilah African Iron Overload atau apa yang disebut dengan Bantu
diperburuk dengan ingesti besi dalam jumlah besar pada bir yang bimasak ataun
Faktor resiko antara lain ras (Caucasoid dan bangsa eropa), riwayat penyakit
arthritis keluarga dan riwayat penyakit hati pada keluarga. Faktor Penyebab antara
III. PATOFISIOLOGI
Mekanisme patofisiologi dari HHC dapat digolongkan pada tiga area utama
yang berasal dari makanan, dan (3 ) pemahaman mengenai pengaruh besi terhadap
hemokromatosis genetic pertama kali disinggung oleh Sheldon pada tahun 1935
akan tetapi studi penelitian pertama yang dibuktikan akan adanya deasar genetic
adanya hubungan erat dengan HLA-A pada kromosom 6. Kemudian banyak studi
studi besi serum dan penyimpanan besi pada jaringan serta studi pengelompokan
HLA yang telah digunakan sebagai tes pengganti genetic yang telah
gen HFE, yang mana akan menghasilkan tingkatan atau derajat akumulasi besi
besi dapat mempengaruhi absorbsi besi, adanya mekanisme kehilangan darah dari
patologis (ex: perdarahan GIT), dan donor darah. Pengelompokan HLA hanya
berguna dalam penelitian asal-usul dan tidak dapat digunakan pada individual,
memiliki HLA-3 positif sedangkan pada individu normal 25-30 % memiliki HLA-
3 positif. Frekuensi positif palsu dan negatif palsunya sangat tinggi saat ini
regulasi hemostasis besi belum diketahui secara pasti, hal ini menjadi antisipasi
bahwa terapi gen tdak akan sesuai untuk pasien dengan HHC yang telah
didiagnosis dini, treatment dengan phlebotomy jauh lebih simpel, tidak mahal dan
lebih efektif.
2) Absorbsi besi pada usus, absorbsi besi intestinal meliputi 3 fase yaitu
mekanisme intraseluler dan biokimia dari absorbsi besi pada keadaan normal
belum diketahui secara pasti tetapi telah disimpulkan bahwa pasien dengan HHC
kontrol atau orang normal. Pada orang normal absorbsi besi harian besi adalah 1-2
mg, sementara pada HHC absorbsi besi harian mencapai 3-6 mg perhari. Maclaren
dan temam-teman membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara uptake mukosa
pan penyimpanan besi pada absorbsi intestinal pada HHC maupun kontrol.
Bagaimanapun, ada peningkatan signifikan fase transfer serosal, hal ini terjadi
kemungkinan akibat terjadi defek atau kelainan pada protein yang meregulasi
transferin dan juga meningkatkan transferin yang berikatan dengan besi yang
mana akan dibawa ke hepar dan secara effisien akan diolah oleh hepatosit.
Observasi lain pada pasien dengan HHC adalah adanya kelebihan deposit besi
yang sebagian besar ditemukan pada sel-sl parenkim dengan jumlah besi yang
sedikit didalam sel-selnya yaitu pada retikuloendhotelial sistem. Hal ini berbeda
pada African iron overload, yang mana besi ditemukan pada keduanya yaitu sel-
sel parenkim dan sel-sel retikuloendhotelial (Paul C Adam, 2003). Observasi ini
adalah itu terkait dari kerusakan hati akibat kelebihan besi. Di pasien dengan
HHC, hepatic fibrosis dan sirosis adalah patologi terpenting yang ditemukan. Pada
percobaan kelebihan besi pada hepar, besi yang tergantung lipid peroxidation
telah diidentifikasi pada sejumlah studi dan membran fungsi dari mitochondria
studi. Satu hipotesis adalah bahwa peroxidation lipid yang mempengaruhi besi
yang mana ini mentransformasikan faktor pertumbuhan, yang pada gilirannya ini
banyak, hal ini mengarahkan ke patologi dari fibrosis. Pembahasan dari besi
mempengaruhi kerusakan jaringan di organ selain dari hati, seperti itu jantung,
Pada 1990, banyak pasien dengan HHC datang ke Rumah Sakit tanpa ada
teridentifikasi melalui studi skrinning keluarga atau dengan studi besi serum pada
skrinning rutin biokimia darah. Meskipun Begitu, ini penting untuk mengetahui
manifestasi klinis khas yang muncul ketika pasien datang dengan gejala penyakit.
Kebanyakan pasien dengan gejala HHC muncul pada usia adalah 40 ke 50 tahun
umur pada saat terdeteksi. Meskipun gen yang mengalami kelainan terdistribusi
sama antara laki-laki dan perempuan, tapi pada beberapa laporan telah
dengan rasio 8:1 hingga 2:1. Dengan demikian, frekuensi dari HHC pada
ekspresi fenotip. Ketika pasien datang dengan gejala, paling sering dikeluhkan
adalah kelemahan dan kelelahan, sakit perut, kehilangan gairah sexual atau
pada mayoritas pasien, splenomegali, dan komplikasi lain dari penyakit hati,
ini. Munculnya kerusakan organ dan gejala biasanya berhubungan dengan derajat
ginjal secara khas normal. Akibat endokrin lain dapat dilihat sebagai hasil
yang paling khas adanya perubahanan pada sendi kedua dan ketiga
terjadi. Gejala arthritis pada HHC secara khas tidak membaik dengan phlebotomy.
diskolorisasi warna bronz akibat adanya dominasi dari pigmen melanin atau
pigmentasi abu-abu akibat adanya deposisi besi pada lapisan basal epidermis.
V. DIAGNOSIS
Hal yang perlu diketahui dalam menegakkan diagnosis HHC pertama kali
ditemukan pada hasil tes laboratorium dan kemudian melakukan tes besi serum
dan biopsi pada hepar. Pada pasien tersebut gejala yang berkembang berhubungan
dengan HHC, paling umum adalah lelah, rasa tidak enak badan, nyeri abdomen
pada kuadran kanan atas, dan arthropathy, dan gejala yang jarang adalah gejala
penyakit hati kronis,diabetes, dan penyakit jantung kongestif. Banyak dari gejala
diagnosis HHC sering tidak dipertimbangkan ketika gejala muncul pertama kali
pada pasien. Sekarang ini, cara paling umum pada dengan HHC adalah dengan
skrinning biokimia darah secara rutin sebagai satu bagian dari rutin pemeliharaan
dan kadar besi yang terikat (TIBC) beserta satu kalkulasi saturasi transferin
Uji besi serum, TIBC atau tfansferrin, dengan kalkulasi saturasi transferrin,
seiring dengan itu level atau kadar serum ferritin harus diperoleh pada kondisi
puasa. Lebih dari 50% pasien mengalami peningkatan perlahan kadar besi serum
setelah makan, dan dengan demikian jika sampel darah tidak diambil saat puasa,
penyimpanan besi. Selain terdapat peningkatan kadar besi serum setelah makan
pagi ternyata juga dijumpai adanya variasi konsentrasi besi pada siang hari.
untuk mendiagnosis HHC maka pasien harus dilakukan pemeriksaan kadar besi
serum pada pagi hari. Saturasi Transferrin adalah tes yang lebih sensitif dan
nekrosis dan inflamasi hati (misalnya., hepatitis virus kronis, penyakit hati
dengan individu sehat yaitu 93% sensitif untuk HHC. Dan Sebaliknya, pada orang
yang berusia lebih dari 35 tahun kombinasi dari kadar normal ferritin meningkat
dan saturasi transferrin normal punya keakuratan bersifat prediksi negatif 97%,
Biopsi hepar atau hati harus dilaksanakan untuk menegakkan diagnosa dan untuk
diobati dengan terapi phlebotomy daripada biopsi hati. Ini adalah tidak sesuai,
karena meskipun biopsi hati adalah satu pemeriksaan invasif,namun ini aman
diagnosa pasti dan menilai derajat kerusakan hepar. Tes yang paling pasti siap
dan lokalisasi dari besi penyimpanan. penyimpanan besi secara khas ditemukan
distribusi periportal di hepatocit dengan kecil atau tidak ada besi pada sel Kupffer.
Di pasien dengan konsentrasi besi hepar yang tinggi, distribusi besi menjadi
panlobular dan penyimpanan besi dapat dilihat di sel Kupffer dan sel saluran
empedu. Grade 1 dan 2 perls prusia blue dapat dilihat di hati normal, sedangkan
grade 3 pewarnaan besi dapat dilihat di sirosis alkoholik dimana ini berkorelasi
ke 4 pewarnaan besi dilihat di HHC. Secara khas, pasien HHC yang bergejala
akan kadar mungkin 30,000 µg / g atau lebih tinggi (normal< 1500 µg / g). Pada
HHC yang tidak berkomplikasi, fibrosis dan sirosis biasanya tidak terlihat hingga
konsentrasi besi hepar melebihi 20,000 µg / g. Pada pasien dengan HHC diatas
dan pasien dengan beberapa bentuk lain penyakit hati kronis, penyakit hati
alkoholik atau penyakit hati karena virus kronis (paul c adam, 2003).
VI. TREATMENT
1. Venaseksi
sebanyak 500 mL. Proses ini dimulai jika HB >10 mg/dL. Serum ferritin level
dimonitor tiap 3 bulan. Venaseksi dilakukan sampai kadar ferritin serum menekati
50 μg/L. Pada orang muda dapat dilakukan sebanyak 2x/minggu, sedangkan pada
orang yang lebih tua dapat dilakukan 1x/minggu. Durasi terapi tergantung usia
pasien dan kadar besi sejak awal didiagnosis. Terapi mingguan berlangsung paling
lama 3 tahun pada laki-laki dewasa, dan beberapa bulan pada wanita muda. Untuk
maintenance maka dapat ilakukan terapi ini 3-4x pertahun atau tergantung dari
pemeriksaan ferritin level, atau dengan rajin melakukan pemeriksaan ferritin level
tiap tahun dan memulai terapi saat kondisi ini mulai abnormal.
menggunakan kelasi besi oral deferiprone yang telah dilakukan pada thalasemia.
3. Transplantasi hepar
hepar.
VI. Komplikasi :
Hemosiderin deposition
Atrial fibrillation
Hyperpigmentation
Splenomegaly
Arthropathy
Hepatomegaly
Cardiomyopathy
Ascites
Alopecia
Hepatic failure
Osteoporosis
Gynaecomastia
Hypopituitarism
Brain failure
Hepatocellular jaundice
Dizzyness
Diabetes mellitus type 2
Hypogonadotrophic hypogonadism
Pyrophosphate arthropathy
Haemosiderosis
Cirrhosis of liver
Peripheral neuropathy
Male infertility
Abdominal pain
Myocarditis
VII. PROGNOSIS
Sirosis hepar adalah faktor utama yang mempengaruhi angka harapan hidup,
pada orang yang telah terserang sirosis hepar 5,5 kali beresiko mengalami