Anda di halaman 1dari 29

Lembar Asistensi

MUHAMMAD GHARUTHA - 13412016 1


Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

LAPORAN TAHAP SATU-GT


PERANCANGAN TATAAK
LET
FASILITAS PABRIK
PT. KERETA KAYU MAINAN

Ace of Spade Consulting Group (ASCG)


2016

MUHAMMAD GHARUTHA - 13412016 2


i
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Daftar Isi

Lembar Asistensi......................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
Daftar Tabel............................................................................................................... iv
Daftar Gambar......................................................................................................... viii
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................................ 1
Bab 2 Dasar Teori....................................................................................................... 3
2.1 Group Technology.......................................................................................... 3
2.2 Algoritma Rank Order Clustering (ROC).........................................................4
2.3 Algoritma Row and Coloumn Masking (R&CM)...............................................5
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
2.4 Algoritma Modified Spanning Tree (MST).......................................................6
2.5 Flow Chart Pengolahan Data..........................................................................8
Bab 3 Pengolahan Data.............................................................................................. 9
3.1 Data Awal....................................................................................................... 9
3.2 Pembuatan Routing Sheet...........................................................................12
3.2.1 Routing Sheet Assembly........................................................................12
3.2.2 Routing Sheet Fabrikasi dan Pre-Fabrikasi.............................................15
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
3.3 Perhitungan Utilitas Mesin........................................................................... 19
3.4 Pengelompokan Proses Pembuatan Komponen............................................21
3.4.1 Algoritma ROC....................................................................................... 22
3.4.2 Algoritma R&CM.................................................................................... 27
3.5 Penyusunan Formasi Sel.............................................................................. 29
3.6 Penentuan Tata Letak Mesin dalam Setiap Sel (v)........................................38
3.7 Penentuan Luas Lantai Produksi, Gudang dan Warehouse...........................41
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
3.7.1 Lantai Produksi...................................................................................... 41
3.7.2 GBBU..................................................................................................... 47
3.7.3 GBBP...................................................................................................... 52
3.7.4 Warehouse............................................................................................. 57
3.8 Pembuatan Layout....................................................................................... 63
Bab 4 Analisis........................................................................................................... 69
4.1 Analisis Penentuan Jumlah Mesin di GT........................................................69
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
4.2 Analisis Metode Pengelompokan Part...........................................................72
4.3 Analisis Penyusunan Formasi Sel.................................................................73
4.4 Analisis Penyusunan Tata Letak Mesin dalam Sel dan Urutan Mesin yang
Diperoleh dari MST (v) tambahin ppst 3 modul 3...............................................75
4.5 Analisis Penentuan Luas Warehouse dengan Penentuan Rack Design.........76
4.6 Analisis Keterkaitan Antar Modul (v)............................................................77
Bab 5 Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 79
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 79
5.2 Saran........................................................................................................... 81
5.2.1 Saran untuk Asisten............................................................................... 81
5.2.2 Saran untuk Praktikum..........................................................................81
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 82
Lampiran.................................................................................................................. 83
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-

Daftar Tabel
Tabel 1 Data demand dan nilai availibilitas serta efisiensi mesin...............................9
Tabel 2 Dimensi mesin produksi................................................................................. 9
Tabel 3 Dimensi raw material produksi.......................................................................9
Tabel 4 Dimensi komponen-komponen penyusun produk.........................................10
Tabel 5 Waktu Setup mesin-mesin poduksi...............................................................12
Tabel 6 Potongan tabel routing sheet assembly engine............................................12
Tabel 7 Routing sheet assembly...............................................................................14
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 8 Potongan routing sheet fabrikasi..................................................................15
Tabel 9 Potongan routing sheet prefabrikasi.............................................................15
Tabel 10 Kebutuhan RL Fabrikasi.............................................................................. 18
Tabel 11 Kebutuhan RL Prefabrikasi..........................................................................18
Tabel 12 Potongan routing sheet fabrikasi................................................................19
Tabel 13 Perhitungan utilitas mesin per operasi.......................................................19
Tabel 14 (lanjutan) perhitungan utilitas mesin fabrikasi...........................................20
Tabel 15 (lanjutan) Perhitungan utilitas mesin pre-fabrikasi.....................................20
Tabel 16 Perhitungan total utilitas mesin pre-fabrikasi.............................................20
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 17 Perhitungan total utilitas meisn fabrikasi...................................................20
Tabel 18 Jumlah mesin yang dibutuhkan proses pre-fabrikasi..................................21
Tabel 19 Jumlah mesin yang dibutuhkan proses fabrikasi........................................21
Tabel 20 Rekapitulasi utilitas mesin dan kebutuhan mesin.......................................21
Tabel 21 Part-Machine Matrix....................................................................................22
Tabel 22 Bobot biner kolom...................................................................................... 22
Tabel 23 Nilai ekuivalen desimal bobot baris............................................................23
Tabel 24 Pengurutan baris........................................................................................ 23
Tabel 25 Bobot biner................................................................................................. 24
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 26 Nilai ekuivalen desimal bobot kolom..........................................................25
Tabel 27 Pengurutan baris........................................................................................ 25
Tabel 28 Hasil algoritma ROC................................................................................... 26
Tabel 29 Tahap 1 algoritma R&CM............................................................................27
Tabel 30 Tahap 2 algoritma RCM............................................................................... 27
Tabel 31 Hasil algoritma RCM................................................................................... 28
Tabel 32 Penyusunan formasi sel..............................................................................29
Tabel 33 Contoh mesin dipecah................................................................................30
Tabel 34 Sel 1........................................................................................................... 30
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 35 Sel 1A......................................................................................................... 30
Tabel 36 Sel 1B......................................................................................................... 30
Tabel 37 Sel 2........................................................................................................... 31
Tabel 38 Sel 3........................................................................................................... 31
Tabel 39 Sel 3A......................................................................................................... 31
Tabel 40 Sel 3B......................................................................................................... 31
Tabel 41 Sel 4........................................................................................................... 32
Tabel 42 Sel 5........................................................................................................... 32
Tabel 43 Sel 6........................................................................................................... 32
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 44 Sel 7........................................................................................................... 33
Tabel 45 Sel 7A......................................................................................................... 33
Tabel 46 Sel 7B......................................................................................................... 33
Tabel 47 Sel 7C......................................................................................................... 34
Tabel 48 Sel 7D......................................................................................................... 34
Tabel 49 Sel 7E......................................................................................................... 34
Tabel 50 Sel 7F......................................................................................................... 34
Tabel 51 Sel 7G......................................................................................................... 35
Tabel 52 Sel 8........................................................................................................... 35
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 53 Sel 8A......................................................................................................... 35
Tabel 54 Sel 8B......................................................................................................... 36
Tabel 55 Sel 8C......................................................................................................... 36
Tabel 56 Sel 8D......................................................................................................... 36
Tabel 57 Sel 8E......................................................................................................... 36
Tabel 58 Sel 8F......................................................................................................... 37
Tabel 59 Jumlah mesin.............................................................................................. 37
Tabel 60 Data mesin pada salah satu sel (1A)..........................................................38
Tabel 61 Potongan tabel pre-fabrikasi RL 3/4"..........................................................38
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 62 Matriks berat asimetri................................................................................39
Tabel 63 Matriks berat simetri.................................................................................. 39
Tabel 64 Matriks jarak............................................................................................... 39
Tabel 65 Matriks adjacency score............................................................................. 40
Tabel 66 Iterasi 1 matriks adjacency score...............................................................40
Tabel 67 Iterasi 2 matriks adjacency score...............................................................41
Tabel 68 Form tabel ukuran material tiap proses......................................................42
Tabel 69 Data awal tabel ukuran material tiap proses..............................................42
Tabel 70 Proses pengolahan data input ukuran material tiap proses........................42
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 71 Proses pengolahan data output tabel ukuran material tiap proses............43
Tabel 72 Perubahan dimensi akibat proses produksi................................................43
Tabel 73 Potongan tabel ukuran material tiap proses proses pra-fabrikasi RL 0.25" 43
Tabel 74 Hubungan input-output proses pre-fabrikasi dan fabrikasi.........................44
Tabel 75 Form penentuan luas lantai produksi.........................................................44
Tabel 76 Data mesin dan jumah mesin pada sel 1A.................................................44
Tabel 77 Data ukuran mesin sel 1A..........................................................................45
Tabel 78 Incoming dan Outgoing Allowance.............................................................45
Tabel 79 Allowance pekerja dan maintenance..........................................................46
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 80 Luas tiap-tiap kelompok mesin sel 1A........................................................46
Tabel 81 Total luas mesin sel 1A............................................................................... 47
Tabel 82 Dimensi raw material RL 0.25"...................................................................48
Tabel 83 Potongan routing sheet pre-fabrikasi RL 0.25"...........................................48
Tabel 84 Penentuan kebutuhan RL per hari..............................................................49
Tabel 85 Penentuan kebutuhan RL per minggu........................................................49
Tabel 86 Penentuan jumlah RL per tumpukan..........................................................49
Tabel 87 Penentuan jumlah tumpukan.....................................................................50
Tabel 88 Penentuan luas lantai.................................................................................50
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 89 Rekapitulasi luas gudang bahan baku utama.............................................51
Tabel 90 Potongan routing sheet assembly engine...................................................52
Tabel 91 Penggunaan sand paper pada assembly....................................................52
Tabel 92 Perhitungan proporsi.................................................................................. 53
Tabel 93 Perhitungan jumlah pemakaian bahan baku pembantu.............................53
Tabel 94 Penentuan luas gudang bahan baku pembantu (1)....................................54
Tabel 95 Penentuan luas gudang bahan baku pembantu (2)....................................54
Tabel 96 Penentuan luas gudang bahan baku pembantu (3)...................................54
Tabel 97 Penentuan luas gudang bahan baku pembantu (4)...................................55
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 98 Penentuan luas gudang bahan baku pembantu (5)...................................55
Tabel 99 Penentuan jumlah box untuk TT1 (1)..........................................................57
Tabel 100 Penentuan jumlah box untuk TT1 (2).......................................................58
Tabel 101 Penentuan jumlah box untuk TT1 (3).......................................................58
Tabel 102 Penentuan jumlah box untuk TT1 (4)........................................................58
Tabel 103 Penentuan jumlah pallet TT2/TT3 (1)........................................................59
Tabel 104 Penentuan jumlah pallet TT2/TT3 (2).......................................................59
Tabel 105 Penentuan jumlah pallet TT2/TT3 (3)........................................................60
Tabel 106 Penentuan jumlah pallet TT2/TT3 (4).......................................................60
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 107 Paremeter warehouse...............................................................................62
Tabel 108 Luas gudang............................................................................................. 63
Tabel 109 Luas receiving.......................................................................................... 63
Tabel 110 Luas shipping........................................................................................... 63
Tabel 111 Data mesin............................................................................................... 64
Tabel 112 Kebutuhan mesin berdasarkan routing sheet...........................................69
Tabel 113 Kebutuhan mesin berdasarkan formulasi sel............................................69
Tabel 114 Sel 1......................................................................................................... 70
Tabel 115 Sel 1A....................................................................................................... 71
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Tabel 116 Sel 1B....................................................................................................... 71
Tabel 117 Perbandinga ROC dan RC&M....................................................................72
Tabel 118 familit component.................................................................................... 73
Tabel 119 Tabel hubungan input output tiap modul..................................................78
Tabel 120 Metode 1 penentuan jumlah mesin produksi............................................79
Tabel 121 Metode 2 dan 3 penentuan jumlah mesin produksi..................................80
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-

Daftar Gambar

Gambar 1 Perbandingan produk, proses dan Group Technology Layout.....................3


Gambar 2 Group Technology Layout...........................................................................4
Gambar 3 Flowchart pengolahan data.......................................................................8
Gambar 4 Hasil iterasi satu algoritma MST untuk sel 1A..........................................40
Gambar 5 Hasil iterasi 2 algoritma MST sel 1A.........................................................41
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Gambar 6 Iterasi final algoritmas MST sel 1A...........................................................41
Gambar 7 rancangan warehouse tanpa allowance...................................................60
Gambar 8 alternatif 1 warehouse............................................................................. 61
Gambar 9 alternatif 2 warehouse............................................................................. 61
Gambar 10 Alterntaif 3 warehouse...........................................................................62
Gambar 11 Iterasi final MST sel 1A...........................................................................64
Gambar 12 Layout sel 1A......................................................................................... 64
Gambar 13 Alternatif warehouse terpilih..................................................................65
Gambar 14 Layout warehouse.................................................................................. 65
Ace of Spade Consulting Group
Jalan Tubagus Ismail 15 No. 16A
Bandung Jawa Barat Kelompok
21 13413022 13413026

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi memainkan peran yang cukup krusial
dalam pertumbuhan sebuah industri. Contoh konkret peran teknologi dalam
dunia industri masa kini adalah adanya perubahan cara memproduksi suatu
produk yang semakin cepat dan tepat guna. Salah satu industri yang terkena
dampak positif dari perkembangan teknologi adalah industri manufaktur. Pada
industri manufaktur, terdapat sebuah konsep yang bernama Group Technology.
Group Technology itu sendiri merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap waktu produksi yang harus dipersingkat.
Caranya, dengan membagi stasiun kerja pada suatu lantai produksi dengan
memanfaatkan sifat kemiripan pemrosesan dari produk-produk yang akan
dihasilkan.

Agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain, PT. Kereta Kayu Mainan yang
bergerak dalam sebuah industri manufaktur sedang berusaha menerapkan
aspek teknologi dalam sistem produksi mereka dengan mengaplikasikan konsep
Group Technology. Hal ini dilakukan karena konsep ini dapat meminimumkan
waktu produksi, mengingat permintaan akan produk yang cukup tinggi. Untuk
mengaplikasikannya, PT. Kereta Kayu Mainan meminta Ace of Spades Consulting
Group untuk melakukan perhitungan dengan konsep tersebut, hingga didapat
menentukan luas lantai pabrik yang akan dibangun.

Pada kasus ini, konsep Group Technology akan membagi-bagi stasiun kerja
berdasarkan kelompok / famili komponen yang sama. Pembagian kelompok /
famili dikerjakan berdasarkan pengerjaan pada mesin-mesin yang sama. Secara
umum, proses yang ada di lantai produksi terbagi menjadi proses prefabrikasi,
fabrikasi, serta assembly untuk seluruh komponen. Bedanya, akan dilakukan
pembagian stasiun kerja berdasarkan teori algoritma pembagian mesin pada
proses prefabrikasi dan fabrikasi. Sementara untuk proses assembly, akan
membagi stasiun kerja dengan konsep lini perakitan. Keseluruhan proses
produksi akan bermuara kepada terciptanya tiga produk yang dinamakan toy
train (TT), yaitu TT1, TT2, dan TT3. Perbedaannya, produk akhir TT1 akan berupa
assembly utuh sementara TT2 dan TT3 berupa part-part yang belum di-
Gambar 15 Layout GBBU.......................................................................................... 66
Gambar 16 Layout GBBP.......................................................................................... 67
Gambar 17 Layout maintenance.............................................................................. 67
Gambar 18 Iterasi final algoritma MST sel 1A..........................................................75
Gambar 19 Layout 1A............................................................................................... 76
Gambar 20 Parameter penentuan alterntaif warehouse...........................................77
Gambar 21 Keterkaitan antar modul........................................................................78
Gambar 22 Sel 1A.................................................................................................... 81

Anda mungkin juga menyukai