1. Apakah penyakit gondongan sama dengan penyakit difteri ?
Kedua penyakit ini adalah penyakit yang berbeda . Difteri adalah infeksi bakteri yang memiliki efek serius pada selaput lendir hidung dan tenggorokan. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menghasilkan racun yang merusak jaringan pada manusia, terutama pada hidung dan tenggorokan yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal nafas dan dapat mengancam jiwa. Gondongan adalah penyakit yang menyebabkan kelenjar parotid (kelenjar yang memproduksi air liur) mengalami pembengkakan oleh karena infeksi virus. Kelenjar ini terletak tepat di bawah telinga di samping wajah 2. Apabila anak saya tidak memiliki gejala penyakit difteri perlukah ia mendapatkan vaksin ? Perlu, dikarenakan difteri merupakan penyakit yang sangat menular, Langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit ini adalah dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DPT. Vaksin ini meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan. Vaksin DPT termasuk dalam 5 imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun. Vaksinasi tersebut umumnya dapat melindungi anak terhadap difteri seumur hidup. Namun bagi mereka yang belum menerima vaksin ini saat bayi, terdapat vaksin sejenis yang bernama Tdap yang bisa diberikan pada usia 12 tahun. Penderita difteri yang sudah sembuh juga disarankan untuk menerima vaksin karena tetap memiliki risiko untuk kembali tertular penyakit yang sama. 3. Apabila ada anak tetangga saya yang sudah menderita penyakit difteri, masih bisakah saya atau keluarga saya berhubungan dengan anak tersebut ? Masih bias, namun perlu diperhatikan apakah keluarga anda sudah mendapatkan vaksin untuk difteri, apabila belum sebaiknya lebih menjaga jarak dan berhati-hati. Penyebaran bakteri difteri dapat terjadi dengan mudah dan umumnya adalah melalui udara saat seorang penderita bersin atau batuk. Selain itu, ada sejumlah cara penularan lainnya yang perlu diwaspadai, seperti melalui: - Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk. - Sentuhan langsung pada bisul akibat difteri di kulit penderita. Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak terjaga.