Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup
bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh
kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang. Nilai sosial, kebutuhan dan
tuntutan masyarakat cenderung atau selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari
kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi
perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk
mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Kurikulum dapat meramalkan hasil pendidikan atau pengajaran yang diharapkan
karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami
oleh peserta didik. Hasil pendidikan terkadang tidak dapat diketahui dengan segera atau
setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan. Pembaharuan kurikulum
perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa,
kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa
cenderung berubah.
Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada komponen tertentu), tetapi
dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponenkurikulum.
Perubahan kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat
dalam pendidikan dan faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan. Sebagai
konsekuensi dari perubahan kurikulum juga akan mengakibatkan perubahan dalam
operasionalisasi kurikulum tersebut, baik dapat orang yang terlibat dalam pendidikan
maupun faktor-faktor penunjang dalam pelaksannaan kurikulum.
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat
untuk mencapai tujuan harus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang
senantiasa berubah dan terus berlangsung.
Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang
fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat
sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi
saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat

0
menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum. Dalam makalah ini
akan dijabarkan secara ringkas mengenai definisi kurikulum, sejarah kurikulum secara
umum, sejarah kurikulum di Indonesia, faktor pengembangn kurikulum, tujuan
kurikulum, dan organisasi kurikulum.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah definisi kurikulum itu?
2. Bagaimanakan sejarah kurikulum secara universal?
3. Bagaimanakah sejarah kurikulum di Indonesia?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum pada umumnya?
5. apa tujuan diadakannnya kurikulum khususnya di sekolah?
6. bagaimana oranisasi kurikulum?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui definisi kurikulum itu
2 Untuk mengetahui sejarah kurikulum secara universal
3 Untuk mengetahui sejarah kurikulum di Indonesia
4 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum pada
umumnya
5 Untuk mengetahui tujuan diadakannnya kurikulum khususnya di sekolah
6 Untuk mengetahui oranisasi kurikulum dan letak mata pelajaran geografi dalam
organisasi kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kurikulum
Kurikulum adalah kata pinjaman daripada Bahasa Latin yaitu padang lumba kura
atau Cor Oh Subjek Mater Studi (Berbakar, 1982). Menurut Dadu Hamzah (1993),
carter artinya laluan atau jejak daripada permulaan hingga ke garisan penamat atau
jurusan. Curi artinya jelmaan atau metamorphosis. Manusia menggunakan perkataan
atau istilah itu bagi yang menggambarkan bidang yang khusus merujuk kepada
seseorang mengejar ilmu pengetahuan. Menurut Omar Mohd. Hashim (1991) Istilah
kurikulum menggambarkan usaha usaha membentuk atau merancang program
program pengajaran dan pembelajaran (Ramly, Ishak 2005 : 65-66).
Ramly, Ishak (2005 : 65) mengemukakan kesimpulan dan rumusan konsep
kurikulum meliputi elemen elemen berikut:
1. apa yang diajar di sekolah
2. suatu set pelajaran
3. suatu kandungan pelajaran
4. suatu program pengajian /pendidikan
5. suatu set bahan
6. suatu urutan kursus
7. suatu set objektif pencapauan / prestasi
8. kursus pengajian
9. semua perkara yang berlaku di sekolah termasuk kelas tambahan kaunseling dan
hubungan inter-personal.
10. perkara perkara yang diajar di dalam dan luar sekolah atas arahan pihak sekolah
11. kesemua perkara yang dirancang oleh kakitangan sekolah
12. beberapa siri pengalaman yang dilalui oleh pelajar di sekolah,
13. pengalaman yang dilalui pelajar hasil daripada persekolahan
Pasal 1.19 UU nomor 20 tahun 2003 merumuskan kurikulum sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional

2
Secara konseptual, kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan
jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat (Olivia, 1997: 60). Pengertian
kurikulum ini sangat fundamental dan menggambarkan posisi sesungguhnya dalam
suatu proses pendidikan. Ketika kurikulum dianggap sebagai the heart of education
(Klein, 199) maka jantung pendidikan ini dapat diletakkan pada posisi sesungguhnya
dan tidak boleh hanya terjebak pada pengertian kurikulum yang bersifat praktis.
Berdasarkan pengertian kurikulum ini maka tugas utama bagi pengembang
kurikulum adalah mengkaji tantangan yan diberikan masyarakat untuk menemukan
kualitas yang harus dikembangkan oleh kurikulum pada jenjang sekolah pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan atas. Pada fase berikutnya barulah
pengembang kurikulum melalakukan rancangan mengenai kualitas mana yang harus
dikembangkaan oleh banyak mata pelajaran dan kualitas mana yang khusus dan dapat
dikembangkan oleh banyak mata pelajaran dan satu mata pelajaran. Dalam konteks
pengembangan kurikulum Indonesia masa kini maka kualitas tersebut diterjemahkan
menjadi kompetensi dasar, standar kompetensi dan standar kompetensi lulusan. Jadi ada
kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan yang harus dikembangkan dalam
banyak mata pelajaran dan dalam waktu yang panjang serta ada kompetensi yang
dikembangkan secara khusus oleh suatu mata pelajaran (Tim Pengembangan Ilmu
Pendidikan FIP UPI, 2007 : 133-134).

B. Sejarah Perkembangan Kurikulum


Secara umumnya perkembangan kurikulum boleh diberikan kepada beberapa
tahap yaitu perkembangan kurikulum peringkat awal, perkembangan kurikulum abad
pertengahan, perkembangan kurikulum abad ke -18 dan 19 dan perkembangan
kurikulum abad ke- 20 dan alaf baru.
1. Perkembangan Kurikulum Peringkat Awal
Arus perkembangan peradaban manusia mempengaruhi arus perkembangan
kurikulum dunia. Kurikululum bermula sejak Tuhan menjadikan manusia sehinggalah
kemampuan dan keupayaan manusia berinteraksi dan berhubungan dengan alam semula
terjadi. kurikulum berkembang begitu lama dan luas, sama usia dengan kejadian
manusia. Walau bagaimanapun, dari perspektif sejarah, perkembangan kurikulum
berlaku dengan pantas dan saling mempengaruhi di antara pendidikan Yunani, Roma,

3
Yahudi, Islam dan Cina. Tradisi pendidikan barat dapat bertahan sehingga ke hari ini
malah institusi pendidikan Barat menjadi acuan sistem pendidikan di negara negara
lain di dunia.
Dari perspektif sejarah terdapat peringkat perkembangan kurikulum yaitu sejarah
klasik cina, pendidikan zaman ini adalah untuk memberi penekanan kepada falsafah,
puisi dan agama, ajaran ilmu Confucius, Lao Tzu serta ahli ahli falsafah lain yang
turut menyumbang ilmu kepada masyarakat. Ketika ini lahir pendekatan pendidikan
untuk pemeriksaan dalam sistem kaki tangan kerajaan China yang digunakan untuk
memilih calon terbaik supaya memegang jawatan jawatan utama dalam kerajaan.
Sistem pemeriksaan ini sudah terwujud sejak 4000 tahun sebelum ini.
Adapun perkembangan kurikulum peringkat awal di berbagai negara yang
mempengaruhi kurikulum di berbagai penjuru dunia, yakni sebagai berikut:
Negara Proses Perkembangan Kurikulum
Mesir Purba lahir sekolah sekolah agama yang
bukan sahaja mengajar pelajaran dan
pendidikan agama tetapi mengajar
berbagai prinsip kemahiran penulisan,
sains, matematik dan seni bina
India Kebanyakan proses pendidikan diajar oleh
sami- sami Hindu yang mempunyai
hubungan rapat dengan sistem raja dan
kuil.
Parsi Terdapat reka kurikulum yang lebih
memberatkan kepada latihan pembentukan
fizikal
Yunani Lebih memberi perhatian pada sistem
pendidikan gimnastik, matematik dan
muzik. Masyarakat Yunani mencontohi
sistem pendidikan yang diamalakan oleh
masyarakat Parsi. Dan kitab injjl dan Turat
di jadikan sumber maklumat asas utama
menentukan tujuan dan kaedah pendidikan
yang hendak diterapkan dalam

4
masyarakat. Dalam sistem pendidikan
Rom Beranggapan kemahiran berbahasa penting
bagi membina pribadi dan masyarakat.
Karena dapat menyebarkan bahasa Latin,
kesustasteraan klasik, kejuruteraan,
Undang Undang, Penjabaran dan
organisasi kerajaan ke seluruh dunia barat.
Setelah kejatuhan dinasti Roman, sekolah
agama mula memainkan peranan
memperkembangkan dan meneruskan
trades ilmu yang mula dikembangkan oleh
ahli ahli falsafah klasik Yunani.

2. Perkembangan Kurikulum Abad Pertengahan


Antara kurun ke-8 dan ke-11, penakluk Spanyol membaiki Universitas Roma di
Cordova. Universitas ini mempunyai bidang kepakaran dalam hal falsafah, kebudayaan
purba, sains, dan matematik di Eropa pada kurun yang ke-19, Maharaja Alfes
menjadikan para erdik pandai dan baginda menumbuhkan pendidikan di England serta
menyelenggarakan pendidikan di Irelang dengan tertubuhnya beberapa pusat pengajian
yang dikuasai oleh paderi sebagai penyumbang ilmu. kurun ke-19 adalah kesadaran
Ilmu menyeluruh di Eropa. Doktrin persekolahan mulai tersebar luas di Eropa Barat
yang coba menggabungkan dan menghubungkan ilmu logic pra-kristiani dengan konsep
Aristotle dan pemikir selepasnya. Penumbuhan universitas berkembang pesat ketika
Spanyol dan Itali .
Pada kurun yang ke-17, wujud banyak pendidik seperti di German, Wolfgang
Ratke dan August France, Rene Descartes dan St. John Baptise de La Salle dari Prancis,
sedangkan di England muncul tokoh pendidikan bernamA John Milton dan John Locke.
a. Zaman Humanisme dan Renaissance
Pendidikan matematik dan klasik tersebar luas di kalangan kanak kanak lelaki di
zaman ini. Mina pada kebudayaan Yunani dan Rom dikaji semula. Banyak guru
bahasa dan kesusastraaan Yunani berhijrah ke Itali. Mata pelajaran seperti Sains,
sejarah, geografi, music dan latihan fizikal diperkenalkan. Menurut Schubert (1980)

5
buku Fleury The History of Choice and Metho of Studies (1965) adalah buku
kurikulum pertama diterbitkan.
b. Perkembangan Sains Pada Kurun Ke-17
Zaman ini Sains berkembang dengan pesat dengan adanya Royal Society of London
for Improving Natural Knowledge pada tahun 1660. Institusi dan organisasi
pendidikan ini meringkas pengalihan reformasi serta idea sains dan kebudayaan.
Mata pelajaran sains diperkenalkan di kolej dan universias dan sekolah menengah
melalui kajian.
3. Perkembangan Kurun Ke-18
Semasa kurun ke-18, sistem sekolah ditubuhkan di Parsi dan berikutnya
pendidikan formal bermula di Rusia dibawah pengawasan Peter The Great dan anak-
anak buahnya. Sekolah dan tempat belajar lainnya dikembangkan di benua Amerika
Serikat. Dua sistem pendidikan dan persekolahan diperkenalkan di wilayah utara dan
wilayah selatan Amerika. Arah dan aliran perkembangan pendidikan berlaku dengan
pesatnya akibat revolusi industri di Perancis. Dengan kemajuan revolusi industry,
manusia mengalihkan peratian kepada peranan sekolah sebagai intitusi ilmu dan
kebudayaan. Pendidikan menjadi syarat kemajuan bangsa dan seterusnya lahirlah
gagasan pendidikan untuk semua dan pendidikan tanpa mengira sempadan geografi,
bangsa agama, dan kebudayan usaha ini mencetuskan gagasan pendidikan orang ramai
mlalui sekolah awam.
Sejarah perkembangan kurikulum secara formal dan sistematik bermula sekitar
abad ke-18 dan kurun ke-19. Orang yang paling penting pada zaman ini adalah Jean
Jaques Rousseau, bangsa Swiss. Pengaruh pendidikannya tersebar luas di Eropa dan
negara negara lain.
4. Perkembangan Kurikulum Pada Abad ke-20 dan Alaf Baru
Pada awal ini juga, seorang bangsa Swedan, Ellen Kray, Century of The Child
(1900) Berjaya mempengaruhi perkembangan sistem pendidikan. Beliau
memperkenalkan sistem pendidikan progresif yaitu sistem pendidikan yang
berlandaskan keperluan dan dan potensi kanak kanak dan bukannya kehendak
masyarakat dan agama semata mata. Ini adalah ide John Dewey yang menekankan
perkembangan pendidikan kanak kanak seharusnya bergantung pada keperluan dan
minat individu. Selain itu, terdapat beberapa orang pendidik yang mempengaruhi pada

6
zaman ini diantaranya Herman Lietz dan Bertrand Russell dari England dan Maria
Montessori dari Itali.
Apabila manusia semakin maju, maka perkataan kurikulum menjadi semakin
berkembang. Pelbagai ide baru berkenaan kurikulum ditemui. Diantaranya:
a. Tahun 1935
Caswell dan Campbell menerima hakikat bahwa pengalaman sekolah dalam kontek
perkembangan sosial turut memberi sumbangan pada perkembangan kurikulum.
Mereka menafsirkan kurikulum sebagai cantuman pengalaman belajar yang
diperoleh dibawah bimbingan guru.
b. Pertengahan Tahun 1950-an
Sekolah mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan pelajar. Pada akhirnya tahun
1940-an wujud reformasi perkembangan kurikulum. Pada pertengahan 1950-an,
sekolah mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan pelajar. Pada akhir tahun
1940-an terwujudnya reformasi perkembangan kurikulum. Terdapat banyak buku
bercetak dan berupaya memberikan penjelasan komprehensif tentang kurikulum
sebagai bidang kajian. Buku buku ini termasuk Basic Principles of Curriculum and
Instuction (Tyler, 1949), Toward Improved Curriculum Theory (Herri an Tyler,
1950), Fundamentals of Curriculum Development (Smith et al. 1950) dan
sebagainya.
c. Tahun 1971
Selepas revolusi Ruia pada tahun 1971, Rusia menjadi tumpuan pendidikan dunia.
Karena Rusia melacarkan Sputnik, satelitbumi rekaan pertama ke angkasa. Ini jelas
menunjukkan pendidikan tenologi Rusia pada masa itu berada pada tahap yang tinggi
berbanding dengan negara negara lain di dunia. Perubahan dan peningkatan
teknologi sains di Rua memberi lahan pada negara lain seperti Amerika Sikat,
Perancis, Cina dan United Kingkdom supaya urut sama dalam bidang teknologi dan
sains.
Sistem pendidikan zaman ini berkembang dengan pesat di kalangan negara
negara industry dan negara membangun seperti Asia dan Afrika. Pendidikan Sekolah
rendah pada umumnya diwajibkan pada negara negara dunia ketiga. Perkembangan
pendidikan di dunia berlaku dengan pesat tetapi masih tetapi masih terdapat lebih
kurang 50% daripada jumlah anak anak penduduk dunia yang seharusnya belajar di

7
sekolah tetapi tidak bersekolah. Hal ini mendorong UNESCO melancarkan kempen
literasi dan projek pendidikan lain ke seluruh dunia terutamadi kalangan penduduk yang
berada di benua Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Tujuan organisasi melancarkan
gerakan persekolahan serta untuk menggesa dan memberikan kesadaran dan
memberikan bantuan agar anak anak dapat bersekolah. Dengan kegiatan ini
pengurangan buta huruf dapat berjalan lancar dan sempurna dan diharapkan semua
penduduk dunia dapat membaca dan menulis. Pengaruh dari kegiatan ini penduduk yang
bisa membaca dan menulis yang ramai di negara dunia ke dua dan ke tiga datang ke
negara maju bagi menyambung pendidikan sehingga pendidikan menjadi industri baru
dalam mengumpul dan mengasah tenaga manusia (Ramly, Ishak 2005 : 65).

C. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia


Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum
menyangkut komponen kurikulum yakni:
1) Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup
masyarakat dan falsafah bangsa. Tanpa tujuan yang jelas, tindakan membawa
perubahan yang berarti, dan tidak ada petunjuk ke mana pendidikan diarahkan.
2) Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran.
Perubahan ini dapat menyangkut isi mata pelajaran, aktivitas belajar anak,
pengalaman yang harus diberikan kepada anak, juga organisasi atau pendekatan dari
mata pelajaran-mata pelajaran tersebut. Apakah diajarkan secara terpisah-pisah
(subject matter curriculum), apakah lebih mengutamakan kegiatan dan pengalaman
anak (activity curriculum) atau diadakan pendekatan interdisipliner (correlated
curriculum) atau dilihat proporsinya masing-masing jenis; mana yang termasuk
pendidikan umum, pendidikan keahlian, pendidikan akademik dan lain-lain.
3) Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu
sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem
administrasi, bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.
4) Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi
kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti
laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.

8
5) Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut metode/cara
yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum berjalan efektif
dan efesien, relevan dan produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu
system dari kurikulum.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
1999, 2004 dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan
perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi
di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama,
yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan
pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Lebih spesifik, Herliyati (2008) menjelaskan bahwa setelah Indonesia merdeka
dalam pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum
sederhana (1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis
keterampilan proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan
2006).
1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)
Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968) dirangkum sebagai berikut:
a. Pada awal Indonesia merdeka tahun 1945, tiga tahun setelah itu, yakni tahun 1947
Indonesia baru memiliki kurikulum yang disebut dengan ieer plan atau rencana
pelajaran.Tahun 1950 Rencana Pelajaran baru diterapkan di sekolah-sekolah dan
kemudian disempurnakan dalam kurikulum di tahun 1952 dengan nama Rencana
Pelajaran Terurai.
b. Tahun 1964 dan 1968 Rencana Pelajaran dikembangkan lebih luas dan diganti
dengan istilah Rencana pendidikan. Kurikulum ini menggunakan konsep
Panchawardhana yang digagas oleh Preseiden Soekarno.

No. Kurikulum Keterangan


1 Rencana Pelajaran Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
1947 Kebudayaan, Mr. Suwandi, membentuk
Panitia Penyelidik Pengajaran.

9
Merupakan kurikulum pertama di Indonesia.
Rencana Pelajaran yang disusun harus
memperhatikan; (1) mengurangi pendidikan
pikiran, (2) menghubungkan isi pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari, (3)
memberikan perhatian kepada kesenian, (4)
meningkatkan pendidikan watak, (5)
meningkatkan pendidikan jasmani, dan (6)
meningkatkan kesadaran bernegara dan
bermasyarakat.
Istilah kurikulum belum digunakan. Istilah
yang digunakan adalah Rencana Pelajaran.
Unsur pokok kurikulum adalah: (1) daftar
jam pelajaran atau struktur program, (2)
garis-garis besar program pengajaran.
Struktur program dibagi menjadi: (1) struktur
program yang menggunakan bahasa
pengantar Bahasa Daerah, (2) struktur
program yang menggunakan bahasa
pengantar Bahasa Indonesia.
Merupakan kurikulum dengan mata pelajaran
terpisah-pisah (separated curriculum).

Rencana Pelajaran Lahir karena tunturan UU Nomor 4 Tahun 1950


1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran
di sekolah.
Kurikulum ini masih relatif sama dengan
Rencana Pelajaran 1947
Istilah kurikulum masih belum digunakan.
Istilah yang dipakai adalah Rencana Pelajaran.
Kurikulum ini merupakan kurikulum masih
dengan mata pelajaran terpisah-pisah

10
(separated curriculum).

3 Rencana Pelajaran Merupakan penyempurnaan dari Rencana


1958 Pelajaran 1950.
Digunakan sampai dengan tahun 1964
4 Rencana Pelajaran Merupakan penyempurnaan dari Rencana
1964 Pelajaran 1958
Digunakan sampai dengan tahun 1968.
Terdapat pembagian kelompok cipta, rasa,
karsa, dan krida.
5 Kurikulum 1968 Kurikulum ini merupakan kurikulum terpadu
pertama di Indonesia. Beberapa mata pelajaran
Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam
(IPA) atau yang sekarang sering disebut Sains.
Struktur program dibagi menjadi (1)
pembinaan jiwa Pancasila, (2) pengetahuan
dasar, dan (3) kecakapan khusus.
Struktur program untuk Sekolah Dasar,
program pembinaan jiwa Pancasila meliputi
mata pelajaran (1) Pendidikan Agama, (2)
Pendidikan Kewargaan Negara, (3) Pendidikan
Bahasa Indonesia, (4) Bahasa Daerah, dan (5)
Pendidikan Olahraga.
Untuk program pengetahuan dasar meliputi
mata pelajaran (1) Berhitung, (2) IPA, (3)
Pendidikan Kesenian, dan (4) Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga.
Untuk program kecakapan khusus meliputi
mata pelajaran Pendidikan Khusus.
Untuk pertama kalinya istilah kurikulum
dipakai di Indonesia.

11
2. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)
Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994) dirangkum pada tabel
berikut:
No Kurikulum Tahun
1 Kurikulum 1975 Lahir sebagai tuntutan Ketetapan MPR
Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973,
dengan tujuan pendidikan membentuk
manusia Indonesia untuk pembangunan
nasional di berbagai bidang.
Struktur program untuk SD meliputi bidang
studi (1) Agama, (2) Pendidikan Moral
Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) Ilmu
Pengetahuan Sosial, (5) Matematika, (6)
Ilmu Pengetahuan Alam, (7) Olahraga dan
Kesehatan, (8) Kesenian, dan (9)
Keterampilan Khusus.
Untuk SMP ditambah dengan bidang studi
Bahasa Daerah, Bahasa Inggris, dan
Pendidikan Keterampilan, baik yang pilihan
terikat atau pilihan bebas.
Untuk SMA sudah barang tentu ada bidang
studi berdasarkan jurusan, baik IPA dan
IPS.
Untuk SMK dikenal dengan Kurikulum
1976.
GBPP untuk kurikulum 1975 dikenal
dengan format yang sangat rinci.
2 Kurikulum 1984 Kurikulum ini merupakan penyempurnaan
dari kurikulum 1975. Oleh karena itu
Kurikulum 1984 dikenal juga sebagai
Kurikulum 1975 Yang Disempurnakan.
Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan

12
Kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal
22 Oktober 1983 tentang Perbaikan
Kurikulum Pendidikan Dasar dan
Menengah di Lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Ada empat aspek yang disempurnakan
dalam Kurikulum 1984, yakni: (1)
pelaksanaan PSPB, (2) penyesuaian tujuan
dan struktur program kurikulum, (3)
pemilihan kemampuan dasar serta
keterpaduan dan keserasian antara ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4)
pelaksanaan pelajaran berdasarkan
kerundatan belajar yang disesuaikan dengan
kecepatan belajar masing-masing
peserta didik.
3 Kurikulum 1994 Kurikulum 1994 merupakan pelaksanaan
amanat UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum 1994 dilaksanakan berdasarkan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 060/U/1993 tanggal 25 Februari
1993.
Kurikulum 1994 berisi 3 lampiran: (1)
Landasan, Program, dan Pengembangan
Kurikulum, (2) GBPP, dan (3) Pedoman
Pelakskanaan Kurikulum.

3. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP (2004/2006)


Perbandingan Kurikulum 2004 dan 2006 dirangkum pada tabel berikut:
ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006
Landasan Hukum Tap MPR/GBHN Tahun UU No. 20/2003
1999-2004 Sisdiknas

13
UU No. 20/1999 PP No. 19/2005 SPN
Pemerintah-an Daerah Permendiknas No.
UU Sisdiknas No 2/1989 22/2006 Standar Isi
kemudian diganti dengan Permendiknas No.
UU No. 20/2003 23/2006 Standar
PP No. 25 Tahun 2000 Kompetensi Lulusan
tentang pembagian
kewenangan
Implementasi Bukan dengan Peraturan Mendiknas RI
/Pelaksanaan Keputusan/ Peraturan No. 24/2006 tentang
Kurikulum Mendiknas RI Pelaksanaan Peraturan
Keputusan Dirjen Menteri No. 22 tentang
Dikdasmen SI dan No. 23 tentang
No.399a/C.C2/Kep/DS/2 SKL
004 Tahun 2004.
Keputusan Direktur
Dikme-num No.
766a/C4/MN/2003 Tahun
2003, dan No. 1247a/
C4/MN/2003 Tahun
2003.
deologi Pendidik- Liberalisme Pendidikan : Liberalisme Pendidikan :
an yang Dianut terciptanya SDM yang terciptanya SDM yang
cerdas, kompeten, cerdas, kompeten,
profesional dan profesional dan
kompetitif kompetitif
Sifat (1) Cenderung Sentralisme Cenderung Desentralisme
Pendidikan : Kurikulum Pendidikan : Kerangka
disusun oleh Tim Pusat Dasar Kurikulum
secara rinci; disusun oleh Tim Pusat;
Daerah/Sekolah hanya Daerah dan Sekolah
melaksanakan dapat mengembangkan
lebih lanjut.

14
Kurikulum disusun rinci Kurikulum merupakan
Sifat (2) oleh Tim Pusat (Ditjen kerangka dasar oleh Tim
Dikmenum/ Dikmenjur dan BSNP
Puskur)
Pendekatan Berbasis Kompetensi Berbasis Kompetensi
Terdiri atas : SK, KD, MP Hanya terdiri atas : SK dan
dan Indikator Pencapaian KD. Komponen lain
dikembangkan oleh guru

Struktur Berubahan relatif banyak Penambahan mata


dibandingkan kurikulum pelajaran untuk Mulok
sebelumnya (1994 dan Pengem-bangan diri
suplemen 1999) untuk semua jenjang
Ada perubahan nama sekolah
mata pelajaran Ada pengurangan mata
Ada penambahan mata pelajaran (Misal TIK di
pelajaran (TIK) atau SD)
penggabungan mata Ada perubahan nama mata
pelajaran (KN dan PS di pelajaran
SD) KN dan IPS di SD dipisah
lagi
Ada perubahan jumlah jam
pelajaran setiap mata
pelajaran

Beban Belajar Jumlah Jam/minggu : Jumlah Jam/minggu :


SD/MI = 26-32/minggu SD/MI 1-3 = 27/minggu
SMP/MTs = 32/minggu SD/MI 4-6 =

SMA/SMK = 38- 32/minggu

39/minggu SMP/MTs =

Lama belajar per 1 JP: 32/minggu

SD = 35 menit SMA/MA =
38-39/minggu

15
SMP = 40 menit Lama belajar per 1 JP:
SMA/MA = 45 menit SD/MI = 35 menit
SMP/MTs = 40 menit
SMA/MA = 45 menit
Pengembangan Hanya sekolah yang Semua sekolah /satuan
Kurikulum lebih mampu dan memenuhi pendidikan wajib
lanjut syarat dapat membuat KTSP.
mengembangkan KTSP. Silabus merupakan bagian
Guru membuat silabus tidak terpisahkan dari
atas dasar Kurikulum KTSP
Nasional dan Guru harus membuat
RP/Skenario Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Pembelajaran (RPP)
Prinsip Keimanan, Budi Pekerti Berpusat pada potensi,
Pengembangan Luhur, dan Nilai-nilai perkembangan,
Kurikulum Budaya kebutuhan, dan
Penguatan Integritas kepentingan peserta
Nasional didik dan lingkungannya
Keseimbangan Etika, Beragam dan terpadu
Logika, Estetika, dan Tanggap terhadap
Kinestetika perkembangan ilmu
Kesamaan Memperoleh pengetahuan, teknologi,
Kesempatan dan seni
Perkembangan Relevan dengan kebutuhan
Pengetahuan dan kehidupan
Teknologi Informasi Menyeluruh dan
Pengembangan berkesinambungan
Kecakapan Hidup Belajar sepanjang hayat
Belajar Sepanjang Seimbang antara
Hayat kepentingan nasional
Berpusat pada anak dan kepentingan daerah
Pendekatan Menyeluruh

16
dan Kemitraan
Prinsip Tidak terdapat prinsip Didasarkan pada potensi,
Pelaksanaan pelaksanaan kurikulum perkembangan dan
Kurikulum kondisi peserta didik
untuk menguasai
kompetensi yang
berguna bagi dirinya.
Penegakkan lima pilar
belajar:
belajar untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan
YME,
belajar untuk memahami
dan menghayati,
belajar untuk mampu
melaksanakan dan
berbuat secara efektif,
Belajar untuk hidup
bersama dan berguna
bagi orang lain.
Belajar untuk membangun
dan menemukan jati diri,
melalui proses
pembelajaran yang
efetif, aktif, kreatif dan
menyenangkan.
Pedoman Bahasa Pengantar Tidak terdapat pedoman
Pelaksanaan Intrakurikuler pelaksanaan kurikulum
Kurikulum Ekstrakurikuler seperti pada Kurikulum

Remedial, pengayaan, 2004


akselerasi
Bimbingan & Konseling

17
Nilai-nilai Pancasila
Budi Pekerti
Tenaga Kependidikan
Sumber dan Sarana
Belajar
Tahap Pelaksanaan
Pengembangan Silabus
Pengelolaan Kurikulum
(https://dedihendriana.files.wordpress.com)

4. Kurikulum 2013
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-
integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik mampu dalam
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan, apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek
yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013
menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan
lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai
persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun
2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati

18
(http://cahyani200511.blogspot.co.id/2013/03/langkah-langkah-pengembangan-
kurikulum.html)

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum


Sekolah mendapatkan pengaruh dari kekuatan-kekuatan yang ada dalam
masyarakat, terutama dari perguruan tinggi dan masyarakat.
1. Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi. Pertama,
dari pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dikembangkan di perguruan
tinggi umum. Kedua, dari pengembangan Ilmu Pendidikan dan Keguruan serta
penyiapan guru-guru di Perguruan tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan). Telah kita ketahui bahwa pengetahuan dan tekhnologi banyak
memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis
pengetahuan yang dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan tekhnologi selain
menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media
pendidikan.
Kurikulum lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi
pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan
keguruan dari guru yang dihasilkannya. Penguasaan ilmu, baik ilmu pendidikan maupun
bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi
pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada
berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ini, umumnya disiapkan oleh LPTK
(IKIP, FKIP, STKIP) melalui berbagai program, yaitu program D2, D3, dan S1. Pada
sekolah dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi
secara berangsur-angsur mereka akan mengikuti program penyetaraan D2.[1]
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk
kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum
hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat emenuhi tuntutan dan kebutuhan
masyarakat di sekitarnya. Masyarakat yang ada disekitar sekolah mungkin merupakan
masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota atau desa, petani pedaang atau

19
pegawai, dan sebagainya. Sekolah harus melayani aspirasi-aspirasi yang ada di
masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha.
Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan
kurikulum sebab sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hidup, tetapi juga
untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan perusahaan yang ada di masyarakat
menuntut persiapannya di sekolah.
3. System nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat system nilai, baik nilai moral,
keagamaan, social, budaya, maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembga masyarakat
juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. System nilai
yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasi dalam kurikulum
(http://adamlaksono.blogspot.co.id/2015/05/makalah-sejarah-perkembangan-kurikulum.html)

E. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum terbagi ke dalam tiga tahap yakni:
1. tujuan nasional, adalah tujuan yang ingin dicapai secara nasional berdasarkan falsafah
negara, sebagaimana di amanatkan dalam Undang Undang Sisdiknas
2. tujuan institusional, adalah tujuan yang ingin dicapai oleh instutsi pendidikan sebagai
penyelenggara penididikan
3. tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai program studi atau bidang studi,
karena di setiap mata pelajaran tentunya mempunyai tujuan tersendiri yang hendak
dicapai

F. Organisasi Kurikulum
Berdasarkan disiplin ilmu terdapat tiga organisasi kurikulum, organisasi
kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran yang menjadi isi, yaitu:
1. Subject Centered Curriculum (Kurikulum Mata Pelajaran Terpisah)
...Bahan atau isi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-
pisah (separated subject curriculum). Misalnya mata pelajaran matematika, biologi,
geografi, dsb. Dalam pendidikan formal di Indonesia diterapkan di Sekolah Menengah
Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MI) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
(Sujcipto Dkk, 2008: 21).

20
Keunggulan dari . Subject Centered Curriculum ini yang paling menonjol adalah
karena bahan pelajaran disusun secara logis dan sistematis. Sehinggga metode untuk
mempelajarinya dapat efektif, demikian juga metode untuk menggorganisasi
pengetahuan. Dengan demikian siswa dapat menghimpun sebanyak mungkin ilmu
pengetahuan secara efektif dan ekonomis. Pada saat dibutuhkan ia dapat menggunakan
pengetahuan itu (Ali, 1992:112)
2. Correlated Curriculum (Kurikulum Terkorelasi)
...Pengelompokkan mata pelajaran-mata pelajaran sejenis menjadi suatu bidang
studi, misalnya mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi dikelompokkan dalam bidang
studi IPS (Sujcipto Dkk, 2008: 21). Paduan atau fungsi antara beberapa mata pelajaran
ini disebut broad field. Keuntungan broad field kurikulum antara lain:
korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada siswa. mereka mendapat
informasi mengenai suatu pokok tertentu secara terpisah pisah dalam berbagai mata
pelajaran pada waktu yang berbeda beda, akan tetapi dalam satu pelajaran, di mana
pokok itu disoroti dari berbagai disiplin mata pelajaran tertentu. Dengan demikian
pengetahuan siswa tidak lepas, melainkan terpadu. minat siswa bertambah apabila
melihat hubungan antara mata pelajaran.
pengertian sisiwa tentang sesuatu lebih mendalam, bila didapat penjelasan dari
berbagai mata pelajaran. korelasi memberikan pengertian yang lebih luas karena
diperoleh pandangan dari berbagai bagai sudut dan tidak hanya dari sudut mata
pelajaran saja. mendorong siswa menggunakan pengetahuannya secara fungsional.
Siswa mendapat kesempatan menggunakan pengetahuan dari berbagai mata pelajaran
guna memecahkan suatu masalah (Nasution, 2011: 194)
Dalam mengkorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan
pendekatan struktural, pendekatan fungsional dan pendekatan budaya setempat. Dalam
pendidikan formal di Indonesia diterapkan di Sekolah Mengenah Pertama (SMP) atau
Madrasar Tsanawiyah (MTs)
3. Integrated Curriculum (Kurikulum Terintegrasi/Terpadu)
.........Integrasi berasal dari kata integer yang berarti unit. Integrasi kurikulum
meniadakan batas batas anatara berbagai mata pelajaran dan menyajikn bahan
pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran
diharapkan guru membentuk menjadi pribadi yang integrated, yakni manusia yang

21
sesuai atau selaras hidupnya dengan lingkungannya. Orang yang intergrade hidup dan
harmoni dengan lingkungannya. Integrated Curriculum dilaksanakan melalui pengajaran
unit. Suatu unit mempunyai tujuan yang bermakna bagi siswa yang biasanya dituangkan
dalam bentuk masalah. Jika guru melaksanakan Integrated Curriculum ini yang
diutamakan adalah berfikir sendiri atas fakta fakata yang dicari sendiri dan bukan
menghapal fakta fakta belaka. Ciri ciri Integrated Curriculum ini pelajaran disusun
sebagai keseluruhan yang disebut broad unit. Unit ini mengandung suatu soal atau
masalah yang dipelajari anak selama beberapa minggu atau beberapa bulan (Nasution,
2011: 1195-198).
Pada organisasi kurikulum ini, belajar berangkat dari suatu pokok masalah yang
harus dipecahkan, dengan cara mecari dan meganalisis fakta. Belajar melalui
pemecahan masalah perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada segi intelektual saja
akan tetapi seluruh aspek, seperti sikap, emosi atau keterampilan (Sujcipto Dkk, 2008:
21).
Berdasarkan uraian diatas mata pelajaran geografi termasuk kategori organisasi
kurikulum Subject Centered Curriculum.

22
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Secara konseptual, kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan
jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat (Olivia, 1997: 60). Pengertian
kurikulum ini sangat fundamental dan menggambarkan posisi sesungguhnya dalam
suatu proses pendidikan. Ketika kurikulum dianggap sebagai the heart of education
Secara umumnya perkembangan kurikulum boleh diberikan kepada beberapa
tahap yaitu perkembangan kurikulum peringkat awal, perkembangan kurikulum abad
pertengahan, perkembangan kurikulum abad ke -18 dan 19 dan perkembangan
kurikulum abad ke- 20 dan alaf baru.
Awal kurikulum di Indonesia terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama
rencana pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang
sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam psoses perjuangan
merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utama kurikulum ini adalah lebih menekankan
pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
Setelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia
mengalami penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai
1952. Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum pendidikan di Indonesia. Kali ini diberi nama dengan rencana
pendidikan 1964. yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada
program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan
dan jasmani.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964. Yaitu
perubahan struktur pendiddikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Pemabelajaran diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan serta pengembangan fisik yang sehat dan
kuat

23
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan pada tujuan,
agar pendidikan lebih efisien dan efektif
Kurikulum 1984 mengusung proses skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan itu penting. Kurikulum ini juga sering disebut
dengan kurikulum 1975 yang disempurnakan.
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya. Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum
1984, antara pendekatan proses.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Kemudian KBK tahun 2004 dan KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah
diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu
pada standar-standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan
kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-
integratif. Bertujuan untuk mendorong peserta didik mampu dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan, apa yang mereka peroleh atau
mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Berdasaran sejaran perkembangan kurikulum diatas. Adapaun faktor
pengembangan kurikulum di sekolah yaitu sekolah mendapatkan pengaruh dari
kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat, terutama dari perguruan tinggi dan
masyarakat serta sistem nilai.
Tujuan kurikulum terbagi ke dalam tiga tahap yaitu tujuan nasional, tujuan
institusional, dan tujuan kurikuler.
Berdasarkan disiplin ilmu terdapat tiga organisasi kurikulum, mata pelajaran
geografi termasuk kategori organisasi kurikulum Subject Centered Curriculum..

24
DAFTAR PUSTAKA

Nasution. 2011. Asas Asas Kurikulum. Bumi Aksara. Jakarta.

Tim pengembangan ilmu pendiidkan FIP UPI. 2007. Ilmu dan aplikasi pendidikan
bagian 2 ilmu pendidikan praktis. PT. Imperial Bhakti Utama. Bandung.

Ramly, ishak. Inilah kurikulum sekolah. 2005. PTS Profesional. Malaysia.

Sutjipto Dkk. 2008. Pengembangan model-model kurikulum Pendidikan layanan khusus


Pendidikan non formal program paket A Untuk daerah bencana alam. Pusat kurikulum
Badan penelitian dan pengembangan Departemen pendidikan nasional Jakarta.

Sejarah Perkembangan kurikulum di indonesia.


https://dedihendriana.files.wordpress.com. Di akses pada tanggal 7 januari 2017.

Makalah Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia. 2015.


http://adamlaksono.blogspot.co.id/2015/05/makalah-sejarah-perkembangan-
kurikulum.html. Di akses pada tanggal 8 januari 2017.

Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum. 2013.


http://cahyani200511.blogspot.co.id/2013/03/langkah-langkah-
pengembangan-kurikulum.html. Di akses pada tanggal 8 januari 2017

25

Anda mungkin juga menyukai