Anda di halaman 1dari 11

Makalah keluarga berencana (KB)

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :
Kelompok 5

Nama : Ade Pysesa Saragih

Fitri Luaha

Melda Hutahaean

Marisa Sianipar

Juariani Simangunsong

Sister ibarotua Telaumbanua

M.A : Keluarga Berencana (KB)

Dosen : Meriati BAP

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

T.A 2017/2018
Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengertian program kb

2. Menjelaskan tujuan kb

3. Menjelaskan sasaran kb

4. Menjelaskan ruang lingkup program kb

5. Menjelaskan strategi pendekatan dan operasional program kb

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kb

2. Untuk mengetahui tujuan kb

3. Untuk mengetahui sasaran kb

4. Untuk mengetahui ruang lingkup program kb

5. Untuk mengetahui strategi pendekatan dan operasional program kb


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kesehatan keluarga dan perencanaan keluarga.
Dan harapan kami semonga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagai
para pembaca untuk kedepanya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah makalah agar
menjadi lebih baik lagi

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak lagi
kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

MEDAN,JANUARI 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Keluarga berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana
olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan
menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi
padapertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah
berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil
menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan
yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran
seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :


1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan
mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti
klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka
panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah kulit
dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu
produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dalam
rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi
jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada alat vital laki-laki saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila
digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum.
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang cincin
pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan.
Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi resiko kesehatan
yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
BAB II
PEMBAHASAN

PROGRAM KB DI INDONESIA

I .PEGERTIAN KB

KB menurut UU NO 10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran


serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),pengaturan kelahiran
,pembinaan,ketahanan keluarga ,peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,bahagia dan
sejahtra.Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
KB menurut WHO adalah tindakan yg membantu individu pasutri untuk: Mendapatkan
objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga.

II. TUJUAN KB

Secara umum tujuan 5 tahun kedepan yang ingin dicapai dalam rangka menyujutkan visi
dan misi program KB adalah :membangun kembali dan melestarikan pondasi yang bagi
pelaksana program KB Nasional yang kuat di masa mendatang sehingga visi untuk menyujutkan
keluarga berkualitas dapat tercapai.

Tujuan utama program KB Nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka
kematian ibu bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka
membangun keluarga kecil berkualitas.

Tujuan program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) adalah untuk meningkatkan


pemahaman,pengetahuan,dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak hak
reproduksi,guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya ,untuk mempersiapkan
kehidupan dalam mendukung upaya meningkatkan kualitas generasi mendatang.

Tujuan program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas adalah untuk


membina kemandirian dan sekaligus meningkatkan cakupan dina mutu pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi,serta pemberdayaan dan ketahanan keluarga terutama yang di selengarakan
oleh institusi masyarakat di daerah perkotaan dan pedesaan sehinnga membudidayakan dan
melembaganya keluarga kecil yang berkualitas.
Berikut cara perencanaan kehamilan dan mencegah kehamilan
Pengaturan jarak dan usia melahirkan
Penggunaan kontrasepsi rasional,efektif dan efisien
Pelayanan KB bagi keluarga miskin
Keterlibatan pria dalam perencanaan kehamilan dan keterlibatan pria dalam KB
Penurunan kehamilan dikalngan PUS muda
Meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak
Meningkatkan kesehatan dan kepuasan seksual

III. Sasaran Program KB

Adapun sasaran program KB nasional 5 tahun kedepan seperti tercantum dalam RPJM
2004-2009 adalah sebagai berikut :

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara nasional menjadi satu,14%
pertahun

2. Menurunkan angka kelahiran Total Fertiliity Rate (TFR) menjadi,2,2 per perempuan.

3. Meningkatnya peserta KB pria menjadi 4,5%

4. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan efisien

5. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak

6. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif dalam usaha
ekonomi produktif

7. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan KB dan


kesehatan reproduksi

Sehingga didapatnya hasil :

1. Tercapainya peserta KB baru sebanyak 1.072.473 akseptor

2. Terbinanya peserta KB aktif sebanyak 5.098.188 akseptor atau 71.87% dari pasangan usia
subur sebanyak 7.093.654

3. Meningkatnya rata-rata usia kawin pertama wanita menjadi 18,2 tahun

4. Pengendalian perkembangan kependudukan,terutama tingkat pertumbuhan migrasi dan


persebaran penduduk.

IV. Ruang Lingkup Program KB


Ruang lingkup KB antara lain:
Keluarga berencana
Kesehatan reproduksi remaja
Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
Keserasian kebijakankependudukan
Pengelolaan SDM aparatur
Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

V. Strategi Pendekatan Dan Cara Operasional Program Pelayanan KB

Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :

1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach)


Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang
dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera
sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai
tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan
potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi
manfaat pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach)
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima
pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu
untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB
nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.Strategi ini diterap
kan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon pasangan usia subur (PUS) di Indonesia
terhadap ajakan (KIE).
Berdasarkan hasil survei tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok :
1) 15% pus langsung merespon ya untuk berkb.
2) 15% - 55% pus merespon raguragu untuk berKB
3) 30% pus merespon tidak untuk berkb.

Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:


1. Strategi dasar :
Meneguhkan kembali program di daerah
Menjamin kesinambungan program

2. Strategi operasional
Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
Peningkatan kualitas dan prioritas program
Penggalangan dan pemantapan komitmen
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB).

1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).


Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan
konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui
media cetak dan elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga
terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB,
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).
2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu
atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar
untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan
fungsi reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisik,
mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan lingkungan. Dalam mencapai
sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang
makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS.
Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan
agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas
Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4. Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter berupa
pelatihan konseling dan keterampilan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan


bangsa dimana pada saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan disegala bidang,
termasuk untuk mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti pertumbuhan penduduk yang
tinggi,penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang relatif
rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi: Pendekat
an Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative
approach), Pendekatan integrative (integrative approach), Pendekatan kualitas (quality approach)
,Pendekatan kemandirian (self rellant approach),Pendekatan tiga dimensi (three dimension appro
ach).
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi: Pelayanan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB,
Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan Pendidikan KB.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN,panduan upaya peningkatan peserta kontrasepsi


Mantap ,Jakarta, 2004

Panduan konseling Kontrasepsi bagi Bidan ,Jakarta

SBKKBN,2004

Helen varney dkk,Buku Asuhan kebidanan,EGC,Jakarta, ,2007

Anda mungkin juga menyukai