Anda di halaman 1dari 3

Hasil Pemeriksaan AGD :

P/F rasio :
P/F ratio merupakan indicator penambahan/peningkatan difusi O2 pada paru-paru. Mengetahui
hasil P/F ratio bermanfaat untuk mengevaluasi perbaikan dari kerusakan difusi O2, terlepas dari
jumlah oksigen yang sedang diberikan. Selain itu, PF ratio merupakan indicator diagnostic
adanya cedera paru akut (acute lung injury/ALI) dan sindrom gangguan pernapasan akut (acute
respiratory distress syndrome/ARDS). Nilai normal dari PF ratio adalah 300-500mmHg
P/F rasio pada klien yaitu :
PO2/FiO2 = 175/0,6 = 291 mmHg
Analisa asam basa :
1. pH
pH darah mewakili seluruh keseimbangan asam (asidosis) dan basa (alkalosis) yang
diproses di dalam tubuh. Asidemia adalah kondisi dimana pH darah turun hingga kurang
dari 7,35 dan alkalemia jika pH darah lebih dari 7,45. Nilai pH pada klien yaitu 7,25.
Nilai ini mengalami penurunan dari nilai normal yaitu 7,35-745 yang artinya klien
mengalami asidosis.
2. PCO2
PCO2 mengevaluasi ventilasi dan mewakili komponen respiratorik dari status asam basa.
Nilai PCO2 pada klien yaitu 38,0. Nilai ini masih dalam batas normal PCO2 yaitu 35-45
mmHg.
3. HCO3
HCO3 merupakan alat ukur komponen metabolik dari status asam basa. Nilai HCO3 pada
klien yaitu 17,1. Nilai ini mengalami penurunan dari nilai normal yaitu 22,0-26,0 mmHg.
Penurunan primer konsentrasi HCO3 plasma meningkatkan konsentrasi ion hydrogen
darah, sehingga pH darah turun di bawah normal.
4. PO2 dan O2 Saturasi
PO2 merupakan tekanan parsial O2 dalam darah arteri. Saturasi oksigen adalah rasio
antara jumlah oksigen yang actual terikat oleh hemoglobin terhadap kemampuan total
hemoglobin darah mengikat oksigen. Hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam
darah (PO2) dan oksigen saturasi dalam darah adalah Semakin tinggi PO2 dalam darah
maka semakin tinggi pula SaO2, semakin tinggi PO2 semakin banyak O2 yang terikat
Hb. Nilai PO2 pada klien yaitu 175,0 mmHg. Nilai ini mengalami peningkatan dari nilai
normal sebesar 83,0-108,0 mmHg. Nilai O2 saturasi pada klien 205%. Hal ini
menunjukkan bahwa klien mengalami hiperoksia.
5. Base Excess (BE)
Base Excess (BE) merupakan indicator dari tingkat gangguan metabolic. Base Excess
(BE) bernilai positif menunjukkan kondisi alkalosis metabolik dan sebaliknya, BE
bernilai negatif menunjukkan kondisi asidosis metabolic. Nilai base excess (BE) pada
klien yaitu -9,7 mmol/l. hal ini menunjukkan bahwa klien mengalami asidosis metabolic.

Kesimpulan :
Asidosis metabolik murni/tidak terkompensasi
Pembahasan :
Asidosis metabolic mengacu pada kondisi ion hydrogen berlebih akibat kelebihan asam selain
asam bikarbonat yang dihasilkan oleh karbondioksida (yang biasanya disebut sebagai asam
pernafasan). Penurunan pH atau terjadinya penambahan keasaman, membuat bikarbonat
malakukan kompensasinya. Namun, cadangan bikarbonat menjadi berkurang dan apabila
produksi asam masih terus berlanjut maka buffer tidak mampu untuk mengompensasi.
Peningkatan produksi asam terjadi pada saat peningkatan pembentukan ion hidrogen (H+) dari
faktor endogen (misal: laktat, keton) atau asam yang bersifat eksogen (misal: ethylene glycol,
salisilat) dan oleh inabilitas ginjal untuk mengekskresikan H+ dari protein diet (gagal ginjal).
Peningkatan H+ dalam tubuh di buffer oleh penurunan HCO3-, mengakibatkan penurunan rasio
HCO3- sehingga menurunkan pH. Hasil pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan
penurunan pH, penurunan HCO3, PCO2 yang normal, namun lama-lama akan menurun karena
proses kompensasi. Penurunan pH darah akan merangsang pusat pernafasan untuk meningkatkan
ventilasi alveolus, yang menurunkan PCO2 dan mengembalikan pH darah menjadi normal.
Hasil analisa asam basa yang dihasilkan, menunjukkan bahwa klien mengalami hiperoksia.
Hiperoksia merupakan kondisi yang ditandai dengan kadar oksigen yang sangat tinggi dalam
darah. Pada kondisi serius, dapat menyebabkan kematian sel dan kerusakan, terutama di sistem
saraf pusat, mata dan paru-paru.
Pada klien juga terjadi gangguan sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress
syndrome/ARDS). ARDS merupakan suatu keadaan gagal nafas yang ditandai dengan
hipoksemia berat, komplains paru yang buruk dan infitrat difus pada pemeriksaan radiology.
Pada klien, ARDS dibuktikan dengan hasil analisa gas darah yang menunjukkan nilai P/F rasio
klien <300 mmHg yaitu sebesar 291 mmHg.

Anda mungkin juga menyukai