Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Ekonomi Positif

Ekonomi positif dapat berupa pernyataan atau analisis positif. Ekonomi positif menjelaskan
tentang hal-hal yang sesuai dengan fakta dan situasi dalam dunia ekonomi yang sedang terjadi
dan yang akan terjadi. Jadi pendekatan positif berkaitan dengan penjelasan aktual dan ramalan.
Maka hal ini mengarah pada analisis dan bukti empiris, karena kebenaran dalam sebuah
pernyataan positif dapat langsung dilihat atau dibuktikan melalui peristiwa yang sebenarnya
terjadi. Ekonomi positif disebut juga sebagai ekonomi hubungan sebab akibat.

Contoh pernyataan positif :

Apakah tingkat pengangguran masyarakat Indonesia telah menurun dari tahun


sebelumnya?

Apakah kebijakan pemerintah mampu mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan


masyarakat?

Bagaimana prosesnya sehingga aksi demo masyarakat pada tanggal 4 November 2016
tempo hari mampu memengaruhi nilai tukar rupiah dan grafik perekonomian bangsa?

Sponsors Link

Beberapa contoh pernyataan positif tersebut hanya bisa dijawab melalui fakta dan data empiris
yang tersedia serta relevan, sehingga dapat dibuktikan kebenarannya. (Baca juga : Tindakan
Ekonomi Rasional)

Contoh lain pernyataan positif dalam dunia usaha swasta :

Seorang pengusaha menggunakan sumber daya ekonomi dengan cara yang efisien sehingga
mampu menghasilkan produk barang dan jasa bernilai jual rendah atau murah. Karena itulah
pengusaha tersebut bisa memperoleh laba yang maksimal. Akibat pemanfaatan sumber daya
yang efisien, pendapatan perusahaan meningkat. Mereka yang terlibat dalam aktifitas ini
termasuk pengusaha dan karyawan juga mengalami hal yang sama. Pendapatan meningkat dan
mereka pun menjadi kaya.

Hal seperti di atas merupakan pernyataan positif yang dapat ditelaah fakta dan hubungan sebab
akibatnya dengan mudah serta rasional. (Baca juga : Tindakan Ekonomi Rasional)

Pengertian Ekonomi Normatif

Normatif artinya menitikberatkan pada norma, aturan atau ketentuan yang berlaku. Ekonomi
normatif dapat berupa pernyataan dan analisis normatif. Ekonomi normatif memaparkan tentang
hal-hal yang berkaitan erat dengan norma, etika dan aturan keadilan. Dalam lingkup ini tidak
mengedepankan fakta, namun mengedepankan apa yang seharusnya dilakukan agar menjadi
kebaikan dan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Karena dalam sebuah pengambilan keputusan
baik oleh pemerintah maupun swasta sebagai pelaku ekonomi, tidak cukup dengan penjelasan
atas fakta dan data empiris yang relevan sekali pun. Namun hal itu terkait pula tentang apa yang
seharusnya dilakukan sebagai kebijakan terbaik? Inilah inti dari pendekatan ekonomi normatif.

Ekonomi normatif biasanya menyelesaikan permasalahan yang muncul dengan debat ideal dan
atau keputusan politis. Yakni dengan menggabungkan antara studi empiris dengan prediksi
ekonomi positif tanpa mengesampingkan nilai gagasan ideal tentang kondisi masyarakat guna
memperoleh rekomendasi kebijakan terbaik. (Baca juga : Metode Perhitungan Pendapatan
Nasional)

Dalam pendekatan normatif, tidak jarang dilengkapi dengan value judgement, yaitu
pertimbangan nilai efisiensi ekonomi. Fungsinya adalah untuk membantu mempertajam analisis
dalam debat politis terkait pengambilan keputusan atas kebijakan yang akan dilakukan.

Contoh pernyataan normatif :

Haruskah sistem pajak diarahkan untuk mengatasi masalah ekonomi golongan


masyarakat menengah ke bawah?

Berapa persen sebaiknya anggaran negara dinaikkan per tahun?

Sampai ke titik berapa nilai inflasi dianggap wajar dan dapat diterima?

Anda mungkin juga menyukai