100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
34 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas latar belakang budidaya bunga krisan di Tutur Nongkojajar. Krisan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena permintaan pasar yang tinggi, meski menghadapi kendala seperti ketergantungan bibit impor dan degenerasi benih. Tujuan dari praktik kerja lapangan ini adalah mempelajari budidaya, penanganan hama penyakit, dan teknik panen krisan.
Dokumen ini membahas latar belakang budidaya bunga krisan di Tutur Nongkojajar. Krisan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena permintaan pasar yang tinggi, meski menghadapi kendala seperti ketergantungan bibit impor dan degenerasi benih. Tujuan dari praktik kerja lapangan ini adalah mempelajari budidaya, penanganan hama penyakit, dan teknik panen krisan.
Dokumen ini membahas latar belakang budidaya bunga krisan di Tutur Nongkojajar. Krisan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena permintaan pasar yang tinggi, meski menghadapi kendala seperti ketergantungan bibit impor dan degenerasi benih. Tujuan dari praktik kerja lapangan ini adalah mempelajari budidaya, penanganan hama penyakit, dan teknik panen krisan.
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada
tumbuhan berbubga, bunga pada kehidupan sehari-hari juga sering dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga, setelah pembuahan bunga akan berkembang menjadi buah, buah adalah struktur yang membawa biji. Beberapa bunga memiliki warna yang cerah untuk memikat hewan untuk membantu proses penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas juga untuk memikat hewan dan membantu penyerbukan.
Manusia sejak lama terpikat oleh bunga khususnya yang berwarna-
warni, bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias. Tutur Nongkojajar merupakan suatu kecamatan yang terletak tepat di Pegunungan Pasuruan. Tutur dan Nongkojajar merupakan salah satu tempat yang sangat cocok untuk tanaman bunga dikarenakan oleh suhunya yang sejuk dan sistim tanahnya yang gembur dan subur, tidak heran apabila di daerah Nongkojajar banyak sekali berbagai tempat yang menyediakan tak sedikit lahan untuk menanam bunga. Salah satunya adalah Bunga krisan (seruni). Bunga krisan atau seering juga di sebut bunga seruni ini sangatlah banyak di budidayakan oleh masyarakat setempat karena proses penanaman, perawatan serta panen yang tidak begitu sulit untuk dipelajari.
Tingginya permintaan tanaman hias untuk menjadikan usaha di
bidang pengadaan tanaman hias sangat menjanjikan keuntungan yang besar, salah satu tanaman hias yang populer adalah krisan. Di Indonesia, permintaan terhadap bunga krisan meningkat 25% per tahun, bahkan menjelang tahun 2003 permintaan pasarnya meningkat 31,62%. Ekspor bunga krisan ke luar negeri seperti Belanda, Brunei, Singapura, Jepang, dan UEA mencapai 1,44 juta tangkai (Stasiun Karantina Tumbuhan Soekarno Hatta 2003). Permintaan pasar yang tinggi tersebut menjadikan tanaman krisan mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan baik pada saat ini maupun yang akan datang (Balai Penelitian Tanaman Hias, 2000).
Usaha produksi krisan di Indonesia dihadapkan pada beberapa
kendala, antara lain ketergantungan pada bibit dari luar negeri seperti Belanda, Jerman, Amerika Serikat, dan Jepang yang harganya mahal. Selain itu, bila tanaman akan diperbanyak perlu membayar royalti 10% dari harga jual tiap tangkainya. Kondisi tersebut menyebabkan harga jual bibit tinggi dan menurunkan keuntungan petani atau pengusaha tanaman krisan. Masalah lain adalah degenerasi bibit, yaitu penurunan mutu benih sejalan dengan bertambahnya umur tanaman induk dan rendahnya mutu bibit yang dihasilkan. Hal ini karena tanaman krisan diperbanyak dengan setek pucuk maupun anakan (Rukmana dan Mulyana, 1997).
Untuk menghindari atau mengurangi degenerasi benih, produsen
dituntut agar memperbarui tanaman induk secara periodik bila gejala degenerasi mulai tampak. Oleh karena itu, pengembangan varietas yang telah dihasilkan oleh pemulia tanaman dan penerapan teknik perbanyakan yang tepat diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. (Rukmana dan Mulyana, 1997).
Maka dari itu budidaya tanaman krisan relatif mudah dalam
pengaplikasiannya dan menguntungkan jika dilihat dari segi ekonomi. Itulah beberapa faktor yang mendorong praktik kerja lapang(PKL) di PT. Condido Agro di Tutur Nongkojajar untuk dilakukannya praktik untuk mengetahui cara budidaya tanaman tersebut. Kami sebagai generasi muda terdorong untuk berusaha untuk agar semua masalah dalam bidang pertanian bangsa Indonesia dapat terselesaikan dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan terdapat beberapa masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pembudidayaan Bunga Krisan ?
2. Bagaimana mengatasi hama dan penyakit pada Bunga Krisan ?
3. Bagaimana cara panen dan pascapanen Bunga Krisan ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam laporan ini antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui pembudidayaan Bunga Krisan.
2. Mengetahui cara mengatasi hama dan penyakit pada Bunga Krisan.
3. Mengetahui cara panen dan pascapanen Bunga Krisan.
1.4 Manfaat
Penulisan gagasan ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara
teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Memberi informasi tentang pembudidayaan bunga krisan