Anda di halaman 1dari 31

KUALITAS HIDUP PASIEN

PASCA STROKE

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai syarat melakukan penelitian


untuk penyusunan skripsi

Oleh:

FADHILAH RAHMI
0807101010093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2011
LEMBAR PENGESAHAN

KUALITAS HIDUP PASIEN PASCA STROKE

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Syarat Melakukan Penelitian Untuk Skripsi

Oleh:

FADHILAH RAHMI
080701010093

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh, Juli 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

dr. Syahrul, Sp.S (K) dr. Sakdiah, M.Sc ..


Nip. 19620202 198903 1 001 Nip. 19651120 199903 2 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah

dr. Syahrul, Sp.S (K) )


Nip. 19620202 198903 1 001
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................
1.3.1. Tujuan Umum................................................................................
1.3.2. Tujuan Khusus...............................................................................
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Stroke.......................................................................................................
2.1.1. Definisi Stroke...............................................................................
2.1.2. Klasifikasi Stroke..........................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2.1.3. Dampak Stroke..............................................................................
2.1.4. Faktor Risiko Stroke......................................................................
2.1.5. Pencegahan Stroke Berulang.........................................................
2.2. Konsep Kepatuhan..................................................................................
2.2.1. Dukungan Keluarga.......................................................................
2.2.2. Pengetahuan..................................................................................
2.2.3. Pelayanan Kesehatan Poliklinik....................................................
2.2.4. Sistem Pembiayaan Kontrol..........................................................

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................................
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................
3.2.1. Tempat Penelitian..........................................................................
3.2.2. Waktu Penelitian............................................................................
3.3. Populasi dan Sampel...............................................................................
3.3.1. Populasi.........................................................................................
3.3.2. Sampel...........................................................................................
3.4. Kerangka Konsep dan Variabel Penelitian..............................................
3.5. Definisi Operasional................................................................................
3.6. Instrumen Penelitian................................................................................
3.7. Cara Penelitian........................................................................................
3.8. Analisis Data Penelitian...........................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stroke merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Saat ini stroke


menyebabkan kematian terbanyak ketiga setelah penyakit kardiovaskular dan
keganasan serta penyebab kecacatan terbanyak untuk waktu yang lama (Syahrul,
2009).
Stroke menempati urutan kedua sebagai penyebab kecacatan di negara maju
dan penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung iskemik (Lipska et al.,
2007; van der Worp et al., 2007). Menurut WHO, 15 juta orang di dunia
mengalami stroke setiap tahunnya dan dari 15 juta orang tersebut, 5 juta orang
meninggal dan 5 juta orang lagi mengalami kecacatan permanen dan menjadi
beban bagi keluarganya. Di Inggris, stroke merupakan penyakit kedua setelah
infark miokard akut sebagai penyebab kematian utama (Sudoyo,2007).
Setiap tahunnya sekitar 795.000 orang mengalami stroke pertama dan stroke
berulang di Amerika Serikat. Sekitar 610.000 orang mengalami serangan stroke
pertama dan 185.000 orang mengalami stroke berulang. Rata-rata setiap 40 detik
seseorang di Amerika Serikat menderita stroke dan setiap empat menit penderita
stroke di Amerika Serikat meninggal dunia (AHA Guidline, 2010).
Di Indonesia sendiri insiden stroke cenderung meningkat dari tahun ke tahun
seiring bertambahnya umur harapan hidup dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Dari Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2007 menunjukkan stroke, hipertensi
dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian dimana
stroke penyebab kematian terbanyak 15,4% disusul hipertensi 6,8% dan penyakit
jantung iskemik 5,1%. Stroke sendiri memiliki angka kematian mencapai 18%
sampai 37% untuk stroke pertama dan 62% untuk stroke berulang. Prevalensi
stroke di Indonesia tercatat sebesar 8,3 per 1.000 penduduk dan yang telah
didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1.000 penduduk. Hal ini
menunjukkan sekitar 72,3% kasus stroke di masyarakat telah didiagnosis oleh
tenaga kesehatan. Prevalensi stroke tertinggi Indonesia dijumpai di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan terendah di Papua (3,8
per 1.000 penduduk) (Riskesdas, 2007).
Faktor risiko stroke adalah faktor yang memperbesar kemungkinan seseorang
untuk menderita stroke. Ada dua kelompok utama faktor risiko stroke. Kelompok
pertama ditentukan secara genetik atau berhubungan dengan fungsi tubuh yang
normal sehingga tidak dapat dimodifikasi. Yang termasuk kelompok ini adalah
usia, jenis kelamin, ras atau etnik tertentu, dan riwayat stroke dalam keluarga.
Kelompok yang kedua merupakan akibat dari gaya hidup seseorang dan dapat
dimodifikasi. Faktor risiko utama yang termasuk kelompok kedua adalah
hipertensi, diabetes mellitus, merokok, hiperlipidemia dan intoksikasi alkohol
(Purnomo, 2009).
Stroke dapat menyebabkan penderitanya meninggal, cacat atau sembuh. Pada
kasus stroke yang tidak meninggal stroke merupakan penyebab terbesar
ketidakmampuan fisik, emosi, dan kehidupan sosial pada orang dewasa (Tarasov
M et al., 2007). Walaupun stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem
saraf pusat, efek yang dihasilkan dapat berpengaruh pada seluruh tubuh. Efek
yang mungkin terjadi dapat berupa kelumpuhan, defisit fungsi kognitif, kesulitan
bicara, kesulitan emosional, masalah dalam kehidupan sehari-hari, depresi serta
kesakitan (NINDS, 2003).
Ketidakmampuan fisik, emosi, dan kehidupan sosial pasien stroke tentu saja
mempengaruhi peranan sosialnya. Hal tersebut memberikan pengaruh yang besar
terhadap kualitas hidup terkait kesehatan pada pasien stroke (strm M and
Asplund K, 2005). Pengukuran kualitas hidup terkait kesehatan pada pasien stroke
menjadi umum dilakukan dengan adanya pengakuan bahwa evaluasi perawatan
pasien stroke harus meliputi kualitas sekaligus kuantitas dari kelangsungan hidup
pasien.Pengukuran tersebut biasanya meliputi elemen fungsional, fisik,
psikologis, dan sosial dari pasien (Kraniukait dan Rastenyt, 2006).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti kualitas
hidup pasien pasca stroke dengan menggunakan SF-36.

B. Perumusan
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kepatuhan kontrol pasien pasca stroke
dipengaruhi oleh beberapa hal, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah gambaran tingkat kepatuhan kontrol pasien pasca stroke?
2. Bagaimanakah gambaran peran keluarga terhadap kepatuhan kontrol
pasien pasca stroke?
3. Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan pasien terhadap kepatuhan
kontrol pasien pasca stroke?
4. Bagaimanakah gambaran peran pelayanan kesehatan poliklinik terhadap
kepatuhan kontrol pasien pasca stroke?
5. Bagaimanakah gambaran sistem pembiayaan kontrol pasien pasca stroke?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kepatuhan kontrol pasien pasca stroke dan


hal-hal yang mempengaruhi kepatuhan kontrol pasien tersebut dalam upaya
pelaksanaan pengobatan yang maksimal di Poliklinik Saraf RSUDZA.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien pasca stroke.


2. Untuk mengetahui gambaran peran keluarga terhadap kepatuhan
kontrol pasien pasca stroke.
3. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pasien terhadap
kepatuhan kontrol pasien pasca stroke.
4. Untuk mengetahui gambaran peran pelayanan poliklinik terhadap
kepatuhan kontrol pasien pasca stroke.
5. Untuk mengetahui gambaran sistem pembiayaan kontrol pasien pasca
stroke.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai gambaran untuk kajian ke depan


bagi praktisi kesehatan dalam meningkatkan kepatuhan kontrol pasien
pasca stroke sehingga tujuan pengobatan yang maksimal pada pasien yang
bersangkutan dapat tercapai.
2. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan atau
memberi informasi bagi penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stroke

2.1.1. Definisi stroke

Stroke adalah adanya defisit neurologi fokal atau umum yang terjadi
secara mendadak akibat gangguan pembuluh darah otak, gejalanya menetap lebih
dari 24 jam atau menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain selain gangguan
pembuluh darah otak (Syahrul, 2009).

WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik


fokal maupun global (menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak,
yang mengakibatkan kerusakan pembuluh darah di otak, yang berlangsung selama
24 jam atau lebih(Sutrisno, 2007).

Stroke merupakan istilah Inggris yang berarti pukulan. Kata ini


digunakan untuk menamakan sindrom hemiparesis atau hemiparalisis akibat lesi
vaskular yang dapat terjadi dalam beberapa detik sampai beberapa hari,
tergantung pada jenis penyakit yang menjadi penyebabnya (Mardjono, 2009).

2.1.2. Klasifikasi Stroke

Secara garis besar stroke terbagi menjadi stroke iskemik, stroke hemoragik
(perdarahan) dan Transient Ischemic Attack (TIA) (Sutrisno, 2007). Stroke
iskemik berhubungan dengan kekurangan aliran darah pada jaringan otak karena
adanya mekanisme trombosis, emboli, dan berkurangnya perfusi sistemik. Stroke
perdarahan adalah perdarahan di parenkim otak yang dapat meluas ke
intraventrikel dan atau ruang subarakhnoid. Perdarahan terjadi karena rupturnya
arteri penetrasi kecil yang berasal dari pembuluh darah otak (Syahrul, 2008).
Secara keseluruhan, stroke iskemik terjadi tiga sampai empat kali lebih
banyak daripada stroke hemoragik dan mencakup sekitar 80-85% dari seluruh
penderita stroke ( Price dan Wilson, 2005).

2.1.3. Dampak Stroke

Otak mengontrol banyak hal yang berlangsung di tubuh kita. Kerusakan


otak dapat mempengaruhi pergerakan, perasaan, perilaku, kemampuan
berbicara/berbahasa dan kemampuan berpikir seseorang. Stroke dapat
mengakibatkan gangguan beberapa bagian dari otak, sedangkan bagian otak
lainnya bekerja dengan normal. Pengaruh stroke terhadap seseorang tergantung
kepada :
1.Bagian otak yang terkena stroke
2.Seberapa serius stroke yang terjadi
3.Usia, kondisi kesehatan dan kepribadian penderitanya (Heart and Stroke
Foundation, 2008).
Beberapa akibat stroke yang sering dijumpai adalah (Heart and Stroke
Foundation, 2008; Rambe, 2006):
1. Kelumpuhan satu sisi tubuh.
Ini merupakan salah satu akibat dari stroke yang paling sering terjadi.
Kelumpuhan biasanya terjadi di sisi yang berlawanan dari letak lesi di otak,
karena adanya pengaturan representasi silang oleh otak. Pemulihan
kelumpuhan ini bervariasi untuk masing-masing individu.
2. Gangguan penglihatan
Penderita stroke sering mengalami gangguan penglihatan berupa deficit
lapangan pandang yang dapat mengenai satu atau kedua bola mata. Hal ini
menyebabkan penderita hanya dapat melihat sesuatu pada satu sisi saja,
sehingga misalnya penderita hanya memakan makanan di sisi yang dapat
dilihatnya atau hanya mampu membaca tulisan pada satu sisi buku saja.
3. Afasia
Stroke dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
berbahasa/berbicara, membaca dan menulis atau untuk memahami
pembicaraan orang lain.
4. Gangguan persepsi
Stroke dapat mengganggu persepsi seseorang. Penderita stroke dapat tidak
mengenali objek-objek yang ada di sekitarnya atau tidak mampu
menggunakan benda tersebut.
5. Lelah
Penderita stroke sering mengalami kelelahan. Mereka membutuhkan
tenaga ekstra untuk melakukan hal-hal yang biasa dikerjakan sebelumnya.
Kelelahan juga dapat terjadi akibat penderita kurang beraktivitas, kurang
makan, atau mengalami depresi.
6. Depresi
Depresi dapat terjadi pada penderita stroke. Hal ini masih merupakan
perdebatan apakah depresi yang terjadi merupakan akibat langsung dari
kerusakan otak akibat stroke atau merupakan reaksi psikologis terhadap
dampak stroke yang dialaminya. Untuk kasus ini, dukungan keluarga akan
sangat membantu penderita.
7. Emosi yang labil
Stroke dapat menyebabkan penderitanya mengalami ketidakstabilan emosi
sehingga menunjukkan respon emosi yang berlebihan atau tidak sesuai.
Keluarga atau pengasuh harus memahami hal ini dan meyakinkan penderita
bahwa hal ini adalah hal yang lazim terjadi akibat stroke dan bukan berarti ia
menjadi gila.
8. Gangguan memori
Penderita stroke dapat mengalami gangguan memori dan kesulitan
mempelajari dan mengingat hal baru.
9. Perubahan kepribadian
Kerusakan otak dapat menimbulkan gangguan kontrol emosi positif
maupun negatif. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku penderita dan caranya
berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan prilaku ini dapat
menimbulkan kemarahan keluarga atau pengasuhnya. Untungnya perubahan
perilaku ini akan mengalami perbaikan seiring dengan pemulihan strokenya.

2.1.4 Faktor risiko stroke

Faktor risiko stroke adalah faktor yang memperbesar kemungkinan


seseorang untuk menderita stroke. Ada dua kelompok utama faktor risiko stroke.
Kelompok pertama ditentukan secara genetik atau berhubungan dengan fungsi
tubuh yang normal sehingga tidak dapat dimodifikasi. Yang termasuk kelompok
ini adalah usia, jenis kelamin, ras atau etnik tertentu, dan riwayat stroke dalam
keluarga. Kelompok yang kedua merupakan akibat dari gaya hidup seseorang dan
dapat dimodifikasi. Faktor risiko utama yang termasuk kelompok kedua adalah
hipertensi, diabetes mellitus, merokok, hiperlipidemia, stres dan intoksikasi
alkohol (Purnomo, 2009).

2.1.5 Pencegahan stroke berulang

Walaupun pasien telah mengalami stroke tetap dapat dilakukan pencegahan


terjadinya stroke agar tidak berulang. Fokus untuk pencegahannya bukan hanya
anjuran hidup sehat dan memodifikasi beberapa prilaku melainkan juga kontrol
atau pengobatan terhadap faktor risiko yang dimiliki, seperti: pemberian terapi
antiplatelet (Aspirin) untuk pencegahan serangan ulang pada seluruh pasien yang
sebelumnya mengalami stroke iskemik atau TIA dan kontrol terhadap penyakit-
penyakit vaskular seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol (Sacco, R.L., et al.,
2006 ).

Tabel.2.1 Persentase Terjadinya Stroke Berulang

Persentase Terjadinya Stroke Berulang Setelah


Stroke Pertama

3% -10% 30 hari
5% - 14% 1 tahun
25% - 40% 5 tahun
Sumber : National Stroke Association, 2009

Menurut Heart and Stroke Fondation kontrol terhadap penyakit vaskular


dapat berupa :
1. Hipertensi
Hipertensi harus diatasi untuk mencegah terjadinya serangan ulang stroke.
Menurut Canadian Hypertension Education Program ( CHEP ), target tekanan
darah untuk pencegahan stroke adalah < 140/90 mmHg ( Aiyagari et al.,
2009).
2. Diabetes
Pada penderita diabetes, tekanan darah tetap kita kontrol dan yang paling
penting adalah kontrol terhadap kadar gula darah dan dianjurkan mencapai
nilai hampir normal untuk mengurangi komplikasi vaskular.
3.Kolesterol
Pasien dengan kadar Low Density Lipoproteins-Cholestrol (LDL-C) > 2.0
mmol/L harus dilakukan modifikasi gaya hidup, diet dan pengobatan dengan
statin. Hal ini dilakukan sampai didapati kadar LDL-C < 2 mmol/L.
Penderita stroke dapat mengubah beberapa prilaku seperti : (Heart and
Stroke Foundation)
1. Merokok
Semua pasien stroke yang merokok harus dianjurkan untuk berhenti
merokok. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan terapi taambahan
berupa terapi pengganti nikotin dan terapi prilaku.
2. Alkohol
Pasien yang merupakan peminum berat seharusnya berhenti atau
mengurangi konsumsi alkohol sampai ke titik aman yaitu berkisar 14
minuman dalam satu minggu untuk pria dan 9 minuman untuk wanita. Titik
aman tersebut tidak sama untuk semua orang sehingga berhenti
mengkonsumsi alkohol lebih baik.
3. Obesitas
Penurunan berat badan sangat dianjurkan sampai dicapainya BMI 18,5-
24,9 kg/m2 dan lingkar pinggang < 88 cm untuk wanita dan < 102 cm untuk
pria. Konsumsi makanan rendah lemak dan natrium dan banyak mengonsumsi
buah dan sayur sangat dianjurkan.
4.Aktivitas Fisik
Bagi penderita stroke yang mampu melakukan aktivitas fisik, latihan fisik
30-60 menit seperti berjalan, jogging, bersepeda selama 4-7 hari dalam seminggu
dapat mengurangi faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian stroke (Sacco
R.,L., et al., 2006).
2.2. Konsep Kepatuhan

Menurut Sacket dalam Niven (2002) kepatuhan adalah sejauh mana perilaku
pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan.
Kepatuhan pasien berkenaan dengan kemauan dan kemampuan dari individu
untuk mengikuti cara sehat yang berkaitan dengan nasehat, aturan pengobatan
yang ditetapkan, mengikuti jadwal pemeriksaan dan rekomendasi hasil
penyelidikan. Kepatuhan adalah tingkat perilaku penderita dalam mengambil
suatu tindakan untuk pengobatan seperti diet, kebiasaan hidup sehat, dan
ketepatan berobat (kontrol) (Niven, 2002).
Pemanfaatan pelayanan kesehatan (dalam hal ini kontrol) pada diri seseorang
untuk melawan atau mengobati sakitnya melibatkan empat variabel kunci yaitu:
(Notoatmodjo, 2005)
1. Kerentanan terhadap apa yang dirasakan (Perceived Susceptability).
Tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit akan timbul bila seseorang
telah merasakan bahwa ia rentan terhadap penyakit tersebut.
2. Keseriusan yang dirasakan (Perceived Seriousness), tindakan individu
mencari pengobatan didorong oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap
individu maupun masyarakat.
3. Keuntungan yang dirasakan dan hambatan-hambatan (Perceived Benefits
and Barriers), apabila individu merasa dirinya rentan terhadap penyakit-
penyakit yang dianggap gawat dan serius,ia akan melakukan tindakan
tertentu. Tindakan tersebut tergantung pada keuntungan-keuntungan yang
akan dirasakan dan hambatan-hambatan yang akan dialaminya.
4. Isyarat atau tanda-tanda (clues), untuk mendapatkan tingkat penerimaan
yang benar tentang kerentanan, kegawatan, dan keuntungan tindakan maka
diperlukan isyarat berupa faktor-faktor luar seperti pesan dari media
massa, nasihat kawan maupun anggota keluarga.

Harus diingat bahwa kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang


ditentukan oleh lima dimensi yang saling terkait, yaitu faktor pasien, faktor terapi,
faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan dan faktor sosial ekonomi. Semua
faktor adalah faktor penting dalam mempengaruhi kepatuhan sehingga tidak ada
pengaruh yang lebih kuat dari faktor lainnya, seperti digambarkan pada gambar
diatas (Anonimus, 2006).

Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien (Anonimus, 2006)

Beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Suddart


dan Brunner (2002) adalah:
1. Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio
ekonomi dan pendidikan.
2. Variabel penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat
terapi.
3. Variabel program terapeutik seperti kompleksitas program dan efek
samping yang tidak menyenangkan.
4. Variabel psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan,
penerimaan, atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau
budaya dan biaya financial dan lainnya.

Faktor faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat digolongkan


menjadi empat bagian menurut Niven (2002) antara lain :

1. Pemahaman tentang intruksi


Tak seorang pun dapat mematuhi instruksi jika ia salah paham terhadap
instruksi yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat disebabkan oleh
kegagalan profesional kesehatan dalam memberikan informasi yang
lengkap, penggunaan istilah-istilah medis dan memberikan banyak
instruksi yang harus diingat oleh pasien.
2. Kualitas interaksi
Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan
bagian yang penting dalam menentukan drajat kepatuhan.
3. Isolasi sosial dan keluarga
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan
keyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga dapat menentukan
tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.
4. Keyakinan, sikap, dan kpribadian
Becker et al (1979) dalam Niven (2002) telah membuat suatu usulan bahwa
model keyakinan kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya
ketidakpatuhan.

Menurut Smet (1994) dalam Niven (2002) berbagai strategi telah dicoba
untuk meningkatkan kepatuhan adalah :

1. Dukungan profesional kesehatan


Dukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut
adalah dengan adanya teknik komunikasi. Komunikasi memegang peranan
penting karena komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan
baik Dokter/ perawat dapat menanamkan ketaatan bagi pasien.
2. Dukungan sosial
Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para profesional
kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang
peningkatan kesehatan pasien maka ketidakpatuhan dapat dikurangi.
3. Perilaku sehat
Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan.
4. Pemberian informasi
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya.

2.2.1. Dukungan Keluarga


Keluaga yang sehat akan mencari jalan untuk membantu mencapai potensi
kesehatan yang lebih tinggi. Dorongan dan anjuran dari orang dekat dan keluarga
untuk mencari pengobatan akan berpengaruh besar terhadap keinginan dan
motivasi untuk mendapatkan jasa pelayanan kesehatan.Adanya orang yang
menganjurkan, membantu, dan mengantar dalam upaya mendapatkan pelayanan
kesehatan sangat berpengaruh terhadap kunjungan ke rumah sakit..Salah satu
bentuk dukungan keluarga adalah dengan menganjurkan dan membawa anggota
keluarga berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan perawatan
sendiri di rumah (Niven, 2002).
Penyesuaian diri terhadap kondisi akibat stroke menyebabkan pasien
mengalami stres.Dukungan sosial yang tepat dari keluarga dapat membantu pasien
dalam menghadapi hal-hal yang menimbulkan stres.

2.2.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia terhadap objek melalui


indera yang dimilikinya seperti mata, hidung, telinga dan alat indera lainnya.
Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek
(Notoatmodjo, 2005).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior). Pengetahuan yang dicakup di dalam kognitif mempunyai enam
tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan dan dapat
menginterpretasikan secara benar tentang suatu objek/materi yang diketahui.
Orang yang telah paham terhadap objek/materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, dsb.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur orgnisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu kemampuan yang baru. Dengan kata lain, sintesis
itu suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi/objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau dengan menggunakan kriteria yang telah ada.
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu pengalaman, umur, tingkat pendidikan, keyakinan, sumber
informasi, penghasilan, dan sosial budaya.

2.2.3. Pelayanan kesehatan poliklinik

Dukungan dari profesional kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi


kepatuhan.Mereka dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara
menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara
terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang telah
mampu berdaptasi dengan program pengobatannya.
Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien adalah suatu
hal yang penting untuk memberikan umpan balik kepada pasien setelah
memperoleh informasi tentang diagnosis. Pasien membutuhkan penjelasan tentang
kondisinya saat ini, apa penyebab dan apa yang dapat mereka lakukan dengan
kondisi seperti itu (Niven,2002).

2.2.4. Sistem Pembiayaan Kontrol

Seseorang yang berasal dari keluarga dengan penghasilan tinggi cenderung


lebih mudah dalam memperoleh pelayanan dan fasilitas kesehatan dibandingkan
dengan orang yang berasal dari keluarga yang penghasilannya rendah. Keluarga
yang penghasilannya tinggi cenderung mendapatkan kesempatan yang lebih tinggi
untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang arti kesehatan dan manfaat
dari pelayanan kesehatan (Niven, 2002).
Faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah
faktor sistem kesehatan yang bersangkutan, termasuk di dalamnya adalah asuransi
kesehatan atau jaminan pelayanan kesehatan yang menjamin individu tersebut jika
berobat ke pelayanan kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2005).

Masyarakat Aceh sendiri tidak mengalami kesulitan yang berarti mengenai


biaya jika sakit dan mereka dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis
di rumah sakit dan puskesmas. Fasilitas gratis ini terwujud berkat diterapkannya
program asuransi Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) oleh pemerintah provinsi NAD.
Sejak bulan Juni 2010, program jaminan kesehatan ini telah efektif diberlakukan.
Pemerintah Aceh menunjuk PT. Askes sebagai mitra dalam program JKA tersebut.
Warga yang tercatat sebagai penduduk provinsi Aceh hanya perlu memperlihatkan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) saat hendak berobat
gratis di puskesmas, rumah sakit di Aceh maupun luar Aceh. Program JKA juga
tidak membatasi jenis penyakit yang diderita oleh penduduk Aceh. Program JKA
ini tidak memandang status sosial atau profesi. Adanya program JKA di Aceh
sendiri merupakan salah satu faktor pendukung kepatuhan kontrol pasien
termasuk pasien stroke (Menkokesra, 2010).

2.3. Kerangka Teori


Stroke Pertama Stroke Berulang
(first stroke) (recurrent stroke)

Preventif Sekunder
(Second Prevention)

Upaya Kepatuhan
Pengendalian Berobat (Kontrol)
Faktor Risiko

Faktor Pasien

Faktor Sistem
Kesehatan

Faktor Terapi

Faktor
Lingkungan

Faktor Sosial
Ekonomi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross-


sectional yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara murni untuk mengadakan
deskripsi tanpa dilakukan analisa secara mendalam dan pengambilan data
penelitian dilakukan pada satu saat (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data
dilakukan dengan pembagian kuesioner kepada para responden dan wawancara
singkat dengan tujuan untuk mengetahui gambaran hal-hal yang mempengaruhi
kepatuhan kontrol pasien pasca stroke.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum
Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.
3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada 15 September 15 Oktober


2011.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien pasca stroke di


Poliklinik Saraf RSUDZA.

3.3.2. Sampel

Sampel diambil dengan pertimbangan waktu, biaya dan tenaga peneliti


dalam melakukan penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara non


random, yaitu consecutive sampling. Consecucutive sampling adalah cara
pengambilan sampel dengan pertimbangan peneliti (Notoatmodjo, 2010).
Kriteria inklusi :
1. Semua pasien pasca stroke yang rawat jalan di Poliklinik Saraf
RSUDZA Banda Aceh.
2. Pasien pasca stroke yang berusia 35 - 70 tahun dan keluarganya.
3. Pasien pasca stroke dan keluarganya yang bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi :
1. Pasien pasca stroke dan keluarganya yang tidak bersedia menjadi
responden.
2. Pasien pasca stroke yang berusia > 70 tahun.

Besar Sampel :

Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitug


dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2010):

2
Z p( 1 p)
n= 2
d

n = besar sampel
= drajat kemaknaan = 0,1
Z = simpangan rata-rata distribusi normal standar pada drajat kemaknaan
z = 1,645
p = proporsi penyakit = 0,8
d = tingkat kemelesetan yang dapat ditorerir = 10 %

1,645 1,645 0,8 0,2


n= =43,29 43
( 0.1 )2

3.4. Kerangka Konsep

Variabel independent Variabel dependen

Peran Keluarga

Pengetahuan
Kepatuhan Kontrol ( Berobat)
Pelayanan
Kesehatan
Poliklinik
Sistem Pembiayaan Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Kontrol
3.5. Definisi Operasional
Untuk memudahkan memahami pengertian dari variabel-variabel dalam
penelitian ini akan dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Dependen


Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Dependen Operasional Ukur
Kepatuhan Perilaku Pasien Kuesioner a. Patuh Nominal
b. Tidak
Kontrol Untuk dan kartu
Patuh
(Berobat) Mengontrol status/kontro
Perkembangan l pasien
Penyakitnya

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen

Variabel Definisi Skala


Alat Ukur Hasil Ukur
Independen Operasional Ukur
Keluarga Pendapat responden Kuesioner a.Berperan Ordinal
tentang ada atau baik
tidaknya peran b.Kurang
keluarga dalam berperan
memberikan
dukungan moril dan
bantuan untuk
melakukan kontrol
(pengobatan)
Pengetahuan Pengertian pasien Kuesioner a.Baik Ordinal
pasca stroke b.Kurang
mengenai stroke
untuk melakukan
kontrol
Pelayanan Pendapat responden Kuesioner a.Berperan Ordinal
Kesehatan mengenai baik
b.Kurang
Poliklinik ada/tidaknya peran
berperan
petugas kesehatan
yang diberikan
selama proses
kontrol (berobat)
Sistem Pendapat responden Kuesioner a.Biaya sendiri Ordinal
b.Asuransi
Pembiayaan mengenai sistem/
Kontrol cara pembiayaan
kontrol penyakitnya.

3.6. Instrumen Penelitian

Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

3.7. Cara Penelitian

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang diperoleh melalui
wawancara langsung dengan responden. Pelaksanaan wawancara berpedoman
kepada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan.
1. Alat pengumpul data yang merupakan identitas responden yang terdiri dari
nama, umur, alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, penyakit atau
kebiasaan buruk pasien dan sistem pembiayaan kontrol.
2. Kuesioner tentang pengetahuan pasien tentang penyakit stroke yang terdiri
dari 10 buah pertanyaan dalam bentuk multiple choice dengan kriteria
penelitian bila responden menjawab benar diberi nilai 2 dan jawaban salah
diberi nilai 1, kemudian dicari jumlah nilai rata-rata dan dikatagorikan
pengetahuan baik bila nilai x x dan pengetahuan kurang bila x

x .

3. Kuesioner tentang peran keluarga dan peran pelayanan kesehatan


poliklinikterdiri dari 5 pertanyaan. Setiap pertanyaan jika menjawab ya
mendapat nilai 2, kadang-kadang 1 dan tidak diberi nilai 0, kemudian
dicari jumlah nilai rata-rata dan dikatagorikan berperan baik apabila nilai

x x dan kurang berperan bila x x.

3.8. Analisis Data penelitian


Data yang terkumpul diolah dan dianalisi dengan komputer dengan
menggunakan software Statistic Product and Service Solution (SPSS), melalui
tahapan editing, coding, entry data, cleaning, dan analyzing. Jenis analisis
yang dilakukan adalah :
3.8.1. Analisa Univariat
Dilakukan dengan metode statistik deskriptif untuk masing-masinng
variabel penelitian dengan menggunakan frekuensi distribusi berdasarkan
persentase dari masing-masing variabel dan subvariabel. Pengatagorian
masing-masing variabel dan subvariabel dilakukan dengan menentukan mean/

rata-rata ( x ) dengan menggunakan rumus yaitu :

x =
x
n

Keterangan :

x = nilai rata-rata

x = jumlah nilai dari data responden

n = sampel
Kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi dan ditentukan
persentase dari masing-masing subvariabel dengan menggunakan rumus
(Notoatmodjo, 2010) :

f1
P= 100
n

Keterangan :

P = Persentase

f 1 = Frekuensi teramati

n = Jumlah responden yang menjadi sampel

DAFTAR PUSTAKA

AHA Guidline. 2010. Heart disease and stroke statistic. American Heart
Asosiation.http://www.americanheart.org/downloadable/heart/1265665152970
DS3241%20HeartStrokeUpdate_2010.pdf (Diakses pada Maret, 2011).

Aiyagari,V.,Gorelick,P.,B. 2009. Management of Blood Pressurer for Acute and


Recurrent Stroke. http://stroke.ahajournals.org/cgi/reprint/40/6/2251.( Diakses
pada April, 2011).
Anonimus. 2006. Kepatuhan Pasien : Faktor Penting Dalam Keberhasilan
Terapi.Badan POM RI. http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin
Info POM/0506.pdf vol 7: No 5 (diakses pada Maret, 2011).

Anonimus, 2010. Di Aceh KTP Jadi Jaminan Kesehatan Gratis. Jakarta :


Menkokesra.file:///C:/Users/win7/Downloads/Di%20Aceh,%20KTP%20Jadi
%20Jaminan%20Kesehatan%20Gratis%20%20%20.%20%20%20Situs
%20Resmi%20Kementerian%20Koordinator%20Bidang%20Kesejahteraan
%20Rakyat%20%20%20..htm (diakses pada Maret, 2011).
Budiarto, Eko. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC.

Heart and Stroke Foundation. 2008. Lets Talk About Stroke: An Information
Guide for Survivors and Their Families. Ottawa.
http://www.heartandstroke.com/site/c.ikIQLcMWJtE/b.3882223/k.3FC6/Stroke__Lets
_Talk_about_Stroke.html (diakses pada April 2011).

Heart & Stroke Foundation. Heart & Stroke :Taking Control, Lower Your Risk of
heart disease and stroke. Heart & Stroke Foundation.
http://www.heartandstroke.com/atf/cf/{99452D8B-E7F1-4BD6-A57D
B136CE6C95BF} /take-control-risk-heart-disease-stroke-en.pdF (diakses pada
April, 2011).

Lipska, K., Sylaja, P.N., Sarma, P.S., Thankappan, K.R., Kutty, V.R., Vasan, R.S.,
et al. 2007. Risk Factors for Acute Ischaemic Stroke in Young Adults in South
India. Journal of Neurology Neurosurgery Psychiatry, 78: 959-963.
http://jnnp.bmj.com/content/78/9/959.full.pdf (diakses April, 2011).

Mardjono, M., Sidharta, P. 2009. Neurologis Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat.

National Stroke Association, 2009. Recovery After Stroke : Recurrent Stroke.


http://www.stroke.org/site/DocServer/NSAFactSheet_RecurrentStrokerevised.p
df?docID=998 ( diakses pada April, 2011)

Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan : Kepatuhan.Jakarta : EGC.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :


PT.Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :


PT.Rineka Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.


Rhineka Cipta.
Purnomo, Heru. 2009. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit yang Paling
Mematikan: Stroke. Yogyakarta: Buana Pustaka.

Price, S.,A.,Wilson, L.,2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit.Edisi ke-6. Jakarta:EGC, 2 : 1106-1129.

Rambe, A.,S.,2006. Stroke: Sekilas Tentang Definisi, Penyebab, Efek, dan Faktor
Resiko.Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18925/1/ikm-des2006-
10%20%283%29.pdf

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Sacco, R.L., Adams, R., Albers, G., Alberts, M.J., Benavente, O.,Furie, L., et al.
2006. Guidelines for Prevention of Stroke in Patients with Ischemic Stroke or
Transient Ischemic Attack From the Stroke Council of the AHA. Stroke,
37:577-617.http://circ.ahajournals.org/content/113/10/e409.full.pdf+html
Siswanto, Yuliaji.2006. Beberapa Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian
Stroke Berulang (Studi Kasus di RS. Kariadi Semarang). Semarang : Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/4942/ (diakses
pada Maret,2011).

Sutrisno, A., 2007. Stroke???: You must know before you get it!. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sudoyo, A.W., Setyohadi, B., Alwi, I.,Simadibrata, M., Setiati, S. 2007. Buu Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III: Stroke dan Penatalaksanaannya Oleh Internis.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Syahrul, 2009. Stroke:sindroma metabolik dan gangguan genetik. Jurnal


Kedokteran Syiah Kuala. 2009; 3 : 123-130.

Syahrul, Emril, D.R., Meutiawati, E., R., Suherman.2008. Penggunaan Skala


Stroke Syiah Kuala Pada Penderita Stroke Sebagai Metode Diagnosis yang
Cepat dan Akurat. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.2008; 8: 19-28.

Van der Worp, H.B. & van Gijn, J., 2007. Acute Ischemic Stroke. N Engl J Med, 357:
572-579. http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp072057

World Health Organization. The Atlas of Heart Disease and Stroke. World Health
Organization. http://www.who.int/cardiovascular_diseases/resources/atlas/en/.
(di akses April, 2011).
JADWAL PENELITIAN

2011
NO Kegiatan
Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1 Pengajuan Judul
2 Pencarian Literatur
3 Penulisan Proposal
4 Seminar Proposal
6 Perbaikan Proposal
7 Pengumpulan Data
8 Penulisan Skripsi
9 Sidang Skripsi
10 Perbaikan Skripsi

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

KEPATUHAN KONTROL PASIEN PASCA STROKE

Yth. Bapak/Ibu
Stroke merupakan penyakit pembuluh darah otak dan dapat terjadi lebih dari
satu kali. Oleh karena itu, kepatuhan kontrol ( berobat ) diperlukan untuk
pengobatan yang maksimal dan menghindarkan terjadinya stroke berulang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi
kepatuhan kontrol pasien pasca stroke. Bapak/ Ibu akan diambil sebagai
sukarelawan penelitian ini dan akan diminta untuk menjawab pertanyaan dalam
kuesioner. Kerjasama Bapak/Ibu sangat diharapkan dalam penelitian ini.
Identitas bapak/Ibu akan dirahasiakan. Bila masih ada hal-hal yang belum jelas
menyangkut penelitian ini, setiap saat dapat ditanyakan kepada peneliti:
Fadhilah Rahmi (085261484338)

Banda Aceh, Sept 2011

Fadhilah Rahmi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkah dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul Kepatuhan Kontrol Pasien Pasca Stroke.
Penulisan proposal ini merupakan salah satu syarat melakukan penelitian
untuk penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).
Penulisan proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak dr.Syahrul, Sp.S (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak
masukan dan saran dalam penyusunan proposal ini.
2. Ibu dr. Sakdiah, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi banyak
masukan dan saran dalam penyusunan proposal ini.
3. Ibu dr.Tilaili Ibrahim, M.Kes, PKK selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Kedokteran Unsyiah dan Tim Pengelola
Skripsi (TPS)
5. Kedua orang tua dan saudara-saudara penulis tercinta.
6. Teman-teman FK Unsyiah angkatan 2008.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala dukungan
tersebut di atas. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan serta masih memerlukan penyempurnaan, hal ini tidak terlepas dari
keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Banda Aceh, September 2011

Penulis,

(Fadhilah Rahmi)

Anda mungkin juga menyukai