Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. LANDASAN TEORI
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan

berbagai ujiyang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi dan uji

organoleptik. Ujimikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting,

karena selain dapatmenduga daya tahan simpan suatu makanan,

juga dapat digunakan sebagaiindikator sanitasi makanan atau

indicator keamanan makanan.Berbagai macam uji mikrobiologi dapat

dilakukan terhadap pangan,meliputi uji kuantitatif mikroba untuk

menentukan mutu dan daya sutumakanan, uji kualitatif mikroba untuk

menentukan mutu dan daya tahan suatumakanan, uji kualitatif bakteri

patogen untuk menentukan tingkatkeamananya dan uji bakteri

indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut.

Pengujian yang dilakukan terhadap setiap bahan pangan tidak sama

tergantung dari berbagai faktor seperti jenis dan komposisi

bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan, cara penangana

n dankonsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor

lainnya.Uji bakteri patogen terdiri dari beberapa pengelompokkan

lagi, dandapat dibedakan atas beberapa tahap yaitu uji penduga, uji

penguat dan ujii dentifikasi lengkap. Tetapi tidak semua tahap perlu

dilakukan terhadap
suatu bahan pangan, tergantung dari tujuan analisis serta waktu dan

biaya yangtersedia.

Dalam praktikum kali ini, cara dan prinsip yang digunakan adalah

ALTdimana bahan pangan atau sampel yang digunakan adalah Bubu

k Krimer Krimer dan hanya menghitungan pertumbuhan koloni yang

dapat dihitung secara manual tanpa menggunakan mikroskop. Oleh

karena itu, praktikum ini sangat penting dilakukan, agar dapat

menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, ujikualitatif bakteri

patogen untuk menentukan tingkat keamananya dan uji bakteri

indikator untuk menentukan tingkat sanitasi pada jamu tersebut.

Mikroba dapat dijumpai pada berbagai jenis bahan makanan, baik

makanan yang berbentuk padat maupun makanan yang berbentuk

cair. Untuk mengetahui jumlah bakteri yang terkandung 1 gram

sampel bahan makanan padat atau 1 ml bahan makanan cair yang

diperiksa, maka perlu dilakukan pengenceran sampel tersebut. Hasil

pengenceran ini kemudian diinokulasikan pada medium lempeng dan

diinkubasikan. Setelah masa inkubasi, jumlah koloni bakteri dihitung

dengan memperhatikan faktor pengencerannya.


Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang

ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng

Total (ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT

aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat


dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual

berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/gram atau koloni/100ml. Cara

yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes, dan cara

sebar (BPOM, 2008).

Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis

Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri

aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng

agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada

pengujan Angka Lempeng Total digunakan PDF (Pepton Dilution

Fluid) sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate

Count Agar) sebagai media padatnya.

Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah mikroba dalam

bahan pangan antara lain dengan metode permukaan. Agar steril

terlebih dahulu dituangkan kedalam cawan petri dan dibiarkan

membeku. Setelah membeku dengan sempurna, kemudian sebanyak

0,l ml contoh yang telah diencerkan di pipet pada permukaan agar

tersebut. Sebuah batang gelas melengkung (hockey stick) dicelupkan

kedalam alkohol 70% dan dipijarkan sehingga alkohol habis terbakar.

Setelah dingin batang gelas melengkung tersebut digunakan untuk

meratakan contoh diatas medium agar dengan cara memutarkan

cawan petri diatas meja. Selanjutnya inkubasi dan perhitungan koloni

dilakukan seperti pada metode penuangan, tetapi harus diingat


bahwa jumlah contoh yang ditumbuhkan adalah 0,1 ml dan harus

dimasukan dalam perhitungan "Total Count" (Thayib dan Amar,

1989).

Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel

yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah

koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah

organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Dan

mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah

koloni masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan

statistik, cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni ialah yang

mengandung antara 30 sampai 300 koloni. Karena jumlah

mikroorganimse dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka

untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang

mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut

maka harus dilakukan sederatan pengenceran dan pencawanan.

Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan

dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor

pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Cara ini yang paling

umum digunakan untuk perhitungan jumlah mikrobia. Dasarnya ialah

membuat suatu seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10 dari

masing-masing pengenceran diambil 1 cc dan dibuat taburan dalam

petridish (pour plate) dengan medium agar yang macam caranya


tergantung pada macamnya mikrobia. Setelah diinkubasikan dihitung

jumlah koloni tiap petridish dapat ditentukan jumlah bakteri tiap cc

atau gram contoh, yaitu dengan mengalikan jumlah koloni dengan

kebalikan pengencerannya, misalnya untuk pengenceran 1:10.000

terdapat 45 koloni bakteri maka tiap cc atau gram bahan

mengandung 450.000 bakteri. Untuk membantu menghitung jumlah

koloni dalam petridish dapat digunakan colony counter yang biasanya

dilengkapi electronic register.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui jumlah bakteri pada sampel Bubuk

Krimer Krimer yang diperiksa.


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengujian angka

lempeng total dengan benar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Krimer ?
Bubuk Krimer Krimer ( Non dairy creamer / NDC ) bukanlah susu

melainkan produk pengganti susu atau krim yang dibuat pertama kali

pada tahun 1950an oleh carnation. Dan sekarang banyak dikonsumsi

diseluruh dunia dengan berbagai merk dan type. Adalah produk

emulsi lemak dalam air yang diproses melalui minyak nabati yang

dihidrogenasi.Bentuk dari produk ini dibagi menjadi bubuk dan cair.

Karena krimer bukan susu, maka tidak terdapat kandungan Laktosa,


oleh karena itu krimer dapat dikonsumsi oleh siapapun termasuk oleh

orang yang terkena Laktose Intolerance.

Selain itu harga krimer bisa 25% jauh lebih murah daripada harga

susu sapi. Maka dari itu kopi krimer biasanya tidak menggunakan

susu, meskipun dikemasannya disebut kopi susu. Kandungan lemak

dalam Krimer ada beberapa type, dari 28% - 35%. Dengan

terdapatnya kandungan lemak, maka akan terasa gurih dan dalam

jumlah pemakaiannya yang sedikit tidaklah berbahaya. Semakin

tinggi kandungan lemak akan semakin gurih rasanya. Bagaimana

menurut anda, pilih pakai susu atau krimer

Proses Pembuatan Bubuk Krimer


Krimer nabati proses pembuatannya ada yang memakai coconut oil ,

ada yang memakai minyak sawit / palm oil. Ada kelebihan dan

kekurangan masing-masing bila memakai coconut oil dan palm oil,

yaitu terletak pada kegurihan dan bau dan masa expired. Bila

memakai pembuatan bubuk krimer yang memakai palm oil biasanya

lebih tahan lama dan tidak berbau apek dalam jangka waktu lama.
juga biasa menggunakannya sebagai campuran teh dan kopi untuk

menciptakan kenikmatan rasa yang lebih full? Tahukah jika krimer

andalan Anda terbuat dari minyak jagung atau minyak kedelai?


Secangkir kopi instan plus krimer dan gula memang menjadi pilihan

banyak orang sebagai doping paling polpuler untuk membuka hari.


Kafein seolah berpacu memompa adrenalin demi menciptkan pikiran

dan ide-ide yang makin kreatif dan cemerlang.

Kalau biasnaya Anda kurang menaruh perhatian terhadap bubuk

krimer yang Anda gunakan, cobalah sesekali mengamatinya. Meski

fungsinya sama seperti susu cair yang biasa disajikan di hotel

berbintang sebagai teman secangkir black coffee, namun

sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan. Susu cair benar-benar

terbuat dari susu, sedangkan krimer dapat terbuat dari bahan nabati,

makanya dikemasannya tertulis Non Dairy Creamer (NDC).


Bahan utama NDC adalah minyak nabati, yang biasa digunakan

antara lain minyak sawit dan kelapa, disamping minyak kedelai dan

jagung. Jenis minyak yang akan digunakan disesuaikan dengan

karakter krimer yang ingin diperoleh, terutama dari segi flavor. Jenis

minyak nabati juga akan menentukan umur simpan. Krimer dengan

bahan baku minyak berlemak jenuh lebih tinggi akan lebih tahan dan

stabil terhadap oksidasi penyebab ketengikan serta penurunan mutu

lainnya.
Selain disandingkan dengan kopi, kini krimer banyak diaplikasikan

juga untuk produk-produk bakery, tentunya dengan karakter dan sifat

yang disesuaikan. Adanya inovasi krimer nabati ini tentu memberikan

peluang tersendiri bagi industri jasa boga, terutama bagi yang

menyediakan produk khusus untuk penderita lactose

intolerance (tidak bias mengonsumsi laktosa susu). Di sisi lain, harga


bahan baku minyak nabati juga relatif lebih murah dibandingkan

susu, jadi penggunaan krimer nabati dapat menghemat biaya

produksi. | 2011-06-22.

Uji angka lempeng total merupakan metode yang umum digunakan

untuk menghitung adanya bakteri yang terhadap dalam sediaan yang

diperiksa. Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua

teknik, yaitu teknik cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran

(spread plate). Pada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap

sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media

lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng

agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.

Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri

antara 30-300. Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni

bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer.

Pada penentuan ALT pada percobaan digunakan metode penuangan

agar. Untuk metoda ini dilakukan pengenceran serial. Jumlah koloni

bakteri yang tumbuh pada media agar dihitung setelah inkubasi

selama 18 jam pada suhu 37 C. Dari hasil percobaan ALT yang

didapat dalam pengenceran jumlah lempeng angka total dari setiap

pengenceran adalah > dari 300 koloni, hal ini disebabkan

kemungkinan 2 faktor :
1. Pada sampel yang di uji kemungkinan banyak mengandung

mikroba.
2. Pada proses pengerjaan kurang aseptis.

Perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media dilakukan

sesuai dengan cara perhitungan jumlah koloni bakteri x jumlah

pengenceran yang dilakukan. Maka nilai ALT yang dipilih dari tingkat

pengenceran tertinggi , untuk sampel yang di uji nilai ALTnya adalah


C-0 = tidak terhitung karena koloni belum dilakukan pengenceran.
C-1 = 3825 x 10 koloni/ml
C-2 = 2068 x 10 koloni/ml
C-3 = 1232 x 10 koloni/ml.
C-4= 950 x 10 4 koloni/ml

Pour Plate : teknik pour plate adalah teknik penanaman dengan cara

mencampurkan sampel yang mengandung sel mikroba dengan

media pertumbuhan (agar) sehingga sel-sel tersebut tersebar merata

dan diam baik di permukaan agar atau di dalam agar.

Konsekuensinya adalah tidak semua jenis mikroorganisme dapat

tumbuh di dalam agar (bersifat mikroaerofilik). Volume yang dipakai

pada umumnya adalah 1-2 ml pada cawan dengan diameter 9 cm

dan dengan penambahan media 5-10 ml. Sebaiknya sampel yang

dipakai untuk teknik ini memiliki densitas sel > 30 sel/ml sehingga

didapatkan kisaran 30-300 koloni/cawan.


Semakin besar ukuran sampel berarti semakin kecil konsentrasi

komposisi media semakin encer) dengan penambahan media yang

semakin berkurang jika digunakan ukuran cawan yang sama. Selain


itu, semakin besar ukuran sampel dan jika ditambah dengan volume

media yang sama maka pada saat pencampuran (swirl) dapat

beresiko tumpah dan membasahi celah antara tutup dan dasar

cawan petri yang akhirnya mempertinggi kontaminasi karena bakteri

kontaminan yang menempel pada tempat itu dapat tumbuh. Ketiga

alasan inilah yang menjadi keterbatasan metode pour plate.

Hal-hal penting yang harus dipikirkan matang sebelum menganalisa

sampel untuk diketahui jumlah mikroorganismenya adalah:


1. Memperkirakan jumlah mikroorganisme yang ada dalam sampel per

satuan volum.
2. Memilih metode yang cocok sehingga dihasilkan data yang akurat.
3. Mengetahui jenis/golongan mikroorganisme yang akan dihitung,

misalnya bermaksud akan menghitung yeast, bakteri, atau bakteri

genus tertentu saja.


4. Menentukan media pertumbuhan yang cocok.
5. Benar-benar mengetahui perbedaan morfologi koloni antara bakteri,

yeast dan molds.


6. Mencari tahu standar/ batas ambang/ jumlah maksimum aman jika

sample yang dianalisa memerlukan referensi tersebut.

Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel

mikrobia yang masih hidup pada metode agar, sehingga sel mikrobia

tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat

dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop

(Fardiaz, 1993).
Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu :
1. Metode tuang (pour plate)
2. Metode permukaan (surface / spread plate)
Pada perhitungan menggunakan metode cawan, diperlukan suatu

pengenceran agar jumlah koloni mikrobia yang ada pada cawan

dapat dihitung dan sesuai standar, yaitu berjumlah 30 300 per

cawan. Pengenceran dilakukan secara decimal untuk memudahkan

perhitungan.
Perhitungan metode cawan menggunakan rumus sebagai berikut :
Faktor pengenceran = pengenceran x jumlah yamg ditumbuhkan
Jumlah koloni (SPC) = jumlah koloni x
Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu

standar yang disebut Standard Plate Count yang menjelaskan cara

menghitung koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada

untuk menghitung jumlah koloni dalan suatu contoh.


Cara menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut :
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung

jumlah koloni antara 30 sampai 300.


2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan

suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya

diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni.


3. suatu deretan (rantai) kolini yang terlihat sebagai suatu garis

tebal dihitung sebagai satu koloni.


Sedangkan data yang dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti

peraturan sebagai berikut :


1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka

pertama dibelakang koma dan angkan kedua dibelakang

koma. Jika angka ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5,

harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua.


2. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam

menghasilkan angka kurang dari 30 pada cawan petri, hanya

jumlah koloni pada pengenceran yang terendah yang dihitung.

Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan

besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya harus

dicantumkan.
3. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam

menghasilkan angka lebih besar dari 300 pada cawan petri,

hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang

dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan

dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya

harus dicantumkan.
4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni

dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara

hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut

lebih kecil atau sama dengan 2, yang digunakan adalaha rata-

ratanya. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah

dari kedua pengenceran tersebut lebih besar dari 2, yang

dilaporkan hanya hasil terkecil.


5. Jika digunakan dua cawan Petri (duplo) per pengenceran, data

yang diambil harus dari kedua cawan tersebut, meskipun salah

satunya tidak memenuhi syarat diantara 30 dan300.


Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-

sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat

yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan

medium adalah (Dwidjoseputro, 1978) :


1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu

titik, namun ada pula yang melebar sampai menutup

permukaan medium.
2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada

yang tepinya rata, ada yang tidak rata.


3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan

permukaan medium, ada pula yang timbul yaitu menjulang

tebal di atas permukaan medium.


4. Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya

halus, ada yang permukaannya kasar dan tidak rata.


5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat,

ada yang permukaannya suram.


6. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau

kekuningan.
7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang

keras dan kering.


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan


Alat:
Bunsen
Pipet tetes Batang pengaduk
spoit Sendok tanduk
Gelas kimia Cawan porselin
Labu ukur Cawing Petridis
Corong
Magnetic strick
Erlemeyer
Neraca analitik
Autoclack
Inkubasi

Bahan :

- Kapas
- Aquadest
- Media PCA
- Bubuk Krimer Krim
B. Prinsip
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel

mikrobia yang masih hidup pada metode agar, sehingga sel mikrobia

tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat


dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan

mikroskop,kemudian dihitung bayaknya koloni yang tumbuh


Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu :
1. Metode tuang (pour plate)
2. Metode permukaan (surface / spread plate)
Cara menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut :
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah

koloni antara 30 sampai 300.


2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu

kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan,

dapat dihitung sebagai satu koloni.


3. suatu deretan (rantai) kolini yang terlihat sebagai suatu garis tebal

dihitung sebagai satu koloni.

Sedangkan data yang dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti

peraturan sebagai berikut :


1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka

pertama dibelakang koma dan angkan kedua dibelakang koma. Jika

angka ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan

satu angka lebih tinggi pada angka kedua.


2. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan

angka kurang dari 30 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada

pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan

sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi

jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan.


3. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan

angka lebih besar dari 300 pada cawan petri, hanya jumlah koloni

pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan


sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi

jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan.


4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan

jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan

terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama

dengan 2, yang digunakan adalaha rata-ratanya. Jika perbandingan

antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut

lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya hasil terkecil.


5. Jika digunakan dua cawan Petri (duplo) per pengenceran, data yang

diambil harus dari kedua cawan tersebut, meskipun salah satunya

tidak memenuhi syarat diantara 30 dan300.

C. Cara Kerja
1. Pembuatan Media PCA
a. Di siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Ditimbang media PCA sebanyak 8,4 gr dengan menggunakan

neraca analitik.
c. Setelah ditimbang dimasukkan ke dalam erlemenyer kemudian

ditambahkan aquadest sebanyak 300 ml kemudian homogenkan

dengan menggunakan magnetic strireng.


d. Kemudian di stelirkan dengan menggunakan autoclave selama 15

menit pada suhu 120 .

e. Dimasukkan masing- masing ke cawang petridisk.


f. Setelah mengeras kemudian di masukkan kedalam kulkas.
2. Metode uji Angka Lempeng Total (ALT) atau SPC (Standard Plate

Count)
a. Dipipet 9 mL larutan pengencer dan dimasukkan ke dalam kuvet 10

mL. Kemudian sterilkan.


b. Dipipet 1 mL Bubuk Krimer Krimer dan dimasukkan ke dalam kuvet

yang telah berisi larutan pengencer steril (lakukan di depan api).

Homogenkan dan inilah pengenceran 10-1


c. Setelah itu, dipipet 1 mL larutan dari pengenceran 10-1 dan

dimasukkan ke dalam kuvet lain yang telah berisi larutan

pengencer. Homogenkan dan inilah pengenceran 10-2.


d. Kemudian dipipet 1 mL larutan dari pengenceran 10-2 dan

dimasukkan ke dalam kuvet yang ketiga, yang telah berisi larutan

pengencer steril. Lalu homogenkan dan inilah pengenceran 10-3


e. Setelah itu, dipipet pengenceran 10-2 dan 10-3 masing masing 1

mL dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah disterilkan


f. Lalu, diambil cawan petri (pengenceran 10-2 dan 10-3).Kemudian

dituangkan media PCA pada masing masing cawan. Lakukan di

depan api dan homogenkan.


g. lalu, tabung 4 di masukkan kedalam cawang petri 10-4. Dan pada

tabung 5 dimasukkan ke dalam media PCA 10-5


h. Bungkus cawan dan masukkan ke dalam inkubator dalam keadaan

terbalik. Amati mikroba selam 2 x 24 jam.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBAR
B. TABEL PENGAMATAN
Hasil perhitungan koloni bakteri pada media

No Tabung Koloni
1 Tabung 10-1 160
2 Tabung 10-2 130
3 Tabung 10-3 112
4 Tabung 10-4 107
5 Tabung 10-5 105

PENGENCERAN ALT MEDIUM


SPC
10 10 10 104 105
160 130 112 107 105 1,6 X 10
1,6 X 10

13.000
SPC = 1.600

= 8,1
count
Jumlah SNI = ( 1 xn 1 )+ ( 0,1 xn 2 ) x d
160+130+ 112+107+105
= (1 x 1 ) + ( 0,1 x 1 ) x 10
6,4
= 0,11

= 5,581 x 10
= 5,6 x 10 koloni /mil

C. PEMBAHASAN
Uji angka lempeng total merupakan metode yang umum digunakan

untuk menghitung adanya bakteri yang terhadap dalam sediaan yang

diperiksa. Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik,

yaitu teknik cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread

plate). Pada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang

diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar.

Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung

setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan

dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.


Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil

perhitungan dikalikan faktor pengencer.

Dalam praktikum ini pertama dilakukan Pembuatan Media PCA yaitu di

siapkan alat dan bahan yang akan digunakan lalu timbang media PCA

sebanyak 8,4 gr dengan menggunakan neraca analitik. Setelah

ditimbang dimasukkan ke dalam erlemenyer kemudian ditambahkan

aquadest sebanyak 300 ml kemudian homogenkan dengan

menggunakan magnetic stirel selanjutnya di stelirkan dengan

menggunakan autoclave selama 15 menit pada suhu 120 dan

dimasukkan masing- masing ke cawang petridisk kemudian setelah

mengeras di masukkan kedalam kulkas. Selanjutnya digunakan

Metode uji Angka Lempeng Total (ALT) atau SPC (Standard Plate

Count) pertama dipipet 9 mL larutan pengencer dan dimasukkan ke

dalam kuvet 10 mL. Kemudian sterilkanselanjutnya dipipet 1 mL Bubuk

Krimer Krimer dan dimasukkan ke dalam kuvet yang telah berisi

larutan pengencer steril (lakukan di depan api). Homogenkan dan

inilah pengenceran 10-1. Setelah itu, dipipet 1 mL larutan dari

pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam kuvet lain yang telah

berisi larutan pengencer. Homogenkan dan inilah pengenceran 10-2.

Kemudian dipipet 1 mL larutan dari pengenceran 10-2 dan dimasukkan

ke dalam kuvet yang ketiga, yang telah berisi larutan pengencer steril.
Lalu homogenkan dan inilah pengenceran 10-3 Setelah itu, dipipet

pengenceran 10-2 dan 10-3 masing masing 1 mL dan dimasukkan

ke dalam cawan petri yang telah disterilkan Lalu, diambil cawan petri

(pengenceran 10-2 dan 10-3).Kemudian dituangkan media PCA pada

masing masing cawan. Lakukan di depan api dan homogenkan dan

tabung 4 di masukkan kedalam cawang petri 10-4. Dan pada tabung 5

dimasukkan ke dalam media PCA 10-5, Bungkus cawan dan

masukkan ke dalam inkubator dalam keadaan terbalik. Amati mikroba

selam 2 x 24 jam.

BAB V
PEN UTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang didapatkan dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada pengujian creamer menggunakan metode ALT
didapatkan hasil adalah 5,6 x 10 koloni /mil
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III
Analisis bakteri pada Bubuk Krimer
menggunakan metode ALT
OLEH
NAMA : ZULFAWATI MUSA

NIM : 13 3145 453 040

KELAS : IIA. ANAKES

PROGRAM DIII ANALIS KESEHATAN


STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2013/2014

Anda mungkin juga menyukai