Indikator Kesehatan Masyarakat Dan Rencana Strategi Kesehatan
Indikator Kesehatan Masyarakat Dan Rencana Strategi Kesehatan
a. Indikator Sehat
Sementara itu masyarakat mulai mempertanyakan apakah indikator-indikator kesehatan yang
digunakan dewasa ini yaitu IMR, CDR, Life expectancy masih cocok disebut sebagai indikator kesehatan
penduduk. Untuk dapat menilai berapa banyak penduduk yang sehat tidak mungkin digunakan angka
kematian dan angka kesakitan penduduk. Untuk dapat mengukur status kesehatan penduduk yang
tepat perlu digunakan indikator positif(sehat), dan bukan hanya indikator negatif (sakit, mati) yang
dewasa ini masih dipakai. WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus
mengacu pada 4 hal sebagai berikut:
1) Melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang,
2) Mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan aerobik, ketahanan, kekuatan dan
kelenturan sesuai dengan umur.
3) Penilaian atas kesehatan sendiri dan d. Indeks Massa Tubuh (BMI): B.kg / (T.m2) Dewasa ini
mulai dipertanyakan keterkaitan antara IMR yang rendah dengan bayi sehat Penelitian di Afrika
menemukan
bahwa 26% dari bayi yang dapat diselamatkan (tidak mati) ternyata cacat.Demikian halnya dengan
peningkatan umur harapan hidup waktu lahir.
WHO menegaskan bahwa peningkatan umur harapan hidup itu harus diartikan sebagai bertambahnya
produktivitas dan bukan sekedar bertambah umur tapi sakit-sakitan. WHO menyebutkan bahwa
perpanjangan umur harus diartikan sebagai add life to years rather than merely add years to life Di
samping itu penambahan umur harus pula diartikan sebagai penambahan years of disability free life
dan bukan penambahan years of disabled life.
Sebagai indikator Perilaku Sehat Skala Nasional Pusat Promosi Kesehatan bekerjasama dengan badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, serta Badan Pusat Statistik berupaya untuk memasukkan 3
indikator tersebut ke dalam daftar pertanyaan SUSENASKOR (setiap tahun) dan MODUL (setiap 3
tahun).
Indikator Perilaku sehat lainnya dapat diperoleh dari survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Survei Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI), dan survei lain yang bersifat regional seperti
studi Evaluasi Manfaat (SEM) dan survei-survei yang bersifat lokal yang dilakukan oleh berbagai pihak
sesuai kebutuhan daerah.
Renstra mengacu kepada UU no.25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat. Pembangunan
kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan:
a. Upaya kesehatan
b. Pembiayaan kesehatan,
c. Sumber daya manusia kesehatan,
d. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan,
e. Manajemen dan informasi kesehatan, dan
f. Pemberdayaan masyarakat.
Strategi :
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan
kesehatan melalui kerjasama nasional dan global.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta
berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif preventif.
c. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama mewujudkan jaminan sosial
kesehatan nasional.
d. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.
e. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta
menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
f. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan
berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.
Program-program Kementerian Kesehatan 2010-2014 dibagi ke dalam dua jenis, yaitu Program
Generik (Dasar) dan Program Teknis.
Program Generik:
1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Kesehatan
3) Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
4) Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Program Teknis:
1) Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
2) Program Pembinaan Upaya Kesehatan
3) Program Pengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan
4) Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
5) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan fokus prioritas,
yaitu:
a. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, Balita dan Keluarga Berencana (KB);
b. Perbaikan status gizi masyarakat;
c. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan;
d. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan;
e. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan
obat serta pengawasan obat dan makanan;
f. Pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas);
g. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan
h. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.