Kelompok :
a. Flavoured Butter
Flavoured butter sebenarnya adalah jenis traditional butter yang ditambahkan
perasa, seperti bawang putih, rasa pedas, atau bumbu-bumbu lainnya. Flavoured butter
biasanya digunakan sebagai bumbu instant untuk menyantap makanan, semisal jagung
bakar, jagung rebus, roti, biskuit, dan lain sebagainya.
b. Blended Butter
Blended butter adalah mentega yang biasanya dalam penggunaan dicampur
dengan beberapa minyak, seperti canola misalnya. Karena dicampur, bentuknya nyaris
cair dan biasanya digunakan sebagai lapisan makanan.
c. Whey Butter
Sedangkan whey butter adalah mentega yang terbuat dari whey. Warnanya jauh
lebih kuning dari warna mentega biasanya, aromanyapun jauh lebih cheesy.
d. Whipped Butter
Whipped butter adalah mentega yang dibuat lebih ringan untuk sajian mentega di
meja makan. Mentega ini digunakan untuk lapisan teman makan roti, pancake, dan
b. Jumlah krim yang dimasukkan dalam alat churning 1/3-1/2 isi churn, kadar lemak
krim 30-33%.
Proses churning bertujuan memisahkan bahan mentega dari buttermilk. Suhu krim
harus dipertahankan tidak melebihi 100C agar bahan mentega tidak meleleh yang
berakibat larut kedalam buttermilk sehingga kadar lemak mentega menjadi rendah.
Selama proses penumbukan, globula lemak bergabung. Diawali dengan terlihat
pembentukan busa dan krim mengental dikarenakan terjadi pemasukan udara akibat
proses penumbukan sehingga viskositas krim meningkat dan mulai terlihat butiran-
butiran lemak terpisah.
h. Pencucian
Proses pencucian bahan mentega dengan menggunakan air matang yang bersuhu
40C yang merupakan suhu awal churning bertujuan membilas granula-granula
i. Pemerasan
Pemerasan bertujuan disamping untuk mengeluarkan sisa-sisa buttermilk juga
untuk menurunkan kadar air sesuai dengan persyaratan (maksimal 16%). Pemerasan
dilakukan dengan menekan permukaan mentega sehingga sisa-sisa air pencuci keluar,
dan dengan menekan dan mengaduk diharapkan tekstur mentega menjadi lebih
homogen, lebih kompak dan tidak terlihat granula-granula lemak yang memisah. Air
yang masih ada berupa titik-titik kecil dan merata diseluruh bahan mentega sehingga
permukaan mentega terlihat kering. Air yang masih bebas akan mempercepat
rusaknya mentega. Warna mentega harus terlihat rata dan seragam, hal ini
menunjukkan keseragaman kandungan air dalam setiap bagian mentega. Suhu
mentega harus selalu dipertahankan rendah sehingga mentega tidak lembek (meleleh).
j. Penambahan garam
Penambahan garam mentega untuk oles (table butter) biasanya mengandung
garam sampai 3%, tetapi umumnya 0,5-2%. Dengan penambahan garam dapat
memperbaiki rasa dan kualitas mentega. Untuk mentega dengan rasa asin. Dikerjakan
sebelum proses churning yang terakhir. Jumlah garam berkisar 5,25%. Garam yang
tertinggal di mentega berkisar 1-2%.
k. Pengemasan
Kemasan yang umum digunakan adalah kertas perkamen, plastik, aluminium foil,
karton maupun kaleng. Mentega yang sudah dikemas dengan rapat dan disimpan
dalam kulkas tahan beberapa bulan, semakin rendah suhu penyimpanan semakin lama
waktu simpannya. Warna mentega, garam dan air harus merata sehingga tidak terlihat
air bebas dipermukaan mentega. Teksturnya halus, tidak menggumpal dan mudah
dioleskan, secara organoleptik penampakan bagus, flavor dan aroma lembut dan tidak
1. PENGENDALIAN VARIABEL
a. Variabel bebas
evarium
b. Variabel terikat
Sifat organoleptik, meliputi: warna, aroma, tekstur dan rasa.
c. Variabel kontrol.
Kualitas susu yang digunakan
Jenis peralatan yang digunakan dalam pengamatan
b. Alat
1. Wadah untuk pasteurisasi krim
2. Blender
3. Gelas ukur
4. Timbangan
5. Almari pendingin
6. Termometer
7. Piring
8. Sendok
9. Aluminium foil
4. RENCANA KERJA.
1. Susu segar dalam kemasan plastik disimpan dalam almari es semalam,
akan terbagi bagian krim dan skim susu. Posisi kemasan berdiri. (Selasa
pagi)
2. Pisahkan krim susu dengan menggunting ujung bawah kemasan plastic,
pisahkan perlahan. (Rabu siang)
3. Lakukan pasteurisasi krim secara holding ( 65 oC selama 30 menit). (Rabu
siang)
4. Dinginkan krim dalam almari es (< 10oC) semalam (Kamis pagi)
5. Lakukan pengocokan (churning) dengan blender sampai terbentuk bakal
mentega (Kamis)
6. Keluarkan buttermilk dari blender, ukur volumenya.
7. Masukkan air es ke dalam blender, sebanyak buttermilk yang sudah
dibuang tadi. Cucilah bakal mentega dengan memutar blender. Jaga
suhunya agar tidak lebih dari 10 oC. Lakukan pencucian berulangkali
sampai air pencucinya bersih
8. Keluarkan bakal mentega dari blender, lakukan working dengan
menekan-nekannya dengan sendok.
9. Timbang mentega yang dihasilkan. Campurkan garam halus, pilih salah
satu (0,25, 0,5, 0,75, 1, 1,5, 1,75, 2%), kemudian kemaslah dalam
aluminium foil dan simpan dalam almari pendingin.
Kriteria Produk
Warna
Aroma
Kekenyalan
Rasa
___________________________________________
Overrun (%) = x 100%
2. Bandingkan mentega yang dihasilkan dengan mentega komersial (warna, aroma, kekompakan
dan rasa). Bahas kemungkinan penyebabnya !
Apriyantono, Anton. 2008. Titik Kritis Kehalalan Mentega dan Margarin. LPPOM-MUI
Kaltim. http://lppommuikaltim.multiply.com [Diakses 10 Mei 2016].
Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Pengolahan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jakarta:
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.
Faridah, Atsia Rahma dan Abdul Hanif. 2008. Margarin Pada Pembuatan Roti Tawar Substitusi.
Makassar: Universitas Hasanudin.
Hasenhuettl, G.L. & R.W. Hartel. 1997. Food Emulsifier and Their Aplications. New York:
Chapman & Hall. International Thompson Publishing.