Anda di halaman 1dari 19

Pengembangan Flash Player Pemilihan Karir dalam Meningkatkan Kematangan Karir

Siswa di SMAN 8 Maros

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian pilihan karir


Secara umum, pemilihan karir merupakan suatu proses dari individu sebagai usaha
mempersiapkan dirinya untuk memasuki tahapan yang berhubungan dengan pekerjaan
(Setyawardani, 2009). Teori Holland dalam Akbar (2011) mengungkapkan bahwa
pemilihan karier atau jabatan adalah merupakan hasil dari interaksi antara faktor hereditas
dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul orang tua, orang dewasa yang dianggap
memiliki peranan yang penting. Menurut Marliyah, dkk (2004) dalam Oktaviani (2006)
pilihan karir merupakan suatu proses ketika remaja mengarahkan diri kepada suatu tahap
baru dalam kehidupannya, melihat posisi mereka dalam kehidupan pembuatan keputusan
karir mereka.

Yunitasari (2006) juga berpendapat pemilihan karir merupakan cara, usaha seseorang
atau mengambil satu diantara banyak jabatan atau pekerjaan yang memberikan harapan
untuk maju dan sesuai dengan yang diinginkan.

Menurut Holland (1979) dalam Akbar (2011) individu tertarik pada suatu karier
tertentu karena kepribadiannya dan berbagai variabel yang melatarbelakanginya.
Pemilihan karier pada dasarnya merupakan ekspresi atau perluasan kepribadian ke dalam
dunia kerja yang diikuti dengan pengidentifikasian terhadap stereotipe okupasional
tertentu. Perbandingan antara self dengan persepsi tentang suatu okupasi dan penerimaan
atau penolakannya merupakan faktor penentu utama dalam pemilihan karier. Harmoni antara
pandangan seseorang terhadap dirinya dengan okupasi yang disukainya membentuk
modal personal style (Akbar, 2011).

2. Proses pemilihan karir


Ginzberg dalam Akbar (2011) proses pemilihan karier mencakup beberapa tahapan
yaitu tahap fantasi, tahap tentatif, tahap realistik, tahap eksplorasi, tahap kristalisasi dan
tahap spesifikasi.
a. Tahap fantasi
Tahap ini seseorang memilih kariernya secara sembarangan, tidak didasarkan pada
kemampuannya. Pemilihan karir didasarkan karena rasa kagum dan terkesan terhadap suatu
profesi.

b. Tahap tentatif
Tahap ini seseorang mulai berkembang dalam pilihan kariernya, awalnya
pertimbangan karier hanya didasarkan pada ketertarikan saja tidak mempertimbangkan hal
lainnya yang juga mempengaruhi, dalam tahap ini hal tersebut dipertimbangkan. Seseorang
mulai menyadari bahwa minatnya berubah-ubah dan mulai memikirkan karier apa yang
cocok untuk dirinya sesuai dengan kemampuannya.

c. Tahap realistik
Tahap realistik seseorang memberikan penilaian terhadap karier yang akan dipilihnya.
Penilaian berasal dari pengalaman atau pengetahuannya tentang karier yang dipilihnya
kemudian dijadikan pertimbangan untuk memasuki pekerjaan atau untuk menentukan
jurusan yang dipilihnya di perguruan tinggi.

d. Tahap eksplorasi
Tahap eksplorasi seseorang yang telah melakukan kegiatan- kegiatan yang berkaitan
dengan pilihan kariernya akan mencapai keberhasilan atau bisa juga mengalami kegagalan.
Keberhasilan atau kegagalan yang dialami akan membentuk pola pikir dari seseorang
mempertimbangkan kembali karier yang telah dipilihnya.

e. Tahap kristalisasi
individu berpikir lagi dan menyadari bahwa untuk menentukan pilihan kariernya
harus mempertimbangkan faktor-faktor yang ada yang sangat mempengaruhi dalam
menentukan keputusannya baik itu faktor yang berasal dari diri individu maupun faktor
yang berasal dari luar diri individu. Adanya faktor-faktor tersebut pada akhirnya individu
akan menentukan pilihan kariernya yang sesuai.

f. Tahap spesifikasi
setelah seseorang menentukan pilihan karier yang menurutnya sesuai, dalam tahap ini
pilihan pekerjaan atau jurusan dispesifikasikan lebih khusus.

3. Faktor-faktor pemilihan karir


Menurut Dariyo (2004) dalam Oktaviani (2011)pilihan karir dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Faktor internal
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi dalam proses pilihan karir antara lain:

1) Jenis kelamin (gender)


2) Kepribadian (personality)
3) Minat dan Bakat
4) Intelegensi (kecerdasan)
b. Faktor internal
Berdasarkan konsep teori belajar sosial (social learning theory), maka pilihan karir
merupakan hasil dari proses belajar terhadap lingkungan hidupnya. Melalui proses
pengamatan yang intensif seseorang dapat melihat baik-buruknya atau kelebihan-
kekurangan suatu karir yang dijalani oleh orang lain. Faktor-faktor eksternal ini antara lain:
orang tua, guru, teman, media massa, atau masyarakat umum lainnya.

Terkait dengan proses pemilihan karir Blau, dkk (1987) dalam Oktavia (2011) teorinya
mengemukakan bahwa:

a. Pilihan pekerjaan adalah merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor.
b. Proses pilihan dan seleksi pekerjaan. Pilihan seseorang terhadap suatu pekerjaan didorong
oleh faktor adanya kecenderungan untuk mendapatkan ganjaran dan faktor pengharapan
terhadap terjadinya perubahan. Keduanya terwujud disebabkan usaha yang berhasil dalam
proses belajar dari pengalaman-pengalaman sosial.
c. Faktor-faktor yang menentukan dalam memasuki pekerjaan terdiri dari:
1) Tuntuttan untuk dapat lebih maju
2) Faktor kebutuhan fungsional, ganjaran seperti ; gaji, prestise, promosi, bonus, dan yang
sejenis
3) Faktor informasi pekerjaan
4) Faktor keterampilan teknik pekerjaan dalam berbagai macam tugas
5) Faktor orientasi nilai masyarakat
4. Pemilihan karir berdasarkan proses pembelajaran
Fottler & Bain (1984) dalam Akbar (2011) mengatakan pemilihan karier merupakan
sebuah proses yang dimulai sejak usia awal. individu yang mampu menentukan pilihan
karier merupakan individu yang kompeten memiliki kemampuan pengetahuan, skill, talenta
dan kemampuan untuk melangkah maju seperti yang di jelaskan oleh Care (1984) dan Akbar
(2011) yang mampu menyelesaikan masalah dalam pemilihan karier merupakan individu.
OHara dalam Akbar (2011) mengemukakan bahwa pemilihan karier pada dasarnya
merupakan sebuah proses belajar. Pendekatan teori Belajar OHara & A. W. Miller dalam
Akbar (2011) menekankan prinsip-prinsip belajar sebagai dasar untuk keputusan vokasional
yang efektif.

A. W. Miller dalam Akbar (2011) juga meyakini bahwa teori belajar diaplikasikan
dalam pembuatan pilihan karier, hal ini berkonsentrasi pada hubungan antara perilaku yang
secara konsisten dan signifikan terkait dengan pilihan okupasi. Terdapat empat kategori
perilaku diantaranya yaitu:

a. Kegiatan fisik nyata (overt)


b. Pernyataan verbal nyata
c. Perubahan emosional atau fisiologis tersembunyi (covert)
d. Respon verbal atau pemikiran tersembunyi.

2. Program Flash Player


a. Pengenalan Program Flash Player

Flash merupakan software keluaran Macromedia Inc yang diberi nama Macromedia

Flash . Software ini merupakan program untuk mendesain grafis animasi yang pada awal
perkembangannya digunakan
untuk animasi pada flash player saja. Namun, saat ini mulai banyak digunakan untuk media
pembelajaran karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki.
Menurut Mutmainah dan Purbo (2002: 12), Macromedia Flash merupakan program
software yang dipakai untuk menampilkan multimedia gabungan antara grafik, animasi
suara serta interaktifitas. Flash merupakan program grafis multimedia dan animasi yang
dibuat oleh perusahaan Macromedia untuk keperluan pembuatan khususnya aplikasi web
yang interaktif dan menarik.
Menurut Astuti (2006: 2) mengatakan bahwa macromedia flash merupakan program
grafis animasi yang diproduksi oleh Macromedia copy. Animasi yang dihasilkan adalah
animasi berupa file movie yang berupa grafik atau teks. Animasi yang dihasilkan sangat
interaktif, yang dapat digunakan untuk pembuatan animasi situs web, membuat game,
presentasi dan media pembelajaran.
Beberapa kemampuan yang dimiliki Macromedia Flash, antara
lain:
1) Animasi dan gambar akan terlihat bagus pada ukuran window dan resolusi layar
berapapun jika terbuat dari flash.
2) Kecepatan gambar atau animasi yang muncul akan lebih cepat jika dibandingkan dengan
pengolah animasi lain.
3) Mudah diintegrasikan dengan program Macromedia lain.
4) Dapat pula dipakai untuk membuat kartun, presentasi, iklan, animasi logo dan kontrol
navigasi, dll.
Dengan konsep penggabungan pembelajaran dan teknologi, Macromedia Flash dapat
menyajikan materi pelajaran dengan lebih menarik, tidak monoton dan memudahkan
pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Macromedia Flash dalam penelitian digunakan
untuk presentasi materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan
aktifitas manusia yang disajikan untuk siswa.
Macromedia flash bukan hanya sekedar program, tetapi sebuah media pembelajaran
yang menyampaikan pesan berupa konsep yang disampaikan oleh guru kepada siswa.
Menurut Pranowo (2011) Teknologi flash menjadi solusi bagi penyebaran informasi atau
pembangunan aplikasi untuk disebarkan ke khalayak ramai sehingga menjadi teknologi
yang popular dan berkembang dengan pesat. Flash dapat dilihat dari dua aspek, yaitu :
Flash sebagai software, macromedia flash sebagai software pembuat atau pembangun
aplikasi. sistern informasi, dan pembuat animasi. Flash sebagai teknologi, sekarang ini
hampir semua browser serta sebagian peralatan elektronik sudah terinstal flash player
untuk dapat menjalankan animasi.

b. Manfaat Program Flash Player


Andreas (Aster, 2011: 28) mengungkapkan macromedia flash mempunyai
keunggulan dibanding program lain yang sejenis yaitu: (1) membuat tombol interaktif
dengan sebuah movie atau objek yang lain; (2) membuat peruhahan transparansi warna
dalam movie; (3) membuat perubahan animasi dan satu bentuk ke bentuk yang lain; (4)
membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan, dan (5) dikonversi
dan dipublikasikan ke dalam beberapa tipe diantaranya adalah, swf, html, gif, jpg, png, exe,
inov.
Macromedia flash juga merupakan software pembuatan animasi yang berfungsi
sebagai media pembelajaran, presentasi, pendukung desain web. Sehingga, merupakan salah
satu program yang dapat dimanfaatkan untuk membuat media pembelajaran yang cukup
menarik melalui anirnasi. Animasi untuk menarik perhatian siswa dan memperkuat
motivasi biasanya berupa tulisan atau gambar bergerak, animasi yang lucu, aneh yang
sekiranya akan menarik perhatian siswa. Keunggulan animasi gambar bergerak dalam hal
ini adalah berupa kemampuan dalam menjelaskan suatu kejadian secara sistemastis dalam
setiap waktu perubahan.
Zaidan & Harus (Aster, 2011: 30) menyebutkan bahwa kelebihan media animasi
apabila digunakan dalam pendidikan yaitu:
1) Animasi mampu menyampaikan susuatu konsep yang kompleks secara visual dan dinamik.
2) Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah. Animasi mampu
menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding penggunaan media yang lain.
Pelajar juga mampu memberi ingatan yang lebih lama kepada media yang bersifat dinamik
dibanding media yang bersifat statik.
Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan pembelajaran secara
maya. Utamanya untuk keadaan di mana perkiraan sebenarnya sukar atau tidak dapat
disediakan, membahayakan ataupun mungkin melihatkan biaya yang tinggi.
3) Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih menyenangkan. animasi
mampu menarik perhatian. meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran pelajar
yang lebih berkesan.
4) Persembahan secara visual dan dinamis yang disediakan oleh teknologi animasi mampu
rnemudahkan dalam proses aplikasi konsep atau pun demontrasi.

Dapat ditarik kesimpulan dari manfaat program flash player bahawa program flash
player memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki program sejinis lainnya. Yaitu,
dengan tombol lebih interaktif, terdapat gerak animasi, dapat di konversikan dan
dipublikasi ke dalam beberapa tipe, flash player dapat menyampaikan suatu konsep yang
kompleks secara visual dan dinamik, menarik dan menyenangkan bagi siswa, serta dapat
merangsang pemikiran siswa yang lebih berkesan.

2. Kematangan Karier
a. Pengertian Kematangan Karier
Kematangan karier merupakan aspek yang perlu dimiliki siswa untuk menunjang
karier dimasa depan. Pengertian kematangan karier yang diungkapkan oleh Hasan (2006:
127), menyatakan bahwa kematangan karier yaitu sikap dan kompetensi yang berperan
untuk pengambilan keputusan karier. Sikap dan kompetensi tersebut mendukung
penentuan keputusan karier yang tepat. Richard (2007: 171) menyatakan kematangan karier
juga merupakan refleksi dari proses perkembangan karier individu untuk meningkatkan
kapasitas untuk membuat keputusan karier.
Sedangkan, Crites (Levinson, 1998: 475), mendefinisikan kematangan karier
individu sebagai kemampuan individu untuk membuat pilihan karier, yang meliputi
penentuan keputusan karier, pilihan yang realistik dan konsisten. Pengertian kematangan
karier jauh lebih luas daripada sekedar pemilihan pekerjaan, karena akan melibatkan
kemampuan individu baik dalam dalam membuat keputusan karier maupun aktivitas
perencanaan karier. Kematangan karier mengarah pada pengenalan karier secara
menyeluruh, diawali dengan pengenalan potensi diri, memahami lapangan kerja yang
sebenarnya, merencanakan sampai dengan menentukan pilihan karier yang tepat.

Pengertian kematangan karier menurut Luzzo (Levinson, 1998:


475) mengemukakan bahwa kematangan karier merupakan aspek yang penting bagi
individu dalam memenuhi kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan untuk membuat
keputusan karier yang cerdas dan realistik. Super berpendapat bahwa keberhasilan dan
kesiapan remaja untuk memenuhi tugas-tugas yang terorganisir yang terdapat dalam setiap
tahapan perkembangan karier disebut sebagai kematangan karier (Gonzales, 2008: 749).
Kematangan karier seseorang juga dipengaruhi oleh usia, menurut Gonzales (2008: 749).
Kesesuaian dengan usia yang dimaksudkan dalam definisi ini, adalah berdasarkan teori
Life-Span, Life- Space dari Super. Teori ini mengatakan bahwa setiap individu pada jenjang
usia tertentu mempunyai peran yang harus dijalankan sesuai dengan tahapan
perkembangannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan karier
adalah sikap dan kompetensi individu dalam menentukan keputusan karier yang ditunjang
oleh faktor kognitif dan afektif dengan meningkatkan pengetahuan dan keahlian.
Kematangan karier ini merupakan hubungan antara usia individu dengan tahap
perkembangan karier yang mempunyai peran dalam kematangan karier yang harus
dijalankan sesuai dengan tahapan perkembangannya.

b. Aspek Kematangan Karier


Menurut Super (Sharf, 1992: 155) menyatakan bahwa kematangan karier remaja
dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:
1) Perencanaan karier (career planning)
Aspek perencanaan karier merupakan aktivitas pencarian informasi dan seberapa
besar keterlibatan individu dalam proses tersebut. Kondisi tersebut didukung oleh
pengetahuan tentang macam-macam unsur pada setiap pekerjaan. Indikator ini adalah
menyadari wawasan dan persiapan karier, memahami pertimbangan alternatif pilihan karier
dan memiliki perencanaan karier di masa depan.
2) Eksplorasi karier (career exploration)
Eksplorasi karier merupakan kemampuan individu untuk melakukan pencarian
informasi karier dari berbagai sumber karier, seperti kepada orang tua, saudara, kerabat,
teman, guru bidang studi, konselor sekolah, dan sebagainya. Aspek eksplorasi karier
berhubungan dengan seberapa banyak informasi karier yang diperoleh siswa dari berbagi
sumber tersebut. Indikator dari aspek ini adalah mengumpulkan informasi karier dari
berbagai sumber dan memanfaatkan informasi karier yang telah diperoleh.
3) Pengetahuan tentang membuat keputusan karier (decision making)
Aspek ini menekankan kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan dan
pemikiran dalam membuat perencanaan karier. Konsep ini didasari pada tuntutan siswa
untuk membuat keputusan karier, dengan asumsi apabila siswa mengetahui bagaimana
orang lain membuat keputusan karier maka diharapkan mereka juga mampu membuat
keputusan karier yang tepat bagi dirinya.
4) Pengetahuan informasi tentang dunia kerja (world of work information)
Aspek ini terdiri dari dua komponen yang terkait dengan tugas perkembangan, yaitu
individu harus tahu minat dan kemampuan diri, mengetahui cara orang lain mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan mengetahui alasan orang berganti pekerjaan.
Komponen kedua adalah mengetahui tugas-tugas pekerjaan dalam suatu jabatan dan
perilaku-perilaku dalam bekerja.
5) Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred
occupational group)
Pada aspek ini siswa diberi kesempatan untuk memilih satu dari beberapa pilihan
pekerjaan, dan kemudian ditanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
tersebut. Mengenai persyaratan, tugas-tugas, faktor-faktor dan alasan yang mempengaruhi
pilihan pekerjaan dan mengetahui resiko-resiko dari pekerjaan yang dipilihnya. Indikator
pada aspek ini adalah pemahaman mengenai tugas dari pekerjaan yang diinginkan,
memahami persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui faktor dan alasan yang
mempengaruhi pilihan pekerjaan yang diminati dan mampu mengidentifikasi resiko-resiko
yang mungkin muncul dari pekerjaan yang diminati.
6) Realisasi keputusan karier (realitation)
Realisasi keputusan karier adalah perbandingan antara kemampuan individu dengan
pilihan karier pekerjaan secara realistis. Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992: 159), antara
lain: memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri berhubungan
dengan pekerjaan yang diinginkan, mampu melihat faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat karier yang diinginkan, mampu mengambil manfaat membuat keputusan
karier yang realistik.
Individu yang memiliki kematangan karier yang baik berarti telah memiliki orientasi
karier (career orientation). Orientasi karier didefinisikan sebagai skor total dari: (1) sikap
terhadap karier, (2) keterampilan membuat keputusan karier, dan (3) informasi dunia
kerja, menurut Super (Sharf, 1992: 159). Sikap terhadap karier terdiri dari perencanaan
karier dan eksplorasi karier. Keterampilan membuat keputusan karier terdiri dari
kemampuan menggunakan kemampuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karier.
Informasi karier terdiri atas memiliki informasi tentang pekerjaan tertentu dan kelompok
pekerjaan yang lebih disukai.
Kesimpulan dari pendapat diatas bahwa aspek kematangan karier individu
dipengaruhi oleh aspek perencanaan karier, eksplorasi karier, pengetahuan tentang membuat
keputusan, informasi tentang dunia kerja, pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang
disukai, dan realisasi keputusan karier.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier


Shertzer dan Stone (Winkel dan Hastuti, 2005: 647), membagi faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan karier sebagai faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yang dimiliki seseorang yang akan mempengaruhi perkembangan kariernya adalah nilai-
nilai kehidupan yang diikuti, taraf inteligensi, bakat khusus yang dimiliki, minat, sifat,
informasi tentang bidang-bidang pekerjaan, serta keadaan fisik seseorang.
Sedangkan, faktor eksternal yang akan mempengaruhi perkembangan karier
seseorang adalah masyarakat (lingkungan sosial budaya), keadaan sosial ekonomi suatu
negara atau daerah, status sosial- ekonomi keluarga, pengaruh dan ekspektasi dari keluarga
besar dan inti, pendidikan, pertemanan, serta tuntutan yang melekat pada masing-masing
pekerjaan.
Pakar lain yang mengetengahkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
karier adalah Seligman (Ingarianti, 2009: 17). Menurutnya ada enam faktor yang terlibat,
yaitu keluarga, masyarakat, sosio ekonomi, individu, serta faktor psikososial dan
emosional. Kesimpulan dari dua pendapat diatas menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kematangan karier individu dapat berasal dari faktor internal (faktor yang
muncul dari dalam diri) dan eksternal (faktor yang muncul dari pengaruh lingkungan)
individu. Selain itu juga dipengaruhi oleh keluarga, masyarakat, sosial, ekonomi, serta
faktor psikososial dan emosional.

d. Tahap Kematangan Karier Siswa SMP


Perkembangan karier yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh Super dalam
konsep life stages. Karena subjek adalah siswa SMP yang berada dalam tahap
perkembangan remaja. Super (Suherman, 2008:
56) meringkas konsep life stage dalam 12 proposisi. Berdasarkan 12 proposisi tersebut,
Super membagi tahap perkembangan karier menjadi lima tahapan, yaitu: (1) tahap
pertumbuhan (growth); (2) tahap eksplorasi (exploration); (3) tahap pendirian
(establishment); (4) tahap pemeliharaan (maintenance); dan (5) tahap kemunduran
(decline).
Mengacu pada tahapan perkembangan Super maka karakteristik perkembangan
karier siswa SMP sesuai dengan karakteristik perkembangan karier remaja berada pada
tahap pertumbuhan usia 1114 tahun. Pada tahap ini individu ditandai dengan
perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan yang terkait dengan konsep diri.
Konsep diri yang dimiliki individu terbentuk melalui identifikasi terhadap figur-figur
keluarga dan lingkungan sekolah. Pada tahap ini individu dapat mengenali pentingnya
perencanaan masa depan dann memilih pekerjaan.
Menurut Super (Savickas, 2002), membagi tahap perkembangan karier level
pertumbuhan meliputi tiga sub tahapan berikut:
1) Sub tahap fantasy (410 tahun)
Pada sub tahap ini ditandai dengan minat anak berfantasi untuk menjadi individu
yang diinginkan, kebutuhan dan menjalani peran adalah hal yang penting.
2) Sub tahap interest (1112 tahun)
Individu pada sub tahap ini menunjukkan tingkah laku yang berhubungan dengan
karier mulai dipengaruhi oleh kesukaan anak. Hal yang disukai dan yang tidak tersebut
menjadi penentu utama aspirasi dan aktifitas.
3) Sub tahap capacity (1314 tahun)
Individu yang berada pada sub tahap ini mulai mempertimbangkan kemampuan
pribadi dan persyaratan pekerjaan yang diinginkan.

e. Hambatan dalam Kematangan Karier


Hambatan kematangan karier yang dikemukakan oleh Rosenthal (Smedley, 2003:
110), menunjukkan karakteristik kemampuan belajar rendah, konsep diri rendah, dan
individu yang bertipe belajar pasif. Gejala ini menunjukkan bahwa individu tersebut
memiliki kematangan karier dari segi afektif yang rendah. Dengan demikian, individu yang
memiliki permasalahan dalam belajar mengakibatkan kematangan kariernya juga rendah.
Penyebabnya, dalam kematangan karier membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang
mendukung untuk meningkatkan kapasitas yang diperlukan dalam menentukan pilihan
karier. Permasalahan dari segi emosional dan belajar juga berpengaruh terhadap
kematangan karier (Smedley, 2003: 108).
Hambatan lain yang muncul menurut Pusat Layanan Konseling mahasiswa,
Universitas Negeri Illinois (2005), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seorang
siswa gagal dalam membuat pilihan keputusan karier. Takut akan kegagalan, takut sukses
karena berpikiran orang lain mengharapkan kesempurnaan jika berhasil sekali, kurangnya
kemampuan untuk menetapkan prioritas, tidak tahu tempat untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan untuk membantu memutuskan, berharap orang lain yang akan membuat
keputusan, belum memiliki pengalaman dalam membuat keputusan karier, tidak mau
mengorbankan kenyamanan untuk kepentingan kedepan, takut orang lain menolak
keputusan yang telah di buat, selalu berpikir bahwa saya tidak dapat melakukannya jika
orang lain pun tidak dapat melakukannya atau perasaan tidak percaya diri, dan percaya
bahwa keputusan yang telah dibuat tidak akan ada yang peduli.

Upaya mengatasi permasalahan yang menghambat kematangan karier adalah dengan


meningkatkan kapasitas diri dalam pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan karier
dan tahapan perkembangan karier. Pilihan karier membutuhkan proses yang komplek untuk
dipikirkan, membutuhkan waktu dan usaha. Lebih dari itu menentukan pilihan karier
merupakan salah satu kesempatan dan biasanya masuk pada kondisi yang tidak pasti. Untuk
mengatasi permasalahan kematangan karier melalui usaha: mengenali persoalan yang
dihadapi, mengenali penyebab utama persoalan, memformulasikan pada alternatif atau
pilihan strategi penyelesaian yang tepat, memprioritaskan pilihan-pilihan penyelesaian
permasalahan, dan mengevaluasi hasil yang dicapai.

f. Upaya Peningkatan Kematangan Karier


Individu yang memiliki kematangan karier yang tinggi akan mendapatkan
kesuksesan dan kepuasan dalam karier. Mereka memiliki kesadaran akan proses keputusan
karier, seringkali berpikir akan alternatif karier atau analisa karier yang tepat,
menghubungkan antara pengalaman yang dimiliki dengan tujuan yang akan datang,
memiliki kepercayaan diri dalam menentukan keputusan karier, komitmen dalam
membuat pilihan karier, dan mampu menyeimbangkan antara harapan dengan tuntutan
realitas.
Upaya dalam meningkatkan kematangan karier sangat penting bagi siswa.
Pengarahan maupun kurikulum atau proses bimbingan menjadi kebutuhan mutlak untuk
mencapai tugas perkembangan karier tersebut. Menurut Herr dan Enderlein (Powell dan
Luzzo, 1998: 147), kurikulum yang diolah dengan tepat untuk meningkatkan kematangan
sehingga mampu memberikan pengaruh pada tingkat IQ siswa dan berbagai pengetahuan
karier yang umum dimiliki siswa. Evaluasi mengenai kurikulum dengan kematangan karier
perlu disesuaikan dengan kondisi sebenarnya dalam karier. Penyusunan strategi dalam
peningkatan kematangan karier harus disesuaikan dengan kondisi siswa.

Upaya untuk mencapai sasaran hasil yang maksimal dalam kematangan karier,
menurut Gonzalez (2008: 764), ada lima bidang yang perlu dikembangkan antara lain:
1) Pengetahuan diri dan aspek lain. Siswa harus menjadi individu yang potensial dengan
memahami bakat, kecakapan dan kemampuan, konsep diri dan penghargaan diri,
kepribadian, kemampuan akademik, pengalaman belajar dan kerja, minat, tingkat harapan,
motivasi, nilai kehidupan, gaya hidup dan sebagainya. Semua karakteristik ini seharusnya
sesuai dengan pilihan karier.
2) Informasi studi, profesi dan karier. Siswa tidak hanya membutuhkan informasi mengenai
diri mereka, tetapi juga tentang lingkungan di mana mereka tinggal. Mereka juga
membutuhkan informasi mengenai pilihan pendidikan yang lain (jenjang pendidikan),
pilihan profesional (jenjang karier), dan pilihan karier (jenjang sosial tenaga kerja). Mereka
membutuhkan informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan.
3) Proses dalam menentukan keputusan karier. Melalui pengetahuan mengenai diri, pendidikan
dan pengembangan profesional, siswa akan menentukan keputusan karier yang tepat.
Mereka seharusnya dipersiapkan dalam menentukan keputusan karier melalui
pertimbangan berbagai aspek tersebut.
4) Transisi menuju dunia kerja. Siswa dipersiapkan dalam menghadapi dunia kerja setelah
lulus. Mereka membutuhkan strategi untuk menentukan keputusan karier yang tepat. Karier
yang sesuai dengan jurusan yang mereka tekuni, dan mereka membutuhkan pengetahuan
mengenai kebiasaan atau kewajiban sebagai tenaga kerja.
5) Perencanaan karier. Siswa seharusnya dipersiapkan untuk menentukan perencanaan karier
berpedoman pada karakteristik pribadi, pengalaman studi dan pengalaman kerja.
Perencanaan karier akan membuat siswa teguh pendirian dalam pendidikan dan karier.

Kematangan karier bukan sesuatu hal yang mudah, dapat dicapai secara cepat,
tetapi kematangan karier merupakan suatu proses yang perlu dikembangkan. Salah satu
peran guru pembimbing adalah dalam membantu siswa dalam menyelesaikan mengenai
karier. Peningkatan kematangan karier siswa dapat dicapai jika ada peran serta pihak
sekolah terutama guru pembimbing dalam membuat pedoman dalam proses bimbingan dan
konseling karier yang tepat.

3. Pengembangan Flash Player Pemilihan Karir Dalam Meningkatkan Kematangan


Karir Siswa
Dalam menjalani kehidupannya, individu memerlukan perencanaan yang baik untuk
keperluan kehidupannya sekarang, maupun kehidupannya ke depan. Perencaan yang baik
ditunjang dengan informasi yang didapatkan. Diperlukannya informasi bagi individu
semakin penting mengingat kegunaan informasi sebagai acuan untuk bersikap dan
bertingkah laku, sebagai pertimbangan bagi arah pengembangan diri, dan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, dari media lisan
maupun perorangan, media cetak dan gambar, melalui sumber formal dan informal,
sampai dengan media elektronik melalui sumber teknologi tinggi.
Hartono (2005: 8) mendefinisikan informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang yang menerimanya.
Informasi merupakan hal yang sangat diperlukan di berbagai bidang, seperti pada
bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam bimbingan dan konseling informasi
disajikan dalam bentuk bimbingan. Pemberian bimbinggan kepada siswa dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode ceramah, diskusi panel, wawancara,
karyawisata, alat-alat peraga, buku panduan, dan konferensi karier (Prayitno & Amti,
1999: 269).
Dalam pelaksanaannya, layanan pemilihan karier disekolah dilakukan dengan metode
ceramah. Metode ini dianggap kurang menarik perhatian siswa. Sehingga pemberian
informasi tidak bisa tersampaikan dengan optimal. Untuk itu, penelitian ini
mengembangkan salah satu metode pemberian bimbingan karier yakni, pemilihan karir
berbasis program flash player.
Dasar pemikiran pengembangan bimbingan karier berbasis flash player ini adalah
perkembangan teknologi yang semakin canggih, dan ketersediaan sarana laboratorium
komputer dan fasilitas komputer atau laptop yang ada dan dimanfaatkan untuk kegiatan
layanan bimbingan dan konseling. Program flash player dipilih karena di dalamnya terdapat
kombinasi beberapa media pembelajaran seperti, audio, video, teks dan animasi.
Alasan lain dipilih program flash player sebagai basis dalam
pengembangan bimbingan karier adalah standar kompetensi inti yang harus dimiliki
oleh konselor professional, yaitu: mampu menggunakan dan mengembangkan
media bimbingan dan konseling (ABKIN, 2007). Selain merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai oleh konselor, media bimbingan dan konseling
merupakan salah satu sarana yang dapat memperlancar proses pelaksanan
layanan bimbingan dan konseling.
Membantu guru bimbingan dan konseling dalam penyampaian materi bimbingan.
Selain itu muatan materi bimbingan dapat dimodifikasi menjadi lebih menarik sehingga
materi mudah dipahami, tujuan materi yang sulit akan menjadi mudah, suasana bimbingan
karier yang menegangkan menjadi menyenangkan serta biaya yang dikeluarkan untuk
meproduksi bimbingan karier berbasis flash pleyer ini terbilang lebih murah
dibandingkan dengan modul cetak.
Super (Winkel, 2004: 633) mendefinisikan kematangan karier sebagai keberhasilan
individu untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karier yang khas bagi tahap
perkembangan tertentu. Sedangkan, Super (Winkel dan Hastuti, 2006: 623) menyatakan
bahwa kematangan karier adalah keberhasilan individu menyelesaikan tugas perkembangan
karier yang khas pada tahap perkembangan karier.
Super (Savickas, 2001: 5253) mengemukakan empat aspek yang dapat digunakan
untuk mengukur kematangan karier remaja, yaitu: perencanaan (kesadaran individu bahwa
dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan karier, serta mempersiapkan diri untuk
membuat pilihan tersebut), eksplorasi (individu secara aktif menggunakan berbagai sumber
untuk memperoleh informasi mengenai dunia kerja umumnya dan untuk memilih salah satu
bidang pekerjaan khususnya), kompetensi informasional (kemampuan untuk menggunakan
informasi tentang karier yang dimiliki untuk dirinya, serta mulai mengkristalisasikan
pilihan pada bidang dan tingat pekerjaan tertentu), dan pengambilan keputusan (individu
mengetahui apa saja yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan pendidikan dan
karier, kemudian membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan
kemampuan).
Pemilihan karir berbasis flash player ini dapat membantu siswa dalam
mengembangkan setiap potensi mereka yang berkaitan dengan kematangan karier. Dengan
kematangan karier yang dimiliki oleh siswa akan menumbuhkan kesiapan dalam memilih
karier di masa depan yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

B. Kerangka Berpikir

Peserta didik dalam perkembangannya haruslah sesuai dengan tugas- tugas


perkembangannya. Salah satu tugas perkembangannya adalah karier. Karier bisa
diartikan dengan pilihan hidup masa depan, sehingga pemilihan dan perencaannya
haruslah matang. Dengan kematangan karier akan menumbuhkan kesiapan dalam memilih
karier di masa depan yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Di sekolah, ditemukan bahwa
siswa dengan kematangan karier yang tinggi sangatlah sedikit. Salah faktor yang
membentuk kematangan karier salah satu yang utama dalam lingkungan sekolah adalah
adanya layanan pemilihan karir. Pemilihan karir memberikan informasi tentang berbagai
karier dengan berbagai metode. Yang umum disekolah yang digunakan adalah metode
ceramah. Metode ini dirasa kurang efektif sehingga siswa menjadi kurang tertarik dan
akhirnya berdampak pada kematangan karier yang rendah.
Berkaca pada permasalahan ini, diperlukan sebuah metode pemilihan yang aktraktif,
menarik dan mampu membuat kematangan karier siswa menjadi tinggi. Salah satu metode
dengan menggunakan program flash player. Program flash player dipilih karena di
dalamnya terdapat kombinasi beberapa media pembelajaran seperti, audio, video, teks dan
animasi yang memuat tentang hal-hal yang perlu dikembangan dalam kematangan karier
antara lain, pengetahuan diri, informasi studi, profesi dan karier, proses dalam menentukan
karier, transisi menuju dunia kerja, dan perencanaan karier. Diharapkan dengan bimbingan
karier berbasis flash player dapat meningkatkan kematangan karier siswa.
Kerangka berfikir ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kematangan karier merupakan sikap dan kompetensi individu dalam menentukan keputusan

Pemilihan karier ialah aktivitas yang dilakukan konselor di berbagai lingkup melalui pemberia

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Tentang Kematangan Karier Siswa


C. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu pemilihan karir berbasis flash palyer dapat
meningkatkan kematangan karier siswa.

Anda mungkin juga menyukai