Anda di halaman 1dari 4

1

Rangkaian Kapasitansi dan Induktansi


(E5)
Puji Kumala Pertiwi, Linahtadiya Andiani, Drs. Bachtera Indarto
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: pujikumala15@gmail.com
Abstrak Percobaan rangkaian kapasitansi dan induktansi
yang telah kami lakukan. Tujuan percobaan rangkaian
kapasitansi dan induktansi adalah untuk mengetahui perbedaan
antara rangkaian kapasitansi dan induktansi secara seri, pararel
dan kombinasi serta membuktikan hasil pengukuran dan
perhitungan terhadap nilai induktansi dan kapasitansi total. dan
kapasitansi total. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini
adalah analisis rangkaian kapasitansi dan induktansi. Percobaan
dilakukan dengan menggunakan enam buah rangkaian yaitu
rangkaian kapasitansi seri, paralel dan kombinasi serta
rangkaian induktansi seri, paralel dan kombinasi. Data yang
diperoleh dari percobaan yang dilakukan adalah berupa nilai
kapasitansi dan induktansi dari eksperimen yang dilakukan
serta nilai perghitungannya secara manual. Kemudian
dilakukan perbandingan dari nilai hasil perhitungan dan
eksperimen tersebut. Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan
mengenai adalah percobaan ini berhasil untuk mengetahui
perbedaan rangkaian kapasitansi dan induktansi secara seri,
paralel dan kombinasi, Membandingkan hasil antara
eksperimen dan perhitungan terhadap nilai induktansi dan
kapasitansi. Data yang kita peroleh yaitu kapasitansi dan Gambar 1. Jenis jenis kapasitor nilai tetap[4]
induktansi totalnya hampir sama. Dan error terkecil yang
didapatkan adalah 0% pada rangkaian seri kapasitansi, dan
Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai
error terbesar pada rangkaian seri induktansi yaitu 41%.
Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah. Secara fisik,
Kata Kunci Induktor, Kapasitor, Rangkaian Kapasitansi dan Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
Induktansi

I. PENDAHULUAN

apasitor (kapacitor) atau disebut juga dengan


K Kondensator (kondensator) adalah Komponen
Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik
dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah
Farad. Satuan Kapasitor tersebut diambil dari nama
penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang Gambar 2. Jenis jenis kapasitor variable[4]
berasal dari Inggris. Namun Farad adalah satuan yang sangat
besar, oleh karena itu pada umumnya Kapasitor yang Fungsi Kapasitor Pada Peralatan Elektronika, Kapasitor
digunakan dalam peralatan Elektronika adalah satuan Farad merupakan salah satu jenis Komponen Elektronika yang
yang dikecilkan menjadi pikoFarad, NanoFarad dan paling sering digunakan. Hal ini dikarenakan Kapasitor
MicroFarad. Kapasitor merupakan Komponen Elektronika memiliki banyak fungsi sehingga hampir setiap Rangkaian
yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang pada umumnya Elektronika memerlukannya. Beberapa fungsi daripada
adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaranya Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika yaitu sebagai
sebagai pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor penyimpan arus atau tegangan listrik, sebagai konduktor yang
disingkat dengan huruf C. Jenis jenis kapasitor, dapat melewatkan arus AC (Alternating Current), sebagai
Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat isolator yang menghambat arus DC (Direct Current), sebagai
dibagi menjadi 2 Jenis yaitu Kapasitor Nilai Tetap dan filter dalam rangkaian power supply (Catu Daya), sebagai
Kapasitor Variabel. Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed kopling, sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian
Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau tidak osilator, sebagai penggeser fasa dan sebagai pemilih
berubah-ubah. Berikut ini adalah Jenis-jenis Kapasitor yang gelombang frekuensi (kapasitor variabel yang digabungkan
nilainya Tetap[1] : dengan spul antena dan osilator).[1]
2

Selain Resistor dan Kapasitor, Induktor juga merupakan Induktansi ekivalen dari induktor yang dihubungkan seri
komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam ataupun paralel dapat dicari dengan cara yang sama, dan
Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang untuk mengukur induktansi secara seri adalah sebagai berikut,
berkaitan dengan Frekuensi Radio. Induktor atau dikenal juga
dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri Lek = L1+L2+L3+..+LN(3)
dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah
Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Induktansi ekivalen dari induktor yang terhubung paralel
Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet adalah,[2]
yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam
waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah = + + + .(4)
berdasarkan Hukum Induksi Faraday. Kemampuan Induktor
atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan
Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan
Henry pada umumnya terlalu besar untuk Komponen Induktor II. METODE
yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Percobaan Rangkaian Kapasitansi dan Induktansi
Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan menggunakan dua jenis percobaan yaitu rangkaian kapasitansi
untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor dan rangkaian induktansi.
atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut Percobaan pertama yang dilakukan adalah rangkaian
diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry (H). kapasitansi, alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam ini adalah multimeter (VOM) yang berfungsi untuk mengukur
Rangkaian Elektronika adalah huruf L. Secara singkat dapat hambatan, tegangan dan arus, Osilator (RLC meter) yang
kita katakan bahwa inductor merupakan suatu elemen dinamik berfungsi untuk mengukur nilai resistansi, induktansi dan
dengan sifat-sifat sebagai berikut, tegangan pada induktor kapasitansi, Kapasitor 104.5pF, 10pF, 0.1053pF dan 0.033pF,
akan nol jika arusnya tidak berubah terhadap waktu. Induktor Induktor dan Project board. Langkah kerja pada rangkaian
berperilaku seperti suatu hubung singkat pada arus searah. konduktansi adalah menyiapkan alat dan bahan, kemudian
Arus yang melalui induktor adalah fungsi kontinu darwaktu. disusun rangkaian seperti Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar
Perubahan tak kontinu dari arus induktomemerlukan tegangan 6. Mengukur nilai kapasitansi total ( C ekivalen )
serta daya yang tak terhinggabesarnya, yang secara fisis tidak menggunakan RLC meter dan membandingkan ( C ekivalen )
mungkin terjadi. Induktomenyerap daya dari rangkaian jika ia hasil pengukuran dan perhitungan.
melakukanpenyimpanan energi. Induktor mengeluarkan
energi yangdisimpan sebelumnya jika ia memberikan energi
padarangkaian.[3]

Gambar 4. Kapasitor dengan rangkaian seri

Gambar 5. Kapasitor dengan rangkaian pararel


Gambar 3. Karakteristik dan simbol induktor

Kapasitansi dan Induktansi Ekivalen. Pencarian


nilaiekivalen dari kapasitor maupun induktor yang
terhubungseri ataupun paralel dapat dilakukan dengan
menggunakancara yang sama seperti mencari resistor
ekivalen.[2]
Jadi kapasitansi ekivalen dari kapasitor yang terhubung
Gambar 6. Kapasitor dengan rangkaian seri pararel
paralel adalah
Cek = C1+C2+C3+..+CN(1)
Percobaan kedua yang dilakukan adalah rangkaian
induktansi, alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
ini adalah multimeter (VOM) yang berfungsi untuk mengukur
Untuk kapasitor yang dihubungkan seri maka kapasitansi hambatan, tegangan dan arus, Osilator (RLC meter) yang
ekivalennya dapat dicari dengan hubungan,[2] berfungsi untuk mengukur nilai resistansi, induktansi dan
kapasitansi, induktor 18.34mH, 18.21mH, 0.023mH, 26.1mH,
= + ++ .(2) Kapasitor dan Project board. Langkah kerja pada rangkaian
induktansi adalah menyiapkan alat dan bahan, kemudian
3

disusun rangkaian seperti Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar dilakukan juga perhitungan untuk memperoleh nilai
9. Mengukur nilai induktansi total ( C ekivalen ) kapasitansi total dan induktansi total dari masing-masing
menggunakan RLC meter dan membandingkan ( C ekivalen ) rangkaian sesuai teori. Dan didapatkan nilai kapasitansi total
hasil pengukuran dan perhitungan. dan induktansi total dari eksperimen dan teori. Nilai yang
diperoleh dari kedua metode tersebut akan dibandingkan
untuk mengetahui nilai error. Hasil pada percobaan dapat
dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.
Hasil percobaan rangkaian kapasitansi terdapat pada tabel
Gambar 7. Induktor dengan rangkaian seri 1, hasil percobaan pada rangkaian seri sebesar 0.3nF dan
secara teori sebesar 0.3nF sehingga error yang didapatkan
sebesar 0%. Nilai kapasitansi total pada rangkaian paralel
sesuai eksperimen sebesar 114.64nF dan secara teori sebesar
141nF sehingga nilai error yang diperoleh sebesar 23%. Nilai
kapasitansi total pada rangkaian kombinasi sesuai dengan
Gambar 8. Induktor dengan rangkaian pararel eksperimen sebesar 0.11nF dan secara teori sebesar 0.11nF
sehingga nilai error yang diperoleh sebesar 4%. Dari nilai
error yang kecil tersebut menunjukkan bahwa sebanding
antara hasil eksperimen dan hasil perhitungan manual.
Hasil percobaan rangkaian induktansi terdapat pada tabel
2, hasil percobaan pada rangkaian seri sebesar 62.67mH dan
Gambar 9. Induktor dengan rangkaian seri pararel secara teori sebesar 36.88mH sehingga error yang didapatkan
sebesar 41%. Nilai kapasitansi total pada rangkaian paralel
Setelah semua data diperhitungkan dan dibandingkan, sesuai eksperimen sebesar 12.98 mH dan secara teori sebesar
kemudian dicari nilai error alatnya, dengan cara: 8.97mH sehingga nilai error yang diperoleh sebesar 31%.
Nilai induktansi total pada rangkaian kombinasi sesuai dengan
eksperimen sebesar 9.16mH dan secara teori sebesar 9.02mH
Error = x 100 %.................(5)
sehingga nilai error yang diperoleh sebesar 2%. Dari nilai
error yang kecil tersebut menunjukkan bahwa sebanding
antara hasil eksperimen dan hasil perhitungan manual.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan rangkaian kapasitansi dan induktansi telah IV. KESIMPULAN


didapatkan hasil percobaan sebagai berikut :
Dari percobaan rangkaian kapasitansi dan induktansi yang
telah dilakukan telah didapatkan kesimpulan:
Tabel 1. Hasil percobaan rangkaian kapasitansi
1. Percobaan rangkaian kapasitansi dan induktansi telah
C ekivalen (nF)
Rangkaian Error berhasil dilakukan untuk mengetahui perbedaan
Teori Praktikum rangkaian kapasitansi dan induktansi secara seri,paralel
Seri 0.03 0.03 0% dan kombinasi.
Paralel 114.64 141.00 23% 2. Membandingkan hasil antara eksperimen dan
Kombinasi 0.11 0.11 4% perhitungan terhadap nilai induktansi dan kapasitansi.
Data yang kita peroleh yaitu kapasitansi dan
Tabel 2. Hasil percobaan rangkaian induktansi induktansi totalnya hampir sama. Dan error terkecil
L ekivalen (mH) yang didapatkan adalah 0% pada rangkaian seri
Rangkaian Error
Teori Praktikum kapasitansi, dan error terbesar pada rangkaian seri
Seri 62.67 36.88 41% induktansi yaitu 41%.
Paralel 12.98 8.97 31%
Kombinasi 9.16 9.02 2%
DAFTAR PUSTAKA
Tujuan dilakukan Tujuan dari dilakukannya percobaan ini
adalah mengetahui perbedaaan antara rangkaian kapasitansi [1] Moegiharto, yoedi Rangkaian Listrik.Surabaya:Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya ,2000
dan induktansi secara seri, pararel, dan kombinasi serta [2] Tippler A. Paul , Fisika Untuk Sains Dan Teknik , Jakarta:
membuktikan hasil pengukuran dan perhitungan terhadap nilai Penerbit Erlangga, 1998
induktansi total dan kapasitansi total. Prinsip yang digunakan [3] Alexander and Sadiku, Fundamentals of Electric Circuit, Fourth
dalam percobaan ini adalah analisis rangkaian kapasitansi dan Edition .New York: McGraw-Hill Companies.inc ,2009
[4] http://teknikelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-induktor-beserta-
induktansi. Variasi dalam percobaan ini adalah jenis jenis-jenis-induktor/
rangkaian yaitu rangkaian seri, rangkaian pararel dan
rangkaian seri pararel. Dari percobaan yang telah dilakukan
pada setiap rangkaian tersebut akan diperoleh nilai kapasitansi
total dan induktansi total. Selain melakukan eksperimen
4

Anda mungkin juga menyukai