BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Lokasi
2. Kualitas
3. Kuantitas atau intensitas
4. Waktu, termasuk awitan, durasi, dan frekuensi
5. Situasi ketika gejala tersebut timbul
6. Faktor yang memperberat atau memperingan gejala
7. Manifestasi yang menyertainya
Ketujuh ciri ini sangat penting untuk memahami semua gejala pasien. Dari
beberapa bagian dalam riwayat sistem yang berhubungan dengan keluhan utama juga
dimasukkan dalam bagian ini.Unsur-unsur tersebut menunjukan ada tidaknya gejala yang
relevan yang mengacu kepada diagnosis yang paling besar kemungkinannya untuk
menjelaskan keadaan pasien. Sering kali informasi lainnya juga relevan, seperti faktor
resiko penyakit koroner pada pasien dengan keluhan nyeri dada, atau obat-obat yang baru
saja diminum pada pasien yang mengalami sinkop.
Keadaan sakit sekarang harus mengungkapkan respon pasien terhadap gejala yang
dikemukakannya dan efek yang ditimbulkan oleh sakit tersebut terhadap hidup pasien.
Selalu ingat bahwata-data akan mengalir secara spontan dari pasien tetapi tugas
mengelola data-data in merupakan tanggung jawab anda sebagai dokter.
Perhatikan pemakaian tembakauyang mencakup jumlah pemakaian perhari. Jika
pasien telah merokok, catatlah sudah berapa lama akaian alkohol dan narkoba harus
selalu ditanyakan, (perhatian bahwa pemakaian tembakau alkohol dan narkoba dapat
dimasukkan dalam riwayat personal dan sosial; namun banyak klinisi yang menganggap
semua kebiasaan ini berhubungan dengan keadaan sakit yang sekarang).
riwayat dahulu. Penyakit yang dialami saat dewasa lengkap dengan waktunya yang
sedikitnya mencakup empat kategori yaitu medis, pembedahan, obstetrik/ginekilogik dan
psikiatrik.
4. Leher.
Benjolan, kelenjar limfe yang membengkak, gondok (goiter), nyeri atau perasaan kaku
pada leher.
5. Payudara.
Benjolan, nyeri atau perasaan pengeluaran sekret dari puting susu, pemeriksaan payudara
sendiri.
6. Respiratorius.
Batuk, sputum (warna, jumlahnya), dispnea sesak napas), (mengi), pleuritis, hasil foto
toraks terakhir, penyakit asma, bronkritis, emfisema, pneumonia, dan tuberkulosis.
9
7. Kardiovaskuler.
Permasalahan jantung, tekanan darah tinggi, demam rematik, bising jantung (murmur),
nyeri dada atau perasaan tidak enak pada dada, palpitasi, dispnea, orthopnea, paroxymal
nocturnal dispnea, edema pemeriksaan EKG yang lampau atau hasil tesjantung lainnya
8. Traktus Gastrointestinal.
Kesulitan menelan, heartburn, selera makan, mual, fungsi defekasi, warna dan ukuran
feses, perubahan pada defekasi, perdarahan rektal atau feses yang berwarna hitam atau
petis, hemorhoid (wa konstipasi, diare. Nyeri abdomen, intoleransi makanan, sendawa
atau flatus yang berlebihan. Ikterus, permasalahan pada hati atau kandung empedu,
hepatitis
9. Traktus Urinarius.
Frekuensi buang air kencing poliuria, nokturia, urgency, perasaan terbakar atau nyeri
pada saat buang air kecil, hematuria, infeksi urinarius, batu ginjal, inkontensia; pada
pasien pada laki-laki, berkurangnya kaliber atau kekuatan pancaran urin, hesitancy,
kencing yang menetes
10. Genitalia.
a. Pria : Hernia, pengeluaran sekret dari penis atau
luka luka pada penis, nyeri atau masa pada testis,
riwayat penyakit menular seksual dan
pengobatannya Kebiasaan seksual, minat seksual,
fungsi seksual, pemuasan seksual, metode
keluarga berencana, pemakaian kondom dan
permasalahan seksual yang ada. Kontak dengan
infeksi HIV
b. Wanita : usia menarche, keteraturan, frekuensi
dan lamanya haid, banyaknya darah hadi
perdarahan antar periode haid atau perdarahan
pascasanggama, periode haid terakhir, dismenore,
premenstrual tension usia pada saat menopause,
gejala menopause pendarahan paska menopause
Pengeluaran sekret dari vagina (keputihan),
perasaan luka-luka, benjolan, penyakit menular
10
Berikanlah ringkasan tentang riwayat penyakit dari amnesis yang telah dilakukan.
Akhirilah anamnesis dengan meminta pasien untuk memberikan keterangan tambahan
atau rincian yang mungkin terlewatkan.
Berikanlah penjelasan pada pasien mengenai pemeriksaan fisik yang akan dilakukan dan
mintalah kerjasama pasien. Dengan melakukan hal ini anda meminta ijin untuk memasuki
kawasan pribadinya selama pemeriksaan fisik dilakukan.
akan naik secara pasif dan dinding dada akan kembali ke posisi
semula.
Cara pemeriksaan
I. Pemeriksaan Suhu Badan.
1. Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa menunjuk di
bawah 35C.
2. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex fossa
axillaris kiri dengan sendi bahu addu maksimal
3. Tunggu sampai 3-5 menit, kemudian dilakuka pembacaan
4. Nilai normal: 0,5 derajat celcius lebih rendah dari suhu oral
a. Inspeksi
- Dorsum lidah.
- Meminta pasien untuk menjulurkan lidah
- Melakukan inspeksi sisi samping lidah bersamaan
dengan sisi bawah lidah dan dasar mulut
b. Palpasi
- Menjelaskan pada pasien maksud pemeriksaan.
Memakai sarung tangan
- Memegang ujung lidah penderita dengan dialasi
kain kassa
- Menggerakkan lidah ke kanan dan ke kiri sambil
mempalpasi sisi lidah dengan tangan kiri
Pemeriksaan Orofaring
1. Meminta penderita untuk membuka mulut (tanpa menjulurkan
lidah)
2. Menekan bagian lidah yang melendung dengan spatula lidah, pada
linea mediana
3. Orofaring dapat terlihat, tanpa menimbulkan reflex muntah
4. Meminta penderita untuk mengatakan "aahh"
5. Menyingkirkan spatula yang sudah dipakai untuk dicuci dan
disterilkan.
Perhatikan simetris atau tidaknya, ada massa atau luka,pembesaran kelenjar par otis dan
submandibula, thyroid atau pembesaran noduli limfatisi (nnll)
2. Palpasi
- Trakhea
Untuk orientasi carilah tiroid dan kartilago cricoid, trakea terletak di bawahnya.
Perhatikan adanya deviasi dari garis tengah, kemudian rasakan dengan meletakkan jari
sepanjang satu sisi dari trakea lalu perhatikan ruang antara trakea dan sternomastoid,
bandingkan dengan sisi satunya, harus simetris
- Palpasi kelenjar limfe leher
Lakukan palnasi untuk setiap kelenjar limfe yang ada di daerah leher
- Kelenjar Tiroid
Tengadahkan kepala pasien ke belakang, gunakan cahaya tangensial yang diarahkan ke
bawah dari ujung dagu pasien, inspeksi daerah di bawah cricoid untuk memeriksa
kelenjar
- Palpasi Kelenjar Tiroid
a. Posisikan pemeriksa dibelakang penderita
b. Letakkan tangan pemeriksa setinggi kartilago tiroid
c. Rasakan bagian-bagian kelenjar tiroid, simetrisitas, apakah
terdapa nodu pembesaran, nyeri
d. Apabila didapatkan pembesaran, untuk memastikan apakah
pembesaranitu berasal dari kelenjar tiroid mintalah pasien
untuk menelan. Apabila pembesaran mengikuti gerakan tiroid
maka pembesaran tersebut berasal dari kelenjar tiroid
Kemudian gerakan jari anda ke lateral untuk menemukan costae kedua, dengan
menggunakan dua jari anda dapat menyelusuri costae ke bawah secara miring ke lateral.
Pada dinding posterior dada, vertebra-vertebra dipakai sebagai titik pedoman, dimana VC
7 yang menonjol dan SIC 7 yang terletak tepat di bawah ujung skapula berfungsi sebagai
pedoman. Angulus inferior scapulae biasanya terletak pada level yang sama dengan
prosesus spinosus dari vertebrae. Pada waktu seseorang menundukkan kepala, maka
prosesus spinosus yang paling menonjol adalah processus spinalis vertebrae cervicalis ke
7.
Untuk menentukan lokasi di seputar lingkar dada, gunakan rangkaian vertikal.
Linea midsternalis vertebralis merupakan garis yang tepat, garis lainnya merupakan garis
perkiraan. Linea midklavicula berjalan dari titik tengah os klavikula. Linea aksilaris
anterior dan posterior berjalan vertikal ke bawah dari plika aksilaris anterior dan
posterior. Linea midaksila berjalan ke bawah dari apeks miring aksila.
Pleura
Pleura merupakan membran serosa yang menutupi Permukaan luar tiap tiap paru
yaitu pleura visceralis dan juga melapisi permukaan dalam rib cage, serta melapisi
permukaan atas diafragma yaitu pleura parietalis.
Pernapasan
Sebagian besar merupakan gerakan otomatis yang kendalinya berada di dalam
batang otak dan oleh otot-otot pernapasan. Diafragma merupakan otot pernapasan yang
utama. Ketika berkontraksi, diafragma bergerak turun dan memperbesar rongga toraks.
Pada saat yang sam diafragma akan menekan isi abdomen dengan mendorong dinding
abdomen ke luar pada rib cage dan leher mengekspansikan torax pada saat inspirasi.
Pada saat inspirasi tekanan intratorakal menurun. sehingga udara terisap masuk
dan mengembangkan paru- paru. Oksigen berdifusi ke dalam darah sedangkan karbon
dioksida berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Setelah upaya inspirasi berhenti, fase
ekspirasi dimulai. Dinding dada dan paru mengempis kembali, diafragma relaksasi serta
bergerak naik secara pasif, udara dalam paru mengalir ke luar, dada serta abdomen
kembali ke posisi istirahatnya. Suara nafas berasal dari saluran nafas besar, yang melalui
paru diteruskan ke dinding dada, sehingga anda dapat mendengarkan dengan stetoskop.
Jaringan yang dilalui udara pernafasan, meredam dan menyaring suara nafas ini.
Sehingga yang anda dengar pada waktu pemeriksaan auskultasi adalah suara lembut
dengan frekuensi rendah pada waktu inspirasi, dan akan melemah kemudian menghilang
pada awal ekspirasi. Suara seperti ini disebut suara vesikuler. Dengarkanlah suara ini
pada dada anda atau teman anda di daerah dada bagian bawah pada linea midaksilaris
atau sedikit lebih ke belakang. Walaupun suara ekspirasi terdengar pendek, pada
kenyataannya ekspirasi berlangsung lebih lama dari pada yang terdengar. Apabila anda
21
mendengarkan suara nafas di dekat trachea (misalnya di atas manubrium atau di antara
scapula) stetoskop anda dekat dengan sumber bunyi pernafasan sehingga peredamnya
sedikit. Akibatnya suara terdengar akan lebih keras dan bernada lebih tinggi. Perbedaan
suara ini akan lebih jelas pada waktu ekspirasi. Suara ekspirasi dapat berlangsung sama
lamanya dengan suara inspirasi bahkan dapat lebih lama. Suara ini disebut suara nafas
bronchial. Apabila suara ini terdengar di daerah terletak jauh dari sumber nafas maka
merupakan suatu kelainan. Sifat-sifat dari kedua jenis suara pernafasan tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Perhatikan bahwa dalam menilai kualitas suara nafas, kita
harus memperhatikan durasi, nada, dan intensitasnya.
Sistem Kardiovaskular
Pehamanan tentang anatomi dan fisiologi jantung merupakan syarat penting
pemeriksaan kardiovaskular. Belajarlah untuk memvisualisasikan struktur jantung di
balik dino ng dada ketika anda memeriksa dada bag anterior.
Toraks Anterior
Inspeksi :
1. Perhatikan bentuk dada (iga sternum, dan kolumna vertebralis). Pemeriksa
memeriksa dari ujung kaki penderita.
2. Cari adanya deviasi/ kelainan bentuk dada.
3. Perhatikan gerakan napas
-Perhatikan ruang interkosta (SIC) mencembung, aim" mencekung, atau adanya retraksi
pada saat inspirasi
-Frekuensi, irama, kedalaman dan upaya bernapas.
-Kontraksi inspirasi sternomastoideus s Dengarkan pernapasan pasien untuk mengetahui
frekuensi dan irama pernapasan, stridor dan mengi
Pemeriksa berada di sebelah kanan penderita dan cari adanya pulsasi iktus kordis,
identifikasi lokasinya.
Palpasi :
Palpasi dada untuk mengetahui:
1. Nyeri tekan.
2. Pengkajian terhadap abnormalas yang dapat dilihat.
3. Ekspansi pernapasan.
4. Fremitus taktil
5. Mencari krepitasi
6. Identifikasi iktus kordis, menentukan letak, amplitudo (kuat angkat) dan
thrill.
Perkusi:
Perkusi Bertujuan untuk mendapatkan informasi batas-batas, ukuran, posisi dan
kualitas jaringan atau alat (paru, jantung) yang berada didalamnya. Dengan perkusi kita
dapat mengetahui apakah organ yang kita perkusi berisi udara, cairan, atau masa padat.
Auskultasi:
Auskultasi daerah paru Auskultasi paru merupakan tehnik pemeriksaan paling
penting dalam menilai aliran udara melalui percabangan trakeobronkial. Auskultasi akan
membantu menilai keadaan paru dan rongga pleura di sekitar tempat auskultasi.
Tehnik pemeriksaan:
1. Penderita diminta untuk menarik napas pelan-pelan dengan mulut terbuka.
2. Lakukan auskultasi secara sistematis. Dengarkanlah setiap kali secara lengkap
satu periode inspirasi dan ekspirasi.
3. Bandingkan kanan dan kiri.
4. Mulailah di daerah depan di atas klavikula.
25
Toraks Posterior
Inspeksi:
1. Penderita diminta duduk tegak/berdiri.
2. Perhatikan letak dan bentuk scapula.
3. Perhatikan jalan dan bentuk kolumna vertebralis adanya kifosis, scoliosis dan
lordosis).
26
Palpasi :
Ketika melakukan palpasi dada, fokuskan perhatian terhadap nyeri tekan, abnormalitas
pada kulit, ekspansi dan fremitus. Kenali daerah-daerah yang nyeri saat ditekan.
Tes ekspansi dada 1. Letakkan ibu jari kedua tanga i sekitar ketinggian costae X dengan
jari-jari yang memegang secara longgar dinding dada (rib cage) sebelah lateral dan sejajar
dengan dinding tersebut. 2. Minta pasien untuk menarik napas yang dalam. 3. Amati jarak
antara kedua ibu jari tangan ketika kedua nya bergerak saling menjauh pada saat
inspirasi, dan rasakan luasnya serta kesimetrisan rib pada saat dinding dada mengembang
dan berkontraksi.
Tehnik pemeriksaan:
1. Mulailah lakukan perkusi dari atas ke bawah
secara sistematis
2. Bandingkan kanan dan kiri (biasanya daerah
perkusi paru kanan lebih tinggi hilangnya dari
daerah kiri, karena adanya hati)
3. Tepi bawah paru umumnya didapatkan pada
setinggi prosesus VTh X atau VTh XI 4.
Tentunya pula gerakan pernapasan.
27
Auskultasi:
1. Penderita diminta untuk menarik napas dengan mulut terbuka.
2. Lakukan auskultasi secara sistematis,
3. Dengarkanlah setiap kali secara lengkap satu priode inspirasi dan ekspirasi
Bandingkan kanan dan kiri.
4. Perhatikanlah apabila ada perubahan suara dan tentukan secara pasti lokasinva
5. Catat suara-suara yang didapatkan pada waktu auskultasi.
6. Pemeriksaan vocal fremitus
a. Letakkan stetoscope pada bagian dada belakang
b. Penderita diminta menarik nafas
c. Dengarkan suara nafas bandingkan suara nafas kanan kiri
d. Penderita diminta untuk mengatakan angka 88 atau 77.
Duodenum dan pancreas terletak dibagian dalam kuadran atas abdomen, sehingga
dalam keadaan normal tidak teraba. Ginjal adalah organ yang terletak di daerah posterior
terlindung oleh tulang rusu sudut costovertebral (sudut yang entuk oleh batas bawah
kosta ke-12 dengan proccesus transversus vertebra lumbalis)merupakan daerah untuk
menentukan ada tidaknya nyeri ginjal.
Cara Periksaan
Syarat-syarat pemeriksaan abdomen yang baik ;
1. Penerangan ruang yang memadai.
2. Penderita dalam keadaan relaks.
3. Daerah abdomen mulai dari atas sampai symphisis pubis harus terbuka.
Inspeksi:
Bila akan memeriksa kontur abdomen dan gerakan peristaltik, sebaiknya
dilakukan dengan duduk, atau agak membungkuk sehingga dapat melihat dinding
abdomen secara tangensial,Perhatikanlah :
1. Apakah kulitada sikatriks. striae atau vena yang melebar. Secara Kulit apakah
melihat vena-vena kecil. Stria yang berwarna ungu terdapat pada sindroma
Cushing dan vena yang melebar terlihat pada cirrhosishepatis atau bendungan
vena cava inferior. Perhatikan pula apakah ada rash atau lesi-lesi kulit lainnya.
2. Umbilicalis, perhatikanlah bentuk dan lokasinya, dan apakah ada tanda-tanda
inflamasi atau hernia.
3. Perhatikanlah bentuk permukaan (contour) abdomen termasuk daerah inguinal
femoral: datar, bulat, protuberant, atau hoid Bentuk yang melendung mungkin
disebabkan oleh sites penonjolan supra-pubik karena kehamilan atau kandung
kencing ang penuh. Tonjolan asimetri mungkin terjadi karena pembesaran
organ setempat atau masa.
4. Simetrisitas dindingabdomen.
5. Pembesaran organ: mintalah penderita untuk bernafas, perhatikan apakah
nampak adanya hepar atau lien yang menonjol di bawah arcus costa
6. Massa
31
Auskultasi :
Pemeriksaan auskultasi abdomen berguna untuk memperkirakan gerakanuusdan
kemungkinan adanya gangguan waskuler.Auskultasi abdomen dilakukan sebelum perkusi
dan palpasi, karena kedua pemeriksaan tersebut dapat mempengaruhi frekuensi suara
usus Letakkan diagfragma dari stetoskop anda dengan lembut pada abdomen.
Dengarkanlah suara usus, dan perhatikanlah frekuensi dan karakternya, suara yang
normal terdiri dari click dan gurgles, dengan frekuensi kira-kira 5-35 x menit. Kadang-
kadang anda dapat mendengarkan borborgmi, yaitu gurgles yang panjang. Karena usus
akan disebarkan ke seluruh abdomen, maka mendengarkannya pada suatu tempat saja,
misalnya kuadran kanan bawah, sudah memadai. Suara usus ini dapat berubah pada
biasanya mencret, sumbatan usus, ileum paralitikus dan perintonitis. Pada penderita
dengan hipertensi, periksalah daerah epigastrium dan daerah kuadran kanan dan kiri atas
apakah ada bising. Bising pada sistole dan diastole pada penderita hipertensi menunjuka
adanya stenosis arteria renalis. Sedangkan bising sistole saja pada epigastrium dapat
terdapat pada orang normal Apabila dicurigai adanya influemiarteripadatungkai,
penksalah adanya bising sistolik dan diastolic pada arteria illaca dan femoralis.
Perkusi :
Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk memperkirakan ukuran hepar,
dan kadang-kadang lien, menemukan ascites. mengetahui apakah suatu massa padat atau
kistik, dan untuk mengetahui adanya udara pada lambung dan usus.
1. Orientasi
a. Lakukanlah perkusi pada keempat kuadran untuk memperkirakan
distribusi suara timpani dan Biasanya suara timpanilah yang dominan
karena adanya gas disalurangastrointestinal, tetapi cairan dan faeces
menghasilkan suara redup. Periksalah daerah suprapubik untuk
mengetahui adanya kandung kencing yang teregang atau uterus yang
membesar.
32
b. Perkusilah dada bagian bawah, antara paru dan arkus costa, anda akan
mendengar suara redup hepar disebelah kanan, dan suara timpani di
sebelah kiri karena gelembung udara pada lambung dan fleksura
splenikus colon
c. suara redup pada kedua sisi abdomen mungkin menunjukan adanya
asites.
Palpasi:
Palpasi ringan (superfisial) berguna beberapa adanya ketegangan otot, nyeri tekan
abdomen, dan bawah dan massa superficial. Dengan posisi tangan dan lengan, telapak
tangan ujung jari-jari horizontal, menekan yang lembut, dan lakukanlah gerakan
perlahan, rasakan. Hindarkan suatu gerakan tiba-tiba.
Dengan semua kuadran, Carilah adanya massa suatu organ, daerah tekan atau
daerah yang tegangan ototnya lebih tinggi (spasme). Apabila terdapat tegangan, carilah
apakah ini disadari atau tidak dengan mencoba merelaksasi penderita, dan melakukan
palpasi pada waktu ekspirasi. Untuk memeriksa massa Palpasi dalam biasanya diperlukan
jari, lakukan di abdomen.Dengan menggunakan palmar dari ujung terasa palpasi dalam
mengetahui adanya massa, apakah ukurannya, bentuknya, konsistensinya, mobilitasnya,
nyeri pada tekanan.
Gunakan dua tangan, satu di atas yang lain Massa di abdomen dapat menjadi beberapa
jenis:
a. Fisiologis (uterus dalam kehamilan)
b. Inflamasi (diverticu atau pseudocyst Vasku (aneurismaaota) kolon,
atau
c. Neoplastik (uterus yang miomatosa, karsinoma ovarium)
d. Obstruktif (kandung kencing yang teregang).
Nyeri abdomen dan nyeri tekan abdomen, lebih-lebih biladisertai spasme otot,
menunjukkan adanya inflamasi dari peritoneum periatal. Temukanlah daerah setepatnya.
Sebelum melakukan palpasi mintalah penderita untuk batuk, dan temukanlah letak rasa
sakitnya Kemudian, lakukanlah palpasi secara lembut dengan satu jari untuk menentukan
daerahnyeri Atau lakukanlah pemeriksaan untuk mengetahui adanya nyeri tekan lepas.
Tekan jari anda pelan-pelan dengan kuat, kemudian tiba-tiba lepaskan tekanan anda.
33
Apabila pada pelepasan tekanan juga timbul rasa sakit (tidak hanya pada penekanan),
dikatakan bahwa nyeri tekan lepas positif. Aorta. sedikit kesebelah kiri linea. Tekanlah
kuat abdomen bagian atas. mediana, rasakan adanya pulsasi aorta.
Pada penderita di atas 50 tahun, cobalah untuk memperkirakan lebar aorta dengan
menekankan kedua tangan pada kedua sisi.
Pemeriksaan Hepar
Cara pemeriksaan perkusi hepar :
a. Lakukanlah perkusi pada garis midklavikula kanan, mulai bawah
umbilikus (di daerah timpani) ke atas, sampai terdengar suara redup
yang merupakan batas bawah hepar.
b. Kemudian, lakukanlah perkusi dari daerah paru ke bawah untuk
menentukan batas atas hepar.
c. Sekarang ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup hepar
tersebut. Ukuran ini pada orang yang tinggi,lebih besar dari pada
orang yang pendek dan biasanya pria lebih besar dari wanita. Pada
penderita penyakit obstruksi paru kronik (PPOK). batas bawah
hepar dapat lebih ke bawah, tetapi jarak daerah redup hepar tidak
berubah.
d. Apabila hepar tampaknya membesar. perkusilah daerah lain untuk
mengetahui garis batas bawah hepar. Perkusi hepar untuk
menentukan batas paru hepar.
merasakan sentuhan pada jari anda pada waktu hepar bergerak ke bawah, dan
hepar Apabilaanda merasakannya jari anda, menyentuh jari anda. meluncur
dibawah jari anda sehingga dapat dan anda dapat meraba permukaan anterior
hepar penderita.
Apabila anda dapat merasakannya, batas hepar normal adalah lunak, tegas tidak
berbenjol-benjol. abdomen pada pemeriksaan dan dinding abdominis. Apabila Besarnya
tekanan pada otot rectus lebih hepartergantung pada tebal tipisnya yang anda susah
merabanya, pindahlah palpasi pada daerah dekat kearcus costa. teknik mengait
Pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan erdirilah di sebelah kanan penderita, letaklah
kedua tangan kanan anda bersebelahan di bawah batas bawah redup hepar. Mintalah
penderita untuk bernafas dalam-dalam dengan nafas perut, sehingga pada inspirasi hepar
dan juga lien dan ginjal akan berada pada posisi teraba.
Pemeriksaan Lien
Lien yang normal terletak pada lengkung diagfragma, disebelah posterior garis
midaksiler. Suatu daerah kecil suara redup dapat ditemukan diantara suara sonorparu dan
suara timpani, tetapi mencari suara reduplien ini tidak banyak gunanya. Perkusi lien
hanya bergiuna kalau dicurigai atau didapatkan splenomegali.Apabila membesar, lien
akan membesar ke arah depan, ke bawah dan ke medial mengganti suara timpani dari
lambungdan kolon, menjadi suara redup.
Apabila anda mencurigai splenomegali. cobalah pemeriksaan pemeriksaan berikut
Perkusilah daerah spatium intercosta terbawah di garis aksilaris anterior kiri. Daer ini
biasanya timpani Keemtdi penderita untuk menarik nafa panjang dan lakukanlah perkusi
lagi. Apabila lien tidak membesar, suara pe timpani Apabila suara menjadi redup pada
inspirasi, berarti ada pembesaran lien. Walaupun demikian, kadang-kadang terdapat juga
suara redup pada lien normal (falsely positive splenic percussion sign).
Perkusilah daerah redup lien dari berbagai arah. Apabila ditemukan daerah redup yang
luas. berarti terdapat pembesaran lien. Pemeriksaan perkusi untuk mengetahui adanya
pembesaran lien, dapat terganggu oleh isi lambung dan kolon, tetapi pemeriksaan ini
dapat menunjukkan adanya pembesaran lien sebelum lien teraba pada palpasi.
35
Pemeriksaan Ginjal
Ginjal kanan:
1. Letakkan tangan kiri di belakang penderita, sejajar costa xll dengan ujung
jari menyentuh sudut costovertebrae.
2. Angkat dan cobalah mendorong ginjal kanan kedepan. Letakkan tangan
kanan dengan lembut pada kuadran kanan atas di sebelah lateral dan
sejajar terhadap otot rectus.
3. Mintalah penderita untuk bernafas dalam. Pada waktu puncak inspirasi
tekanlah tangan kanan dalam-dalam ke kuadran kanan atas. di bawah
arkus costa dan mintalah penderita untuk membuang nafas perlahan
kemudian menahan nafas.
36
Ginjal kiri
Untuk meraba ginjal kiri pemeriksa pindah kesisi kiri penderita. Gunakan tangan
kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakang dan tangan kiri untuk meraba
daerah kuadran kiri atas. Lakukan pemeriksaan seperti pada ginjal kanan. Ginjal kiri
normalnya jarang teraba.
kencing terletak diantara simfisis dan uterus-vagina. Normalnya kandung kemih tidak
dapat diperiksa kecuali jika terjadi distensi kandung kemih hingga di atas simfisis pubis.
Pada palpasi kubah kandungkemih yang mengalami distensi akan teraba licin dan bulat.
Periksa adanya nyeri tekan. Lakukan perkusi untuk mengecek keredupan dan
menentukan berapa tinggi kandung kemih berada di atas simpisis pubis.
Urethra
Urethra Laki-laki
Saluran berbentuk pipa, panjang 17-22,5 cm, sebagai saluran pengeluaran urine
yang telah ditampung di dalam vesica urinaria kandung kencing) dan saluran semen
Saluran tersebut dimulai dari orificium urethra interna yang berada pada cervix ve segera
masuk lewat di dalam prostat, kemudian menembus diafragma urogenitale (trigonum
urogenitale), berlanjut berjalan di dalam corpus cavernosum urethrae dan berakhir pada
lubang luar pada ujung penis (orificium uretraekstemum/OUE.Dengan demikian urethra
laki-laki menurut tempat yang dilewati dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu 1. Pars
prostatica (3-4 cm) 2. Pars mernbranosa (1 cm). 3. Pars spongiosa urethrae (12-18 cm).
Urethra perempuan
Pipa saluran ini mempunyai panjang 3 4 cm yang hanya berfungsi untuk
pengeluaran urine, dimulai dari orificium urethra internum dengan M. Sphincter vesicae
dan berakhir pada ostium urethra eksternum yang bermuara di sebelah ventrocaudal dari
vestibulum vaginae di linea mediana. Introitusvaginae (ostiumvaginae) terletak tepat
ventrocranial dari frenulum labiorum Saluran urethra perempuan pada posisi tidur
(supine) mempunyai kedudukan mendekati sudut lurus dari vestibulum vagina ke vesicae
urinaria.
b. Ginjal kiri
Untuk meraba ginjal kiri pemeriksa pindah ke sisi kiri penderita. Gunakan tangan
kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakang, dan tangan kiri untuk meraba
daerah kuadran kiri atas. Lakukan pemeriksaan seperti pada ginjal kanan. Ginjal kiri
normalnya jarang teraba.
Genitalia Pria
Pemeriksaan genitalia yang baik dilakukan saat pasien berbaring terlentang.
Namun untukpemeriksaanhemiaatauvarikokel pasien harus berdiri. Pakaian periksa harus
menutupi bagian dada dan abdomen pasien dengan pas. Kenakan sarung tangan karet
selama melakukan pemeri Bukadaerah genitaliadaninguinalispasien.
Penis:
1. Inspeksi Kulit.
Periksa warna kulit, ekskoriasi, tanda-tanda inflamasi telur kutu atau kutu yang
melekat pada pangkal rambut atau rambut kemaluan. Preputium. Jika terdapat prepusium,
tarik lipatan kulitini ke belakang atau minta pasien untuk menariknya sendiri. Nilai ada
atau tidaknya smegma, bahan yang berwarna keputih- putihan dan menyerupai keju,
dapat berkumpul secara normal di bawah prepusium. Glans. Perhatikan setiap ulkus,
sikatriks, nodulus, atapun tanda inflamasi. Perhatikan lokasi meatus uretra Lakukan
penekanan pada glans penis dengan hati-hati. Manuver ini harus membuka meatus uretra,
inspeksi untuk menemukan sekret. Normalnya tidak terdapat sekret di dalam meatus
uretra.
2. Palpasi
Lakukan palpasi pada setiap abnormalitas penis dengan memperhatikan gejala
nyeri tekan atau indurasi. Raba bulbus penis di antara ibu jari dan dua jari tangan yang
dengan memperhatikan pertama indurasi. skrotum dan isinya.
a. Inspeksi Lakukan inspeksi skrotum yang meliputi Kulit Angkat
Skrotumagar anda dapat mengangkat permukaan posteriornya
Kontur skrotum. Perhatikan setiap pembengkakan, benjolan atau
vena.
b. Palpasi Lakukan palpasi pada setiap testis danepididimis di antara
ibu jari dan duajari pertama. Perhatikan ukuran, bentuk, konsistensi
dan nyeri tekan. Raba setiap nodulus, Penekanan pada testis
normalnya akan menimbulkan nyeri visceral yang dalam. Lakukan
palpasi pada setiap funikulus spermatikus, termasuk vas deferens,
40
Genitalia Wanita
Pemeriksaan Luar :
1. Menilai maturitas seksual pada pasien remaja Dapat diperiksa d mengamati
rambut pubis. Perhatik karakter dan distribusinya.
2. Inspeksi Lakukan inspeksi untuk memeriksa mons pubis, labia se perineum.
Pisahkan kedua labia dan periksa Labia mayor Klitoris Meat us uretra
Introitus vagina Perhatikan setiap inflamasi, ulserasi, pengeluaran sekre
pembengkakan ataupun nodulus. Jika terdapat lesi, lakukan palpasi untuk
merabanya.
3. Palpasi Labia mayor Klitoris Meatus uretra. Introitus vagina. Perhatikan ada
tidaknya benjolan, kista bartholin (bentuk, nye tekan, ukuran, sekret)
Palpasi:
Lakukan palpasi kelenjar bartholin, masukan jari telunjuk ke vagina dibagian
samping posterior bawah dari introitus, dan ibu jari dibagian luar (abium majus), dengan
kedua jari lakukan palpasi, lakukan di bagian kanan dan kiri. Periksa adanya nyeri
tekan/tidak.
Pemeriksaan dalam:
Pemasangan speculum
a. Periksa spekulum dari mulai ukuran, dan periksa kunci spekulum, pastikan dalam
posisi siap pakai.
b. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri bukalah labiummajus.
c. Lakukan desinfeksi terlebih dahulu pada daerah vulva dan introitus vagina.
d. Dengan tangan kanan, spekulum yang tertutup, dimasukan secara miring dan
perlahan ke dalam tangan kiri.
41
5. Peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif dan produktif dalam
mendukung pelayanan kesehatan.
6. Peningkatan kerjasama antar puskesmas dan stackholder.
Pelanggan
Pendaftaran
KIA
Baru Lama
Anamnesa
Status KMS
Konsultasi BP Dewasa
Pemeriksaan
Konseling
Obat
45
Kepala UPTD
dr.Hj.Walyanah, MH.Kes
UMUM
dr. Lia Nurliana s
BP.GIGI
Dewi Nurul Intan P Fuani Diah Citra, AMKdrg. Tasman Roslina
Zalfitri BP. KIA
Anis Suryani Eha Dareha, Amd.Keb
Siti Heliyatun, Amd.Keb
Siti Fatimah, Amd.Keb
FARMASI
R.Nia K,Amd.Keb
Nimala Dewi, S.Farm
Ikeu Rosdiana
Nova Dwi Rakhmi,A.Md LAB
Anita P,Amd.Keb
Fairouz Tuti Hidayati, Amd. Ak
46
KEPALA SUB BAG TU.
Nur Hadiyani, SKP.M.Kep
KOORDINATOR. UKM
dr. Dewi Nurul Intan P
KESLING PROMKES
Jaharoh , SKM Salji GIZI
Masitoh, AMG
P2P PHN
Siti Rukayah, AMK Dwi Handayani LANSIA
Weri, AMK R.Nia K, Amd
Hj.Iyah Khaeriyah
Fuani Diah Citra, AMK
Nunung Nuryani
Heni Yulianingsih UKS PKRE
Dwi H, AMK Weri, AMK Ikeu Rosdiana
Rusana Irmawan
47
BAB III
HASIL
6. Melakukan pemeriksaan
tekanan darah
BAB IV
PEMBAHASAN
4.2. Manfaat
Masih banyak manfaat yang didapat dalam kegiatan puskesmas ini. yang
terpenting semua itu sangat memberikan wawasan kepada saya tentang dunia
kesehatan,khususnya nanti menjadi dokter itu seperti apa.
52
BAB V
1.1. Kesimpulan
1.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
54