1.2 Cedera plat pertumbuhan, respon terhadap cedera dan mekanisme perbaikan
1.3 .1 Cedera plat pertumbuhan, klasifikasi dan efek pada pertumbuhan tulang
Akibat trauma pada saat berolahraga dan bermain, fraktur skeletal sangat umum ditemukan pada
anak anak. Karena plat pertumbuhan adalah daerah yang kurang rigid pada tulang panjang,
cedera pada daerah ini sering terjadi, dan diperkirakan sekitar 20 % dari tulang yang patah
melibatkan plat pertumbuhan ( 13). Sistem klasifikasi Salter Harris telah digunakan untuk
membedakan tipe tipe yang berbeda pada cedera plat pertumbuhan dan hubungan antara
karakteristik fraktur dan prognosisnya (gbr 2) ( 1,14-16). Literatur terbaru mengindikasikan
bahwa tipe fraktur yang paling umum ditemukan pada distal tibia anak anak kecil adalah tipe I
( sekitar 40%), dimana pada sebagian besar kasus memiliki prognosis baik karena sel sel yang
bertanggung jawab untuk pertumbuhan interstisial dari plat pertumbuhan dan juga suplai darah
epifiseal tidak terganggu ( 16 18). Mirip, prognosis untuk pertumbuhan ke depannya pada
fraktur tipe II juga termasuk baik. Tipe tipe lain dari fraktur, tipe III, IV dan V, pada akhirnya
akan menghasilkan pembentukan tulang pada tempat cedera ( 19). Diperkirakan hingga 30% dari
semua anak kecil dengan cedera terkait plat pertumbuhan, pembentukan jaringan tulang yang
tidak diinginkan dan jembatan tulang pada tempat cedera menghalangi pertumbuhan normal dari
tulang panjang yang sedang tumbuh pada anggota gerak yang terkena ( 20,21) menghasilkan
masala ortopedi yang signifikan seperti adanya perbedaan panjang anggota gerak dan deformitas
angulasi tulang ( 21,22)
Gambar 2. Sistem klasifikasi Salter Harris. Fraktur tipe I dan II tidak mempengaruhi suplai
darah epifiseal. Di sisi lain, tipe III, IV dan V merusak suplai darah dan lebih sering
menghasilkan perbaikan jaringan tulang yang tidak diinginkan menyebabkan masalah angulasi
dan hambatan pertumbuhan.
1.3.2.4. Efek cedera pada jaringan sekitar plat pertumbuhan yang tidak mengalami cedera
Sementara sebagian besar penelitian mengenai cedera plat pertumbuhan berfokus pada kejadian
yang berpusat pada tempat cedera, sangat sedikit yang meneliti mengenai efek potensial dari
cedera pada kondrosit di sekitar plat pertumbuhan. Penelitian dini mengamati efek traum plat
pertumbuhan menemukan masuknya jaringan kartilago plat pertumbuhan ke dalam region
metafiseal dan menemukan bahwa kartilago yang terperangkap ini menggangu kelanjutan
pertumbuhan tulang di sekitar jaringan ( 65). Konsekuensinya, terdapat pelebaran dan
iregularitas abnormal pada plat pertumbuhan yang lain, secara potensial mengakibatkan
deformitas dan diskrepansi yang terlihat pada banyak pasien sebagai hasil dari cedera terkait plat
pertumbuhan ( 65), Terkini, Coleman et al ( 2010) menggunakan pencitraan micro CT untuk
menandai perubahan yang terjadi pada plat pertumbuhan yang cedera pada model tikus dan juga
efek pada keseluruhan tulang tibia itu sendiri (66). Menariknya, Coleman et al ( 2010 )
mengamati bahwa volume tulang yang muncul pada tempat cedera tidak berkorelasi secara
langsung dengan keseluruhan berkurangnya pertumbuhan tulang pada 35 hari setelah cedera.
Lebih lanjut, menggunakan pencitraan micro CT, pada saat jembatan tulang terbentuk, kerusakan
signifikan telah terdeteksi pada plat pertumbuhan yang tidak mengalami cedera, termasuk
disorganisasi selular dan juga penurunan signifikan pada keseluruhan ketebalan dan volume plat
pertumbuhan. Coleman et al ( 2010 ) juga mengamati bahwa tether, yang biasanya terbentuk
seiring dengan usia hingga plat pertumbuhan menutup ( 67), muncul sejak dini pada plat
pertumbuhan sekitar setelah cedera ( 66). Penelitian ini menekankan keterlibatan potensial dari
plate pertumbuhan sekitar selama proses penyembuhan dan perbaikan plat pertumbuhanyang
cedera dan berkontribusi pada diskrepansi panjang anggota gerak dan deformitas angulasi tulang
yang terbentuk setelah cedera plat pertumbuhan ( 65,66). Penelitian mekanistik lebih lanjut
dibutuhkan untuk mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai bagaimana pembentukan
jembatan tulang pada tempat cedera dan perubahan pada jaringan plat pertumbuhan sekitarnya
yang tidak mengalami cedera dapat berkontribusi pada perbaikan tulang yang tidak diharapkan
pada akhirnya dan defek pertumbuhan tulang setelah cedera plat pertumbuhan.