Janda Atau Duda Belum Tentu Hina

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Janda Atau Duda Belum Tentu Hina

Dalam pernikahan ada saja kendala yang


datang menghampiri sebuah keluarga.
Masalah sekecil apapun pasti pernah
menghampiri sebuah keluarga, kadang
masalah ini dapat merusak keluarga yang
berakhir pada sebuah perceraian. Bagi
masyarakat kita, terutama masyarakat
Indonesia, status janda atau duda
merupakan status yang hina karena mereka
berfikir bahwa orang yang bercerai tidak
dapat menjaga keluarganya dengan baik.

Setiap orang yang menikah tidak ada yang menginginkan perceraian, namun apa daya
kadang antara keinginan dan kenyataan tidaklah sama, sehingga pasangan terpaksa
harus berpisah. Secara garis besar, perceraian dikarenakan oleh 3 hal, yaitu

Pertama, kedua pasangan sama-sama buruk. Pasangan yang sama-sama buruk


dapat menjadikan sebuah pernikahan tidak dapat bertahan lama. Bagi mereka
pernikahan hanyalah sebuah permainan yang mana hanya mereka gunakan untuk
menghalalkan kemaluan semata, tak kurang tak lebih. Pernikahan bukanlah tempat
untuk mencari pahala melainkan hanya untuk bersenang-senang dan mencari sensasi,
dan setelah bosan, mereka akan mencari seribu akal untuk mengakhirinya dengan
perceraian.

Ada juga perceraian yang dikarenakan watak atau sifat keduanya sama-sama buruk.
Satunya suka mabuk-mabukan yang satunya suka berbuat serong diluar, karena sama-
sama tidak tahan, maka keduanya memilih untuk berpisah.

Kedua, salah satu pasangan berakhlak buruk. Seperti yang dijelaskan oleh banyak
ulama, dalam memilih pasangan kita harus memperhatikan akhlaknya dan sifatnya,
karena orang yang berakhlak baik akan membuat hati cenderung tentram. Dari Abu
Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Rasululloh shallallohu alaihi wa sallam bersabda

"Perempuan itu dinikahi atas empat perkara; karena hartanya, nasabnya,


kecantikannya, dan agamanya. Jadi utamakanlah menikahi perempuan yang
mempunyai dasar agama, maka kamu akan mendapatkan keuntungan." (HR. Muslim)

Orang yang berakhlak baik tidak akan mengatasi masalah dengan kekerasan,
melainkan dengan cara baik-baik, kalaupun dengan keras, maka ia hanya akan
menggunakan mulut semata dan tidak sampai menyakiti secara fisik. Pasangan
kadang terpaksa berpisah karena salah satunya memiliki akhlak yang buruk.

Ketiga, karena hadirnya orang ketiga. Sebuah keluarga yang harmonis kadang dapat
hancur dikarenakan hadirnya orang ketiga. Kehadiran orang ketiga dapat
menghancurkan segalanya, terlebih jika orang ketiga tersebut memiliki pengaruh yang
cukup kuat bagi salah satu pasangan, hal ini tentu akan membahayakan pasangan
tersebut.

Sebuah keluarga ibarat rumah dan orang ketiga adalah tamunya. Tamu tidak akan
masuk ke dalam rumah seseorang jika pemilik rumahnya tidak mempersilahkan tamu
tersebut untuk masuk. Begitu pula dengan orang ketiga, jika pasangan tidak ada yang
menganggapnya, maka keluarga tersebut akan utuh. Namun lain halnya jika ada
pasangan yang menanggapi orang ketiga tersebut, kemungkinan rumah tangganya
bisa hancur.

Saat rumah tangga seseorang hancur, biasanya akan menjadi gunjingan dilingkungan
masyarakat dan mereka akan dianggap hina atau paling tidak dianggap sebelah mata.
Inilah budaya masyarakat kita, padahal janda atau duda belum tentu hina, yang
menjadikan mereka seperti itu adalah takdir semata.
Referensi :
Adhim, Mohammad Fauzil, 2007. Kado Pernikahan Untuk Istriku. Yogyakarta : Mitra
Pustaka.
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Muslim, Terjemahan : Elly
Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2008. Mukhtashar Shahih Muslim. Versi chm
Al-Jamal, Ibrahim Muhammad, 1999. Fiqhul Maratil Muslimah, Terjemahan : Zaid
Husein Alhamid, cetakan ketiga. Jakarta : Pustaka Amani
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir, 2006. Minhajul Muslim, Terjemahan : Irwan Raihan, cetakan
pertama. Solo : Media Insani Publishing
An-Nuaimi, Thariq Kamal, 2000. Saikulujiyyah Ar-Rajul Wa Al-Marah : Ahdatsu
Diratsah Ilmiyyah Haula Al-Musykilah Az-Zaujyyah : Asbabuha Wa Thuruq Illajiha,
Terjemahan : Muh. Muhaimin, cetakan pertama. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Ubaidillah, Abu Umar, 2017. Kado Pernikahan Untuk Calon Istriku. Bandung : Bitread.

Anda mungkin juga menyukai