Anda di halaman 1dari 11

diklarifikasi sejak Ibn Abdul Wahhab masih

Rasyid Ridha, ada terus saja berlangsung hingga sekarang.


Bahkan buku-buku yang berisi fitnah itupun
Wahabi, dan terus direproduksi hingga saat ini. Di antara
fitnah yang sering dilontarkan kepada
Reproduksi Anti- Wahabi adalah: takfir terhadap kelompok
yang tidak sepaham, melakukan
Wahabisme Baru pembunuhan terhadap para ulama, melarang
ziarah ke kuburan Nabi, mau
Muhammad Ibn Abdul Wahab menghancurkan kuburan Nabi, bekerja sama
sesungguhnya termasuk dalam kategori dengan Inggris merebut Makkah dan
muqallid dalam masalah fikih. Oleh sebab Madinah dari tangan Utsmani, dan
itu, Wahabi termasuk dalam kategori sebagainya.
mazhabiyah seperti para pengikut mazhab
lain, baik Mazhab Syafiii, Hanafi, maupun Karena fitnah-fitnah ini sesungguhnya hanya
Maliki reproduksi ulang sejarah hampir dua abad ke
belakang, maka penting untuk mengulas
Oleh: Tiar Anwar Bachtiar kembali bagaimana tokoh-tokoh pada masa
lalu menyikapi fitnah semacam ini. Salah
WACANA mengenai Wahabi sepanjang satu yang penting dihadirkan adalah sosok
abad ke-20 hingga sekarang terlihat masih Rasyid Ridha. Ia adalah ideolog bagi
merupakan wacana yang selalu hangat. gerakan-gerakan pembaharuan Islam di
Penyebabnya pasti bukan semata-mata Indonesia awal abad ke-20 sepert
karena keberadaan ajaran Wahabinya, Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan Persis.
melainkan karena ajaran ini berkait dengan Pandangannya sesungguhnya berbeda
salah satu aktor politik internasional dengan pandangan Muhammad Ibn Abdul
sepanjang abad ke-20 hingga saat ini, yaitu Wahab; tapi ia sering dituding sebagai
Kerajaan Saudi Arabia (KSA). Wahabi-nya Mesir. Tudingan yang sama
juga sering dialamatkan kepada gerakan-
KSA memang secara ideologis menjadikan gerakan modernis Indonesia seperti
ajaran-ajaran Muhammad ibn Abdul Muhammadiyah dan Persis.
Wahhab sebagai pegangan dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahannya. Bukan Bagaimana sesungguhnya pendirian Rasyid
hanya itu, KSA juga menjadi penyokong Ridha dibandingkan dengan Ibn Abdul
paling serius penyebaran ajaran-ajaran Wahab; dan bagaimana sikapnya terhadap
Muhammad ibn Abdul Wahab ini ke seluruh gerakan Ibnu Abdul Wahhab sendiri? Dua
penjuru dunia. pertanyaan inilah yang hendak diulas secara
singkat dalam tulisan sederhana ini.
Karena ideologi sudah berkelindang dengan
politik dan kekuasaan, maka adalah wajar
bila bersamanya juga muncul beragam
fitnah yang sebagian besarnya merupakan
kebohongan yang diada-adakan untuk
kepentingan politik tertentu. Fitnah-fitnah
itupun, walaupun sudah banyak yang
Ormas-ormas modernis ini memang dalam
beberapa hal mengritik praktik-praktik
Mazhab Pemikiran Ormas-Ormas Islam keagamaan yang umum dilakukan oleh
Modernis Indonesia masyarakat yang bermazhab Syafii. Akan
tetapi, bila dihubungkan secara langsung
Sudah dimaklumi bahwa isu Wahabi yang dengan gerakan Syeikh Muhammad Ibn
tengah ramai dibicarakan saat ini Abdul Wahab pasti tidak akan ditemukan
sesungguhnya bukan isu baru. jalurnya secara langsung. Kalaupun boleh
disebut nama Ahmad Soorkati pendiri Al-
Isu ini sudah muncul sejak akhir abad ke-19. Irsyad yang besar di Makkah, namun ia pun
Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, tidak secara langsung berhubungan guru-
isu ini sampai juga ke kawasan Indonesia, murid dengan Syeikh Muhammad ibn Abdul
yaitu pada awal abad ke-20. Pada waktu Wahab. Lalu mengapa ormas-ormas
yang sama dengan ramainya isu Wahabi, modernis ini sering disebut Wahabi?
berdiri pula organisasi-organisasi Islam, baik Jawaban pasti sulit didapat. Hanya dugaan
yang bercorak modernis seperti bahwa gerakan-gerakan tradisionalis yang
Muhammadiyah. Al-Irsyad, dan Persatuan diwakili terutama oleh Nahdhatul Ulama
Islam (Persis) maupun yang bercorak (NU) mungkin ingin menyederhanakan
tradisional seperti Nahdhatul Ulama, Al- masalah bahwa semua pandangan yang
Ittihad Islamiyah, dan Persatuan Tarbiyah berseberangan dengan mereka dianggap
Islamiyah (Perti). dipengaruhi oleh gerakan Syeikh
Muhammad ibn Abdul Wahab.
Hadirnya dua kelompok yang memang
memiliki latar belakang berbeda dari segi Mudah-mudahan dugaan ini tidak terlalu
mazhab fikih dan beberapa model gerakan tepat. Akan tetapi, kalau memperhatikan
ini tidak ayal ikut semakin meramaikan isu secara lebih detil terhadap sejarah pemikiran
tentang Wahabi di Indonesia. Dalam hal ini gerakan-gerakan modernis, memang
gerakan-gerakan modernis seperti genealoginya tidak sampai secara langsung
Muhammadiyah, Persis, dan Al-Irsyad kepada Muhammad Ibn Abdul Wahab.
sering disebut sebagai representasi
Wahabi di Indonesia. Ajaran-ajaran yang Gerakan-gerakan modernis ini, bila dilihat
dibawa ormas ini yang memang tidak sama dari pengaruh pemikiran, lebih banyak
persis dengan ajaran fikih Mazhab Syafii dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran
yang telah berkembang sebelumnya di Rofermis Mesir Muhammad Abduh dan
Indonesia menjadi salah satu pemicu muridnya Rasyid Ridha.
kelompok-kelompok modernis ini disebut
Wahabi. Hampir semua sejarawan yang meneliti
gerakan-gerakan pembaruan Islam awal
Apakah ormas-ormas modernis ini memang abad ke-20 menyetujui hal ini seperti Deliar
memiliki hubungan langsung dengan Noer, Howard Federspiel, Harry J. Benda,
gerakan Muhammad Ibn Abdul Wahab di Alfian, Akh Minhaji, dan yang lainnya.
Saudi Arabia atau dengan murid-muridnya? Karakter pemikiran Reformis Mesir ini jelas
Inilah yang sejarah tidak bisa menjawabnya berbeda dengan karakter pemikiran
secara positif. Muhammad ibn Abdul Wahab, sekalipun
irisannya ada.
Di antara perbedaan yang mencolok adalah Oleh sebab itu, Wahabi termasuk dalam
isu dasar yang digagas. Ibn Abdul Wahhab kategori mazhabiyah sama seperti para
dalam dakwahnya lebih banyak pengikut mazhab yang lain, baik pengikut
menggelorakan isu pentingnya purifikasi Mazhab Syafiii, Hanafi, maupun Maliki.
akidah Islam menuju tauhid yang sejati;
membasmi syirik dan bidah. Gerakan ini Bila di Indonesia umumnya masyarakat
hampir tidak tersentuh agenda politik mengikuti Mazhab Syafii dan gerakan
tertentu. Mereka cenderung menyerahkan ormas tradisionalis pun mengukuhkan itu,
masalah politik kepada penguasa yang maka karakter yang sama juga dianut oleh
memberi perlindungan yang dalam hal ini Ibn Abdul Wahhab, murid-muridnya, dan
diperankan oleh raja-raja keluarga Saudi. juga pengikut-pengikutnya. Tidak
Sementara itu, isu yang diusung oleh mengherankan apabila saat ini, Kerajaan
gerakan Reformis Mesir adalah isu Pan- Saudi Arabia (KSA) yang merupakan negara
Islam atau Persatuan Islam. pengikut setia dakwah Syeikh Muhammad
Ibn Abdul Wahhab menjadikan Mazhab
Gagasan inilah yang dikampanyekan Imam Ahmad Ibn Hambal sebagai mazhab
Jamaludin Al-Afghani ke mana-mana dan resmi negara.
mendapat dukungan intelektual sangat serius
dari kawan seperjuangannya Muhammad Dalam hal ini, Muhammad Abduh dan
Abduh yang dipercaya saat itu menjadi murid-muridnya sama sekali berbeda dengan
Rektor di Universitas Al-Azhar. Ibn Abdul Wahhab. Abduh menyerukan
persatuan antar-mazhab secara pemikiran
Jamaluddin Al-Afghani dikenal getol dengan menawarkan pendekatan
berkampanye agar kaum Muslim di seluruh perbandingan mazhab dan tarjih dalam
dunia bersatu secara politik untuk masalah-masalah fikih, bukan taklid
menghadapi kolonialisme yang saat itu terhadap mazhab. Pendekatan ini kemudian
membelenggu dunia Islam. dikembangkan oleh muridnya Muhammad
Rasyid Ridha. Bahkan pendekatan ini
Sementara itu, Muhammad Abduh secara menjadi pendekatan khas Universitas Al-
kreatif mencoba untuk mempersatukan umat Azhar dalam pengembangan kajian fikih.
Islam secara pemikiran. Ia menulis Rislah
Al-Tauhd sebagai upaya untuk Dalam konteks pemikiran, gerakan-gerakan
mempersatukan pandangan kaum Muslim pembaharuan Islam pada awal abad ke-20
Ahlus-Sunnah dalam masalah akidah yang satupun tidak ada yang sepenuhnya
saat itu tersekat oleh pandangan salaf dan mengambil pemikiran Muhammad ibn
khalaf. Langkahnya diikuti oleh murid dan Abdul Wahab, baik dalam masalah akidah
koleganya Thohir Al-Jazairi yang menulis maupun fikih. Gerakan-gerakan ini lebih
risalah Al-Jawahir Al-Kalamiyyah dengan memilih pendekatan Muhammad Abdud dan
misi yang kurang lebih sama, yaitu Rasyid Ridha yang lebih menekankan pada
menjembatani pemahaman salaf dan khalaf persatuan. Hal ini terlihat dari pendekatan-
dalam masalah akidah. pendekatan pengajaran akidah dan fikih
pada organisasi-organisasi seperti
Muhammad Ibn Abdul Wahab Muhammadiyah, Persis, dan Al-Irsyad.
sesungguhnya termasuk dalam kategori
muqallid dalam masalah fikih, yaitu taqld Selain itu, karya-karya tulis dalam bidang
terhadap Mazhab Imam Ahmad Ibn Hanbal. akidah dan fikih seperti yang banyak dibuat
oleh A. Hassan dari Persis juga maupun seabad berikutnya awal abad ke-20
memperlihatkan pengaruh Muhammad ketika keluarga Saudi berhasil menaklukkan
Abduh dan Rasyid Ridho yang sangat kuat. Makkah, disebabkan karena dengki politik
Tidak ada satupun di antara organisasi
dari penguasa Makkah saat itu. Berikut
pembaharu ini yang menyatakan diri
bermazhab salaf dan berfikih Hambali. kesimpulan paling penting dari Rasyid
Ridha berkaitan dengan fitnah terhadap
Rasyid Ridha dan Sikapnya terhadap dakwah Ibn Abdul Wahhab.
Wahabi
Syeikh Muhammad ibn Abdul Wahab
Bila secara mendasar ada perbedaan cukup adalah pembaharu Islam di negeri Nejd yang
penting antara Muhammad Abdur dan berusaha mengembalikan penduduk Nejd
Rasyid Ridha dengan Ibn Abdul Wahhab, dari perbuatan syirik dan bidah yang
lalu bagaimana pandangan Ridha sendiri tersebar luas saat itu menuju jalan tauhid
terhadap Ibnu Abdul Wahhab dan mengikuti manhaj Ibnu Taimiyyah.
gerakannya? Pandangan dan sikap Ridha
terhadap gerakan ini terekam baik dalam Keberhasilannya yang relatif cepat karena
salah satu bukunya Al-Wahhabiyyn wa Al- dukungan dan perlindungan dari keluarga
Hijz yang terbit tahun 1344 H atau Saud. Keluarga Saudi ini sesungguhnya
bertepatan dengan tahun 1926 M. Buku ini bukan klan yang paling kuat dan paling
adalah kumpulan tulisan-tulisannya di berpengaruh di Nejd, akan tetapi Allah
Harian Al-Ahram dan Majalah Al-Manr Subhanahu Wataala. menolong mereka
yang dipimpinnya. Ini berarti tulisan- karena telah menolong agama-Nya. Dakwah
tulisannya sendiri sudah dibuat sebelum Ibn Abdul Wahab ini di samping
tahun 1926. Kalau melihat angka tahunnya, mendapatkan keberhasilan, juga tidak sepi
tulisan-tulisannya sezaman dengan tulisan dari ujian dan fitnah. Walau begitu,
Ahmad Zaini Dahlan yang sangat terkenal, pembelaan terhadap fitnah ini juga
Al-Durar Al-Sunniyyah f Radd al Al- diperlihatkan oleh Allah Subhanahu
Wahhabiyyah. Ini juga menunjukkan bahwa Wataala.
tulisan yang dibuat masanya lebih dekat
kepada zaman kekisruhan politik yang Fitnah-fitnah ini umumnya terjadi karena
berujung pada jatuhnya Kekhalifahan Turki penguasa Makkah yang sering melakukan
Utsmani dan diambilalihnya Hijaz oleh kerusakan di muka bumi dan berbuat mulhid
keluarga Ibnu Saud dari Nejd. Oleh sebab (pelanggaran agama) di Tanah Haram sejak
itu, suasana perseteruan politiknya pasti awal kemunculan dakwah pembaharuan ini
akan dirasakan langsung oleh penulis buku telah melakukan penolakan dan perlawanan.
ini. Merekalah yang menyebarkan fitnah ke
seluruh dunia Islam bahwa dakwah Ibn
Dalam buku ini Ridha sampai pada Abdul Wahab adalah dakwah kufur, bidah,
kesimpulan bahwa terjadinya fitnah terhadap dan bertujuan untuk memusuhi kaum
gerakan Wahabi, baik sejak awal Muslimin. Posisi mereka yang berada di
kemunculannya di Nejd awal abad ke-19 Makkah memudahkan untuk
menyebarluaskan fitnah ini ke seluruh kaum Sementara itu, para amir Makkah yang
Muslim. Mereka juga berusaha menghasut dikenal dengan sebutan syarif terus saja
Kerajaan Utsmani untuk memerangi dalam kesesatan mereka dengan
keluarga Saudi. Utsmani kemudian meminta menyebarkan fitnah dan dusta atas dakwah
bantuan kepada penguasa baru Mesir untuk Wahabiyah. Di antara amir yang paling
melakukan pengerangan terhadap Keluarga berlebihan dalam memfitnah dan memusuhi
Saudi. Keluarga Saudi adalah Amir Husein Ibn Ali.

Dalam tulisan ini kami tidak bermaksud Saat Hijaz lepas dari Utsmani dan jatuh ke
menjelaskan apa yang terjadi di masa lalu, tangan Inggris, kekuasaan Hijaz seolah-olah
melainkan ingin menjelaskan dampak yang sudah berada di tangannya. Ia juga
terjadi akibat kelakuan para penguasa menyangka bahwa Nejd yang dikuasai oleh
Makkah yang dikenal dengan sebutan Keluarga Saudi akan segera jatuh juga ke
syarif itu. tangannya. Ia pun semakin gencar
melakukan tipu-daya, fitnah, dan provokasi
Semula Kerajaan Utsmani terhasut sehingga kepada Keluarga Saudi. Akan tetapi,
memusuhi Keluarga Saudi selama hampir akhirnya justru Hijaz yang dikuasainya
satu abad, karena berkeyakinan bahwa berhasil direbut oleh Abdul Aziz Ibn Saud
keluarga Saudi hendak mendirikan kerajaan hingga kawasan ini dapat diselamatkan dari
Arab baru yang kuat yang akan menghapus thoghut yang menggelari dirinya sebagai
pengaruh dan kekuasaan Utsmani di penyelamat ini dan keturunannya. (Al-
kawasan Arab, lalu mereka akan Wahhabiyyn wa Al-Hijz yang terbit tahun
menghancurkan kekhalifahan. Akan tetapi, 1344 H, hal. 6-7)
semua tidak terbukti. Mereka malah
mendapatkan keuntungan ketika melakukan Melalui pernyataannya ini, terlihat Rasyid
kesepakatan dengan Keluarga Saudi dan Ridho berkesimpulan bahwa munculnya
mengakui kekuasaannya di Nejd dan fitnah-fitnah terhadap dakwah Muhammad
sekitarnya. ibn Abdul Wahab terutama bermula dari
kekhawatiran politik terhadap semakin
Atas dasar kesepakatan ini, diketahui bahwa menguatnya kekuasaan Keluarga Saudi di
permusuhan Utsmani terhadap Keluarga Jazirah Arab. Ketika penguasa ini menjadi
Saudi sebelumnya sama sekali bukan karena penyokong penuh dakwah Wahabi, yang
alasan agama seperti sangkaan orang-orang disokongnya pun tidak luput dari fitnah.
jahil. Apalagi memfitnah ajaran agama sebagai
sesat, bidah, dan kafir lebih menjual
daripada melakukan fitnah politik yang bisa
jadi tidak akan terlalu mendapat perhatian
masyarakat.

Kesimpulan ini tentu saja harus dibuktikan


oleh Ridha.
Pertama, ia membuktikan bahwa akidah berbaiat dianggap khawarij dan sah untuk
yang dipegang dan diyakini oleh diperangi. Ia bahkan berani mengafirkan
Muhammad ibn Abdul Wahab sama sekali orang-orang yang tidak mau berbaiat pada
bukan akidah baru. Akidahnya adalah juga kekuasaannya. Syarif Husein juga berusaha
akidah Ahlus-Sunnah wal Jamaah dengan sekuat tenaga agar wilayah Nejd yang
menggunakan manhaj Ibnu Taimiyah yang dikuasi Keluarga Saudi agar masuk menjadi
telah dikenal luas sebelumnya di dunia bagian dari kekuasaannya. Beberapa kali ia
Islam. Tidak ada yang menyangkal berusaha melakukan penyerangan dengan
keulamaan Ibnu Taimiyah, apalagi meminta bantuan kepada Inggris untuk
membidahkan pemikirannya, sekalipun mengambil alih Nejd dari tangan Keluarga
dalam beberapa hal pemikirannya banyak Saudi.
tidak disetujui sebagian kalangan. Akan
tetapi, perbedaan pandangan di kalangan Ketiga, karena persekongkolan Syarif
ulama sejak lama memang sering terjadi. Husein dengan Inggris ditambah usahanya
Hal itu sudah merupakan kebiasaan yang untuk merebut Nejd itulah yang
tidak pernah menggugurkan keulamaan menyebabkan Keluarga Saudi berada pada
seseorang. Apalagi Ibnu Taimiyyah banyak posisi yang benar secara politik. Nejd yang
yang menilai sudah layak menjadi mujtahid kemudian memukul balik Syarif Husein dan
mustaqil atau mujtahid mutlaq yang boleh melalui berbagai perundingan akhirnya
menjadi anutan mazhab mandiri. Oleh sebab mendapatkan kawasan Hijaz dianggap oleh
itu, mengikuti mazhab Ibnu Taimiyyah Ridha telah berhasil menyelamatkan Tanah
adalah sesuatu yang sah dan wajar, bukan Haram dari cengkeraman kaum kafir
penyimpangan dan bidah. Tuduhan-tuduhan Inggris.
bahwa Ibn Abdul Wahhab mengkafirkan
orang yang berseberangan dengannya dan Lagi pula raja yang memegang
lainnya dibantah sendiri oleh yang kekuasaannya adalah raja yang dianggap
bersangkutan dalam kitabnya Al-Hadiyyah oleh Ridha sangat serius dalam
Al-Saniyyah wa Al-Tuhfah Al-Wahhabiyyah melaksanakan ajaran-ajaran Islam di negara
Al-Najdiyyah. barunya. Raju baru ini juga berhasil untuk
sementara waktu melindungi kota terpenting
Kedua, dari sudut pandang politik tindakan bagi kaum Muslimin.
Keluarga Saudi mengambil alih Hijaz telah
tepat. Saat itu Hijaz berada di bawah Dari analisis politik di atas terlihat bahwa
Inggris, karena menjadi wilayah yang sebetulnya yang banyak menjadi incaran
dimenangkan Inggris ketika Utsmani kalah adalah penguasa pendukung dakwah Ibn
perang. Saat jatuh ke tangan Inggris, Syarif Abdul Wahab, yaitu Keluarga Saudi.
Husein malah memanfaatkan untuk Keluarga ini juga yang mendapat fitnah
kepentingan ambisi kekuasaannya. Ia lanjutan setelah berhasil menguasai kawasan
mengklaim diri sebagai kekhalifahan baru Tanah Haram, Makkah dan Madinah.
yang sah yang seluruh kaum Muslim wajib
berbaiat kepadanya. Siapa yang tidak
Ridha menunjukkan contoh tuduhan bahwa Wahabi. Mungkin ini juga yang
rezim baru ini akan menghancurkan makam menyebabkan siapa saja yang terpengaruh
Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam karena oleh pemikiran Rasyid Ridha seperti
berada di lingkungan Masjid Nabawi. Muhammadiyah dan Persis di Indonesia
dengan mudahnya disebut sebagai
Walaupun dalam masalah agama ini bukan Wahabi. Padahal, Rasyid Ridha justru
hal yang mendasar, tetapi justru menjadi hanya melihat masalah Wahabi ini sebagai
fitnah baru yang sangat laku ditimpakan fitnah yang di belakangnya terdapat
kepada pengikut Ibn Abdul Wahhab ini. kepentingan politik yang sangat kental.
Kenyataannya apa yang dituduhkan itu Semantara dari segi ajaran, Ridha
benar-benar hanya fitnah. melihatnya sebagai satu varian pemikiran
biasa yang merupakan bagian dari dinamika
Ridha saat itu memastikan bahwa hal itu pemikiran umat Islam.
tidak mungkin dilakukan oleh penguasa
Hijaz yang baru ini. Sebab, tidak ada alasan Sekalipun dari segi politik ia sangat
syari apapun untuk menghancurkan membela Wahabi, namun dari segi
kuburan Nabi Shalallahu Alaihi Wassallam. pemikiran ia justru berbeda yang pokok
Kalaupun ada larangan menjadi kuburan perbedaannya telah dijelaskan di atas. Oleh
sebagai mesjid, kasusnya sangat berbeda karena itu, murid-murid penerus dakwah
dengan kuburan Nabi. Kuburan Nabi Syeikh Muhammad ibn Abdul Wahab
walaupun berada di kompleks Masjid generasi sesudah Rasyid Ridha justru malah
Nabawi saat itu, sama sekali tidak dijadikan mencela Rasyid Ridha.
masjid. Kawasan makam Nabi bersama
Umar ibn Khattab dipisahkan dengan Ridha bersama gurunya, Muhammad Abduh,
dinding khusus yang menandai bahwa dianggap memiliki pendekatan yang
kawasan itu bukan kawasan mesjid. Bukan terlampau rasionalis (aqlaniyyah) yang
hanya pada masa awal kekuasaannya di dianggap tidak tepat menurut manhaj salaf
Hijaz, bahkan hingga saat ini Keluarga yang mereka pahami. Ia bersama dua
Saudi tidak pernah mengganggu kawasan gurunya Jamaludin Al-Afghani dan
pekuburan Nabi Shalallahu Alaihi Muhammad Abduh dianggap yang paling
Wassallam. Selain fitnah itu juga muncul bertanggung jawab atas tumbuhnya mazhab
fitnah lain seperti kamar Aisyah akan rasionalis di dunia Islam setelahnya.
dihancurkan dan semisalnya. Atas semua Anggapan ini hampir umum diketahui oleh
tuduhan itu, Ridha menunjukkan bahwa mereka yang menyatakan diri sebagai
semuanya fitnah belaka. pengikut Muhammad ibn Abdul Wahab saat
ini; atau yang lebih sering disebut sebagai
Bila memperhatikan pembelaan penuh salafi. *
Rasyid Ridha terhadap Keluarga Saudi dan
gerakan dakwah Muhammad ibn Abdul
Wahab, maka siapapun akan mengatakan
bahwa Ridha adalah pengikut dan antek
Reproduksi Fitnah Wahabi Abad ke-21 Saudi Arabia memperkokoh posisi khasnya
di Timur Tengah.
Sejak sekitar awal abad ke-21, seiring
dengan tragedi WTC (11/9/2001) dan Masalah masing-masing memiliki latar
munculnya isu terorisme yang dialamatkan belakang keagamaan dan ideologi tertentu
kepada umat Islam, istilah Wahabi muncul yang berbeda sudah menjadi pengetahuan
kembali menjadi isu hangat. Wahabisme umum. Di satu pihak, Iran sejak masa
oleh media-media Barat dianggap sebagai Dinasti Safawi hingga Revolusi
basis ideologi gerakan-gerakan yang Khumainiyah tahun 1979 menganut Syiah
dianggap teroris seperti Al-Qaeda (al aliran Imamiyah. Sedangkan Saudi Arabia
Qaidah), Ikhwanul Muslimin, Hizbut-Tahrir, tergolong negara Sunni mazhab Ibnu
dan sebagainya. Media-media Barat yang Taimiyyah atau yang lebih sering disebut
menguasai informasi dunia telah sebagai Wahabi. Paham ini dipraktikkan
menyebabkan stigma ini sangat tertanam dan diajarkan secara massif di Saudi Arabia
dalam pikiran umat manusia di dunia, yaitu dan disebarluaskan ke seluruh dunia melalui
bahwa Wahabisme sama dengan dai-dai yang di-training khusus di
terorisme. universitas-universitas di Saudi Arabia.

Karena penguasaannya yang massif, media- Di kalangan Ahlus-Sunnah sendiri sudah


media Barat berhasil membentuk opini dimaklumi lahir berbagai mazhab dan
mengenai isu ini. Tambahan lagi, kecenderungan pemikiran, baik dalam
menguatnya persaingan antar negara-negara bidang akidah, ibadah, maupun muamalah.
Arab ikut menyulut semakin digorengnya Perbedaan-perbedaan ini tidak bisa dihindari
isu Wahabi ini. Dalam hal ini, sebagai konsekwensi dari diperkenankannya
ekspansionisme Iran semenjak Revolusi ijtihad dalam berbagai masalah yang tidak
1979 menjadi salah satu pemantiknya dan ada ketentuan dalilnya di dalam Islam.
munculnya Saudi Arabia sebagai negara Walaupun demikian, perbedaan di kalangan
kaya di Timur Tengah. internal Ahlus-Sunnah berbeda dengan
perbedaan ushul antara Ahlus-Sunnah
Revolusi Iran tahun 1979 cukup berhasil dengan Syiah, misalnya. Oleh sebab itu,
mengeluarkan Iran dari jebakan krisis tidak bisa disebandingkan antara perbedaan
ekonomi dan politik selama masa kekuasaan Sunni-Syiah dengan perbedaan antara
Syah Reza. Perlahan namun pasti Iran Wahabiyah dengan Asyariyah, misalnya.
muncul sebagai negara dengan kekuatan Akan tetapi, dalam konteks politik,
ekonomi, militer, dan politik baru di perbedaan setipis dan sekecil apapun dapat
kawasan Timur Tengah. Pengaruh Iran menjadi alasan untuk munculnya
semakin membesar sejak saat itu. Pada saat perseteruan politik.
yang sama, Iran mendapat pesaing kuat dari
negara Petro-Riyal Saudi Arabia yang pada Di tengah persaingan baru Iran dan Saudi
saat yang bersamaan telah sampai pada Arabia di Timur Tengah, isu ideologi ikut
tingkat kemakmuran yang cukup untuk menjadi salah satu alat kontestasi di antara
kedua negara ini. Iran dengan Syiah-nya, Syiah yang dianut mayoritas pendudukan
Saudi Arabia dengan Wahabi-nya. Oleh Iran.
sebab itu, pasca-Revolusi Iran tahun 1979,
isu mengenai Syiah dan Wahabi sebagai Salah satu efek persaingan itu adalah
ideologi kembali ikut ramai kembali hidupnya kembali isu Wahabi di Indonesia
menjadi wacana yang sering dilihat dari yang selama beberapa dekade sebelumnya
berbagai aspek dan sudut pandang. Isu ini sudah mulai pupus dalam ingatan
bukan hanya menjadi bahan kajian wacana masyarakat Muslim di Indonesia. Apalagi
akademik, tetapi juga muncul juga sebagai setelah media-media Barat selalu mengait-
isu sosial-politik yang berdampak ke dalam ngaitkan terorisme dengan Wahabisme
hubungan antar-kelompok ideologi ini di setelah peristiwa WTC 11/9. Serang Iran
seluruh dunia, mengingat ideologi-ideologi terhadap Wahabisme dan sebaliknya
ini juga memiliki audiens di berbagai serangan Saudi terhadap Syiisme juga
belahan dunia seiring dengan ekspansi para terjadi di Indonesia. Para penganut Syiah di
propagandisnya yang sengaja disiapkan di Indonesia yang semakin berani
negara masing-masing. Iran dengan terang- menunjukkan jati dirinya sejak Era
terangan menyerang Wahabisme Saudi Reformasi dengan terang-terangan
Arabia, sebaliknya Saudi Arabia menjadi menjadikan Wahabi sebagai musuh utama
negara nomer wahid penentang Syiisme mereka. Begitu pula dai-dai yang dididik
Iran. oleh Saudi Arabia juga menjadi garda paling
depan dalam menyuarakan penentangan
Persaingan politik di Timur Tengah ini terhadap Syiah Iran.
dampaknya mau tidak mau juga sampai ke
Indonesia yang memberlakukan politik luar Rupanya konflik ini tidak bisa dikanalisasi
negeri bebas-aktif yang menyebabkan hanya antara pendukung Wahabi dengan
hubungan Indonesia dengan negara-negara Syiah. Perseteruan merembet juga ke
Timur Tengah termasuk Iran dan Saudi kelompok-kelompok lain. Pasalnya, dai-
Arabia sangat terbuka. Kerja sama dai Wahabi ini selain sangat bersemangat
Indonesia, baik dengan Iran maupun dengan menyerang Syiah, juga seringkali
Saudi Arabia, terjalin cukup baik, tanpa melontarkan kritik-kritik dengan bahasa
menafikan salah satunya. Oleh sebab itu, yang tidak santun kepada kelompok Sunni
tidak mengherankan apabila di Indonesia lain yang berbeda mazhab. Di Indonesia
pendukung-pendukung Iran dan Saudi kelompok yang paling sering menjadi
Arabia, baik secara politik maupun ideologi, sasaran adalah pengikut NU yang
cukup banyak. Saudi Arabia sebagai negara bermazhab Syafii dalam fikih dan Asyari-
Sunni lebih diuntungkan karena mayoritas Maturidi dalam akidah. Kelompok ini sering
warga Muslim di Indonesia pun Sunni diejek sebagai ahlul-bidah (pelaku bidah),
sehingga hubungan menjadi lebih intensif quburiyyn (suka berziarah kubur), dan
dan tidak terlau saling mencurigai. Berbeda istilah-istilah lain yang cukup membuat
dengan hubungan Indonesia dengan Iran telingan panas. Tentu saja, karena bahasa
yang seringkali banyak dicurigai karena ejekan dan setengah cacian, maka muncul
reaksi yang juga emosional dari kalangan Albanisme atau Albanisme ini dianggap
Nahdhiyyin. Saling serang secara verbal ini sebagai perwujudan Wahabisme Baru di
bahkan dapat disaksikan secara tebuka oleh zaman ini. Akan tetapi Wahabisme Baru ini
seluruh dunia melalui saluran setali tiga uang dengan Wahabisme awal
www.youtube.com. Sangat mudah mencari abad ke-20, tidak bisa dipisahkan; sehingga
ceramah-ceramah dari dua kelompok ini tidak mengherankan bila kemudian serangan
yang satu sama lain, bukan hanya saling terhadap Wahabi masa kini pun isinya sama
mengritik dan mempertahankan argument, seperti yang dapat kita baca seabad yang
tapi kadang sampai saling mengejek dan lalu.
mencaci. Bukan hanya ceramah-ceramah
terbuka di dunia maya, berbagai buku pun Kesimpulan
terbit dari kedua kelompok ini dengan tema
yang saling serang satu sama lain. Berdasarkan analisis-analisis di atas dapat
kita ambil beberapa kesimpulan penting
Sebagian kalangan NU yang merasa yang harus menjadi pelajaran berharga
diserang kemudian melakukan serangan untuk kita.
balik dengan membuka kembali lembaran-
lembaran sejarah Indonesia pada awal ke-20 Pertama, sejalan dengan temuan Rasyid
saat isu anti-Wahabi mulai muncul di Ridha dan apa yang kita saksikan
Indonesia. Buku-buku karangan penulis belakangan ini, isu Wahabi sejatinya bukan
awal abad ke-20 seperti tulisan Ahmad Zaini isu agama semata-mata, apalagi menyangkut
Dahlan dan yang lainnya dipublikasi ulang. isu aliran sesat. Isu Wahabi adalah bagian
Narasi-narasi di dalam buku-buku tersebut dari produk intrik politik untuk
dihadirkan kembali untuk menunjukkan melanggengkan atau merebut kekuasaan
betapa berbahayanya Wahabi sejak dulu. tertentu. Bila kemudian umat Islam terkecoh
Dengan buku-buku itu para penentang dengan isu satu abad ke belakang, berarti
Wahabi ingin menunjukkan bahwa saat umat Islam berhasil dijadikan objek politik
inipun bahaya Wahabi masih tidak jauh musuh-musuh Islam. Saat ini yang paling
berbeda, sekalipun objek yang disebut diuntungkan dengan isu Wahabi ini adalah
Wahabi pada awal abad ke-20 berbeda Syiah-Iran yang sedang sangat berambisi
dengan yang disebut Wahabi saat ini. untuk menaklukkan negara-negara Sunni.

Isu-isu mengenai Wahabi yang dimunculkan Kedua, perbedaan antara Wahabi dan
pun cenderung mengulang apa yang Asyari di kalangan Ahlus-Sunnah wal
disampaikan awal abad ke-20. Tambahannya Jamaah harus dilihat dari sudut pandang
hanya ulasan mengenai ulama yang ikhtilaf furiyyah biasa sebagaimana telah
dianggap sebagai ideolog Wahabi baru banyak dibuktikan oleh para peneliti,
seperti Nashiruddin Al-Albani, Syeikh termasuk Rasyid Ridha. Tulisan terkahir
Utsaimin, Abdullah bin Baz, dan K.H. Ali Musthafa Yakub tentang
sebagainya. Bahkan Wahabisme bagi perbedaan furiyyah antara NU dan Wahabi
sebagian kalangan NU diidentikkan dengan dapat menjadi salah satu contoh yang paling
tegas bahwa perbedaan ini adalah sungguh- yang sering dijadikan sebagai penyebab
sungguh hanya perbedaan masalah utama persengkataan antara dua kelompok
furiyyah aqidiyyah dan fiqhiyyah. ini sudah saatnya untuk tidak dijadikan alat
untuk saling menyerang satu sama lain.
Ketiga, bila demikian kenyataannya maka Sebab, dari sinilah seringkali konflik
untuk menyelesaikan kasus persengketaan horizontal umat Islam. Dalam hal ini, umat
antara Wahabi dengan yang menyebut diri Islam juga harus mewaspadai provokasi
sebagai Aswaja asli adalah dengan musuh-musuh Islam yang tidak
memperbanyak dialog, saling pengertian, menghendaki bersatunya umat Islam.
dan menahan diri untuk tidak saling Wallhu alam. *
menghujat satu sama lain. Perbedaan-
perbedaan besar yang sifatnya furiyyah

Anda mungkin juga menyukai