Makalah Kpa Lelang Jabatan
Makalah Kpa Lelang Jabatan
PENDAHULUAN
Di Provinsi DKI Jakarta, salah satu kebijakan yang telah dilaksanakan dan
melalui perumusan kebijakan yakni kebijakan lelang jabatan camat dan lurah yang
dilakukan oleh gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Jabatan camat dan lurah yang
merupakan garis depan dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat perlu
diperbaiki karena merupakan lini depan dari birokrasi pelayanan publik di Indonesia.
Berbagai patologi birokrasi pelayanan publik yang terjadi di Indonesia menyebabkan
buruknya kinerja pelayan publik. Sebagai street level bureaucracy, jabatan camat dan
lurah merupakan jabatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Oleh karena
itu diperlukan landasan kuat bagi jabatan tersebut untuk memberikan pelayanan publik
yang optimal (berkas.dpr.go.id, 2013).
Joko Widodo (Jokowi) mengadakan lelang posisi camat dan lurah mulai April
sampai Juni 2013 yang mana awal mula tercetusnya ide menerapkan sistem lelang
jabatan dilandasi oleh usulan dari masyarakat. Oleh karena itu, Jokowi merespons cepat
dan memasang target untuk melaksanakan terobosan tersebut. Lelang jabatan dilakukan
agar Pemerintah Provinsi Jakarta memiliki data Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Ibu
Kota. Adapun jabatan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dilelang berjumlah 311
jabatan dengan rincian 44 jabatan camat dan 267 jabatan lurah. Jabatan Sekretaris
Daerah (Sekda) juga termasuk jabatan yang dilelang. Kementerian Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) serta Lembaga Administrasi
Negara (LAN) juga melelang jabatan, terutama untuk Eselon I. Lelang jabatan juga
pernah dilakukan untuk memilih kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan kepala
LAN (berkas.dpr.go.id, 2013).
Lelang jabatan selalu diidentikan dengan barang atau jasa, sedangkan jabatan
bukan termasuk kategori barang dan jasa. Kemudian diperhalus dan diperjelas
maknanya dengan sebutan seleksi dan promosi jabatan publik secara terbuka. Lelang
jabatan yang dilakukan pada dasarnya seperti menyampaikan sebuah proposal kerja atau
di perusahaan biasanya disebut bussines plan, jadi ada ukuran performance. Di swasta
ada customer service index, di pemerintah nantinya ada government service index.
Lelang jabatan mempunyai landasan hukum berupa Surat Edaran (SE) Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) No. 16 Tahun
2012 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural yang Lowong secara Terbuka di
Lingkungan Instansi Pemerintah dan UU Pokok- Pokok Kepegawaian (berkas.dpr.go.id,
2013).
Terdapat pro dan kontra mengenai sistem lelang jabatan yang dicanangkan Jokowi
dalam proses pelaksanaannya. Ada pihak yang melihat seleksi jabatan menyebabkan
regenerasi di lingkungan PNS tidak berjalan dengan baik. Sebab, tidak ada lagi
keteraturan bagi PNS yang mengantri untuk mendapatkan kesempatan jabatan eselon III
dan IV. Adanya tuntutan para lurah yang sedang menjabat dan menolak diseleksi
karena harus menjalani banyak mekanisme untuk mengemban amanah lurah atau camat.
Sedangkan menurut pengamat hukum tata negara Universitas Khairun Ternate,
Margarito, kebijakan seleksi jabatan secara terbuka yang dilakukan Pemprov DKI
Jakarta memang belum dijabarkan secara terperinci dalam peraturan dan perundang-
undangan yang ada. Hal itu membuat kalangan tertentu yang melihat mekanisme ini
secara hukum tentu sangat bertabrakan. Akan tetapi seleksi jabatan camat dan lurah ini
memiliki sebuah substansi besar perihal transparansi dalam sebuah pemerintahan daerah
atau birokrasi. Lelang jabatan camat dan lurah merupakan salah satu bentuk upaya yang
dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam meningkatkan pelayanan publik di masyarakat.
Proses lelang jabatan tidak sekadar mengganti pejabat publik, tetapi juga berusaha
memperbaiki sistem seleksi jabatan publik di tingkat daerah (berkas.dpr.go.id, 2013).
BAB II
KERANGKA TEORI
Perumusan kebijakan publik ialah suatu hal yang kompleks (Kurniawan, 2010).
Diperlukan pemahaman yang baik mengenai perumusan kebijakan publik, karena
proses pembuatan kebijakan seringkali dianggap sebagai suatu hal yang bersifat siklis
(Kurniawan, 2010). Dye (2005, dalam Kurniawan, 2010) dan Anderson (2006, dalam
Kurniawan 2010) pun menjelaskan sebuah kerangka untuk memahami bagaimana
perumusan kebijakan publik tersebut.
Gambar 2.1 Perumusan Kebijakan Publik Menurut Thomas R. Dye (2005, dalam
Kurniawan 2010)
Pada tahap identifikasi masalah, ada berbagai hal yang dilakukan. Para aktor
yang terlibat dapat melakukan publikasi mengenai masalah sosial, dan juga
memberitahukan adanya saran atau tuntutan untuk pemerintah. Identifikasi masalah ini
dapat kita ambil dari berbagai tuntutan mengenai masalah sosial dari media massa,
kelompok kepentingan, inisiatif masyarakat, atau juga opini publik.
Proposal kebijakan yang telah dibuat akan memasuki tahap berikutnya yaitu
legitimasi kebijakan. Tahap ini memungkinkan proposal kebijakan tersebut untuk dipilih
yaitu manakah proposal yang akan ditetapkan menjadi peraturan. Kemudian, proposal
tersebut juga akan diputuskan konstitusionalnya sehingga menjadi legal sebagai
kebijakan publik. Pada tahap ini, aktor yang terlibat adalah presiden, kelompok
kepentingan, kongres, dan pengadilan.
Sebuah kebijakan baru pun telah lahir. Kemudian, kebijakan tersebut akan
diimplementasikan kepada masyarakat. Menurut Dye (2005, dalam Kurniawan 2010)
contoh dari bentuk implementasi kebijakan adalah pengorganisasian badan atau
departemen, pemberian layanan untuk masyarakat, atau penetapan pajak. Implementasi
kebijakan dilakukan oleh presiden dan staf kepresidenan serta departemen.
Menurut Anderson (2006, 122-127), terdapat tiga teori utama yang dapat
digunakan dalam proses pembuatan sebuah kebijakan yakni: teori rasional-
komprehensif; teori inkremental; serta teori mixed scanning. Teori rasional-
komprehensif adalah teori yang intinya mengarahkan agar pembuatan sebuah kebijakan
publik dilakukan secara rasional-komprehensif dengan mempelajari permasalahan dan
alternatif kebijakan secara memadai. Sementara itu, teori inkremental adalah teori yang
intinya tidak melakukan perbandingan terhadap permasalahan dan alternatif serta lebih
memberikan deskripsi mengenai cara yang dapat diambil dalam membuat kebijakan.
Adapun teori mixed scanning adalah teori yang intinya menggabungkan antara teori
rasional-komprehensif dengan teori inkremental.
PEMBAHASAN
Provinsi DKI Jakarta memiliki Gubernur baru untuk periode 2012 2017. Hal
ini berdasarkan hasil pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang diselenggarakan tahun 2012
sebanyak dua putaran menjadikan Jokowi - Ahok menjadi Gubernur Wakil Gubernur
DKI Jakarta periode 2012 2017. Dwi tunggal ini membawa visi Jakarta baru yang
lebih manusiawi bagi warganya. Semangat baru, harapan baru, gebrakan yang akan
dibawa, program program yang dijanjikan berhasil menarik warga DKI untuk memilih
Jokowi Ahok.
Jakarta memiliki tiga persoalan yang sering dibahas oleh masyarakat dan media,
yaitu banjir, kemacetan, dan pemukiman. Tiga hal tersebut menjadi fokus yang harus
diselesaikan oleh Jokowi Ahok. Bagi penulis, tidak hanya tiga persoalan tersebut yang
harus menjadi fokus utama, pembenahan birokrasi juga harus menjadi fokus program.
Pembenahan birokrasi penting karena segala hal tata kelola pemerintahan, administrasi,
perizinan dimulai dari birokrasi. Birokrasi yang buruk akan berdampak buruk bagi
seluruh aktifitas lainnya, begitu pula sebaliknya.
Salah satu kebijakan Jokowi Ahok dalam sektor pembenahan birokrasi ini
ialah promosi terbuka jabatan Lurah dan Camat. Promosi terbuka atau yang lebih sering
kita dengar sebagai lelang jabatan menjadi terobosan baru yang dilakukan untuk
melakukan pembenahan birokrasi DKI Jakarta dari sisi perekrutan pegawai. Perekrutan
pegawai menjadi permasalahan dengan melihat kualitas aparatur birokrasi yang saat ini
sedang menjabat. Penyakit penyakit birokrasi seperti ketidakdisiplinan aparatur,
ketidakprofesionalan, posisi yang tidak sesuai fungsi, tidak netral dalam hal politik
ditemui di struktur birokrasi DKI.
Dalam kebijakan ini, aktor utama dalam penerapan kebijakan promosi jabatan
terbuka ini ialah Jokowi Ahok dibantu dengan seluruh jajaran di lingkungan Pemprov
DKI Jakarta. Jokowi Ahok membawa value total pelayanan kepada masyarakat . Hal
tersebut diyakini sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik
harus dipenuhi yang baik dan mereka merasa selama ini kebutuhan tersebut belum
terpenuhi. Value perubahan yang dibawa inilah yang kemudian membawa alternatif
kebijakan ini kepada tahapan selanjutnya.
Pada kasus DKI, Jokowi Ahok dikenal sebagai pemimpin daerah yang sering
blusukan, baik pada saat kampanye maupun pada saat sudah terpilih, menangkap
aspirasi aspirasi dari masyarakat mengenai kurang optimalnya pelayanan yang diberikan
pada kantor kelurahan dan kecamatan di lingkungan Provinsi DKI Jakarta. Selanjutnya,
dibahas dalam biro internal kepegawaian DKI Jakarta mengenai dasar hukum, teknis,
dan administratif.
Anggota DPRD DKI Jakarta pun menanyakan tentang legalitas dari kebijakan
yang baru pertama kali diterapkan di DKI Jakarta. Selanjutnya, Gubernur DKI Jakarta
menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi DKI Jakarta No. 19 Tahun 2013
tentang Seleksi Terbuka Camat dan Lurah. Dalam Pergub tersebut, seluruh camat dan
lurah yang sedang menjabat saat ini diharuskan mengikuti seleksi ini. PerGub ini
menjadi landasan hukum bagi kebijakan promosi jabatan terbuka.
Terdapat perdebatan antara pihak pro dan kontra sebelum akhirnya Pemprov
DKI Jakarta memutuskan untuk menerapkan kebijakan promosi jabatan terbuka untuk
Lurah dan Camat. Ketidaksamaan pandangan terjadi manakala membahas mengenai hal
yang substansial, yaitu dasar hukum. Pihak kontra menganggap kebijakan tersebut
bertentangan dengan UU 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pasal 21 ayat 3 dan pasal
22 ayat 3 dijelaskan mengenai tata aturan pengangkatan dan pemberhentian Lurah dan
Camat. Pengangkatan dan pemberhentian Camat dan wakil camat dilakukan atas usul
walikota atau bupati sesuai dengan ketentuan perundang undangan. Sedangkan,
pengangkatan dan pemberhentian Lurah dan wakil Lurah dilakukan oleh walikota atau
bupati berdasarkan pendelegasian wewenang Gubernur sesuai dengan ketentuan
perundang undangan.
PemProv DKI Jakarta telah memiliki tekad yang kuat dan bulat untuk
membenahi dirinya sendiri, yaitu sektor birokrasi di level terdepan. Penolakan
penolakan yang pada walnya terjadi, kemudian dikompromikan untuk mengambil jalan
tengah yang diusahakan semaksimal mungkin untuk meminimalisir kerugian kerugian
di berbagai pihak. Masyarakat tentu setuju terhadap kebijakan yang berpihak kepada
masyarakat. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah, pemerintah tetap harus
memperhatikan opini atau kepentingan kepentingan dari pihak yang bertentangan
serta mengajak berbicara agar ditemukan jalan tengah yang mengakomodir kepentingan
kedua belah pihak. Proses merangkul pihak pihak yang kontra tersebut merupakan
upaya untuk menyukseskan implementasi kebijakan agar tidak ditemui hambatan yang
berarti.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Saran
Buku :
Website :
Kurniawan, Teguh. 2010. Perumusan Kebijakan Publik : Sumbang Saran Pemikiran dari
Berbagai Perspektif teori yang ada. 27 November 2013 pukul 19.09 WIB
www.academia.edu/617983/Perumusan_Kebijakan_Publik_Sumbang_Saran_Pem
ikiran_dari_Berbagai_Perspektif_Teori_yang_ada
Sendhikasari, Dewi. 2013. Lelang Jabatan Camat dan Lurah di DKI Jakarta. 30
November 2013, pukul 20.37 WIB
http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-V-9-I-P3DI-
Mei-2013-38.pdf
UNIVERSITAS INDONESIA
DITULIS OLEH :
DEPOK
2013