Laporan Praktikum Variasi Dan Jenis Kerusakan Pompa Air
Laporan Praktikum Variasi Dan Jenis Kerusakan Pompa Air
Disusun oleh :
Dionisius Andy Kristanto (2412 100 106)
Asisten :
Muhammad Qomaruz Zaman (2412 100 087)
i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
AKUSTIK DAN GETARAN P3
Disusun oleh :
Dionisius Andy Kristanto (2412 100 106)
Asisten :
Muhammad Qomaruz Zaman (2412 100 087)
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar belakang masalah 1
1.2. Rumusan masalah 1
1.3. Tujuan 2
1.4. Sistematika Laporan 2
vi
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 24
BAB V PENUTUP 31
5.1. Kesimpulan 31
5.2. Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Getaran Sederhana 3
Gambar 2.2 Waveform Simpangan, Kecepatan
dan Percepatan 4
Gambar 2.3 Amplitudo, Frekwensi dan fasa 5
Gambar 2.4 Diagram blok sistem pengukuran 6
Gambar 2.5 Accelerometer 7
Gambar 2.6 Keterangan Tata Cara Pengambilan Data
Menggunakan Tranduser 9
Gambar 2.7 Keterangan Lokasi Cara Penempatan Tranduser
Getaran 9
Gambar 2.8 Spektrum Hasil Pengukuran Menggunkan
Lapview signal express 10
Gambar 2.9 Hasil FFT dari Data Vibrasi 12
Gambar 2.10 Spektrum Vibrasi Unbalance 14
Gambar 2.11 Spektrum Vibrasi Misalighment 16
Gambar 2.12 Spektrum Angular Misaligment 17
Gambar 2.13 Parerel Angular Misaligment 18
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Kekurangan dan kelebihan strategi
maintence 19
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum akustik dan getaran tentang
vibrasi dan jenis kerusakan pompa air kali ini adalah
sebagai berikut.
a. Praktikan mengetahui Teknik Pengukuran dan
Monitoring Vibrasi.
b. Praktikan mampu mengetahui masalah yang biasa
terjadi pada Rotary Machine, terutama pada pompa
atau kompressor sehingga dapat bekerja secara
maksimal.
c. Praktikan mengetahui perbedaan karakteristik jenis
kerusakan pada pompa.
2
BAB II
DASAR TEORI
3
Bentuk gelombang dari ketiga komponen
besaran vibrasi tersebut dapat ditunjukkan gambar
dimana simpangan menunjukkan kurva sinus,
kecepatan menunjukkan kurva cosinus dan percepatan
kembali menunjukkan kurva sinus.
4
Tiga terminologi utama untuk menggambarkan
sinyal vibrasi adalah amplitudo, frekuensi dan phase.
Amplitudo merupakan simpangan maksimum getaran,
a. Vertical
Pengambilan data secara vertikal adalah dengan
menempatkan alat tranduser pada posisi vertikal
atau berbanding 90o dengan arah horizontal pada
pompa. Pengambilan data pada tiga sumbu
berfungsi untuk melihat kondisi vibrasi pada
masing-masing sumbu, karena disetiap sumbu
mempunyai vibrasi yang berbeda. Pada setiap
kondisi mesin dapat ditentukan karakteistik
kerusakan dengan melihat sinyal vibrasi dari
masing-masing sumbu pengukuran.
8
Gambar 2.6 Keterangan Tata Cara Pengambilan
Data Menggunakan Tranduser
b. Horisontal
Pengukuran secara horizontal dengan cara
meletakkan alat tranduser secara horizontal
misalnya pada bagian atas pompa. Dari
pengukuran ini dapat diketahui amplitudo yang
paling tinggi.
10
2.4 Analisa Vibrasi dengan FFT
Analisa fourier terbagi atas dua yakni
deret fourier untuk sinyal periodik dan
trasformasi fourier untuk sinyal aperiodik. Setiap
sinyal periodik dapat dinyatakan oleh jumlahan
atas komponen-komponen sinyal sinusoidal
dengan frekuensi berbeda (distinct). Jika ada
sebuah fungsi f(t) yang kontinyu periodik dengan
periode T, bernilai tunggal terbatas dalam suatu
interval terbatas, memiliki diskontinyuitas yang
terbatas jumlahnya dalam interval tersebut dan
dapat diintegralkan secara mutlak, maka f(t) dapat
dinyatakan dengan deret fourier. Dengan
menggunakan software komputer, komputasi FFT
menjadi lebih mudah dan cepat. Contoh sederhana
FFT pada ` matlab sebuah fungsi f(t) dari time
domain menjadi frequency domain diperlihatkan
pada Gambar
11
Gambar 2.9 Hasil FFT dari Data Vibrasi
12
d. Hasil pengolahan menggunakan FFT akan
berupa grafik perbandingan frekuensi dengan
amplitudo yang menunjukkan jenis kerusakan
dan tingkat kerusakan mesin.
a. Unbalance
Unbalance adalah kondisi dimana pusat
massa tidak sesumbu dengan sumbu rotasi
sehingga rotor mengalami gaya vibrasi
terhadap bearing yang menghasilkan gaya
sentrifugal. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya unbalance yakni:
kesalahan saat proses pemesinan dan assembly,
13
eksentrisitas komponen, adanya kotoran saat
pengecoran, korosi dan keausan, distorsi geometri
karena beban termal dan beban mekanik serta
penumpukan material. Karakteristik dari
unbalance ini dapat diketehui dengan adanya
amplitudo yang tinggi pada 1 x RPM, seperti yang
ditunjukkan gambar. Tetapi adanya amplitudo
pada 1x RPM tidak selalu Unbalance, tanda
lainnya adalah rasio amplitudo antara pengukuran
arah horizontal dan vertikal kecil (H/V < 3).
Ketika pada kondisi dominan unbalance, maka
getaran radial (Horizontal dan Vertikal) akan
secara normal jauh lebih tinggi dibandingkan
axial. Pada pompa normal, getaran horizontal
lebih tinggi dari vertical. Amplitudo di 1x RPM
secara normal 80% dariamplitudo keseluruhan
ketika masalah dipastikan unbalance.
14
Resonansi kadang kadang dapat
memperbesar efek dari unbalance. Unbalance
juga dapat memberi kontribusi terbesar pada
loosness (Aus). Ketika unbalance lebih
domiman daripada masalah yang lain, beda fase
antara horizontal dan vertikal sekitar 90 (30)
pada bearing yang sama. Unbalance pada motor
biasanya tetap dan fase yang berulang di arah
radial.
b. Misalignment
Ketidaklurusan ( misalignment) terjadi
ketika frekuensi shaft yang berputar satu kali
putaran atau dapat juga terjadi dua dan tiga
kali putaran. Normalnya disebabkan adanya
getaran yang tinggi pada axial dan radial,
tetapi tidak selalu tinggi pada axial
saja,khususnya saat kondisi parallel offset
lebih mendominasi dibandingkan Angular
misalignment. Menghasilkan getaran lebih
besar dari keadaan normal di 2x RPM
dimana dapat terjadi bukan hanya di arah axial
tapi juga di radial.
Jika misalignment menjadi semakin
buruk hal ini dapat disebabkan besarnya nilai
harmonik dimana akan menghasilkan
spektrum nampak seperti masalah looseness.
Untuk misalignment parah, pengukuran Radial
15
(horizontal dan vertikal) perbedaan fase
terdapat pada 0 atau 180 (30) antara sisi
dalam dan sisi luar bearing. Kebanyakan dari
waktu, perbedaan fase horizontal
mendekati 180 pergeseran fase
dibandingkan dengan perbedaan fase vertikal.
16
a. Angular Misaligment
17
b. Parallel Misaligment
19
a. Vibration Displacement (Peak to Peak)
Merupakan total jarak yang ditempuh
bagian yang mengalami vibrasi, dari
titik ekstrim ke titik ekstrim lain. untuk
SI digunakan satuan micron (1/1000
milimeter) dan satuan imperial
digunakan satuan mil (1/1000 inch).
b. Vibration Velocity (peak dan rms)
Vibration velocity secara matematis
merupakan turunan pertama dari
displacement. Velocity akan bernilai 0
saat benda berada pada saat benda akan
berubah arah getar. Vibration velocity
sering dinyatakan dalam nilai peak-nya
atau rms-nya dengan satuan mm/s atau
inches/s.
c. Vibration Acceleration(peak dan rms)
Turunan kedua dari displacement adalah
acceleration, nilainya berbanding lurus
dengan displacement, namun
berlawanan.Akselerasi mencapai nilai
maksimum saat berada pada kondisi
ekstrim.Akselerasi dinyatakan dalam
satuan mm2/s atau inches2/s. Kualitas
dari pompa dapat ditentukan dari
pengukuran vibrasi tergantung dari
kelas-kelas berikut ini.
20
Tabel 2.2 kelas-kelas Vibrasi
21
BAB III
METODOLOGI
22
f. Diulangi urutan no 1 s/d 6 dengan mengganti
pompa air lain.
g. Dibuatlah grafik perbandingan hasil
monitoring vibrasi dari tiap pompa dalam
domain waktu dan frekuensi.
h. Dibandingkan grafik dari tiap pompa lalu
tuliskan pendapat anda terkait grafik tersebut.
23
BAB IV
24
Gambar 3.2 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 2
25
terlihat dari bentuk grafik FFT yang dihasilkan,
terlihat adanya amplitudo tertinggi pada 1X rpm
26
Gambar 3.5 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 2
27
Dari grafik FFT yang diperoleh dari pompa kedua,
maka setelah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa
pompa ke dua mengalami kerusakan yaitu jenis
kerusakan Pararel Misaligment, yaitu karena dari
grafik FFt yang dihasilkan terlihat adanya getaran
lebih besar pada 2x RPM .
28
Gambar 3.8 FFT Pompa Ketiga,Pengambilan 2
29
Dari grafik FFT yang diperoleh dari pompa ketiga,
maka setelah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa
pompa ke dua mengalami kerusakan yaitu jenis
kerusakan Angular Misaligment, yaitu karena
terdapat getaran axial tinggi pada 1x, 2x, dan 3x
RPM.
4.2 Pembahasan
Pada percobaan akustik dan getaran tentang
pengaruh vibrasi dan jenis jenis kerusaakan pompa ini,
dapat dilihat bahwa getaran dapat mempengaruhi
kerusakan suatu mesin yang berputar. Sehingga analisa
vibrasi dapat juga digunakan untuk jadwal perawatan
mesin. Pada percobaan ini mesin tersebut di khususkan
pada sebuah mesin pompa air yang berputar. Dari data
data yang di dapatkan dari osiloskop lalu data tersebut
dianalisa secara FFT dengan menggunakan softwere
matlab, seningga menghasilkan sebuah grafik spektrum
yang merupakan grafik amplitudo dengan frekwensi.
Dari hasil FFT tersebut dapat dianalisa jenis dan tingkat
kerusakan dari pompa.
Setelah dianalisa FFT dari ketiga pompa
yang di pakai untuk percobaan, dapat di analisa bahwa
ketiga pompa tersebut mengalami kerusakan antaralain,
unbalace, Angular Misaligment, dan Pararel
Misaligment, dimana ketiganya diliat dari bentuk grafik
FFT seta amplitudo dan getaran dari grafik.
30
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
32