Anda di halaman 1dari 16

SAP PENYULUHAN

PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH (PHBS) DI RUMAH SAKIT

SIKLUS KMB II

Oleh:

KELOMPOK CP 2017

1. Afrilia Safira
2. Amina Yusriati
3. Annisa Fitriani Nst
4. Anggia Similikiti
5. Mutia Suandi

PRAKTEK PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Pokok Pembahasan: PHBS Di Rumah Sakit

Sub pokok pembahasan : Pengenalan Sampah, Mencuci Tangan, Tidak Merokok

Sasaran : Pasien dan Keluarga di Ruangan CP RSUP. DR. M.

Djamil Padang

Hari/tanggal : Jumat/31 Maret 2017

Tempat : Ruangan CP RSUP.DR. M. Djamil Padang

Pukul : 10.00- 10.45 WIB

Penyuluh : Afrilia Safira

Amina Yusriati

Annisa Fitriani Nst

Anggia Similikiti

Mutia Suandi

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan era globalisasi, serta adanya transisi
demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan
perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya
cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada
aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan, gaya hidup masyarakat,
dan merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan
faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 35 - 40 % terhadap derajat
kesehatan (Dinkes Sulawesi Selatan, 2006). Mengingat dampak dari perilaku
terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Evanta Maria, 2009).

Sejatinya program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah


diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang
sekarang bernama Pusat Promosi Kesehatan. Kebijakan Indonesia Sehat 2010
menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan
kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk mendukung pencapaian visi Indonesia
Sehat telah ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan
Menteri Kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu subsistem dari
SKN adalah subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan (Promkes) untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat
ditetapkan visi nasional Promkes sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI.
No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010
(PHBS 2010). Untuk melaksanakan program Promkes di daerah telah ditetapkan
Pedoman Pelaksanaan Promkes di daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI. No.1114/Menkes/SK/VIII/2005 (Eva Yanti, 2010).

PHBS yang kini tidak lagi menjadi istilah asing di masyarakat, jika dilihat
dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu terkait dengan
perilaku seseorang menyangkut kebersihan lingkungan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan pelaksanan PHBS, mulai
dari diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak terjadi.
Salah satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan yang ada
di sekitar tempat tinggal individu. Penerapan PHBS di berbagai tatanan menjadi
hal yang utama dalam mencegah penyebaran penyakit, diantaranya di tatanan
rumah sakit sebagai tempat yang sangat rawan dalam penyebaran penyakit.
Meskipun, hal ini menjadi hal yang patut dijadikan sorotan oleh banyak pihak,
namun masih banyak masyarakat yang belum memahami dan belum
mengaplikasikan PHBS dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini dapat dilihat
pada situasi Rumah Sakit, dimana masih terdapat pihak-pihak yang merokok di
area rumah sakit yang dapat mengganggu kondisi pasien lain dan mengotori
lingkungan sekitar. Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting untuk
dilakukan penyuluhan mengenai penerapan PHBS baik rumah sakit sebagai bekal
mereka untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit.

B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang PHBS di rumah sakit
pasien dan keluarga memahami tentang pengenalan sampah, mencuci tangan,
dan tidak merokok selama di lingkungan rumah sakit.

b) Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan keluarga pasien
mampu :
1. Menjelaskan
2. Mengetahui
3. Menyebutkan
4. Mengetahui
C. Materi (terlampir)
D. Media
a) LCD/Proyektor
b) Leaflet
E. Metode Penyuluhan
a) Ceramah
b) Tanya jawab

F. Setting Tempat

: Penyuluh

: LCD/Proyektor

: Peserta

: Fasilitator

: Moderator

: Observer

G. Waktu dan Tempat


Hari : Jumat/31 Maret 2017

Jam : 10.00 10.45 WIB

Tempat :Ruangan Cp RSUP Dr.M.Djamil Padang

H. Pengorganisasian
a) Moderator : Afirilia Safira
b) Penyuluh : Anggia Similikiti
c) Fasilitator : Amina Yusriati, Mutia Suandi
d) Observer : Annisa Fitriani Nst

Pembagian Tugas
a) Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir
b) Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
c) Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
d) Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai
akhir

I. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan:
Menjawab salam
Moderator mengucapkan
Memperhatikan
salam
pengarahan dari
Melakukan perkenalan
moderator
diripanitia
Peserta menjawab
Menyampaikan maksud dan
pertanyaan penyaji
tujuan
Mengadakan kontrak waktu
Penyaji mengidentifikasi
pengetahuan peserta
2. 10 Pelaksanaan:
menit
Menjelaskan tentang Peserta
pengertian PHBS. mendengarkan
Menjelaskan tatanan PHBS penjelasan penyaji
Menjelaskan tentang sasaran
dan manfaat PHBS di tatanan
RS
Menjelaskan indikator PHBS
di RS
Menjelaskan tentang sampah
dan cara membuang sampah
yang benar
Mendemonstrasikan cara
mencuci tangan yang benar.
3 10 Evaluasi:
Moderator mempersilakan Peserta
menit
peserta untuk bertanya diperbolehkan
Penyaji menjawab
mengajukanpertany
pertanyaan dari peserta
aan terkait materi
Penyaji memberikan
yang disampaikan
pertanyaan kepada peserta
penyaji
untuk mengevaluasi peserta
Peserta menjawab
pertanyaan dari
penyaji sesuai
kemampuan
4 5 menit Terminasi:

Men Menjawab salam


gakhiri kontrak
Sala
m penutup

J. EVALUASI ( Rencana Evaluasi )


1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan tiga hari sebelum kegiatan dengan
melakukan kontrak sebelumnya dengan keluarga dan informasi
kepengurusan dua hari sebelum kegiatan.Sarana prasarana seperti leaflet,
power point, dan materi penyuluhan disiapkan sehari sebelum
pelaksanaan.

2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta yang hadir 60% dari jumlah
total peserta
c. Peserta yang aktif bertanya 50% dari
total peserta.

3. Evaluasi Hasil

60% dari sasaran penyuluhan mampu:

a. Menjelaskan kembali pengertian PHBS.

b. Menyebutkan dan menjelaskan kembali 3 dari 5 tatanan PHBS.

c. Menyebutkan dan menjelaskankembali 50% manfaat dan sasaran


PHBS di rumah sakit.

d. Menyebutkan dan menjelaskan kembali 50% indikator PHBSdi


tatanan rumah sakit.

e. Menyebutkan cara membuang sampah yang benar

f. Mendemonstrasikan kembali cara mencuci tangan yang benar.

K. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
Lampiran Materi

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Pengertian PHBS
Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan
sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang
sekarang bernama Pusat Promosi Kesehatan. Program ini dijalankan dengan
kesadaran bahwa dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup
besar, dengan demikian diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku
yang tidak sehat menjadi sehat. (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)
Menurut UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.Kesehatan merupakan hak asasi manusia
dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki
kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
(Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan, 2006).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS melalui pendekatan pimpinan (Advocacy), bina
suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya
sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di
dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

B. Tatanan PHBS
1) PHBS di Institusi Kesehatan
Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas,
dan klinik swasta.
Lalu lalang berkumpulnya orang sakit dan sehat di institusi
kesehatan dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi pasien, petugas
kesehatan maupun pengunjung. Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus
yang ada di institusi kesehatan, penularan penyakit dari penderita yang
dirawat di institusi kesehatan kepada penderita lain atau petugas di
institusi kesehatan ini disebut dengan Infeksi Nosokomial. Infeksi
Nosokomial dapat terjadi karena kurangnya kebersihan institusi kesehatan
atau kurang higienis, tenaga kesehatan yang melakukan prosedur medis
tertentu kurang terampil.Penularan penyakit juga dapat terjadi karena
tidak memadainya fasilitas institusi kesehatan seperti ketersediaan air
bersih, jamban, pengelolaan sampah dan limbah, juga perilaku dari
pasien, petugas kesehatan dan pengunjung seperti membuang sampah dan
meludah sembarangan.

PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk


memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu,
mampu, dan mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan ber-
PHBS.

Tujuan PHBS di Institusi Kesehatan :


- Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi
kesehatan.
- Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
- Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.

Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan :

- Pasien.
- Keluarga Pasien.
- Pengunjung.
- Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
- Karyawan di institusi kesehatan.

Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan :

Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :


- Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan
yang sehat
- Terhindar dari penularan penyakit
- Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan
kesehatan pasien.
Bagi Institusi Kesehatan :
- Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
- Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat
untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan
kesehatan bagi masyarakat.
Bagi Pemerintah Daerah :
- Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan
kinerja dan citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik
- Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah
lain dalam pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.

C. Indikator PHBS
1. Menggunakan air bersih
2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
3. Menggunakan jamban
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. Tidak merokok di Institusi Kesehatan
6. Tidak meludah sembarangan
7. Memberantas jentik nyamuk
(Dinas Kesehatan Prov. Lampung, 2009).

D. Pengenalan dan Pembuangan Sampah


Jenis sampah di Rumah Sakit
1. Sampah Medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari
tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien.
Jenis Sampah Medis
Limbah benda tajam : jarum suntik
Limbah infeksius : dahak pasien TB atau infeksi paru
Limbah jaringan : darah
Limbah farmasi : obat-obatan kadaluarsa
Limbah kimia : alkohol
Limbah radioaktif : cairan kemoterapi
2. Sampah Non Medis adalah semua sampah padat diluar sampah
padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti
kantor/ administrasi, unit perlengkapan, ruang tunggu, ruang
inap, unit gizi/dapur, halaman parkir, taman, dan unit
pelayanan.
Contoh sampah non medis
Sisa makanan
Bungkus makanan
Kertas bekas
Plastik pembungkus makanan
Kresek dll.
Manfaat Pemilahan Sampah
1. Mempermudah pengelolaan sampah. Sampah medis harus
dikelola secara khusus karena bisa mengandung kuman dan
virus yang akan menyebar ke jika pengelolaannya tidak sesuai
dengan prosedur.
2. Pengelolaan sampah medis yang baik, dapat mencegah
penularan dan penyebaran virus dan kuman dalam sampah
medis ke masyarakat.
Penggolongan sampah 3 warna
1. Tempat sampah warna kuning untuk sampah medis
Limbah benda tajam : jarum suntik (khusus benda
tajam dimasukkan ke safety box)
Limbah infeksius : dahak pasien TB atau infeksi paru,
cairan tubuh pasien infeksius
Limbah jaringan : darah
Limbah farmasi : obat-obatan kadaluarsa
Limbah kimia : alkohol
2. Tempat sampah warna hitam untuk sampah non medis
Sisa makanan
Bungkus makanan
Kertas bekas
Plastik pembungkus makanan
Kresek dll
3. Tempat sampah biru untuk organik dan oranye untuk anorganik
Sampah organik (berasal dari alam): sampah yang dapat
terurai oleh lingkungan sekitarnya Contoh : sisa-sisa
makanan,buah-buahan dan sejenisnya.
Sampah Anorganik : plastik, kertas dan kaleng-
kalengan serta sejenisnya.

E. Cara Mencuci Tangan yang Benar


Cuci Tangan
Adalah cara pencegahan infeksiyang paling penting. Cuci tangan harus
selalu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, walaupun
memakai sarung tangan atau alat pelindung lainnya.

Tujuan Cuci Tangan


1. Menekan pertumbuhan bakteri pada tangan
2. Menurunkan jumlah kuman yang tumbuh didalam sarung tangan

Langkah-langkah mencuci tangan yang benar


Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
1. Sebelum makan
2. Sebelum menyiapkan makanan
3. Setelah memegang daging mentah
4. Sebelum dan setelah menyentuh orang sakit
5. Sesudah menggunakan kamar mandi
6. Setelah batuk atau bersin atau membuang ingus
7. Setelah mengganti popok atau pembalut
8. Sebelum dan setelah mengobati luka
9. Setelah membersihkan atau membuang sampah
10. Setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan

Anda mungkin juga menyukai