Anda di halaman 1dari 2

Gerakan anti korupsi di lingkungan keluarga

1. Menghargai kejujuran dalam kehidupan


Kejujuran dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah
salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan keluarga, tanpa sifat jujur dalam keluarga
diantara suami, istri, anak dan orang tua, tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya. Nilai
kejujuran dalam keluarga yang diwarnai dengan rasa kebersamaan dan rasa memiliki satu sama
lain sangatlah diperlukan. Nilai kejujuran ibaratnya seperti mata uang yang berlaku dimana-mana
termasuk dalam kehidupan keluarga. Jika anggota keluarga terbukti melakukan tindakan yang
tidak jujur, baik pada lingkup rumah tangga maupun sosial, maka selamanya orang lain akan
selalu merasa ragu untuk mempercayai anggota keluarga tersebut. Sebagai akibatnya anggota
keluarga akan selalu mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini
juga akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang lain karena selalu merasa curiga terhadap
orang tersebut yang terlihat berbuat curang atau tidak jujur.
2. Penerapan nilai-nilai religius di lingkungan terdekat termasuk
aktifitas ibadah

bentuk dari peran keluarga dalam pemberantasan tindak pidana korupsi sebagai individu-individu

harus dimulai dari diri pribadi dengan cara meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, agar tidak terjerumus dan berniat untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang

menyimpang dari norma-norma yang ada terutama norma agama, karena semua kejadian atau

perbuatan berawal dari niat di dalam diri pribadi (masyarakat). Apabila benteng keimanan dan

ketakwaan sudah sangat kokoh, serta niat yang telah bulat untuk tidak malakukan hal-hal yang

berbau korupsi, maka semua bentuk kejelekan atau keburukan yang ada dan kesempatan untuk

melakukan hal-hal yang terkait dengan perbuatan korupsi akan sulit masuk ke dalam diri kita yang

dikarenakan telah tertanam keimanan dan ketakwaan, serta niat yang baik karena Tuhan Yang

Maha Esa dan takut kepada-Nya.

Dalam kaitannya dengan Norma Agama, kontrol internal dalam diri pribadi sangat diperlukan agar

seseorang tidak melakukan hal-hal yang buruk dalam kehidupan bermasyarakat. Kontorl internal

yaitu kontrol dari dalam diri sendiri. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kontrol

internal seperti beribadah menurut agama masing-masing, menambah pemahaman terhadap

korupsi, mengetahui dampak dari perbuatan korupsi, resiko yang harus dihadapi jika melakukan

korupsi dan bahaya korupsi bagi diri kita, keluarga kita dan masyarakat luas.

3. Pemberian bantuan tanpa pamrih atas kesadaran sendiri


Apabila anak sebagai salah satu anggota keluarga merupakan calon pemimpin masa depan
memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik di dalam keluarga maupun diluar
lingkungan keluarga. Rasa kepedulian seorang anak harus ditumbuhkan sejak anak itu tumbuh
dan berkembang dalam keluarga, anak diajarkan untuk peduli kepada ayah, ibu maupun saudara-
saudaranya, peduli terhadap lingkungan disekitarnya. Bentuk kepeduliannya dengan cara tidak
berbuat kecurangan bagi orang lain, misalnya pada saat berada di sekolah tidak mencontek
waktu ujian, seorang anak dalam membuat laporan keuangan kelas dengan jujur.
4. Berani mempertanggungjawabkan perilakunya
Sikap bertanggung jawab harus dipupuk sejak dini karena perbuatan korupsi juga berasal
dari pelarian tanggung jawab. Korupsi memancarkan sikap yang pengecut yang tidak mau
menanggung segala akibat dari perbuatannya yang tidak jujur. Bertanggung jawab berarti
menanggung apa yang menjadi akibat dari perbuatan kita.
Saat kita membuat suatu kesalahan, kita mungkin akan mencoba melarikan diri dari
hukuman. Apabila dalam keluarga setiap anggota memiliki rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas masing-masing, misalkan seorang anak diberikan tanggung jawab oleh
orang tua dalam mengerjakan pekerjaan rumah rumah, maka anak tersebut melaksanakan tugas
itu dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.

5. Mempunyai komitmen tinggi termasuk mentaati peraturan


Dalam mengatur kehidupan keluarga dan masyarakat perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak
berarti harus hidup seperti pola militer, namun hidup disiplin dalam keluarga dimana setiap
anggota keluarga dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada digunakan dengan sebaik-
baiknya. Misalnya orang tua akan lebih percaya dengan anaknya yang hidup disiplin untuk belajar.
6. Berani mengatakan yang benar dan jujur

Anda mungkin juga menyukai