Anda di halaman 1dari 3

Pengertian, Hukum, dan Macam Riba

Riba merupakan salah satu usaha mencari rezeki dengan cara yang tidak benar dan di benci oleh
Allah swt. Praktik riba lebih mengutamakan keuntungan diri sendiri mengorbankan orang lain.

Para ulama menantang keras. Mereka menyebutnya sebagai perilku jahiliyah. Di tangguhkan
piutangnya dan penundaan tempo ini menentukan pula akan tambahan dari besar jumlah piutang
itu, sekian kali di tunda sekian kali naik. Bagaimana pengertian, hukum,dan macam riba, serta
hikmah di larangnya ? pembahasan berikut.

Pengertian dan Hukum Riba

Riba menurut bahasa berarti bertambah atau berlebihan, sedangkan arti menurut istilah adalah
penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang
meminjam hartanya (uangnya) karena pengunduran janji pembayaran oleh pinjaman dari waktu
yang telah di tentukan (pendapat syeikh Muhammad Abduh).

Hukum melakukan adalah haram berdasarkan Al-Quran, sunnah, dan ijmak para ulama.
Keharaman dikaitkan dengan sistem bunga dalam jual beli atau transaksi yang bersifat
komersial. Di dalam transaksi tersebut, terdapat keuntungan atau bungan tinggi melebihi
keumuman (batas kewajaran) sehingga merugikan pihak-pihak tertentu. Fuad Moch. Faruddin
memberikan pendapat bahwa riba adalah sebuah transaksi pemerasan.

Dasar hukum diharamkan adalah firman Allah swt., sunnah, dan ijmak para ulama.

1. Al-Quran



()

275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Baca Juga Kedudukan Surah Al-Fatihah Dalam Shalat

[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang
disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan
sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum
terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.

[175] Maksudnya: orang yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan
syaitan.

[176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

Sunnah Rasulullah SAW

Artinya:

Jauhilah tujuan hal yang membinasakan . Para sahabat bertanya Apakah ketujuh hal tersebut
wahai Rasulullah? rasulullah saw bersabda Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang
jiwa yng di haramkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta
anak yatim, melarikan diri pada saat perang, dan menuduh berzina wanita yang suci, beriman,
dan lupa (lupa dari maksiat). (H.R. al-Bukhari: 2560 dan Muslim: 129))

Ijmak Ulama

Para ulama sepakat bahwa seluruh umat islam mengutuk dan mengharamkan karena
mendatangkan kemudaratan bagi manusia.

Macam-Macam Riba

Para ulama sepakat bahwa riba terbagi menjadi dua bagian, yaitu riba fadl dan riba nasiah.
Kedua tersebut di haramkan.

Riba Fadl

Riba fadl adalah jual beli yang mengandung unsur riba pada barang sejenis dengan adanya
tambahan pada salah satu benda tersebut.
Riba nasiah

Riba nasiah menurut ulam Hanafiah adalah memberikan kelebihan terhadap pembayaran dari
yang ditanggung, memberikan kelebihnan pada benda di disbanding utang pada benda yang
ditakar atau di timbang yang berbeda jenis atau selain yang di takar dan ditimbang yang sama
jenisnya. Maksudnya, menjual barang dengan sejenisnya, tetapi suatu lebih banyak dengan
pembayaran diakhirka, seperti menjual satu kilogram gandum dengan satu setengah kilogram
gandum, yang dibayarkan dsetelah dua bulan. Contoh jual beli yang tidak di timbang, seperti
pembeli suatu buah semangkan dengan buah semangka yang akan di bayar setelah sebulan.

Anda mungkin juga menyukai