Oleh :
Kelompok V
Della Azizatul Faraoidah (140342600578)
Dwi Junita Sari (140342600431)
Innurvi Diharningrum (140342600282)
E. Prosedur
Alat dan bahan disiapkan.
F. Data Pengamatan
Kutub
Mikromer
Makrome
Kutub
Mikromer Makrom
Perbesaran: 40x10
Tahap
Blastula Lapisan atap
Blastoso
Lapis
an
1 Sel yang masih membelah
2 Blastosol
Perbesaran : 40x10 3 Lapisan kortikal
4 The counterclockwise
rotation
5 Tempat masuknya sperma
Bibir
dorsal
blastopor
Endoder
Bibir
dorsal
1 Ektoderm
2 Endoderm
Sumb 3 Mesoderm
at 4 Blastosol yang akan mengecil
dikarenakan terdorong oleh
adanya perluasan bakal
Bakal
arkenteron
arkhenter
5 Bakal arkenteron
Bibir 6 Dorsal lips blastopore
ventral Blastoso 7 Daerah bekas blastopore yang
berkembang menjadi dorsal
lips dan ventral lips
8 Ventral lips blastopore
9 Yolk plug
Perbesaran : 40x10
Ektoder
Mesoder
Endoder
Arkhenter
on
Bakal
notokorda
Perbesaran : 40x10
Sumber : (Pino, 2007)
Tahap
Neurulasi Neural Tube
Akhir
Notokorda
Arkhenteron
Mesoderm
Endoderm
Ektoderm
Perbesaran : 40x10
Sumber : (Pino, 2007)
Analisis Data
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan preparat awetan sayatan embrio katak mulai dari
perkembangan tahap morula hingga tahap neurulasi akhir dengan mikroskop. Pada preparat
awetan sayatan embrio katak tahap morula didapatkan adanya blastomer yang ukurannya tidak
sama, pada kutub animal ditemukan mikromer dan pada kutub vegetal ditemukan makromer,
pada preparat awetan sayatan embrio katak tahap blastula didapatkan adanya lapisan atap,
blastosoel, dan lapisan alas. Lapisan atap merupakan mikromer pada tahap morula sedangkan
lapisan alas merupakan makromer pada tahap morula. Pada preparat awetan sayatan embrio
katak tahap gastrula awal terbentuk tiga lapisan sel germinal yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm selain itu ditemukan juga blastosoel, blastoporus, dan bibir dorsal blastoporus. Pada
preparat awetan sayatan embrio katak tahap gastrula akhir terdapat ektoderm, mesoderm,
endoderm, gastrosoel (bakal arkenteron), bibir dorsal blastoporus, bibir ventral blastoporus,
sumbat yolk, dan blastosoel yang mengecil. Pada preparat awetan sayatan embrio katak tahap
neurulasi awal ditemukan adanya neural fold, neural plate, ektoderm, mesoderm, endoderm,
bakal notokorda, dan arkenteron. Pada preparat awetan sayatan embrio katak tahap neurulasi
akhir telah ditemukan adanya neural tube, notokorda, arkenteron, ektoderm, mesoderm, dan
endoderm.
G.
H. Analisi Data
I. Pembahasan
1. Morula
2. Blastula
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pada preparat blastula katak, terlihat rongga yang dikelilingi 2 macam sel yang berbeda. Pada
bagian yang lebih tipis terdiri atas sel-sel yang banyak dan berukuran kecil. Pada bagian yang
tebal terdiri atas sel-sel yang tebal dan besar. Hasil pengamatan blastula katak ini sesuai dengan
Tenzer (2001) embrio tahap blastula memiliki rongga yang letaknya mengarah ke kutub animal
disebut blastosol. Lapisan atap blastosol lebih tipis dibanding alasnya. Atap blastosol hanya
terdiri atas 4-5 lapisan mikromer. Lapisan alas blastosol lebih tebal dan banyak yang terdiri atas
sel-sel makromer.
3. Gastrula awal
Pada hasil pengamatan gastrula awal, terlihat mulai terjadi pelekukan di bagian
permukaan luar sel. Menurut Tenzer (2001), gastrula merupakan salah satu tahap pembelahan
dan pergerakan sel yang akan menghasilkan 3 lapisan embrional yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm. Pada tahap gastrula awal, sel-sel yang awalnya berada di permukaan akan bergerak ke
arah dalam blastula. Pelekukan terjadi di perbatasan antara sel mikromer adan makromer yang
selanjutnya akan menjadi bibir dorsal blastoporus.
Hal ini kurang sesuai dengan hasil pengamatan. Bagian yang mengalami pelekukan bukan
merupakan batasan antara mikromer dan makromer. Karena sel-sel yang mengelilingi daerah
perlekukan tampak memiliki ukuran sel yang sama besar. Kesalahan pengamatan mungkin
terjadi karena kurang jelasnya preparat embrio katak gastrula awal.
4. Gastrula akhir
Pada hasil pengamatan tahap gastrula akhir, perlekukan dari bibir dorsal blastoporus telah
membentuk bakal arkenteron sehingga membuat blastosol terdesak dan mengecil. Pada tahap ini
tidak terlihat lagi sel mikromer dan makromer. Menurut Tenzer (2001) Pada tahap ini, akan
terlihat 3 lapisan embrional telah terbentuk, yaitu lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
5. Neurula awal
Pada hasil pengamatan pada tahap neurula awal, terbentuk keping neural dan terjadi
lekukan di bagian ektoderm. Menurut Tenzer (2000) Pada tahap ini terjadi perubahan bentuk
fisik dan terjadi proses saling menginduksi diantara lapisan embrional. Keping neural terbentuk
saat ada induksi dari bakal notocorda, selanjutnya tepi kiri kanannya melipat membentuk lipatan
neural sedangkan bagian tengah melekuk disebut parit neural.
Pada tahap ini, sel-sel yang terlihat sudah tidak dapat dibedakan lagi ukurannya, sehingga tidak
dapat dibedakan antara makromer dan mikromernya.
6. Neurula akhir
Pada pengamatan neurula akhir, lekukan yang disebut lipatan neural telah menghilang.
Keping dan parit neural yang semula terlihat juga menghilang dan digantikan bumbung neural.
Hal ini dapat dijelaskan dalam Tenzer (2001) bagian kanan dan kiri lipatan neural akan bertemu
dan membentuk bumbung neural yang memiliki saluran neural (neurosol).
Daftar rujukan
Gilbert. 2010. Developmental Biology 6th Edition. USA: Sinauer Associates, Inc.
Soedarjatmo, dkk. 1991. Biologi. Klaten : Intan Pariwara.
Tenzer A, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: JICA
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi. Bandung: Tarsito.