Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur Perkembangan Hewan II


Yang dibimbing oleh Dr. Umie Lestari, M.Si

Oleh :
Kelompok V
Della Azizatul Faraoidah (140342600578)
Dwi Junita Sari (140342600431)
Innurvi Diharningrum (140342600282)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2015
A. Topik:
Perkembangan Embrio Katak.
B. Tujuan:
1. Mempelajari perkembangan embrio katak mulai zigot sampai bentuk larva.
2. Mempelajari tipe dan pola pembelahan embrio katak.
3. Mempelajari bentukan bakal organ katak yang berasal dari setiap lapisan embrional.
C. Teori Dasar:
Tipe telur katak adalah telolsital, sehingga pembelahannya adalah total dan tidak ekual.
Blastomer yang dihasilkan tidak sama besar. Telur katak memiliki dua kutub. Kutub
anima berpigmen hitam, sedangkan kutub vegetative tidak berpigmen. Setelah telur
katak difertilisasi, terbentuklah daerah berwarna kelabu yang disebut daerah kelabu atau grey
crescent yang bentuknya seperti bulan sabit. Kurang lebih sepertiga dari pigmen menjadi
berkurang, dan tampak bagian ini lebih pucat. Hal ini terjadi karena adanya pigem yang
terbawa masuk dengan masuknya sperma, sehingga lapisan pigmen yang berada bertentangan
dengan tempat masuknya sperma akan bergeser ke atas (Yatim, 1994).
Zigot yang terbentuk memasuki tahap 1 pembelahan. Tipe pembelahannya holoblastik,
dimana pembelahan pertama merupakan pembelahan bidang vertikal dari kutub anima ke
kutub vegetatif melalui daerah abu-abu hingga dihasilkan dua sel blastomer. Kemudian
disusul pembelahan ke II, yaitu suatu bidang vertikal yang tegak lurus pada bidang
pembelahan I menghasilkan 4 blastomer. Pembelahan ke III horizontal dan tegak lurus
terhadap bidang pembelahan I dan II lebih dekat ke kutub anima menghasilkan 8 blastomer
yang tidak sama besar, yaitu 4 mikromer dan 4 makromer. Mulai pembelahan III dan
seterusnya akan menghasilkan blastomer yang tidak sama besar. Pembelahan IV, meridional
secara bersamaan, terbentuk 16 blastomer. Pembelahan V secara horizontal di atas dan di
bawah bidang pembelahan III, menghasilkan 32 blastomer. Setelah pembelahan embrio
memasuki tahap blastula (Tenzer, A., dkk. 2001). Embrio pada tahap blastula memiliki rongga
yang letaknya mengarah ke kutub anima. Rongga tersebut dinamakan blastocoel. Lapisan atap
blastocoel lebih tipis daripada alasnya, karena atap blastocoel hanya tersusun 2-4 lapisan
mikromer. Kemudian embrio memasuki tahap gastrula. Pada bulu babi, blastosel itu terletak
ditengah blastula, sedangkan pada katak, karena pembelahan yang tidak sama, blastosel
berada dibagian belahan anima (Campbell, 1999).
Pada tahap gastrula dibentuk dari serangkaian proses gerakan sel dengan hasil akhir
berupa 3 lapisan embrional ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Pelekukan terjadi di daerah
batasan antara mikromer dan makromer yang selanjutnya menjadi bibir dorsal blastoporus
(merupakan tahapan yang menuju tahap gastrula awal), berakibat invaginasi sehingga sel-sel
yang berada diluar bermigrasi ke dalam. Akibat invaginasi ini terbentuk rongga yang semakin
lama semakin membesar yang merupakan bakal arkhenteron. Rongga archenteron semakin
membesar sehingga mendesak blastocoel yang semakin lama rongganya mengecil (merupakan
gastrula akhir) (Tenzer, A., dkk. 2001).
Setelah gastrulasi adalah tahap pembentukan neurula. Stadium neurulasi dimulai dengan
terbentuknya penebalan ektoderm neural pada bagian dorsal yang disebut keping neural
(neural plate). Pada perkembangan selanjutnya keping neural ini akan membentuk lekuk
neural dan kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi bumbung neural (neural tube).
Pembentukan bermacam-macam organ terjadi setelah neurulasi. Pada stadium lanjut dari luar
terlihat adanya pemanjangan tubuh embrio dan terbentuknya tunas ekor. Pada stadium ini
telah terbentuk sistem pencernaan makanan, alat indra, sistem vaskuler dan ekskresi
(Soedarjatmo, dkk. 1991).

D. Alat dan Bahan


a. Alat :
Mikrokop cahaya
b. Bahan :
Preparat model perkembangan embrio katak

E. Prosedur
Alat dan bahan disiapkan.

Preparat diamati di bawah mikroskop dengan


perbesaran yang sesuai.

Tahapan-tahapan dari perkembangan embrio katak


diamati bagian-bagiannya dan ciri-ciri dari proses
tersebut.

Membandingkan setiap tahap (morula, blastula,


gastrula awal, gastrula akhir, neurula awal, neurula
akhir) dari perkembangan embrio katak.

F. Data Pengamatan

F. Data Pengamatan dan Analisis Data


Tahapan Hasil Pengamatan Gambar Literatur
Tahap
Morula

Kutub
Mikromer

Makrome

Kutub

Mikromer Makrom

Perbesaran: 40x10

Sumber: (Pino, 2007)

Tahap
Blastula Lapisan atap

Blastoso

Lapis
an
1 Sel yang masih membelah
2 Blastosol
Perbesaran : 40x10 3 Lapisan kortikal
4 The counterclockwise
rotation
5 Tempat masuknya sperma

Sumber : (Pino, 2007)


Tahap
Blastoso
Gastrula
Awal
Blastopor

Bibir
dorsal
blastopor

Perbesaran : 40x10 1 Blastopore


2 Arah epiboly sel pada tahap
gastrula
3 Arah involution sel pada
tahap gastrula
4 Lipatan hasil epiboly dan
involution menyebabkan
adanya bakal arkenteron
5 Blastosol yang akan mengecil
Sumber : (Pino, 2007)
Tahap
Gastrula
Akhir
Ektoder
Mesoder

Endoder
Bibir
dorsal
1 Ektoderm
2 Endoderm
Sumb 3 Mesoderm
at 4 Blastosol yang akan mengecil
dikarenakan terdorong oleh
adanya perluasan bakal
Bakal
arkenteron
arkhenter
5 Bakal arkenteron
Bibir 6 Dorsal lips blastopore
ventral Blastoso 7 Daerah bekas blastopore yang
berkembang menjadi dorsal
lips dan ventral lips
8 Ventral lips blastopore
9 Yolk plug
Perbesaran : 40x10

Sumber : (Pino, 2007)


Tahap
Neurulasi
Awal Neural
Neural

Ektoder

Mesoder

Endoder

Arkhenter
on
Bakal
notokorda
Perbesaran : 40x10
Sumber : (Pino, 2007)
Tahap
Neurulasi Neural Tube
Akhir
Notokorda

Arkhenteron

Mesoderm

Endoderm

Ektoderm

Perbesaran : 40x10
Sumber : (Pino, 2007)

Analisis Data

Pada percobaan ini dilakukan pengamatan preparat awetan sayatan embrio katak mulai dari
perkembangan tahap morula hingga tahap neurulasi akhir dengan mikroskop. Pada preparat
awetan sayatan embrio katak tahap morula didapatkan adanya blastomer yang ukurannya tidak
sama, pada kutub animal ditemukan mikromer dan pada kutub vegetal ditemukan makromer,
pada preparat awetan sayatan embrio katak tahap blastula didapatkan adanya lapisan atap,
blastosoel, dan lapisan alas. Lapisan atap merupakan mikromer pada tahap morula sedangkan
lapisan alas merupakan makromer pada tahap morula. Pada preparat awetan sayatan embrio
katak tahap gastrula awal terbentuk tiga lapisan sel germinal yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm selain itu ditemukan juga blastosoel, blastoporus, dan bibir dorsal blastoporus. Pada
preparat awetan sayatan embrio katak tahap gastrula akhir terdapat ektoderm, mesoderm,
endoderm, gastrosoel (bakal arkenteron), bibir dorsal blastoporus, bibir ventral blastoporus,
sumbat yolk, dan blastosoel yang mengecil. Pada preparat awetan sayatan embrio katak tahap
neurulasi awal ditemukan adanya neural fold, neural plate, ektoderm, mesoderm, endoderm,
bakal notokorda, dan arkenteron. Pada preparat awetan sayatan embrio katak tahap neurulasi
akhir telah ditemukan adanya neural tube, notokorda, arkenteron, ektoderm, mesoderm, dan
endoderm.

G.
H. Analisi Data
I. Pembahasan
1. Morula

Sumber: Dokumentasi Pribadi


Pada tahap morula, tampak sel-sel yang membelah dan membentuk 2 macam sel. Sel
berukuran besar disebut makromer, sedangkan sel-sel yang berukuran kecil disebut mikromer.
Hal ini sesuai dengan Gilbert (2010) As cleavage progresses, the animal region becomes
packed with numerous small cells, while the vegetal region contains a relatively small number of
large, yolk-laden macromeres. An amphibian embryo containing 16 to 64 cells is commonly
called a morula.
Dalam proses pembelahan, sel-sel pada kutub animal menjadi berukuran banyak dan
kecil. Sel-sel pada kutub vegetal sebaliknya memiliki ukuran besar dan berjumlah sedikit karena
adanya yolk yang dapat menghambat laju pembelahan.
Pada pengamatan embrio katak tahap morula juga ditemukan rongga dibagian tengah.
Tidak ditemukan referensi tentang morula yang memiliki rongga. Embrio katak yang diamati
diperkirakan sudah mulai memasuki tahap blastula dimana sel-sel disekelilingnya mensekresikan
sekret sehingga rongga blastosol terbentuk.

2. Blastula
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pada preparat blastula katak, terlihat rongga yang dikelilingi 2 macam sel yang berbeda. Pada
bagian yang lebih tipis terdiri atas sel-sel yang banyak dan berukuran kecil. Pada bagian yang
tebal terdiri atas sel-sel yang tebal dan besar. Hasil pengamatan blastula katak ini sesuai dengan
Tenzer (2001) embrio tahap blastula memiliki rongga yang letaknya mengarah ke kutub animal
disebut blastosol. Lapisan atap blastosol lebih tipis dibanding alasnya. Atap blastosol hanya
terdiri atas 4-5 lapisan mikromer. Lapisan alas blastosol lebih tebal dan banyak yang terdiri atas
sel-sel makromer.

3. Gastrula awal

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada hasil pengamatan gastrula awal, terlihat mulai terjadi pelekukan di bagian
permukaan luar sel. Menurut Tenzer (2001), gastrula merupakan salah satu tahap pembelahan
dan pergerakan sel yang akan menghasilkan 3 lapisan embrional yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm. Pada tahap gastrula awal, sel-sel yang awalnya berada di permukaan akan bergerak ke
arah dalam blastula. Pelekukan terjadi di perbatasan antara sel mikromer adan makromer yang
selanjutnya akan menjadi bibir dorsal blastoporus.
Hal ini kurang sesuai dengan hasil pengamatan. Bagian yang mengalami pelekukan bukan
merupakan batasan antara mikromer dan makromer. Karena sel-sel yang mengelilingi daerah
perlekukan tampak memiliki ukuran sel yang sama besar. Kesalahan pengamatan mungkin
terjadi karena kurang jelasnya preparat embrio katak gastrula awal.
4. Gastrula akhir

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada hasil pengamatan tahap gastrula akhir, perlekukan dari bibir dorsal blastoporus telah
membentuk bakal arkenteron sehingga membuat blastosol terdesak dan mengecil. Pada tahap ini
tidak terlihat lagi sel mikromer dan makromer. Menurut Tenzer (2001) Pada tahap ini, akan
terlihat 3 lapisan embrional telah terbentuk, yaitu lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

5. Neurula awal

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada hasil pengamatan pada tahap neurula awal, terbentuk keping neural dan terjadi
lekukan di bagian ektoderm. Menurut Tenzer (2000) Pada tahap ini terjadi perubahan bentuk
fisik dan terjadi proses saling menginduksi diantara lapisan embrional. Keping neural terbentuk
saat ada induksi dari bakal notocorda, selanjutnya tepi kiri kanannya melipat membentuk lipatan
neural sedangkan bagian tengah melekuk disebut parit neural.
Pada tahap ini, sel-sel yang terlihat sudah tidak dapat dibedakan lagi ukurannya, sehingga tidak
dapat dibedakan antara makromer dan mikromernya.
6. Neurula akhir

Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Gilbert, 2010

Pada pengamatan neurula akhir, lekukan yang disebut lipatan neural telah menghilang.
Keping dan parit neural yang semula terlihat juga menghilang dan digantikan bumbung neural.
Hal ini dapat dijelaskan dalam Tenzer (2001) bagian kanan dan kiri lipatan neural akan bertemu
dan membentuk bumbung neural yang memiliki saluran neural (neurosol).
Daftar rujukan

Gilbert. 2010. Developmental Biology 6th Edition. USA: Sinauer Associates, Inc.
Soedarjatmo, dkk. 1991. Biologi. Klaten : Intan Pariwara.
Tenzer A, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: JICA
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai