Offering C
Kelompok 2
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2016
A. Tujuan
a) Mempelajari perkembangan embrio katak mulai zigot sampai bentuk larva
b) Mempelajari tipe dan pola pembelahan embrio katak
c) Mempelajari pembentukan bakal organ katak yang berasal dari setiap
lapisan embrional
B. Dasar Teori
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi (berkembang biak).
Reproduksi bertujuan untuk melestarikan dan mempertahankan keberadaan atau
eksistensi suatu sepesies tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum
yaitu vegetatif dan generatif.
Proses-proses penting yang meregulasi perkembangan terjadi selama
fertilisasi dan ketiga tahap yang mulai membangun tubuh sebagian besar hewan.
Selama tahap pertama, disebut penyibakan (cleavage), pembelahan sel
menghasilkan bola berongga, disebut
blastula, dari zigot. Tahap kedua,
gastrulasi (gastrulation), menyusun
kembali blastula menjadi embrio berlapis
tiga, gastrula. Selama tahap ketiga
organogenesis, interaksi dan pergerakan
ketiga lapisan menghasilkan organ-organ
rudimenter yang akan tumbuh menjadi
struktur-struktur dewasa. (Campbell,
2008)
Katak merupakan jenis hewan
ovivar. Katak jantan dan katak betina
tidak memiliki alat kelamin luar.
Pembuahan katak terjadi di luar tubuh
(pembuahan eksternal). Pada saat kawin
katak jantan dan katak betina akan
melakukan ampleksus. Katak betina akan
mengeluarkan ovum ke dalam air dengan
menyemprotkan sel-sel gametnya keluar
tubuh yang kemudian akan dibuahi oleh
pejantan.(Sugianto, 1996)
Tipe telur pada amphibi adalah telur bertipe telolesital dan tipe
pembelahannya adalah holoblastik tidak sempurna. Pada perkembangannya, zigot
katak akan berkembang menjadi embrio yang kemudian embrio tersebut akan
berkembang dan mengalami blastulasi, gastrulasi, neurulasi dan diferensiasi. Setiap
tahapan yang dilewati, akan menunjukkan ekspresi atau ciri khas yang berbeda
sehingga dapat diamati dan dibedakan setiap tahapannya.(Sukro, 2000)
5. Pembelahan Morula
a. Blastomer-
blastomer
b a
7. Pembelahan katak yang
e
a. Blastocoels
membentuk yolk gland
b. Pembentukan
a archenteron
c. Dorsal
blastopore
d. yolk
b
(Sumber: Rugh,1951)
b
(Sumber: Hervas et al, 2015)
5. Pembelahan lanjut
c
(Sumber: Salazar-Nicholls and
del Pino, 2015)
7. Irisan sagital tahap blastula lanjut
a a. Mikromer/
(32 blastomer)
b ektoderm
a b. Blastocoel
c. Makromer/
b c
endoderm
c
(Sumber: Salazar-Nicholls and
del Pino, 2015)
8. Irisan pembentukan blastophorus a
a. Mikromer/ek
a b
toderm
d b. Blastocoels
b
c c. Dorsal
blastopore
d. Makromer /
c
d (Sumber: Salazar-Nicholls and endoderm
d
(Sumber: Salazar-Nicholls and
del Pino, 2015)
10. Irisan sagital pembentukan tiga a
a. ectoderm
lapisan embrional (tahap gastrula b b. mesoderm
akhir) c c. archenteron
d. endoderm
a
d
b
c
a b d c
d
a a. neural fold
b
b
b. neural plate
a
b
c
d
e (Sumber: Hervas et al, 2015)
f
13. Irisan sagital pembentukan a b c
a. ectoderm
bumbung neural (tahap neurulasi)
b. neural tube
a c. somite
b d d. notochord
c e. endoderm
d e f. archenteron
f
e
f
(Sumber: Hervas et al, 2015)
14. Embrio katak tahap tunas ekor a. notochord
b. foregut
c. liver
diverticulum
a d. midgut
b e. yolk/endoder
c m
f. hindgut
d g. neurocoel
h. neurenteric
e
canal
i. proctodeum
f j. ektoderm
g h i j
(Sumber: Rugh,1951)
15. Embrio katak a. foregut
b. midgut
c. hindgut
d. yolk
a e. (proctodeum)
anus
f. Mesenkim
b
g. Neurocoel
h. notocord
c
d
e
f h
g
(Sumber: Dagala,2015)
2.
(Sumber: Dagala,2015)
3.
(Sumber: Dagala,2015)
4.
(Sumber: Dagala,2015)
5.
(Sumber: Dagala,2015)
6.
(Sumber: Dagala,2015)
7.
(Sumber: Dagala,2015)
8.
(Sumber: Dagala,2015)
9.
(Sumber: Dagala,2015)
10.
(Sumber: Dagala,2015)
11.
(Sumber: Dagala,2015)
12.
(Sumber: Dagala,2015)
13.
(Sumber: Dagala,2015)
14.
(Sumber: Dagala,2015)
15.
(Sumber: Dagala,2015)
16.
(Sumber: Dagala,2015)
17.
(Sumber: Dagala,2015)
F. Pembahasan
Pada praktikum perkembangan embrio katak menggunakan bahan berupa preparat
perkembangan embrio aktak, model perkembangan embrio katak dan penampang
melintang secara seri perkembangan embrio katak pada tahap tunas ekor.
1. Preparat dan Model Perkembangan Embrio Katak
Pada pengamatan menggunakan preparat embrio katak, perbesaran yang
digunakan adalah 4x10. Preparat 1 dan model 1 menunjukkan Zigot yang belum
mengalami pembelahan. zigot yang belum mengalami pembelahan. Terdapat daerah
abu abu pada model 1 yang menandakan sel telur telah dibuahi oleh sel sperma atau
disebut dengan fertilisasi. Hal tersebut sesuai dengan Slack (2006) bahwa ciri telur
yang telah difertilisasi adalah adanya daerah kelabu yang berbentuk sabit (grey
crescent). Hal ini akibat penetrasi sperma sehinggaa pigmen di tempat yang berlawanan
bergeser ke arah masuknya sperma kurang lebih sepertiga pigmen, pigmen menjadi
berkurang dan tampak bagian ini lebih pucat warnanya.
Gambar Pembelahan 1
Sumber : Gilbert, 2003
Preparat 3 menunjukkan pembelahan kedua yaitu terdapat 4 blastomer. Pembelahan
kedua dilakukan dengan meridional yang arahnya 90 pembelahan pertama. Hal
tersebut sesuai dengan Campbell et al (2008) pada pembelahan kedua, pembelahan
melewati bidang meridional, tetapi tegak lurus pada bidang pembelahan pertama.
Gambar Pembelahan 2
Sumber : Bhatnagar & Bansal, 2008
Menurut Yatim (1994) bahwa tipe sel telur amfibi berdasarkan penyebaran yolk
(kuning telur) adalah Telolecithal yang berarti yolknya banyak dan tersebar tidak
merata sehingga berkumpul pada salah satu kutub. Pembelahan ketiga secara horizontal
tegak lurus terhadap bidang pembelahan 1 dan 2 menghasilkan 8 blastomer. Tipe
pembelahan sel telur pada amfibi holoblastik tidak sempurna/unequal : sel yang
membelah/blastomer tidak sama besar atau dominan pada satu kutub, sehingga
blastomer terbagi menjadi makromer (dominan) dan mikromer.
Gambar Pembelahan 3
Sumber : Bhatnagar & Bansal, 2008
Preparat 4 dan model 3 menunjukkan proses pembelahan ke 4 yaitu
pembelahan dilakukan secara meriodional simultan menghasilkan 16 blastomer.
Berdasarkan gambar model 3, alur pembelahan berada pada kutub animal. Pada bagian
vegetalnya tidak mengalami pembelahan. Sesuai dengan Sastry (2007), bahwa tahapan
ini terjadi pada bagian kutub animal karena pada bagian vegetalnya telah penuh oleh
yolk, sehingga menghambat terjadinya pembelahan.
Gambar Pembelahan 4
Sumber : Bhatnagar & Bansal, 2008
Preparat 5 dan model 4 menunjukkan proses pembelahan morula.
Pembelahan ini merupakan lanjutan dari pembelahan 4 yang mana termasuk dalam
pembelahan ke 5. Pembelahan dilakukan secara horizontal di atas dan di bawah
bidang pembelahan 3 yang menghasilkan 32 blastomer. Menurut Campbell et al
(2008), Pembelahan secara terus menerus menghasilkan sebuah bola sel padat yang
disebut morula.
Gambar Pembelahan 5
Sumber : Gilbert, 2003
Preparat 6 dan model 5 menunjukkan tahapaan pembelahan menjadi blastula karena
telah ditemukan suatu rongga yang disebut blastocoel. Kemudian pada model 6,
pembelahan terjadi terus menerus dan blastocoel semakin terlihat. Menurut Campbell
(2008), Pada tahap ini mengacu pada permukaan berlobus pada embrio. Suatu rongga
yang penuh cairan yang disebut balstosol (blastocoel) dan menghasilkan tahapan
perkembangan bola berlubang yang disebut blastula. Pada katak, karena pembelahan
yang tidak sama, blastocoel berada dibagian kutub animal. Menurut Nieuwkoop (1979)
fungsi rongga blastula adalah membatasi interaksi antara bakal ektoderem dan sel-sel
endoderm pada cincin marginal yang mengelilingi tepi blastocoel. Amphibia memiliki
tipe telur telolesithal, sehingga telur katak akan membentuk blastula tipe coeloblastula
berlapis banyak.
Gambar Mid-Gastrula
Sumber : Slack, 2006
Otak mengecil dan terbagi menjadi 2 bagian terpisah. Pada bagian ventral terdapat
infundibulum yang merupakan sumber dari kelenjar pituitari posterior (neurohipofisis)
(Morgan, 1897). Sel-sel dari infundibulum akan bergabung dengan sel dan pigmen dari
hipofisis. Sel-sel infundibulum merupakan bagian posterior dari kelenjar pituitari dan
hipofisis menjadi bagian anterior dari kelenjar pituitari (Rugh, 1949).
Irisan Melintang Melewati Rombensefalon, Aurikel dan Ventrikel pada Berudu Katak
Kapsul Otik, Faring, Bilateral Pericardial Coelom, Sumber: Lal, 2008
Dan Adhesive Gland
Pada irisan melintang seri yang melewati spinal cord, notokord, somite, faring, dan
liver diverticulum. Rombensefalon sudah tidak terlihat lagi. Yang terlihat adalah spinal
cord, somit, notokord, faring, nefrotom, dan liver diverticulum. Nefrotom merupakan
bagian antero-posterior dari mesoderm yang nantinya akan menjadi bagian sistem ekskresi.
Nefrotom akan berkembang menjadi nefrocoel yang merupakan awal dari kepala ginjal
embrio (pronefros) (McDiarmid dan Altig, 1999). Liver diverticulum merupakan rudimen
dari hati.
Pada irisan melintang yang melewati spinal cord, somite, notokord, subnotochordal
rod, midgut, dan yolky endoderm terlihat bagain spinal cord, somit, notokord,
subnotokord, midgut, dan yolky endoderm. Midgut adalah bagian yang tersisa dari usus
yang mengandung rongga kecil dan dibatasi oleh bagian punggung oleh lapisan tipis dari
sel mesoderm (Morgan, 1897).
Irisan melintang yang melewati spinal cord, notokord, hindgut, dan somites terlihat
bagian dorsal fin yang merupakan sirip tadpole pada bagian dorsal, masih terlihat spinal
cord, notokord, somite, dan hindgut. Irisan posterior selanjutnya yang mengikuti midgut
secara bertahap bergerak ke ventral dan sedikit meluas hal ini disebut sebagai hindgut
(Morgan, 1897).
Irisan melintang seri yang terakhir yaitu melewati ekor, dorsal dan ventral fins.
Pada irisan ini notokord dan somit sudah tidak terlihat lagi yang terlihat hanya bagian
dorsal fin, spinal cord, dan ventral fin. Dorsal fin dan ventral fin adalah bagian yang
merupakan pembatas dari ektoderm kulit yang mengalami penipisan. Dorsal fin dan ventral
fin juga berfungi sebagai pergerakan yang primitif (McDiarmid dan Altig, 1999).
DAFTAR PUSTAKA
Arey, L. B. 1946. Developmental Anatomy 5th ed. Philadelphia: W. B. Saunders Co.
McDiarmid, Roy W., & Altig, Ronald. 1999. Tadpoles The Biology of Anuran Larvae.
London: The University of Chicago Gland
Moore, Keith L.1988. The Developing Human. Canada : W.B Saunders company
Morgan, T. H. 1897. Development of the Frog's Egg: Introduction to Experimental
Embryology. New York: The Macmillan Co.
Nieuwkoop, P.D. and L.A. Sutasurya. 1979. The migration of primordial germ cells. In:
Primordial Germ Cells in the Chordates. Cambridge : Massachussetts.
Noble, G. K. 1931. The Biology of the Amphibia. New York: The McGraw-Hill Book
Company, Inc.
Purves et al, 1998. Life: The Science of Biology. Inggris : MA Sinauer Associate
Rugh, Roberts. 1949. A Laboratory Manual of Vertebrate Embryology. Minneapolis:
Burgess Publishing Company.
Rugh, Roberts.1951. The Frog Its Reproduction and Development. Toronto: The
Blackiston Company
Salazar-Nicholls, Mara-Jos and del Pino, Eugenia M. 2015. Early development of the
glass frogs Hyalinobatrachium fleischmanni and Espadarana callistomma
(Anura:Centrolenidae) from cleavage to tadpole hatching. Amphibian & Reptile
Conservation. (Online), (8(1) [Special Section]: 89106 (e88)), diakses 21 Oktober
2016
Sastry K. V. & Dr. Shukal. 2007. Developmenal Biology. Rastogi Publication. India.
Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung : Tarsito
Sugianto, 1996. Perkembangan Hewan. Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada Press.
Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio- Benih Masa Depan. Jakarta: Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS.
Jawaban Evaluasi
1. Telur katak mempunyai dua kutub. Kutub anima berpigmen hitam sedangkan kutub
vegetative tidak berpigmen. Ciri telur yang telah difertilisasi adalah adanya daerah kelabu
yang berbentuk sabit. Hal ini akibat penetrasi sperma sehinggaa pigmen di tempat yang
berlawanan bergeser kearah masuknya sperma kurang lebih sepertiga pigmen-pigmen
menjadi berkurang dan tampak bagian ini lebih pucat warnanya.
2. Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan
blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel
pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan
membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam
saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan
selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan
beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gas menuju arkenteron disebut
dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan
membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi
sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir dan gastrula telah terbentuk
bagian endoderm, mesoderm, ektoderm
3. Cara mengenali wilayah otak, bakal mata, dan bakal hidung adalah dengan melihat irisan
transversal embrio katak. Untuk wilayah otak dapat diketahui dengan adanya bagian-
bagian prosensefalon, mesensefalon, rombensefalon, infundibulum dan hipofisis.
Untuk wilayah bakal mata meliputi optic cup
Untuk wilayah hidung meliputi olfactory plakoda