237 772 1 SM
237 772 1 SM
INDONESIA
Abstrak
Usaha Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan pengolahan dan pemurnian, pengangkutan
dan penjualan serta kegiatan pasca tambang (Pasal 1 butir 6 Undang-Undang No.4 tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara). Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik
, yaitu tidak dapat diperbaharui (non renewable), mempunyai resiko relatif lebih tinggi dan
pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun lingkungan yang relatif
lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Pentingnya penerapan
kegiatan industri dan/atau pembangunan yang berbasis lingkungan, perlu disadari oleh setiap
elemen bangsa, karena persoalan lingkungan merupakan permasalahan bersama. Hanya saja
dalam pratiknya, diperlukan lembaga formal pengendali yang secara yuridis berwenang untuk
itu. Pengendalian kegiatan dan operasionalisasi industri, dalam prakteknya terwujud dalam
konsep dan program kerja sistematis dalam bentuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Pengelolaan lingkungan hidup harus bermuara pada terjaminnya kelestarian lingkungan,
seperti tercantum dalam Pasal 1 butir 2 Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3 4
Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan Suyartono dkk, Good Mining Practice Konsep
di Indonesia Menurut Hukum, Pustaka Yustisia, tentang Pengelolaan Pertambangan yang Baik dan
Yogyakarta, 2010, hal.142. Benar, Studi Nusa, Semarang, Edke-4, 2003, hal.4
industri pertambangan merupakan 6. Meningkatkan sumber daya
industri hulu yang menopang masyarakat (SDM) masyarakat
bergeraknya kegiatan-kegiatan industri lingkar tambang;
hilir. 7. Meningkatkan derajat kesehatan
Di sisi lain, maka akan didapatkan pula masyarakat lingkar tambang.
pendapat daerah dari usaha pengelolaan Dampak negatif dari pembangunan di
pertambangan yang ada, terdiri atas : bidang pertambangan antara lain :
1. Pajak daerah; 1. Kehancuran lingkungan hidup
2. Retribusi daerah ; dan 2. Penderitaan masyarakat adat
3. Pendapatan lainnya yang sah 3. Menurunnya kualitas hidup
berdasarkan aturan yang berlaku. penduduk lokal
4. Meningkatnya kekerasan terhadap
KESIMPULAN perempuan
Setiap kegiatan pembangunan di bidang 5. Kehancuran ekologi pulau-pulau
pertambangan pasti menimbulkan dampak, 6. Terjadi pelanggaran HAM pada
baik dampak positif maupun dampak kuasa pertambangan
negatif. Dampak positif dari kegiatan Bentuk bentuk kuasa pertambangan
pembangunan di bidang pertambangan, menurut Undang-Undang No. 11 tahun 1967
antara lain : tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
1. Memberikan nilai tambah secara Pertambangan, Peraturan Menteri
nyata kepada pertumbuhan ekonomi; Pertambangan dan energy No.01 P/ 201 /
2. Meningkatkan pendapatan asli M.PE/1986 tentang Pedoman Pengelolaan
daerah (PAD); Pertambangan Rakyat Bahan Galian
3. Menampung tenaga kerja, terutama Strategis dan Vital (golongan a dan b) dan
masyarakat lingkar tambang; Keputusan Menteri Pertambangan dan
4. Meningkatkan ekonomi masyarakat Energi Nomor 20127.K/201/M.PE/1985
lingkar tambang; tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian
5. Meningkatkan usaha mikro Kuasa Pertambangan dan Perpanjangan
masyarakat lingkar tambang; Kuasa Pertambangan dan pengaturannya :
1. Surat Kuasa Penugasan
Pertambangan
Adalah kuasa pertambangan yang sifat khusus daerah, maka wewenang
diberikan oleh Menteri ESDM Menteri ESDM untuk memberikan
kepada instansi pemerintah yang izin tambang rakyat untuk
ditunjuk untuk melakukan usaha dilimpahkan kepada Gubenur,
pertambangan. Instansi Pemerintah dimana terdapatnya bahan galian
yang dimaksud antara lain Kantor yang bersangkutan.
Wilayah Departemen Pertambangan 3. Surat keputusan Pemberian Kuasa
dan Eneergi, Direktorat, Badan dan Pertambangan
Lembaga Pemerintah Surat keputusan pemberian kuasa
Nondepartemen ILembaga Ilmu pertambangan diberikan oleh
Pengetahuan Indonesia (KIPI), Menteri ESDM kepada BUMN,
Badan Tenaga Atom Nasional Perusahaan Daerah, Koperasi
(BATAN), Badan Pengkajian dan Pertambangan, Perusahaan Swasta
Penerapan Teknologi (BPPT), dan perorangan untuk melakukan
Lembaga Oceanologi Nasional usaha pertambangan. Pemberian
(LON) dan lain-lain kuasa pertambangan berbeda dengan
2. Surat Kuasa Izin Pertambangan bentuk kuasa pertambangan lainnya
Rakyat yang lebih khusus. Pemberian kuasa
Adalah kuasa pertambangan yang pertambangan selain subjek hukum
diberikan oleh Menteri ESDM yang dapat diberikan bervariasi, juga
kepada rakyat setempat. Krieteria pemberian kuasa pertambangan
dan sifat dari pertambangan rakyat disesuaikan dengan jenis usaha
adalah kegiatan usaha pertambangan pertambangan yang dilakukan. Jenis
sederhana dan kecil-kecilan, tidak usaha yang dimaksud antara lain
menggunakan peralatan yang penyelidikan umum, eksplorasi,
canggih, produksinya cukup untuk eksploitasi, pengolahan/pemurnian,
keperluan hidup sehari-hari bagi pengangkutan dan penjualan.
penambangnya, luasnya sangat 4. Surat Izin Pertambangan Daerah
terbatas, yaitu tidak melebihi 5 (SIPD)
(lima) hektar dan umur tambangnya Ialah kuasa pertambangan yang
relatif pendek serta beragam sifat- diberikan oleh Gubernur kepada
badan hukum dan atau perorangan Iskandar Zulkarnaen, Erwiza Erman, Tri
Nuke Pidjiastuti, Yani Mulyaningsih,
untuk melakukan usaha
Konflik di Kawasan Pertambangan Timah
penambangan atas bahan galian Bangka Belitung: Persoalan dan Alternatif
Sosial, LIPI Pres Jakarta, 2005
golongan c. Menurut Pasal 5 ayat (2)
Peraturan Pemerintah No. 37 tahun Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik
Pertambangan di Indonesia Menurut
1986 Surat Izin Pertambangan
Hukum, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2010,
Daerah dapat diberikan kepada :
Salim HS, Hukum Pertambangan di
a. Perusahaan daerah
Indonesia, RadjaGrafindo, Jakarta, ed.ke-5,
b. Koperasi 2010
c. Badan Usaha Milik Negara
Supriyadi, Hukum Lingkungan di Indonesia,
d. Badan Hukum swasta yng Suatu Pengantar, Sinar Grafika, Jakarta,
2006
didirikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan RI Sutedjo Sujitno, Sejarah Pertambangan
Timah Di Indonesia, Abad 18 Abad 20,
e. Perorangan / WNI yang
Ibalat Communication, 2007
diprioritaskan bagi yang
Wisnu Arya Wardhana, Dampak
berdomisili di daerah tingkat II
Pencemaran Lingkungan, Andi Offset,
tempat terdapatna bahan galian Jakarta, 2004
golongan C yang bersangkutan
Undang-Undang No.11 tahun 1967 tentang
f. Perusahaan patungan anatara
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan
Negara / BUMN di satu pihak
Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang
dengan pemerintah daerah atau
Pertambangan Mineral dan Batubara
perusahaan daerah lainnya.
Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang
Adrian Sutedi, Hukum Pertambangan, Sinar
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan
Grafika, Jakarta, 2011,
Hidup.
Eko Teguh Paripurno, Hendrik Siregar, Igor
Peraturan Pemerintah No.2 tahun 2010
ONeil, Jevelina Punih, Nurhidayati, Torry
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Kuswardono, Datang, Gali dan Pergi,
Pertambangan Minerba, yang telah diubah
Potret Penutupan Tambang di Indonesia,
dengan Peraturan pemerintah No. 26 tahun
Jatam, Jakarta, 2009
2012