Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan
gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi
keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari pencatatan
transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling
penting untuk menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan keuangan disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode
maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas
tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan
pelaporan transaksi keuangan perusahaan.
1
perhitungan rasio akan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, agar dapat diketahui
perubahan yang terjadi, apakah mengalami kenaikan atau penurunan.
1. Laporan Keuangan
2
Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan
sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan
perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis
yang diambilnya.
3
Menurut Harahap (2009:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari
laporan keuangan biasa.
b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu
laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan
suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya
dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan
teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.
f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan
tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: dapat menilai prestasi perusahaan ,
dapat memproyeksi laporan perusahaan, dapat menilai kondisi keuangan masa lalu
dan masa sekarang, menilai perkembangan dari waktu ke waktu serta menilai
komposisi struktur keuangan.
g. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah
dikenal dalam dunia bisnis.
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2010:31), tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-
hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih
berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk
dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang
akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari
analisis laporan keuangan adalah:
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset,
kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran
atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
4
f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil
yang mereka capai.
Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan
cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui
perkembangan dan kecenderungannya. Disebut Metode Horisontal karena analisis ini
membandingkan pos yang sama untuk beberapa periode yang berbeda. Disebut Analisis
Dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode). Teknik analisis yang dapat
digunakan antara lain :
5
tendensi tetap, menurun atau naik. Trend analysis ini biasanya dibuat melalui grafik
dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan
linear programming , rumus chi square, rumus y = a + bx.
c. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana (modal kerja atau kas), yaitu teknik analisis
yang digunakan untuk mengetahui sumber dan alokasi dana, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahannya.
d. Analisis Perubahan Laba Kotor, yaitu teknik analisis yang digunakan untuk : (a)
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan laba kotor yang dicapai
perusahaan dari periode ke periode, dan (b) mengetahui tingkat laba kotor yang
dicapai dalam satu periode tertentu dibandingkan dengan anggaran yang telah
ditetapkan.
Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara
menganalisis laporan keuangan pada satu periode tertentu dengan membandingkan antara pos
yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama. Disebut metode statis
karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama.
Disebut analisis vertikal karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang
lainnya pada laporan keuangan yang sama. Teknik analisis yang dapat digunakan antara lain:
b. Analisis Rasio, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara pos-
pos tertentu dalam Neraca atau Laporan Laba/Rugi (Perhitungan Hasil Usaha) baik
secara individual, maupun kombinasi dari kedua laporan tersebut.
c. Analisis Impas, yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan
yang harus dicapai oleh perusahaan/koperasi agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini dapat
diketahui tingkat penjualan minimal yang harus dicapai agar tidak rugi, tingkat
penjualan terendah utnuk mengambil keputusan menutup atau meneruskan usaha,
6
margin pengaman untuk mempertahankan tingkat keuntungan tertentu, atau pun
leverage operasi untuk mengetahui kemampuan bersaing dari perusahaan/koperasi
atas pesaingnya.
7
Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara
dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa
terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil
dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan
tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Menurut Sawir
(2003:144), dalam menilai kinerja keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan
perlu diketahui standar rasio keuangan tersebut. Menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan
(2003:31), dengan adanya standar rasio keuangan, perusahaan dapat menentukan apakah
kinerja keuangannya baik atau tidak. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan rasio
keuangan yang diperoleh dengan standar rasio keuangan yang ada. Pada umumnya, kinerja
keuangan perusahaan dikategorikan baik jika besarnya rasio keuangan perusahaan bernilai
sama dengan atau di atas standar rasio keuangan.
Menurut Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai
beberapa tujuan diantaranya:
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih.
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan
aset atau ekuitas secara produktif.
d. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam
menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari
kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu,
serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa
mengalami kesulitan atau krisis keuangan.
8
a. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Menurut Harahap (2009:301), rasio
likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktu-
waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk membayar yang berupa
aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban
yang harus segera dibayar berupa kewajiban-kewajiban lancar.
1) Rasio Lancar atau Current Ratio. Rasio lancar menunjukkan kemampuan
untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat menutupi
semua hutang lancar.
2) Rasio Cepat (Quick ratio). Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar
yang palingCurrent
likuid ratio
mampu= (Aktiva lancar
menutupi / Hutang
hutang Lancar
lancar. ) x 100%
Semakin besar rasio ini
maka semakin baik, rasio ini disebut juga dengan acid test ratio.
b. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai
dengan hutang. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap
rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko
keuangan perusahaan. Mengenai rasio-rasio leverage sebagaimana yang diutarakan.
1) Rasio Hutang Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio). Rasio ini menggambarkan
sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada
pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
2) Rasio Total Hutang (Total Debt to Assets Ratio). Rasio ini menunjukan sejauh
mana seluruh hutang dapat ditutupi oleh seluruh aktiva, lebih besar rasionya
maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh kreditur
dibandingkan dengan equity.
9
c. Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber dananya. Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang
dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan
penjualan dengan berbagai elemen aset. Elemen aset sebagai pengguna dana
seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif
dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut, karena rasio
aktivitas umunya diukur dari perputaran masing-masing elemen aset.
1) Receivable Turn Over. Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang.
Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan
cepat.
3) Fixed Asset Turn Over. Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva
berputar jika diukur dari nilai penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik
artinya kemamapuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi. Rasio ini
berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka
meningkatkan pendapatan.
10
5) Working Capital Turn Over. Rasio ini untuk mengukur tingkat perputaran
modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama
suatu periode siklus kas dari perusahaan.
d. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Rasio profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah
cabang dan sebagainya.
1) Net Profit Margin. Angka ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup
tinggi.
2) Gross profit margin. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba kotor dari penjualan.
4) Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih
diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Rasio ini mengukur
kemampuan seluruh aset dalam menghasilkan laba.
5) Return On Equity. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih
bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar maka akan semakin baik. Rasio
ini mengukur kemampuan modal diinvestasikan dalam menghasilkan laba.
11
Hasil analisis laporan keuangan bersumber dari :
1. Rasio Likuiditas
Perbandingan rasio Likuiditas PT. HM Sampoerna Tbk Tahun 2010
dan 2011
2. Rasio Solvabilitas
Perbandingan rasio solvabilitas PT. HM Sampoerna Tbk Tahun 2010
dan 2011
3. Rasio Aktivitas
Perbandingan rasio aktivitas PT. HM Sampoerna Tbk tahun 2010 dan
2011
12
total aktivitas
Perputaran 10,61 X 13, 72 X Naik Baik
aktivitas
tetap
Rata-rata 8, 3 hari 7, 4 hari Turun Baik
umur piutang
Perputaran 3,13 X 4, 22 X Naik Baik
persediaan
4. Rasio Profitabilitas
Perbandingan rasio profitabilitas PT. HM Sampoerna tahun 2010 dan
2011
Pembahasan
1. Rasio Likuiditas
Ditinjau dari rasio likuiditas secara keseluruhan keadaan perusahaan
berada dalam keadaan yang baik. Hal ini dapat kita lihat pada rasio
lancar, rasio cepat dan rasio kas bahwa pada dasarnya mengalami
kenaikan. Semakin tinggi atau besarnya nilai rasio likuiditas ini
menandakan bahwa keadaan perusahaan berada dalam kondisi baik
atau liquid. Liquid yaitu keadaan dimana perusahaan dinyatakan sehat
dan dalam keadaan baik karena mampu melunasi kewajiban jangka
pendek.
13
2. Rasio Solvabilitas
Semakin kecil rasio solvabilitas maka perusahaan dikatakan solvable
berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan
yang cukup untuk membayar semua hutanghutang nya. Seperti yang
dihasilkan oleh kedua jenis rasio solvabilitas menghasilkan hasil yang
menurun dari tahun 2010 dan 2011 yang artinya perusahaan
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban financialnya.
3. Rasio Aktivitas
Semakin kecil rasio ini, maka akan semakin buruk. Setiap tahunnya
perusahaan ini mengalami kenaikkan, ini berarti bahwa perusahaan
bekerja secara efisien dan likuid. Secara keseluruhan, untuk rasio
aktivitas pada dasarnya keadaan perusahaan masih dikatakan baik. Hal
ini dapat dilihat pada keempat rasio aktivitas menunjukkan adanya
peningkatan di setiap tahun.
4. Rasio Profitabilitas
Semakin besar rasio ini akan semakin baik bagi kinerja perusahaan.
Secara keseluruhan, untuk rasio profitabilitas ini perusahaan berada
dalam keadaan yang baik. Hal ini dapat kita lihat pada peningkatan
yang ada dalam data rasio profitabilitas. Peningkatan ini menunjukkan
bahwa keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan laba setiap tahun
semakin meningkat.
14
e. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
f. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan
datang.
Menurut Harahap (2009:298), keterbatasan analisis rasio itu adalah:
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan
pemakai.
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik seperti ini.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio.
d. Sulit jika data yang tersedia tidak singkron. Dua perusahaan yang dibandingkan bisa
saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika
dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
5. Kepatuhan Entitas
15
perundang-undangan dan pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan keuangan atau
dalam suatu laporan terpisah. Laporan auditor tentang kepatuhan didasarkan atas hasil
prosedur yang dilaksanakan sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. Adapun hal-hal
yang perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam pelaporan tentang kepatuhan adalah:
a. Laporan audit atas laporan keuangan harus (1) menjelaskan lingkup pengujian auditor
atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan atas pengendalian intern
dan menyajikan hasil pengujiannya, atau (2) mengacu pada laporan terpisah yang
berisi informasi tersebut.
b. Pelaporan ketidakpatuhan. Ketidakpatuhan material didefinisikan sebagai kegagalan
mematuhi persyaratan, atau pelanggaran terhadap larangan, batasan dalam peraturan,
kontrak, atau bantuan yang menyebabkan auditor berkesimpulan bahwa kumpulan
salah saji sebagai akibat kegagalan atau pelanggaran tersebut adalah material bagi
laporan keuangan.
c. Unsur pelanggaran hukum. Standar Audit mengharuskan auditor untuk melaporkan
hal-hal atau indikasi unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang dapat
berakibat ke penuntutan pidana. Namun, auditor tidak memiliki keahlian untuk
menyimpulkan tentang apakah suatu unsur pelanggaran hukum atau kemungkinan
pelanggaran hukum dapat berakibat ke penuntutan pidana. Auditor harus memahami
peraturan perundang-undangan yang mempunyai pengaruh langsung dan material
terhadap penentuan jumlah dalam laporan keuangan. Auditor mungkin memerlukan
jasa penasihat hukum dalam menentukan peraturan perundang-undangan yang
kemungkinan mempunyai dampak langsung dan material terhadap laporan keuangan,
merancang pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan menilai
hasil pengujian tersebut.
16
17