Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Onikomikosis adalah semua infeksi jamur pada kuku. Istilah onikomikosis
berasal dari Bahasa Yunani onyx berarti kuku dan mykes berarti jamur.
Kuku jari kaki 25 kali lebih sering terinfeksi daripada kuku jari tangan. Jari
kaki terpanjang, baik pertama ataupun kedua menopang bagian terberat
tekanan dan trauma dari alas kaki, lebih rentan terhadap invasi meskipun
infeksi kuku multipel juga sering terjadi.

Onikomikosis adalah kelainan kuku tersering pada dewasa, sekitar 15-40%


dari semua penyakit kuku. Prevalensi onikomikosis bervariasi 2-3% hingga
13% pada populasi barat. Prevalensi onikomikosis di Eropa dan
Amerika Utara berkisar antara 3-22% dan meningkat pada
pasien berusia lanjut. Kasus onikomikosis di Indonesia tidak
sebanyak yang ditemukan di Eropa dan Amerika Utara. Angka
kejadian onikomikosis di Indonesia sendiri belum terdata
dengan baik, di RSUP Dr Kariadi dari tahun 1994-98 didapati
pada 0,1% seluruh pasien baru. Dermatofita, yakni
Trichopyton rubrum, Trichopyton mentagrophytes dan
Epidermophyton, merupakan penyebab utama onikomikosis
di Eropa dan Amerika Utara, sedangkan di Indonesia
penyebab terbanyak adalah spesies Candida.

Infeksi jamur pada kuku dapat mendestruksi permukaan kuku. Onikomikosis


memiliki gambaran klinis yang berbeda-beda untuk setiap penyebabnya.
Onikomikosis juga berpengaruh signifikan pada kualitas hidup pasien.
Masalah yang berhubungan dengan onikomikosis antara lain rasa tidak
nyaman, kesulitan dalam memakai alas kaki dan berjalan, kosmetik, dan
rendah diri. Kuku yang terinfeksi dapat menjadi reservoir jamur yang
berpotensi menyebar ke kaki, tangan, dan paha. Penyakit jamur bersifat
menular dan dapat menyebar ke anggota keluarga lain jika tidak ditepati.

1
Onikomikosis dapat mengganggu integritas kulit dan menjadi celah masuknya
bakteri dan menyebabkan ulkus, osteomyelitis, selulitis, dan gangrene pada
pasien diabetes. Selain itu adanya sensitisasi jamur/antigen dermatofitik pada
lempeng kuku dapat menjadi predisposisi keadaan yang berhubungan dengan
onikomikosis seperti asma, dermatitis atopik, urtikaria, dan eritema nodosum.
Berdasarkan alasan tersebut, penulis merasa tertarik untuk menulis tinjauan
pustaka mengenai onikomikosis.

Oleh karena itu, penulis ingin melaporkan kasus onikomikosis yang terjadi di
RSAM agar pembaca dapat mengetahui etiologi, epidemiologi, gejala klinis,
cara mendiagnosis, tatalaksana, dan komplikasinya.

1.2 Status Pasien


Masuk Poli Kulit & Kelamin RSUD Dr. H. Abdul Moeloek :
Tanggal 27 Januari 2017
No. RM : 489488

A. IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : Ny. M
Usia : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pelita
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Suku Bangsa : Lampung

2
B. ANAMNESIS

Keluhan Utama:
Kuku jari tangan kanan dan kiri berlekuk-lekuk, berubah
warna menjadi putih kekuningan, dan tepi bebasnya
sebagian rusak sejak 1 tahun yang lalu.

Keluhan Tambahan:
Pasien mengatakan tidak ada keluhan lain.

Riwayat Perjalanan Penyakit:


Sejak 1 tahun SMRS pasien mengeluhkan keluhan yang mulanya timbul
bercak putih tipis pada ujung kuku ibu jari kedua tangan yang semakin
meluas kearah tepi dan pangkal kuku. Enam bulan SMRS kuku tampak
semakin suram, berlekuk-lekuk dan bagian tepinya pecah-pecah. Keadaan
ini meluas dan mengenai kuku jari-jari yang lain. Keluhan lain seperti
ujung jari bengkak, pernah mengeluarkan nanah, nyeri, kemerahan dan
gatal disangkal. Pasien juga mengatakan bahwa hanya kuku tangannya
yang menjadi seperti ini tanpa diikuti oleh kuku kaki. Keluhan lain pada
anggota tubuh yang lain disangkal. Keluhan ini sudah berulang beberapa
kali sejak 1 tahun terakhir namun belum pernah berobat ke dokter. Pasien
merupakan ibu rumah tangga yang hanya melakukan pekerjaan rumah
ringan seperti mencuci pakaian dan piring.

Keluhan ini dirasakan tidak sampai mengganggu aktivitas, namun pasien


khawatir karena tidak kunjung sembuh sehingga pasien datang ke
poliklinik RSUD Abdul Moeloek.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami keluhan serupa saat ia SD
dan SMA. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit seperti hipertensi,
diabetes, ataupun mudah terinfeksi.

Riwayat Penyakit Keluarga:


- Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama

3
- Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat alergi

Riwayat Higiene
Pasien mengaku higine diri, sanitasi tempat tinggal dan lingkungan sekitar
baik.

Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan sejak kambuh 1 tahun
lalu. Saat mengalami keluhan serupa pada waktu SD pasien sempat
mendapat pengobatan berupa salep namun lupa nama obatnya dan saat
SMA keluhan hilang sendiri tanpa diobati.

C. STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4 V5 M6
Vital sign
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 76 kali/menit
Pernafasan : 14 kali/menit
Suhu : 36,30 C
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 156 cm
Gizi : Cukup
Kepala
Rambut : tidak dapat diidentifikasi
Mata : konjungtiva ananemis (-), sclera anikterik,
madarosis (-), alopesia lateral (-)
Telinga : tidak dapat diidentifikasi
Hidung : deviasi septum (-), rinore (-), infiltrat(-)
Mulut : bibir kering dan pecah-pecah (-)
Leher
Inspeksi : simetris trakea ditengah, JVP meningkat (-)
Palpasi : Massa (-), pembesaran KGB (-)
Paru-paru
Inspeksi : gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri
Palpasi : fremitus taktil dan ekspansi simetris, massa (-)
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : redup

4
Auskultasi : bunyi jantung I II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : perut datar, massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+)
KGB : tidak ada pembesaran KGB

5
D. STATUS DERMATOLOGIS/VENEROLOGIS

No. Lokasi Status Dermatologik


1 Regio manus dextra Kuku tampak discoloration, berlekuk-
(digiti I-V) et sinistra lekuk transversal dan dijumpai
(digiti I-IV) kerusakan (onychodystrophy) pada tepi
dan distal kuku.

Gambar 1. Penampakan efloresensi regio manus dextra et sinistra

Gambar 2. Penampakan efloresensi pada digiti I manus dextra et


sinistra

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

6
Tidak dilakukan

F. RESUME
Ny. M berusia 42 tahun, sejak 1 tahun SMRS, merasakan timbul
bercak putih tipis pada ujung kuku ibu jari kedua tangan yang semakin
meluas ke arah tepi dan pangkal kuku. Enam bulan SMRS kuku tampak
semakin suram, berlekuk-lekuk dan bagian tepinya pecah-pecah. Keadaan
tersebut meluas dan mengenai kuku jari-jari yang lain. Keluhan lain
seperti ujung jari bengkak, pernah mengeluarkan nanah, nyeri, kemerahan
dan gatal disangkal. Pasien juga mengatakan keluhan tersebut hanya
dirasakan pada kuku tangan dan keluhan pada anggota lain disangkal.
Riwayat penyakit kencing manis, penyakit kulit lain, mudah terinfeksi,
alergi disangkal. Keluhan ini sudah berulang beberpa kali sejak 1 tahun
terakhir namun belum pernah berobat ke dokter. Keadaan serupa pernah
pasien rasakan saat SD yang sembuh dengan pemberian salep dan saat
SMA yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Pasien merupakan ibu
rumat tangga yang melakukan pekerjaan ringan seperti mencuci pakaian
dan piring.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit
ringan, kesadaran compos mentis, status gizi cukup, tanda vital dalam
batas normal. Regio kepala, regio thoraks, abdomen, KGB dan
ekstremitas dalam batas normal. Pada status dermatologis didapatkan
pada regio manus dextra et sinistra tampak kuku discoloration, berlekuk-
lekuk transversal, dijumpai kerusakan (onychodysthrophy) pada lateral
dan distal kuku.

G. Diagnosis banding
1. Onikomikosis
2. Psoriasis kuku
3. Lichen planus
4. Green nail syndrome ec pseudomonas infection
H. Diagnosis kerja
Onikomikosis

I. Penatalaksanaan
1. Umum :

7
Edukasi mengenai faktor resiko penyakit
Jaga kebersihan dan kelembaban kuku, hindari kontak dengan
air terlalu lama
Menjelaskan mengenai pengobatan; lama, frekuensi, ketepatan
dan monitoring tatalaksana
2. Khusus :
- Iatrokonazol 1 x 100 mg
- Vitamin C 1 x 500 mg
- Ketokonazol cream 2%

J. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kuku dengan KOH 20%
- Kultur
- Pemeriksaan histopatologi

K. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

Anda mungkin juga menyukai