Anda di halaman 1dari 19

SISTEM STARTER

A. Pengertian Sistem Starter


Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal
bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine
mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya
melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.

B. Fungsi Sistem Starter


Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak
tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater
pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat
melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula
harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
1. Tekanan kompresi
2. Gesekan pada semua bagian yang bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.

C. Jenis Sistem Starter


1. Starter Mekanik
Adalah starter yang digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter (starter
kaki), slenger (starter untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)
2. Starter Elektrik
Adalah starter yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak
digunakan pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.
3. Strarter Pneumatik
Adalah starter yang sumber tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai
pada mesin-mesin kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter jenis
ini.

D. Komponen Sistem Starter


1. Komponen Utama Sistem Starter
a. Saklar starter
Berfungsi mengalirkan arus listrik ke relay starter
b. Relay starter
Berfungsi mengalirkan arus yang besar ke motor starter
c. Motor starter
Berfungsi merubah tenaga listrik menjadi momen putar
Gambar II.1. Motor Stater
d. Batteray
Berfungsi sebagai sumber arus listrik
2. Komponen Motor Starter
a. Field Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat dari tembaga yang dililitkan pada core motor starter berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet, akan tetapi pada beberapa jenis sepeda motor biasanya pada
motor starter sudah dilengkapi dengan magnet permanen jadi tidak diperlukan field coil
(kumparan medan) untuk membangkitkan medan magnet.
b. Armature (jangkar)
Berfungsi merubah energy listrik menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar
atau sebagai penghasil momen putar.
Pada armature terdapat komutator yang bersentuhan langsung dengan brush yang
berfungsi sebagai terminal kumparan armature (jalan masuknya arus dari brush).
Gambar II.2. Armature
c. Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter) berfungsi sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke
terbuat dari logam yang berbentuk silinder.
Sedangkan pole core berfungsi untuk menopang field coil dan memperkuat medan
magnet yang ditimbulkan field coil.

Gambar II.3.Yoke, Pole Core, dan Field coil

d. Brush (Sikat)
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field
coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat
buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
Dua buah disebut dengan brush positif.
Dua buah disebut dengan brush negative.
Gambar II.4. Brush
e. Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus,
sehingga dapat berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengamandari armature coil
bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear

Gambar II.5. Starter Clutch


f. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari
roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuitmotor starter melalui
teminal utama.

Gambar II.6. Sakelar Magnet


g. Armetur Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan roda penerus.

Gambar II.7. Armetur Brake


h. Driver Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda
penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.

Gambar II.8. Driver Lever

E. Type Motor Starter


Motor Starter Pada Kendaraan Terbagi Menjadi beberapa type, antara lain :
1. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)

Gambar II.9. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)

a. Kelebihan
Motor starter tipe Konvensional memiliki kelebihan sebagai berikut:
Kontruksi pada motor starter tipe Konvensional Armaturenya seporos dengan pinion gear.
Karena letak gigi pinion seporos dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran
armature sama, jadi putarannya menghasilkan gaya yang besar.
b. Kekurangan
Motor starter tipe Konvensional memiliki kekurangan sebagai berikut:
Karena letak gigi pinion seporos dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran
armature sama, maka memerlukan tenaga listrik yang besar untuk menggerakkan engine.

2. Reduction Type Starter Motor


Gambar II.10. Reduction Type Starter Motor
a. Kelebihan
Kontruksi pada motor starter tipe reduksi armaturenya tidak seporos dengan gigi pinion tapi
putaran dari armaturenya di reduksikan (diturunkan) oleh idle gear sampai sepertiganya.
Maka putaran yang dihaslkan sangat kuat karena memilki idlle gear.
b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan) maka putarannya tidak cepat seperti
pada motor starter tipe konvensional.

3. Planetary Type Starter Motor

Gambar II.11. Planetary Type Starter Motor


a. Kelebihan
Sistem stater dengan motor stater tipe planetary pada prinsipnya sama dengan motor stater
tipe lainnya. Motor stater jenis planetary termasuk pada jenis motor stater reduksi karena
putaran armature diturunkan untuk mendapatkan tenaga putar yang lebih kuat. Mekanisme
penurun putaran motor stater jenis ini menggunakan unit roda gigi planetary. Reduksi model
planetary memungkinkan motor stater bekerja pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan
motor stater tipe konvensional. Kecepatan motor yang lebih tinggi menghasilkan torsi yang
lebih besar. Keuntungan dari motor stater jenis ini adalah lebih kompak, lebih ringan, dan
output torsi yang lebih ringan.
Komponen-komponen utama motor stater tipe ini secara umum sama dengan motor stater tipe
konvensional, namun ukuran aramature, kumparan medan dan lainnya lebih kecil. Perbedaan
yang mencolok pada motor stater tipe ini adalah komponen untuk mereduksi putaran motor
dengan unit roda gigi planetary. Unit gigi planetary terdiri dari beberapa komponen, yaitu
ring gear, gigi planetary, pembawa gigi planetary dan poros pembawa (carrier shaft).
Armature menghasilkan putaran yang tinggi. Putaran ini sebagai input pada sistem gigi
planetary. Output dari sistem roda gigi planetary adalah putaran yang lebih lambat
dibandingkan dengan putaran armature tetapi dengan torsi yang lebih tinggi.
Putaran gigi planetary akan menyebabkan poros pembawa ( poros gigi planetary ) juga ikut
berputar. Perbandingan gigi antara gigi poros armature : gigi planetary : gigi ring gear adalah
11 : 15 : 43 yang menghasilkan perbandingan reduksi sebesar 5, dengan demikian kecepatan
putaran poros armature akan turun menjadi 1/5 dari putaran poros armature sebenarnya.
b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan)oleh gigi planetary, maka putarannya
tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.

F. Prinsip Kerja Sistem Starter


1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan
listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan
magnet (M) di sekeliling kawat.
Gambar II.12. Medan Elektromagnetik

2. Kaidah Tangan Kiri Fleming


a. Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
b. Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
c. Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik

Gambar II.13. Kaidah Tangan Kiri Fleming

3. Prinsip Kerja Motor Stater


Sesuai dengan kaidah tangan kiri fleming. Jika di tengah tengah medan magnet dialirkan arus
listrik maka akan timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping , medan magnet dari
kutup utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah medan magnet diletakkan
konduktor yang dialiri arus, sehingga akan timbul gaya elektromagnetik yang menyebabkan
konduktor bisa berputar.
Gambar II.14. Prinsip Kerja Motor starter

G. Cara Kerja Sistem Starter


1. Pada Saat Motor Switch On (ST)

Gambar II.15.Pada Saat Motor Switch On (ST)


Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> hold coil -----> massaSehingga : Ada
kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)
b. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan pull coil -----> terminal C ----->
Kumparan Medan -----> anker -----> massaSehingga:
1) Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif
2) Pinion maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil, lewat kontak)
3) Main Swtch mulai terhubung
2. Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh

Gambar II.16.Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh


Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan -----> massa
b. Baterai -----> terminal B -----> terminal C -----> Kumparan medan -----> kumparan angker
-----> MassaSehingga:
Motor akan tertahan terkait dengan pinion dan berputar cepat (arus dari
battery langsung lewat main switch ke motor).
3. Pada Saat Starter Switch OFF

Gambar II.17.Pada Saat Starter Switch OFF

a. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan pull coil
-----> Hold coil -----> Massa
b. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan medan
angker -----> Massa
Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan bergerak
maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus

H. Sistem Listrik Starter Pada Mobil


Sistem Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup (start)
dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan
poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang sudah ada pada
saat ini, mobil pada umumnya menggunakan siatu motor listrik, digabungkan dengan
magnetic switch (solenoid) yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang
dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel (roda gila), sehingga ketika ring gear dapat
berputar maka secara otomatis poros engkol pun juga ikut berputar. Suatu motor starter harus
dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai atau
aki

Gambar II.18.Sistem Listrik Starter Pada Mobil

Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk
memberikan putaran awal untuk engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan
memutar fly wheel, dan poros engkol dapat berputar, sehingga engine mendapat putaran awal
dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus
pembakaran pada ruang bakar.
a. Komponen Sistem Starter Pada Mobil
1) Kunci Kontak / Sarting Switch
Fungsi starting switch atau yang dikenal juga dengan istilah kunci kontak berfungsi untuk
memutuskan dan menghubungkan baterai dengan komponen- komponen dalam sistem starter
dan komponen kelistrikan lainnya.

2) Baterai (Aki)
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi
kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem
pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya
3) Motor Starter
Motor Starter berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi gerak (mekanik), yang
digunakan untuk memutar engine (melalui poros engkol) pertama kali, untuk membatu
engine tersebut hidup.
4) Sekering (Fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan
tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.
5) Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghubung komponen komponen sistem kelistrikan pada mobil.
Untuk penghubung pada sistem starter biasanya digunakan kabel yang cukup besar karena
kabel tersebut juga dilewati arus yang cukup besar.Pada sistem pengapian yang dilengkapi
dengan balast resistor, biasanya sistem starter juga dilengkapi dengan dioda atau dengan
relay, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari baterai ke ignition coil tanpa melalui balast
resistor ketika pada saat starter, dan mencegah agar arus tidak kembali ke motor starter
setelah mesin hidup (posisi IG).

b. Cara kerja sistem starter pada mobil


1) Pada saat Kunci Kontak ON
Pada saat kunci kontak ON listrik dari terminal positif baterai akan mengalir menuju ke
terminal B pada switch magnet dari motor starter. Listrik akan dialirkan ke hold in coil pada
switch magnet sehingga akan timbul kemagnetan pada hold in coil. Kemagnetan pada hold in
coil ini akan membuat kontak plate akan tertarik dan terdorong maju karena gaya magnet dari
hold in coil tersebut dan membuat Terminal C dan terminal B pada switch magnet akan saling
terhubung. Dengan terhubungnya terminal C dan terminal B oleh kontak plate , maka aliran
listrik dari postif aki akan mengalir juga menuju terminal B. Sementara di saat kontak plate
maju tertarik , kontak plate juga akan menarik drive lever yang mengakibatkan starter clutch
terdorong dan mendorong pinion gear untuk berhubungan dengan fly whell. Aliran listrik di
terminal B akan diteruskan ke field coil, sehingga field coil akan menjadi magnet. Aliran
listrik juga akan diteruskan ke armature , sehingga armature pun ikut menjadi magnet.
Kemagnetan antara field in coil dan armature ini akan membuat armature coil berputar ,
sehingga pinion gear pun akan ikut berputar. Dengan berputarnya pinion gear ini akan
membuat flywheel pun ikut berputar.
2) Pada Saat Kunci Kontak OFF
Pada saat kunci kontak off, maka aliran listrik ke terminal B pada switch magnet dari
motor starter pun akan terputus yang mengakibatkan kemagnetan pada hold in coil hilang.
Dengan hilangnya kemagnetan pada field in coil maka kontak plate akan tertarik kembali ke
posisi semula oleh karena tekanan dari per yang ada pada switch magnet. Kembalinya kontak
plate pada posisi semula ini akan membuat drive lever akan kembali ke posisi semula yang
berakibat starter clutch dan pinion gear kembali ke posisi semula dan memutuskan hubungan
dengan flywheell. Sehingga flywheel yang berputar karena hasil tenaga dari pembakaran
pada ruang bakar , tidak akan membuat motor starter berputar , yang dapat membuat motor
starter menjadi rusak.

I. Sistem Listrik Starter Pada Motor


c. Komponen Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1) Baterai
Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik
tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem
pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik
dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem
yang memerlukannya.
2) Kunci Kontak,
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off)
rangkaian kelistrikan sepeda motor.
3) Relay Starter (Magnetic Switch)
Sebagai relay utama system starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan
yang disalurkan dari baterai ke motor starter.
4) Saklar Starter (Starter Switch),
Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi
ON.
5) Motor Starter,
Merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk
mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros
engkol untuk menghidupkan mesin.
Gambar II.19. Komponen utama Sistem Stater Elektrik pada Sepeda Motor
d. Prinsip KerjaSistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1) Saat Kunci Kontak Off
Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang
mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.
2) Saat Kunci Kontak On
a. Kunci kontak posisi ON, tetapi tombol starter tidak ditekan. Tombol starter tidak ditekan
(posisi OFF) menyebabkan arus dari sumber tegangan (baterai) belum mengalir ke sistem
starter sehingga sistem starter belum bekerja
b. Kunci kontak posisi ON dan tombol starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan (posisi
START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan
arus akan mengalir :Baterai Sekering Kunci Kontak (ON) Kumparan RelayStarter
Tombol Starter (START) massa.Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kemagnetan
pada kumparan relay starter sehingga menghubungkan arus utama starter dari baterai menuju
ke motor starter. Motor starter mengubah arus listrik dari baterai menjadi tenaga gerak putar,
kemudian memutarkan poros engkol mesin untuk menghidupkan mesin.

Gambar II.20. Rangkaian system stater sepeda motor Supra

Cara kerjannya adalah :


Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus mengalir :
BATTERAY POSITIF SEKRING KUNCI KONTAK RELAY STATER SAKLAT
STATER MASSA
Didalam relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan
relay stater, maka relay stater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan
menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor stater,
sehingga aliran arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF TERMINAL RELAY STATER MOTOR STATER MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan
mesin.
e. Mekanisme Penggerak / Penghubung Sistem Starter
Motor starter tidak terhubung secara langsung dengan poros engkol, melainkan
dihubungkan melalui mekanisme penggerak/ penghubung. Tujuan mekanisme
penghubung ini antara lain :
1. Meningkatkan momen putar motor starter melalui perbandingan/reduksi roda
gigi perantara, dan
2. Memungkinkan ditambahkannya mekanisme kopling satu arah yang akan
melepaskan hubungan putaran motor starter dengan poros engkol setelah mesin
hidup.
Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada
sepeda motor, yaitu:
1. Mekanisme penghubung menggunakan sprocket & rantai penggerak.
2. Mekanisme penghubung menggunakan roda gigi (gear).
f. Mekanisme Kopling Satu Arah
Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan
rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut berputar
pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah.
J. Pemeriksaan Perawatan Dan Perbaikan Sistem Starter
1. Pemeriksaan dan Perawatan Baterai
a. Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara
batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling
sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan.
b. Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260.
Apabila kurang, maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan apabila berat
jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat
jenis ideal.
c. Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi
dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya.

2. Pemeriksaan Relay Starter (Magnetic Switch)


a. Menekan tombol starter pada saat kunci kontak posisi ON.Kumparan relay starter
normal jika terdengar bunyi Klik dari dalam unit relay starter.
b. Apabila tidak ada bunyi Klik, lakukan pemeriksaan lanjut :
1) Mengukur tegangan yang keluar dari kumparan relay starter, menuju ke tombol
starter. Spesifikasi : Harus ada tegangan sekitar 12 V pada saat kunci Kontak posisi
ON.
2) Apabila tidak ada tegangan, lepaskan relay starter dari rangkaian, kemudian
periksa kontinuitas kumparan relay starter. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas.
c. Menghubungkan kumparan relay dengan baterai, kemudian memeriksa kontinuitas
antara kedua terminal besar relay. Spesifikasi :
1) Harus ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay pada saat kumparan relay
dihubungkan dengan baterai.
2) Tidak boleh ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay setelah hubungan
antara kumparan relay ke baterai dilepaskan.
3. Pemeriksaan Motor Starter
a. Melakukan pelepasan dan pembongkaran motor starter.
b. Melakukan pemeriksaan komutator terhadap perubahan warna. Lempengan
komutator yang berubah warna secara berpasangan menunjukkan adanya hubungan
singkat pada kumparan armatur.
c. Melakukan pemeriksaan bantalan, meliputi :
1) Cincin dalam bantalan harus duduk erat pada komutator.
2) Cincin luar bantalan harus berputar dengan halus tanpa suara.
d. Melakukan pemeriksaan kumparan armatur :
1) Memeriksa kontinuitas antar lempengan komutator. Spesifikasi : Harus ada
kontinuitas antar lempengan komutator.
2) Memeriksa kebocoran/kontinuitas kumparan armature dengan poros armatur.
Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
e. Memeriksa sikat-sikat :
1) Memeriksa Sikat-sikat terhadap keausan atau kerusakan. Batas servis : Panjang
sikat min. 3,5 mm.
2) Memeriksa pegas-pegas sikat terhadap keletihan atau keausan.
3) Memeriksa hubungan singkat terminal kabel dengan pemegang sikat (body).
Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
4) Memeriksa kontinuitas terminal kabel dengan sikat. Spesifikasi : Harus ada
kontiunitas.
4. Pemeriksaan Mekanisme Kopling Satu Arah
a. Melepas kopling starter dengan terlebih dahulu mengeluarkan oli pelumas mesin,
melepas alternator dan mekanisme penghubung sistem starter ke poros engkol.
b. Memeriksa sil debu terhadap keausan/kerusakan.
c. Memeriksa bantalan jarum, bantalan harus dapat berputar halus tanpa suara
berisik.
d. Memeriksa penggelinding kopling satu arah, tutup pegas dan pegas terhadap
keausan/kerusakan.

http://dokterotomotif1.blogspot.co.id/2014/05/sistem-starter.html
SISTEM STARTER
Nama : Herry Irawan
Kelas : XII TKR 2

SMK NEGERI 2 KAB. TEBO


2016/2017

Anda mungkin juga menyukai