Anda di halaman 1dari 7

Definisi Mineral

Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral, meliputi pengenalan karakteristik
fisik, komposisi kimia, pengelompokan, hingga proses pembentukannya. Mineral termasuk
benda mati yang terdapat di alam, sedangkan bagian lainnya yang ada di alam adalah
makhluk hidup dan tanaman. Perbedaan diantara keduanya adalah mineral tidak dapat
berkembang biak seperti makhluk hidup

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara organik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu, dan mempunyai atom-atom yang
tersusun secara teratur. Benda padat homogen artinya bahwa mineral hanya terdiri atas satu
fase padat, hanya satu macam material, yang tidak dapat diuraikan menjadi senyawa-senyawa
yang lebih sederhana oleh suatu proses fisika. Oleh karena itu, cairan dan gas-gas tidak
termasuk mineral. Air bukan mineral kecuali dalam bentuk padat.

Mineral terbentuk secara organik, artinya benda-benda padat homogen, yang dihasilkan oleh
binatang dan tumbuh-tumbuhan tidak termasuk mineral. Kuil tiram dan mutiara di dalamnya,
meskipun terdiri dari kasium karbonat yang tidak dapat dibedakan secara kimia maupun
fisika dari mineral aragonit, tidak dianggap sebagai mineral. Mineral mempunyai komposisi
kimia pada batas-batas tertentu artinya bahwa mineral itu merupakan senyawa kimia.
Senyawa kimia mempunyai komposisi pada batas-batas tertentu yang dinyatakan dengan
suatu tumus. Rumus kimia mineral dapat sederhana maupun komplek, tergantung dari
banyaknya unsur-unsur yang ada dan proporsi kombinasinya.

Mutiara adalah suatu benda keras yang diproduksi di dalam jaringan lunak (khususnya
mantel) dari moluska hidup. Sama seperti cangkang-nya, mutiara terdiri dari kalsium
karbonat dalam bentuk kristal yang telah disimpan dalam lapisan-lapisan konsentris. Mutiara
yang ideal adalah yang berbentuk sempurna bulat dan halus, tetapi ada juga berbagai macam
bentuk lain. Mutiara alami berkualitas terbaik telah sangat dihargai sebagai batu permata dan
objek keindahan selama berabad-abad, dan oleh karena itu, kata mutiara telah menjadi
metafora untuk sesuatu yang sangat langka, baik, mengagumkan, dan berharga.

Mutiara sangat mahal harganya kalau di jual dan dijadikan perhiasan sangat bagus untuk
dunia fashion. Mutiara berharga terdapat di alam liar, tapi dalam kuantitas yang sangat jarang.
Mutiara budidaya atau mutiara yang berasal dari tiram merupakan mayoritas dari mutiara-
mutiara yang dijual di pasaran. Mutiara laut dihargai lebih tinggi dari mutiara air tawar. Yang
banyak dijual dengan harga murah adalah mutiara imitasi, tapi kualitasnya biasanya jelek.
Secara umum, mutiara imitasi dapat dengan mudah dibedakan dari mutiara asli. Mutiara
banyak dibudidaya untuk digunakan sebagai perhiasan. Namun pada masa lalu, mutiara juga
digunakan sebagai hiasan pada pakaian-pakaian mewah. Mutiara juga bisa dihancurkan dan
digunakan dalam kosmetik, obat-obatan, atau dalam formula cat.

Mutiara yang dianggap berkualitas hampir selalu berwarna-warni dan menyerupai mother of
pearl, seperti interior kulit yang memproduksi mereka. Namun, hampir semua jenis moluska
bercangkang mampu menghasilkan mutiara yang sedikit kurang bersinar atau berbentuk
kurang bulat seperti bola. Meskipun mereka mungkin juga sah disebut sebagai mutiara oleh
laboratorium gemologi dan juga di bawah aturan US Federal Trade Commission dan
terbentuk dengan cara yang sama, kebanyakan dari mereka tidak bernilai, kecuali sebagai
barang antik.

Hampir semua moluska bercangkang bisa menghasilkan beberapa jenis mutiara, melalui
proses alami, ketika suatu obyek mikroskopis terperangkap di dalam mantel lipatan moluska,
tetapi sebagian besar dari mutiara tidak dihargai sebagai batu permata.

Sebuah mutiara alami terbentuk tanpa intervensi manusia sama sekali, di alam liar, dan sangat
jarang terjadi. Kira-kira ratusan kerang mutiara harus dikumpulkan dan dibuka, dan dengan
demikian dibunuh, hanya untuk menemukan satu mutiara liar, dan selama berabad-abad
itulah satu-satunya cara untuk memperoleh mutiara. Ini adalah alasan utama mengapa mutiara
termasuk sangat berharga pada masa lalu. Mutiara budidaya, di sisi lain, merupakan salah
jenis mutiara yang dibentuk dengan melibatkan manusia, di sebuah peternakan mutiara.

Tiram mutiara
Tiram mutiara (Familia Pteriidae) adalah penghasil mutiara yang paling umum
dibudidayakan untuk mutiaranya.

Jenis-jenis tiram mutiara ini adalah:

Pinctada maxima

Pinctada margaritifera

Pinctada fucata

Pteria penguin

Sedangkan moluska penghasil mutiara di air tawar dihasilkan oleh beberapa jenis remis
seperti:

Margaritifera margaritifera

Hyriopsis cumingii

Cristaria plicata

Bagaimana mutiara dihasilkan?

Cara Kerang Menghasilkan Mutiara

Kerang termasuk kedalam fillum mollusca merupakan hewan triploblastik selomata yang
bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa
cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi.

Hewan ini memiliki ciri tubuh tidak bersegmen. Simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari
kaki muskular, dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai
dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali dan membor substrat, atau
melakukan pergerakan. Kerang dikenal sebagai pengahasil mutiara.

Proses pembuatan mutiara

1. Rekayasa
Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation,
yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging
kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama saibo) ke dalam kerang mutiara. Organ
mantel ini diambil oleh individu kerang mutiara yang lain dan berperan sebagai donor.
Berdasarkan penelitian, pemilihan donor yang baik akan menentukan kualitas mutiara yang
dihasilkan terutama dari segi warna, bentuk dan kilau mutiara. Inti dan irisan mantel ini
ditempatkan di dalam gonad kerang setelah sebelumnya dibuat irisan kecil pada dinding
gonad.

Irisan daging mantel akan membentuk kantung mutiara (pearl sac) dan nantinya akan
memproduksi nacre. Proses ini dikenal sebagai biomineralisasi, sama halnya dengan proses
pembentukan tulang pada manusia dan hewan bertulang belakang lainnya. Nacre adalah
bagian permukaan yang berkilau dari mutiara atau juga dinding bagian yang berkilau
dalam kerang. Pada bagian dalam kerang, nacre diistilahkan sebagai Mother of Pearl (ibu
dari mutiara) sedangkan nacre yang melekat di inti disebut mutiara. Kualitas nacre yang
dihasilkan menjadi penentu kualitas mutiara secara keseluruhan.

Proses penyisipan merupakan bagian kecil dari rangkaian proses budidaya yang panjang
sejak penentuan lokasi budidaya sampai pada penanganan pasca panen. Prinsip proses
penyisipan ini didasarkan atas bagaimana terbentuknya mutiara secara alami dimana
kerang akan membungkus irritant yang tidak dapat dihindari dengan nacre. Prinsip kerja ini
sama bila kerang mengalami kerusakan cangkang, mereka akan segera menutup lubangnya
dengan nacre sehingga mencegah tubuh lunaknya terekspos. Namun sejauh ini belum ada
bukti bahwa mutiara alami terbentuk karena masuknya butir pasir ke dalam tubuh kerang.
Asumsi kuat yang menunjang terbentuknya lapisan nacre ini adalah adanya virus seperti
yang ditemukan pada beberapa jenis kerang mutiara yang dibudidayakan.

2. Secara alami

Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang
mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau
benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga
jadilah mutiara. Terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat
irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara
terbentuk karena adanya bagian epithelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel
tersebut. Bagian epithelium mantel ini bertugas mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada
bagian dalam cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang.

Teory irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang
dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka cangkang dan
menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian
remah eptiheliumpun masuk ke dalam rongga mantel. Teory irritant juga mengungkapkan
bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang biasanya menempati
moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke organisme lain.

Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa
bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam
rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung
mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka
epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah
sebelumnya membentuk kantung mutiara. Sementara teori yang kedua adalah masuknya
partikel padat ke dalam rongga mantel.

Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat
kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat
dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya. Epithelium ini akhirnya membungkus partikel
padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan
mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada
bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara
walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang dibedah,
menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.

TAMBAHAN

Walaupun masih ada usaha pencarian mutiara dari alam, namun kebanyakan mutiara yang
berada di pasaran saat ini adalah hasil rekayasa manusia. Rekayasa ini ditemukan oleh
orang Jepang, Mikimoto di awal abad yang lalu. Mengingat begitu potensialnya mutiara
sehingga Jepang tetap menjaga rahasia ini sampai akhir tahun 80-an. Sehingga tidak heran
bila Jepang mengembangkan usahanya di negara-negara lain di kawasan pasifik dan lautan
Hindia seperti Indonesia dengan tetap menggunakan teknisinya. Walaupun demikian,
Indonesia sebagai areal potensial budidaya bagi hampir semua jenis kerang mutiara telah
menjadi salah satu negara penghasil mutiara utama dunia bersama Jepang, China dan
Australia.

Mutiara hasil budidaya

Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara jauh hari sebelumnya sudah mengalami proses
yang disebut weakening (membuat kerang mutiara menjadi lemah). Proses ini biasanya dari
2 minggu sampai sebulan tergantung jenis dari kerang mutiara. Proses ini dimaksudkan
supaya kerang mutiara akan akan mengalami stress dan memasuki fase reproduksi dengan
cepat sehingga apabila operasi dilaksanakan gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam
keadaan penuh maka kegiatan operasi akan menyulitkan dan bahkan banyak mengalami
kegagalan. Proses weakening ini bisa dengan menutup kerang mutiara dengan sarung yang
berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring atau bahkan kerang mutiaranya
ditumpuk bersama kemudian dibungkus dengan sarung berpori kecil. Dalam kondisi ini,
kerang mutiara masih bisa bertahan hidup walau makanan dalam partikel yang lebih besar
sudah tak ada lagi. Setelah proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi
dilaksanakan di darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki. Mereka
ditumpuk bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan oksigen
yang rendah. Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara masih sangat kuat
untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam gonadnya. Bahkan untuk jenis
kerang terbesar P. Maxima, otot mereka sangat kuat bila tak melewati proses weakening
sehingga cangkangnya sangat susah dibuka. Pada saat-saat tertentu air dikeluarkan dari
tanki sehingga memaksa kerang untuk membuka cangkangnya. Saat kerang membuka
cangkang peg (pengganjal) disisipkan diantara kedua cangkang kemudian kerang siap
dioperasi. Pada saat tanpa air, kerang akan membuka cangkang sementara mantelnya akan
tertarik ke dalam. Hal ini memudahkan kegiatan pegging karena saat ditutupi air kerang
akan membuka cangkang namun bagian tepinya akan tertutup mantel, akibatnya apabila
dilakukan pengganjalan maka peg akan melukai mantel kerang.

Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami dengan sebuah
nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi terlatih akan menyiapkan inti
mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari cangkang kerang lain dan potongan mantel
atau disebut juga saibo yang diambil dari kerang mutiara lain. Pemilihan donor ini
mempertimbangkan warna dan kualitas nacre Mother of Pearl-nya (yang terdapat pada
bagian sisi dalam cangkang kerang). Awalnya sang teknisi akan membunuh kerang donor
dengan hati-hati agar supaya tak menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka
mantel akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor dilakukan
dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot aduktor dari kerang
donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar mati sehingga saat bagian
mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya dipotonglah bagian mantel yang
menempel pada kedua cangkang dan mantel tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira
3 x 3 mm). Bagian mantel yang dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga
kerang donor disebut juga kerang saibo. Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah
dipegging (ditempatkan pasak antara kedua cangkang). Kerang penerima ini ditempatkan
sedemikian rupa agar mudah dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka cangkang
lebar-lebar, kemudian teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad dan kaki dari kerang
sebagai tempat masuknya inti dan saibo. Ukuran Intipun dipilih sesuai dengan ukuran
gonad. Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-dalamnya ke dalam gonad kemudian disusul
dengan satu lembar saibo. Lembar saibo ini ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di
inti dengan bagian ectoderm (yang berisi epithelium penghasil nacre) menghadap inti.
Karena bila terbalik maka kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu
kerangpun ditempatkan ke keranjang atau panel dan akhirnya dikembalikan ke laut. Teknik
operasi dan pasca operasi bervariasi setiap perusahaan mutiara. Pada prinsipnya, dengan
menerapkan teknik-teknik tertentu, kerang mutiara tak akan menendang keluar inti yang
disisip dan akhirnya bisa menghasilkan mutiara bulat yang berkualitas baik. Proses
pemilihan kerang untuk penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan umur kerang
dan masa reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka gonadnya akan penuh,
sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti. Kemampuan teknisi akan menentukan
kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.

Anda mungkin juga menyukai