Anda di halaman 1dari 6

Mutiara Si Cantik dari Raja Ampat

Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono


Magister Biologi, Universistas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro No. 52-60,
Salatiga-Jawa Tengah 50711
Tlp: +62 298321212, Fak: +62 29832143
Email: acatuheteru@yahoo.co.id

Pendahuluan

Kabupaten Raja Ampat memiliki kekayaan alam bawah laut yang beraneka ragam yang
dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir, salah satunya adalah kerang mutiara. Mutiara adalah
barang yang berharga, indah dan sangat disukai oleh banyak orang, khususnya kaum hawa, yang
ingin memilikinya karena dapat menjamin masa depan bagi yang memilikinya. Bentuk mutiara
Raja Ampat bagus, berkualitas dan harganya bervariasi, mulai dari Rp. 100.000 hingga jutaan
rupiah pergramnya. Omset besar yang didapat dari penjualan mutiara mejadikan bisnis mutiara
sangat menggiurkan.

PT Yellu Mutiara yang berdiri pada tahun 1994, adalah perusahaan yang pertama
bergerak di bidang jasa pembudidayaan kerang mutiara. Perusahan tersebut berada di daerah
Yellu, dan lokasi-lokasi pembudidayaanya merupakan kawasan dari Yellu. Perusahan tersebut
memiliki karyawan tidak begitu banyak, karena pada saat didirikan masyarakat belum begitu
paham akan mutiara sebagai barang yang berharga sehingga tidak begitu menyukai. Seiring
dengan berjalannya waktu, kalangan masyarakat sudah mengetahui betapa pentingnya memiliki
sebutir mutiara karena sangat berharga, sehingga masyarakat antusias untuk bekerja pada
erusahaan tersebut. Kini perusahaan tersebut memiliki karyawan sekitar 100 lebih dan menjadi
perusahaan mutiara yang terkenal baik di dalam maupun luar negeri.

Penduduk Misool menyebut kerang mutiara sebagai mustika. Mustika adalah sebutan
untuk kerang mutiara yang cantik yang banyak diminati oleh banyak orang. Orang Waigeo
menyebutnya sebagai waumis bepyoper, waumis sebutan untuk kerangnya dan bepyoper adalah
mutiara. Berbeda dengan orang Waigeo, orang Bantanta menyebutnya sebagai inkyunbe.

Misool merupakan pulau yang berada di bagian Selatan Kabupaten Raja Ampat. Pulau
tersebut merupakan penghasil mutiara terbesar di kabupaten itu. Beberapa lokasi menghasil
mutiara, di antaranya Perusahaan 35, Mate, Kabalam, dan Selat Pana-pana. Proses
1
pembudidayaan di daerah tersebut sudah berlangsung sejak lama dan para pembudidaya tampak
sangat antusias di lokasi-lokasi tersebut.

Mutiara, sejenis batu permata dengan bentuk yang bervariasi, adalah hasil biomineralisasi
(proses pembentukan komposit padatan organik-anorganik) dalam tubuh kerang, di antara dua
cangkang (Gambar 1). Mutiara alami terbentuk karena adanya benda asing masuk ke dalam
tubuh hingga terjadi iritasi. Selanjutnya, terjadi proses mempertahankan diri sehingga
menghasilkan nacre (kulit mutiara).

A B

Gmbar 1. A. Cangkang dibuka

B. Butiran mutiara di antara cangkang

Si Cantik dalam Pingitan

Kerang termasuk dalam filum moluska, merupakan hewan triploblastik Selomata yang
bertubuh lunak. Di dalamnya termasuk semua hewan lunak, dengan ataupun tanpa cangkang,
yaitu berbagai jenis siput, kiton, kerangk-kerangan, serta cumi. Kerang tersebut memiliki ciri
tubuh tidak bersegmen, bilateral simetri, tubuhnya terdiri dari jaringan ikat dengan kepala yang
berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di
substrat, menggali dan membor substrat, atau melakukan pergerakan.

Mutiara terbentuk akibat adanya iritan yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara.
Fenomena adanya iritan ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke
dalam mantel, kemudian benda ini akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara
teoritis, (Strack 2006), mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua cara yaitu
akibat iritan dan masuknya partikel padat ke dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara

2
terbentuk karena adanya bagian epitelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut.
Bagian epithelium mantel tersebut bertugas mengeluarkan atau mendeposisikan nacre pada
bagian dalam cangkang kerang di samping membentuk keseluruhan cangkang.

Teori iritan mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel kerang dimakan
oleh ikan. Kejadian tersebut dimungkinkan ketika kerang akan membuka cangkang dan
menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah
epitelium pun masuk ke dalam rongga mantel. Selain itu, mutiara terbentuk akibat masuknya
cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya (sebagai inang
sementara), kemudian berpindah ke organisme lain. Bila cacing tersebut merusak dan memasuki
rongga mantel, sehingga kerang berperan sebagai inang definitif, selanjutnya cacing tersebut
tanpa sengaja membawa bagian epitelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila
cacing mati dalam rongga mantel, maka akan dibungkus oleh epitelium, membentuk kantung
mutiara dan akhirnya terjadilah mutiara. Kalaupun cacing dapat melepaskan diri, maka epitelium
yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya
membentuk kantung mutiara. Sementara itu teori kedua adalah masuknya partikel padat ke
dalam rongga mantel. Partikel padat terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air.
Saat kerang tersebut tidak bisa mengeluarkannya, partikel tersebut dapat saja masuk ke rongga
mantel. Saat masuk, epitelium juga ikut bersamanya. Epitelium tersebut akhirnya membungkus
partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara akhirnya mendeposisikan
nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sampai sekarang belum ada bukti ilmiah yang
mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara.

Faktor-faktor Lingkungan Perairan

Kondisi dan kualitas perairan di lokasi usaha budidaya sangat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan, ukuran dan kualitas mutiara. Kondisi dan kualitas air yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Dasar perairan
Dasar perairan yang cocok adalah berkarang atau mengandung pecahan-pecahan karang.
Dapat juga dipilih dasar perairan yang terbentuk akibat gugusan karang yang sudah mati atau
gunungan-gunungan karang.

3
b. Arus air
Lokasi yang cocok untuk budidaya kerang mutiara ialah yang terlindung dari arus yang
kuat. Selain itu, pasang surut yang terjadi harus mampu menggantikan massa air secara total dan
teratur, sehingga ketersediaan oksigen terlarut maupun plakton segar dapat terjamin.
c. Salinitas
Biasanya pada salinitas yang terlalu tinggi, warna mutiara menjadi keemasan. Tetapi
pada salinitas di bawah 14o/oo atau di atas 55o/oo dapat mengakibatkan kematian kerang yang
dipelihara secara massal. Kerang mutiara mampu bertahan hidup pada kisaran salinitas yang
luas, yaitu antara 20–50o/oo. Adapun salinitas yang terbaik untuk pertumbuhan kerang adalah 32–
35o/oo.
d. Suhu
Indonesia termasuk dalam daerah tropika basah atau daerah hangat lembap yang ditandai
oleh kelembapan udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%), curah hujan yang tinggi,
serta suhu rata-rata tahunan di atas 18oC, biasanya sekitar 23oC dan dapat mencapai 38oC dalam
musim kemarau. Pertumbuhan kerang yang baik dicapai pada suhu antara 28–30oC.
e. Kecerahan air
Banyak sedikitnya sinar matahari yang menembus ke dalam perairan sangat tergantung
dari kecerahan air. Lama penyinaran akan berpengaruh pada proses pembukaan dan penutupan
cangkang. Cangkang kerang akan terbuka sedikit apabila ada cahaya, dan terbuka lebar apabila
gelap. Untuk pemeliharaan kecerahan air yang baik antara kedalaman 4,5–6,5 m.

Budidaya Mutiara

Dalam proses pembentukan mutiara hasil budidaya, kerang harus mengalami proses
pengoperasian, yaitu kerang harus dioperasi, dan sebelumnya telah menjalani proses yang
disebut weaking (melemahkan kerang). Dalam proses tersebut, kerang ditutup dengan sarung
yang berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring, atau bahkan kerang mutiara
ditumpuk bersama, kemudian dibungkus dengan sarung berpori kecil. Kerang mutiarapun akan
kehabisan cadangan makanan. Proses tersebut dilakukan selama 2 minggu hingga sebulan,
tergantung dari jenis kerang mutiara, tujuannya agar kerang mutiara memasuki masa stress.
Stress pada mutiara akan mempercepat masuknya kerang ke fase reproduksi, sehingga ketika
akan dioperasi, gonad kerang sudah kosong, karena bila gonad penuh dengan sel kelamin maka
akan menyulitkan kegiatan operasi. Berikutnya adalah proses pemaksaan kerang membuka

4
cangkangnya. Saat kerang membuka cangkang, peg (pengganjal) disisipkan di antara kedua
cangkang kemudian kerang siap dioperasi.

Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya mutiara alami dengan sebuah
nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang teknisi terlatih akan menyimpan inti
mutiara yang biasanya bulat dan berasal dari kerang lain, dan potongan mantel atau disebut juga
saibo, yang diambil dari kerang mutiara lain. Pemilihan kerang donor tersebut
mempertimbangkan warna dan kualitas nacre sebagai Mother of pearl-nya (yang terdapat pada
bagian sisi dalam cangkang kerang).

Awalnya teknisi akan membunuh kerang donor dengan hati-hati agar supaya tak
menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka mantel akan berkeriput akibat reaksi dari
si kerang. Membunuh kerang donor dilakukan dengan menyisipkan pisau di antara kedua
cangkang dan memotong otot aduktor. Saat kedua cangkang terpisah, kerang didiamkan sampai
benar-benar mati bila bagian mantelnya disentuh tidak ada reaksi lagi. Selanjutnya, bagian
mantel yang menempel pada kedua cangkang dipotong kemudian mantel tersebut dipotong lagi
hingga ukurannya sekitar 3x3 mm. Potongan mantel kecil yang disiapkan untuk disisipkan yang
disebut saibo, sehingga kerang donor disebut juga kerang saibo. Saat operasi penyisipan kerang
akseptor (penerima) sudah di pegging (penempatan pasak antara kedua cangkang).

Gambar 2. Persiapan saibo pada kerang mutiara yang tengah dioperasi

Ukuran inti dipilih sesuai dengan ukuran gonad. Selanjutnya intipun dimasukkan
sedalam-dalamnya ke dalam gonad kerang akseptor, kemudian disusulkan dengan satu lembar
saibo. Lembar saibo tersebut ditempatkan sedemikian rupa agar melekat di inti dengan bagian
ektoderm (yang berisi epitelium penghasil nacre) menghadap inti, karena bila terbalik maka
kemungkinan terbentuk mutiara bulat sangat kecil. Setelah itu, kerang ditempatkan ke keranjang
atau panel dan akhirnya dikembalikan ke laut sampai mutiara siap panen. Sebelum panen mutiara

5
yang di bawa ke laut membutuhkan proses pembersihan setiap bulan untuk menghindarkan dari
kotoran yang menempel pada kulit cangkang agar tidak masuk saat kerang membuka
cangkangnya.

Produk mutiara perusahaan PT Yellu Mutiara bervariasi yaitu bentuk bulat besar seperti
kelereng, ceper, sampai bulat kecil. Mutiara yang bulat besar merupakan mutiara yang baik dan
biasa diekspor luar negeri, sedangkan bentuk yang ceper dan bulat kecil hanya untuk dijual di
dalam negeri. Mutiara-mutiara tersebut memiliki warna yang berbeda, yaitu kuning mengilap,
ungu, hingga putih dan merah muda. Tempat pemasaran utama mutiara tersebut, yaitu Jakarta,
Surabaya, Makasar, Kendari, Bandung, dan Bali.

Penutup

Mutiara merupakan salah satu jenis komoditas sektor kelautan yang bernilai ekonomis
tinggi serta memiliki prospek pengembangan usaha di masa mendatang. Potensi mutiara dari
Indonesia khususnya di Raja Ampat yang diperdagangkan di pasar dunia masih memiliki
peluang besar untuk ditingkatkan. Di samping itu, sumber daya kelautan Indonesia masih terbuka
lebar untuk dikembangkan, baik dilihat dari ketersediaan areal budidaya, tenaga kerja yang
dibutuhkan, maupun kebutuhan akan fasilitas dan peralatan dalam budidaya mutiara. Lokasi
yang cocok untuk budidaya kerang mutiara sudah tersedia di Raja Ampat, dan perlu dijaga
kelestariannya.

Bibliografi

Gustaf, M. 2007.http://mutiara-mutiara.blogspot.com/2007/01/bagaimana-mutiara-dihasilkan.
Nailly, S., 2012. http://ronapearl. Blogspot.com/2012/08/proses-terbentuknya-butiran-mutiara.
Strek, E. 2006. http://www.pearl-guide.com/pearl-grading.(tgl 20-11-2006)
Sutaman.1993. Teknik Budidaya dan Proses Pembuatan Mutiara. Kanisius.Yogyakarta.
Winarno, F.G. & Nuryani D. K. 2012. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya–All right–See
more at: http://www.atmajaya.ac.id/web/KontenUnit.aspx?gid=berita-unit &
ou=penerbit&cid=budidaya-kerang-mutiara#sthash.wfbI0loh.dpuf

Anda mungkin juga menyukai