Anda di halaman 1dari 7

PROSES PEMBUATAN MUTIARA DI DALAM

KERANG SECARA ALAMI DAN BUATAN

DIBUAT DAN DISUSUN OLEH :

ARYASUTA AL MUSTHOFA / X MIPA 2 / 04

LAPORAN INI DIBUAT DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS


SEKOLAH MATA PELAJARAN BIOLOGI

SMA NEGERI 4 SEMARANG


BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum mempelajari bagaimana mutiara dalam kerang itu terbentuk, kita harus
mengetahui apa itu ‘Kerang sebenarnya. Dan apa itu mutiara, supaya tidak terjadi kesalah
pahaman dalam penjelasan mengenai pembentukan mutiara dalam kerang.

A. KERANG

Kerang adalah salah satu biota laut yang tidak memiliki tulang belakang yang termasuk
kedalam hewan betubuh lunak. Kerang memiliki 2 cangkang keras pada bagian atas dan
bawah yang bertujuan untuk melindungi tubuhnya dari ancaman yang berbahaya.

Habitat utama kerang berada di perairan pantai yang memiliki pasir berlumpur
berkedalaman kurang lebih 4 – 6 meter dan perairan yang relatif tenang. Sehingga kerang
sering sekali di temukan di pesisir pantai. Selain itu kerang juga dapat ditemukan di daerah
muara, hutan mangrove, serta padang lamun. Pada umumnya kerang hidup berkelompok dan
terbenam dalam pasir lumpur.

Kerang memiliki banyak variasi seperti hewan lainnya. Yakni, Kerang Darah (Tegillarca
granosa), Kerang Hijau (Perna viridis), Kerang Bulu (Anadara antiquata), Kerang Batik
Paphia undultata), Kerang Kampak (Atrina pectinata), Kerang Baling-baling (Tridos
tortuosa), dan Kerang Mutiara (Pinctada maxima).

B. MUTIARA

Mutiara merupakan suatu permata berbentuk bulat dan keras dan sering digunakan dalam
dunia kecantikan (Kosmetik). Mutiara diproduksi oleh jaringan lunak yang ada dalam hewan
Mollusca hidup. Mutiara tersusun atas kalsium karbonat dalam bentuk Kristal yang telah
disimpan dalam lapisan-lapisan konsentris. Pada umumnya mutiara berbentuk bulat
sempurna dan halus, namun ada juga bentuk bentuk lain.

Kebanyakan jenis mutiara memiliki harga nilai yang tinggi sehingga menjadikannya
sebagai salah satu dari jenis batu permata yang bernilai. Selain sebagai perhiasan mutiara
juga sering dikaitkan pada hal-hal yang bermakna indah, elok, cantik, dan berbagai hal terkait
dengan keindahan. Hampir semua moluska bercangkang bisa menghasilkan beberapa jenis
mutiara, melalui proses alami, ketika suatu objek mikroskopis terperangkap di dalam mantel
lipatan moluska, tetapi sebagian besar dari mutiara tidak dihargai sebagai batu permata.
BAB II

PEMBAHASAN

Setelah kita memahami apa itu kerang dan mutiara, kita akan membahas bagaimana
mutiara itu terbentuk dalam suatu kerang. Ada 2 cara untuk membentuk sebuah mutiara pada
kerang. Yakni dengan cara alami dan cara buatan.

A. ALAMI

Secara alami, sebenarnya pembentukan mutiara adalah sebuah upaya pembelaan diri
tiram (kerang mutiara) terhadap objek-objek dari luar yang mengancam tiram tersebut. Lalu
nantinya objek-objek tersebut menyebabkan rasa sakit pada tiram, sehingga tiram berusaha
mengeluarkan objek tersebut dengan menggunakan getah pada tubuhnya.

Jadi proses bermula ketika objek asing seperti pasir, parasit, atau material organik lainnya
menyusup masuk melalui cangkang tiram yang terbuka, dan mengenai bagian mantel, yaitu
lapisan yang berfungsi melindungi bagian dalam tiram. Namun tidak menutup kemungkinan
objek asing tersebut dapat melukai tiram.

Lalu, tubuh tiram menganggap objek asing tersebut sebagai ancaman. Sehingga mantel
dari tiram tersebut, menghasilkan suatu lapisan yang disebut nacre atau yang dijuluki juga
sebagai “Ibu Mutiara” yang menyelubungi objek asing tersebut. Kerusakan yang terjadi pada
bagian luar kerang tersebut berakibat kepada kerusakan mantel, dan juga memicu respon
yang sama untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

Zat nacre sendiri terdiri atas kalsium karbonat, dalam bentuk mineral aragonite dan
calcite. Lalu ada juga Zat Conchiolon yang tersusun atas protein conchin dan perclucin, yang
kurang lebih berfungsi sebagai perekat pada lapisan-lapisan. Mineral aragonite memiliki sifat
mirip kristal dan conchiolin memiliki sifat berpori. Lalu keduanya digabungkan dengan
lapisan-lapisan yang nyaris transparan, maka terciptalah mutiara yang berkilau.

Seiring waktu, lapisan nacre terus terbentuk, memisah dari bagian tubuh kerang, dan
mutiara pun semakin terbentuk. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali proses tersebut
sangatlah lama bahkan bisa bertahun-tahun untuk dapat membentuk satu buah mutiara.
Selain itu kualitas mutiara tersebut juga bergantung pada kualitas tiram itu sendiri.

Gambar 2.1.1 Tiram dengan mutiara bulat


sempurna
B. BUATAN

Seperti halnya dengan cara alami, tiram melalui proses yang sama. Namun memproduksi
lebih banyak mutiara dan lebih cepat, yaitu dengan proses ternak. Ada 2 cara peternak untuk
menghasilkan tiram bermutiara, yakni dengan menggunakan air asin atau dengan
menggunakan air tawar.

Proses awalnya sama, yakni dengan membiarkan tiram tumbuh selama 2 sampai 3 tahun
dalam kandang yang digantungkan di dalam air yang mendukung kehidupan tiram. Ketika
tiram sudah mencapai usia dewasa, mereka akan digunakan untuk memproduksi mutiara.

Proses selanjutnya yaitu, memilih metode yang ingin digunakan oleh peternak. Jika
menggunakan air asin, maka peternak akan menggunakan bola nuclei. Pada umumnya para
peternak menggunakan cara nuclei, yakni bola-bola dari cangkang kerang remis yang
ditumbuk dan dipoles, yang berdiameter 2,5 sampai 8 mm.

Kebanyakan peternak memilih menggunakan metode nuclei untuk memaksimalkan


kemungkinan terbentuknya mutiara bulat sempurna. Selain itu material inti yang digunakan
perlu memiliki zat-zat yang sama dengan nacre. Supaya bagian intinya akan sulit melebar
cepat ketika dipanaskan, seperti dalam proses pengeboran lubang ketika mutiara akan dibuat
menjadi kalung atau gelang, sehingga lapisan nacre luar lebih kuat dan tidak mudah pecah.

Jika peternak menggunakan metode air tawar, maka penggunaan bola nuclei jarang
digunakan walaupun ada pengecualian dalam tahap membuat mutiara menjadi aksesoris.

Kedua metode tersebut nantinya sama-sama akan berlanjut pada proses yang sama, yakni
proses pengangkatan tiram dari air tawar atau asin tersebut menuju lokasi yang kering dan
teduh selama satu setengah jam. Setelah menunggu selama satu setengah jam, maka secara
otomatis cangkang dari tiram tersebut akan terbuka, peternak akan melebarkan bukaan di
cangkang tiram dengan penahan. Namun jika tiram-tiram tersebut masih tertutup, maka
peternak akan mengembalikan tiram tersebut ke air tawar atau asin tadi dan akan mengulangi
proses yang sama sampai cangkang tiram tersebut terbuka.

Gambar 2.2.1 Pengangkatan Tiram dari air tawar atau asin oleh peternak
Ketika sudah terbuka, tiram akan dipindahkan ke area lain di mana pekerja kemungkinan
akan dengan lembut membuka cangkang lebih lebar lagi. Proses pembukaan cangkang
tersebut tidak boleh dipaksakan, karena jika membuka cangkang tiram terlalu lebar dapat
membunuh tiram tersebut.

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses pembuatan mutiara pada kerang
yang diternakkan dengan menggunakan bola nuclei. Pertama-tama dibuat irisan kecil pada
bagian lunak tubuh tiram peliharaan, supaya dapat memasukkan nuclei bersama jaringan
mantel berbentuk persegi yang diternakkan dari tiram lainnya. Secara umum, satu tiram yang
mati bisa menghasilkan mantel yang cukup untuk 15 kali penanaman, sehingga jaringannya
tetap hidup dan mampu memicu nacre setelah diletakkan selama beberapa jam. Baik nuclei
dan jaringan mantel perlu tetap bersentuhan satu sama lain sehingga bakal mutiara dipastikan
terbentuk.

Begitu juga dengan tiram yang diproses dengan cara biasa, seperti dengan air tawar,
yakni hanya sebagian kecil dari jaringan hidup yang dimasukkan. Selain itu pada peternakan
mutiara dengan air tawar sejumlah puluhan mutiara bisa ditumbuhkan dalam waktu
bersamaan. Sehingga proses peternakan mutiara air tawar lebih murah dibandingkan dengan
mutiara air asin, walaupun hasil akhirnya tidak jauh berbeda. Pada umumnya, mutiara air
asin memiliki hasil atau bentuk mutiara yang bulat sempurna, sementara mutiara air tawar
kebanyakan membentu mutiara lonjong.

Setelah proses penanaman selesai, penahan dilepaskan dan tiram dikembalikan kedalam
air. Proses keseluruhan dapat membuat tiram shock. Oleh karena itu, setelah proses
pembentukan mutiara, tiram perlu di-istirahatkan selama enam minggu. Selanjutnya proses
akan diulang kembali. Tiram perlu di-istirahatkan supaya menghindari shock karena, jika
tiram tidak bertahan hidup akibat shock maka akan mati dan tidak dapat digunakan kembali.

Tiram yang sehat atau selamat dari shock dan proses penanamannya sukses, maka tiram
tersebut bisa diternakkan kembali untuk menghasilkan mutiara selama 5 sampai 6 tahun.
Walau begitu, tiram dengan bola nuclei bisa diambil mutiaranya dalam waktu yang lebih
cepat, antara 6 hingga 12 bulan. Meskipun begitu, faktanya hanya setengah dari tiram yang
dapat bertahan hidup salaam proses dilakukan.

Dari banyaknya mutiara yang berhasil diternak, hanya sekitar 5 persen yang memiliki
kualitas yang cukup tinggi untuk melalui proses selanjutnya, yaitu mengelolah mutiara
tersebut menjadi perhiasan. Selanjutnya, perlu dilakukan seleksi terhadap lebih dari 10.000
mutiara untuk mencari mutiara yang serupa dalam warna, bentuk, dan ukuran dalam
membuat satu kalung saja.
BAB III

KESIMPULAN

A. RANGKUMAN

Kerang merupakan salah satu dari banyak jenis Mollusca yang tak bertulang belakang
dan masuk kedalam hewan bertubuh lunak. Pada umumnya, kerang memiliki 2 cangkang
yang keras untuk melindungi bagian dalam kerang dari objek-objek asing maupun dari
pemangsa.

Kerang sering ditemukan di daerah pesisir pantai. Namun, hanya pada pantai yang
memiliki lumpur pasir dengan kedalaman 4 – 6 meter dan dengan perairan yang tenang.
Selain itu kerang juga dapat ditemukan di daerah muara, hutan mangrove, serta padang
lamun.

Kerang biasanya dikaitkan dengan mutiara yang dihasilkannya. Namun tidak semua
kerang mampu menghasilkan mutiara yang indah itu. Salah satu kerang yang dapat
menghasilkan kerang adalah Tiram. Dalam proses memproduksi mutiara dibutuhkan waktu
yang lama yakni sekitar 3 – 6 tahun. Dan proses pembuatannya dibagi menjadi dua, yakni
secara Alami dan Buatan.

Secara alami, tiram akan mengalami bebrapa fase pembentukan mutiara. Yang pertama
fase dimana tiram berkontak dengan benda-benda asing yang menyebabkan tiram
menghasilkan getah untuk melapisi bagian dalam tiram. Setelah itu getah tersebut menyatu
dengan lapisan-lapisan dalam tiram dalam waktu yang lama sampai akhirnya membentuk
sebuah mutiara yang indah berkilau.

Secara buatan, pertama-tama tiram yang masih muda dibesarkan terlebih dahulu selama
kurang lebih 2 – 3 tahun lamanya. Selanjutnya tiram direndam dalam air tawar maupun air
asin. Jika menggunakan air asin maka akan lebih banyak menggunakan nuclei, begitu juga
sebaliknya. Selanjutnya tiram yang telah direndam diangkat dan dijemur selama satu
setengah jam sampai cangkang tiram terbuka. Lalu, cangkang tiram yang terbuka terdapat
mutiara didalamnya yang nantinya akan diseleksi untuk pembuatan perhiasan.

B. KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya, kerang memiliki banyak variasi dan jenis seperti halnya hewan lain.
Tidak semua kerang dapat menghasilkan mutiara, salah satu yang dapat menghasilkan kerang
adalah tiram. Untuk memproduksi mutiara tiram membutuhkan waktu dan proses yang
panjang. Prosesnya sendiri dibagi menjadi 2 yakni dengan alami maupun buatan. Masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
DAFTAR PUSTAKA

Begini Proses Terbentuknya Mutiara di Dalam Kerang. (2020, Maret 20). Diakses pada Senin 15 Maret,
2021 pukul 13:54, dari indozone.id: https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/5jsn9e/begini-
proses-terbentuknya-mutiara-di-dalam-kerang#:~:text=Terbentuknya%20mutiara%20dimulai
%20saat%20sebutir,yaitu%20lapisan%20pelindung%20di%20sekelilingnya.&text=Kualitas
%20tubuh%20tiram%20juga%20turut%20me

Dwiono, S. A. (2003). PENGENALAN KERANG MANGROVE GELOINA EROSA DAN GELOINA


EXPANSA. Oseana, 33-34.

Keningar, I. (2016, Januari 27). Mutiara Muncul dari Mulut Kerang, Ini Prosesnya. Diakses pada Senin
15 Maret, 2021 pukul 13:56, dari liputan6.com:
https://www.liputan6.com/global/read/2421910/mutiara-muncul-dari-mulut-kerang-ini-prosesnya

Nazier. (2018). Proses Pembentukan Mutiara. Diakses pada Senin 15 Maret, 2021 pukul 14:09, dari
steemit.com: https://steemit.com/nature/@nazier/proses-pembentukan-mutiara

Savitri, E. D. , dan kawan-kawan. (2015). PERIKANAN KERANG. Seri Panduan Perikanan Skala
Kecil, 3-6.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai